LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

Lakip Dispenduk Capil 2016 LKjIP Dispendukcapil 2016 BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Umum.

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. DAFTAR TABEL... iv. IKHTISAR EKSEKUTIF... v

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP)

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

WALIKOTA BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN ANGGARAN 2016

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA BATU

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Umum.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

TUPOKSI DAN URAIAN TUGAS

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA BLITAR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENT ANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Laporan Kinerja. Dinas Kesehatan Kota Blitar

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

User [Pick the date]

BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Praja Wibawa 1950

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MADIUN No Jabatan Tugas :

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran I Matriks Rencana Strategis Tahun 2016-2021 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran II Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Tahun 2016 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran III Perjanjian Kinerja Tahun 2016 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran IV Rencana Kinerja Tahun 2016 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran V Pengukuran Kinerja Tahun 2016 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran VI a. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Tahun 2016 b. Data Angka Pelanggaran Perda Tahun 2016 c. Data Gangguan Ketentraman dan Ketertiban Umum Tahun 2016 d. Data Poskamling Tahun 2016 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran VII Matriks Rencana Strategis Tahun 2017 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran VIII Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Tahun 2017 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran IX Rencana Aksi Tahun 2017 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR

RENCANA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA TAHUN 2018 Lampiran - Lampiran SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR

KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Satuan Polisi Pamong Praja pada Pemerintah Kota Blitar Tahun 2016 wajib dilaksanakan sesuai dengan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan berpedoman pada Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang pedoman penyusunan penetapan kinerja instansi dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah serta acuan yang dipakai merujuk pada Rencana Strategis Tahun 2016-2021 sebagai penjabaran dari RPJMD Kota Blitar yang didalamnya tercantum tujuan dan sasaran Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKj IP ) Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar Tahun 2016 pada dasarnya merupakan gambaran dari hasil-hasil yang dicapai berdasarkan kinerja kegiatan yang dilaksanakan oleh seksi-seksi dan sub bagian di lingkungan berdasarkan program masingmasing. Beberapa sasaran yang belum tercapai menggambarkan bahwa belum terfokusnya kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2016 sebagaimana yang ditetapkan dalam pedoman Rencana Strategis. Pada tahun 2017 ini kekurangan tersebut akan diperbaiki melalui peningkatan kinerja dengan memegang disiplin pelaksanaan Rencana Strategis yang telah disepakati. Koordinasi dan Sinkronisasi kegiatan dengan SKPD lain juga akan ditingkatkan sehingga hasil perumusan kebijakan kepala daerah dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan dalam peningkatan kesejahteran masyarakat Kota Blitar. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP 2016) i

Demikian, semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (L Kj IP) Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar Tahun 2016 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Blitar, 31 Desember 2016 KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR HARIYANTO, SE Pembina Tingkat I NIP. 19600414 198103 1 008 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP 2016) ii

RINGKASAN EKSEKUTIF yang didalamnya terdiri atas seksiseksi dan sub bagian merupakan unsur dari Pemerintah Kota Blitar yang bertugas membantu kepala daerah (Walikota) dalam melaksanakan tugas-tugas penegakan peraturan perundang-undangan daerah serta menciptakan kondisi ketertiban umum, ketentraman masyarakat, dan perlindungan masyarakat yang kondusif di Kota Blitar. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja telah ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kota Blitar di tahun 2014 dengan diterbitkannya Peraturan Walikota Blitar Nomor 46 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja, sebagai lembaga teknis pemerintah daerah dipimpin oleh seorang Kepala Satuan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dengan tugas menegakkan Peraturan daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, menjalankan fungsi sebagai berikut : 1). Penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota, Keputusan Walikota, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. 2). Pelaksanaan kebijakan Penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota. 3). Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Kota Blitar. 4). Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat. 5). Pelaksanaan koordinasi penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota, Keputusan Walikota, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kota Blitar dan / atau aparatur lainnya. 6). Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur dan badan hukum agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah maupun Peraturan Walikota 7). Pengawasan dan pengendalian di bidang penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota, Keputusan Walikota, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. 8). Pelaksanaan pengembangan kemampuan organisasi meliputi pembinaan personil, administrasi umum, ketatalaksanaan, sarana prasarana kerja Satuan Polisi Pamong Praja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP2015) iii

9). Pelaksanaan Standart Pelayanan Minimal (SPM). 10). Penyusunan dan pelaksanaan Standart Pelayanan Publik (SPP) dan Standart Operasional Prosedur (SOP). 11). Palaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan / atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pelayanan. 12). Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. 13). Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat secara berkala melalui website Pemerintah Daerah. 14). Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja. 15). Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya. Tujuan yang hendak dicapai oleh sesuai dengan Rencana Strategis 2016-2021 adalah Menciptakan situasi kondisi masyarakat yang tertib. Untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai tersebut, maka Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar menetapkan 3 (tiga) sasaran tahun 2016-2021 sebagai berikut : 1. Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang tertib ; 2. Meningkatnya penanganan gangguan ketertiban umum ; 3. Meningkatnya fungsi perlindungan masyarakat. Secara umum, Rencana Strategis (RENSTRA) 201 6-2021 Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar telah menetapkan 3 (tiga) sasaran yang menjadi tanggungjawab organisasi. Perumusan keberhasilan pencapaian sasaran jika indikator keberhasilannya dapat diwujudkan. Pada tahun 2016 Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar telah menetapkan 3 (tiga) sasaran yang menjadi tanggung jawab organisasi dan harus capai dalam kurun waktu 1 tahun. Dalam Rencana Kerja Tahun 2016 ditetapkan 7 (tujuh) program. Program ditujukan untuk meningkatkan peran masingmasing seksi-seksi dan sub bagian di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar dalam perumusan kebijakan kepala daerah demi terwujudnya Kota Blitar yang aman, tentram, tertib dan kondusif, sehingga kedepan akan tercipta masyarakat Kota Blitar yang memiliki ketaatan dan kesadaran pada Peraturan Daerah dan Keputusan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP2015) iv

Walikota serta kelancaran kegiatan pemerintah dan masyarakat serta keamanan asset dari segala kerawanan dan gangguan. Laporan Kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun anggaran 2016 oleh masing-masing seksi seksi dan sub bagian dari dana APBD Kota Blitar. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya didukung dengan dana yang cukup memadai. Pada tahun 2016 dengan Jumlah anggaran adalah sebagai berikut : 1. Belanja Tidak Langsung : Rp. 2.393.918.364,00 2. Belanja Langsung : Rp. 5.870.656.900,00 J u m l a h : Rp. 8.264.575.264,00 Adapun penggunaan anggaran tersebut diperuntukkan sebagai upaya guna mewujudkan visi dan misi, yang dituangkan dalam 7 (tujuh) program yaitu : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasana Aparatur; 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur; 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; 5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; 6. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan; 7. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal; Secara keseluruhan pelaksanaan program penyelenggaraan pemerintahan pada selama tahun anggaran 2016 menunjukkan kinerja yang Sangat Berhasil dengan ditandai oleh akumulasi capaian indikator kinerja dari masing-masing kebijakan yang telah dijabarkan sampai pada program dan kegiatan tersebut, menunjukkan bahwa untuk pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh selama tahun 2016 termasuk kategori 1 (satu) dengan nilai capaian kinerja 85,33 % ( delapan puluh lima koma tiga puluh tiga persen). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP2015) v

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI LAMPIRAN - LAMPIRAN i iii vi vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Gambaran Umum Organisasi... 2 C. Maksud dan Tujuan... 9 D. Dasar Hukum... 9 E. Aspek Aspek Strategis... 11 F. Isu Isu Strategis... 11 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA.... 14 A. Rencana Strategis........ 14 B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016.... 15 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 17 A. Pengukuran Capaian Kinerja / Sasaran... 17 B. Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Target dan Realisasi 19 Tahun 2016 C. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 2016 Dengan 26 Target Nasional ( Target SPM ) D. Akuntabilitas Keuangan... 27 E. Prestasi / Penghargaan... 34 BAB IV PENUTUP... 36 A. Kesimpulan... 36 B. Langkah Perbaikan... 37 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP2015) vi

LAMPIRAN - LAMPIRAN : 1. Matriks Rencana Strategis Tahun 2016-2021 2. Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Tahun 2016 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 4. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2016 5. Pengukuran Kinerja Tahun 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP2015) vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Good governance merupakan suatu penyelenggaraan negara yang bertanggung jawab serta efektif dan efisien dengan menjaga kesinergian interaksi diantara institusi negara / pemerintah, sektor swasta / dunia usaha dan masyarakat yang diselenggarakan dengan prinsip clean government yang diartikan sebagai pemerintahan yang bersih, yaitu bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta permasalahan permasalahan lain terkait dengan pemerintahan. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah serta Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah mengatur bagaimana bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam menjaga sinergitas ketiga unsur tersebut yaitu institusi negara / pemerintah, sektor swasta/ dunia usaha dan masyarakat. Laporan kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ). Sedangkan pedoman penyusunan pelaporan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pertanggungjawaban kinerja dapat dicermati dengan menggunakan sistem dan prosedur yang sama, sebagimana sistem dan prosedur yang telah ditetapkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dengan berpedoman pada Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang pedoman penyusunan penetapan kinerja instansi dan pelaporan kinerja instansi pemerintah serta acuan yang dipakai merujuk pada Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar Tahun 2016-2021 sebagai penjabaran dari RPJMD Kota Blitar yang didalamnya tercantum tujuan dan sasaran. 1

Pertanggungjawaban kinerja dimulai dari pengukuran kinerja masingmasing kegiatan/proyek. Selanjutnya dari hasil pengukuran kinerja dilakukan prosedur evaluasi kinerja dimulai dari evaluasi kinerja proyek, evalausi kinerja program dan evaluasi kinerja kebijakan daerah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (L Kj IP) Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar disusun dengan menyajikan informasi kinerja yang terukur atas pencapaian sasaran RENSTRA SKPD, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja. Dengan demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah pada diharapkan dapat menjadi: 1. Umpan balik bagi peningkatan kinerja; 2. Wahana untuk mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab instansi; 3. Daya dorong (supporting unit) bagi SKPD lain untuk menyelenggarakan tugas umum dan pembangunan daerah secara baik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. B. Gambaran Umum Organisasi 1) Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 4 Tahun 2013 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Blitar dijelaskan pada pasal 51 adalah bahwa Satuan Polisi Pamong Praja merupakan bagian perangkat daerah di bidang penegakan peraturan daerah, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Satuan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dengan tugas menegakkan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota, Keputusan Walikota dan menyelenggarakan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Walikota Blitar Nomor 46 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja, sebagai lembaga teknis pemerintah daerah dipimpin oleh seorang Kepala Satuan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dengan tugas 2 menegakkan Peraturan daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta

perlindungan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar menjalankan fungsi sebagai berikut : 1). Penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota, Keputusan Walikota, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. 2). Pelaksanaan kebijakan Penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota. 3). Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Kota Blitar. 4). Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat. 5). Pelaksanaan koordinasi penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota, Keputusan Walikota, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kota Blitar dan / atau aparatur lainnya. 6). Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur dan badan hukum agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah maupun Peraturan Walikota 7). Pengawasan dan pengendalian di bidang penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota, Keputusan Walikota, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. 8). Pelaksanaan pengembangan kemampuan organisasi meliputi pembinaan personil, administrasi umum, ketatalaksanaan, sarana prasarana kerja Satuan Polisi Pamong Praja. 9). Pelaksanaan Standart Pelayanan Minimal (SPM). 10).Penyusunan dan pelaksanaan Standart Pelayanan Publik (SPP) dan Standart Operasional Prosedur (SOP). 11).Palaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan / atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pelayanan. 12).Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. 13).Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat secara berkala melalui website Pemerintah Daerah. 14).Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Satuan Polisi 3

Pamong Praja. 15).Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya. 2) Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 4 Tahun 2013 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Blitar, susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri atas : a. Kepala Satuan b. Sub Bagian Tata Usaha c. Seksi Penegakan Peraturan Perundangan Daerah d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum e. Seksi Perlindungan Masyarakat f. Kelompok Jabatan fungsional Kepala Satuan mempunyai tugas menyelenggarakan, memimpin, mengkoordinasikan, membina, dan mengendalikan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi berdasarkan peraturan perundang undangan dan kebijakan Walikota. Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan. Sub Bagian Tata Usaha melaksanakan tugas : a. melaksanakan penyusunan Rencana Strategis ( Renstra ), Rencana Kerja ( Renja ), dan Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) ; b. melaksanakan penyusunan Rencana Kerja Anggaran ( RKA ) ; c. menyusun dan melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran ( DPPA ) ; d. melaksanakan penyusunan Penetapan Kinerja ( PK ) ; e. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dan penyusunan program / kegiatan ketatausahaan ; f. melaksanakan pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, kehumasan dan keprotokolan ; g. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai ; h. melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan gaji pegawai ; 4

i. melaksanakan verifikasi Surat Pertanggungjawaban ( SPJ ) ; j. melaksanakan pembelian / pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi ; k. melaksanakan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi ; l. melaksanakan kebijakan pengelolaan barang milik daerah ; m. mengusulkan penataan organisasi, tata laksana, dan produk hukum lainnya ; n. mengkoordinasikan pelaksanaan dan pelaporan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ); o. mengkoordinasikan penyusunan tindak lanjut hasil pemeriksaan ; p. memfasilitasi dan mengkoordinasikan penyusunan Standar Operasional Prosedur ( SOP ) ; q. menyusun dan melaksanakan Standar Pelayanan Publik ( SPP ) ; r. melaksanakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP ) ; s. memfasilitasi penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat ( IKM ) da n atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara perodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan ; t. menyusun Laporan akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota ( LKPJ ), dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ( LPPD ) ; u. melaksanakan pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat ; v. menyiapkan data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat secara berkala melalui sub domain website Pemerintah Daerah ; w. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas ; x. menyelenggarakan koordinasi dengan unit organisasi terkait bidang ketatausahaan ; y. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja sesuai bidang tugasnya. 5

Seksi Penegakan Peraturan Perundangan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Penegakan Peraturan Perundangan Daerah yang dalam melaksanakan tugasnya beradadi bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan. Seksi Penegakan Peraturan Perundangan Daerah melaksanakan tugas : a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dan penyusunan program / kegiatan Penegakan Peraturan Perundangan Daerah; b. menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan rencana program / kegiatan Penegakan Peraturan Perundangan Daerah; c. menyiapkan, mengumpulkan dan mengkaji peraturan perundangan daerah dalam rangka penegakan peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan walikota ; d. menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang penegakan peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan walikota ; e. mengikuti proses penyusunan peraturan perundang undangan ; f. melaksanakan kegiatan pembinaan dan penyebarluasan produk hukum daerah dalam rangka penegakan peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan walikota ; g. menyiapkan data sebagai bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria penegakan peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan walikota ; h. menyiapkan bahan dan melakukan tindakan penertiban nonjustisial terhadap warga masyarakat, aparatur atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah. Peraturan walikota, keputusan walikota ; i. melaksanakan penyidikan dan penindakan terhadap pelanggaran peraturan daerah. Peraturan walikota, keputusan walikota ; j. menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian dalam rangka penegakan peraturan daerah, peraturan walikota, dan keputusan walikota ; k. melaksanakan pembinaan dan penongkatan kualitas sumber daya Polisi Pamong Praja dan PPNS ; l. Penyusunan dan pelaksanaan Standar Operasional Prosedur ( SOP ) ; 6

m. melaksanakan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan kegiatan penegakan peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan walikota ; n. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja sesuai bidang tugasnya. Seksi Ketentraman dan Ketertiban umum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum melaksanakan tugas : a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dan penyusunan program / kegiatan Ketentraman dan Ketertiban Umum ; b. menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan rencana program / kegiatan Ketentraman dan Ketertiban Umum ; c. membantu pengamanan dan pengawalan tamu VVIP termasuk pejabat negara dan tamu negara ; d. melaksanakan pengamanan dan penertiban aset Pemerintah Kota litar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan ; e. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan umum kepala daerah ; f. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah dan / atau kegiatan yang berskala massal ; g. menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang ketertiban umum ; h. melaksanakan kegiatan pembinaan di bidang ketertiban umum ; i. menyiapkan data sebagai bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang ketertiban umum ; j. menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang ketentraman dan ketertiban umum ; k. melaksanakan pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya personil ketertiban umum ; l. melaksanakan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan kegiatan di bidang ketertiban umum ; m. pelaksanaan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja sesuai bidang tugasnya. 7

Seksi Perlindungan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan. Seksi Perlindungan Masyarakat melaksanakan tugas : a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dan penyusunan program / kegiatan Perlindungan Masyarakat ; b. menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan program / kegiatan kesiagaan terhadap perlindungan masyarakat ; c. menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja terkait dalam rangka kesiagaan terhadap perlindungan masyarakat ; d. menyiapkan bahan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam rangka meningkatkan pemasyarakatan sistem keamanan lingkungan ; e. melaksanakan pemberdayaan masyarakat di bidang perlindungan masyarakat ; f. mengembangkan dan mengelola sistem informasi manajemen perlindungan masyarakat ; g. mengembangkan jaringan kerja perlindungan hak sipil bersama institusi terkait dan kelompok komunitas masyarakat ; h. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi dengan instansi terkait dan lembaga masyarakat dalam rangka perlindungan masyarakat ; i. melaksanakan kegiatan pembinaan perlindungan masyarakat secara terpadu ; j. Menyiapkan data sebagai bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perlindungan masyarakat ; k. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang perlindungan masyarakat ; l. Melaksanakan pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya personil perlindungan masyarakat ; m. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan kegiatan di bidang perlindungan masyarakat ; n. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja sesuai bidang tugasnya. Sedangkan struktur organisasi digambarkan sebagai berikut : 8

KEPALA SATUAN SUB BAGIAN TATA USAHA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PENEGAKAN PERATURAN PERUNDANGAN DAERAH SEKSI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SEKSI PERLINDUNGAN MASYARAKAT C. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar Tahun 2016, dengan tujuan : a. Bahan evaluasi akuntabilitas kinerja oleh pemerintah daerah maupun masyarakat ; b. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai ; c. Memberikan informasi guna penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang ; d. Sebagai bahan penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang ; e. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya ; f. Sebagai media dalam upaya menyempurnakan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik ( good governance ) menuju pemerintahan yang bersih ( clean government ), dan untuk memenuhi tiga pilar utama tata kelola pemerintahan yang baik yaitu akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi melalui penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ). D. Dasar Hukum 1. Undang undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara 9

yang bersih dan benas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme ; 2. Undang undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ; 3. Undang undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ; 6. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ; 7. Instruksi Presiden Nomor 07 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah ; 10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ; 11. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 2 Tahun 2010 tentang RPJPD Kota Blitar Tahun 2005-2025 ; 12. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 2 Tahun 2016 tentang RPJMD Kota Blitar Tahun 2016-2021 ; 13. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 4 Tahun 2013 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Blitar ; 14. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 7 Tahun 2015 tentang APBD Kota Blitar Tahun Anggaran 2016 ; 15. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 3 Tahun 2015 tentang P - APBD Kota Blitar Tahun Anggaran 2016 ; 16. Peraturan Walikota Blitar Nomor 53 Tahun 2016 tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2016 ; 17. Peraturan Walikota Blitar Nomor 46 Tahun 2016 tentang Penjabaran P - 10

APBD Tahun Anggaran 2016. E. Aspek Aspek Strategis Dalam rangka menjalankan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar sesuai dengan Undang undang Nomor 23 Tahun 2014, Satuan Polisi Pamong Praja berkewajiban melaksanakan pembangunan di bidang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Satuan polisi pamong praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman, serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat ( Undang undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 255 ayat 1 ). Satuan Polisi Pamong Praja diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan penegakan perda dan perkada, gangguan ketertiban umum serta peran serta masyarakat dalam perlindungan masyarakat. memiliki faktor faktor strategis yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan kendala kendala dalam pelaksanaan penegakan perda dan perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat sebagai berikut : 1. Kerjasama dengan kecamatan dan kelurahan dalam penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang sudah terjalin lebih ditingkatkan ; 2. Kerjasama antar SKPD dalam penegakan Perda dan Perkada lebih diintensifkan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing masing ; 3. Penyebarluasan produk hukum daerah di tingkat kecamatan dan kelurahan melalui kegiatan rutin ; 4. Penguatan penyelidikan dan penyidikan dengan bekerjasama dengan SKPD dan lintas instansi ; 5. Penyatuan kegiatan kerjasama dalam penyelenggaraan linmas di tingkat kecamatan dan kelurahan. F. Isu - Isu Strategis Berdasarkan hasil analisis permasalahan di bidang penegakan perda dan perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat, maka dapat dirumuskan isu isu strategis yang harus diselesaikan oleh sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah 11

Isu strategis dalam penyelenggaraan penegakan peraturan daerah di Kota Blitar adalah : Masih tingginya angka pelanggaran perda di Kota Blitar Penegakan peraturan daerah terkait dengan pelanggaran lingkungan hidup dan tata ruang horisontal yang masih berpotensi menimbulkan konflik sosial Terbatasnya PPNS penegak Perda yang dimiliki oleh Satuan Polisi Pamong Praja Adanya interpretasi yang berbeda terhadap penegakan Perda 2. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum Isu strategis dalam penyelenggaraan ketertiban umum di Kota Blitar adalah : Belum adanya Peraturan Daerah / Peraturan Kepala Daerah yang mengatur tentang ketertiban umum Masih tingginya gangguan ketertiban umum Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 3. Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat Isu strategis dalam penyelenggaraan perlindungan masyarakat di Kota Blitar adalah : Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam fungsi perlindungan masyarakat Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola poskamling yang sudah ada Masih rendahnya kesadaran masyarakat bahwa menjaga ketertiban umum adalah tanggung jawab bersama. Selain isu isu strategis di atas hal yang juga berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja adalah jumlah personil / anggota Satuan Polisi Pamong Praja. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Satuan Polisi Pamong Praja membutuhkan jumlah personil yang memadai. Pengaturan dan penetapan jumlah Satuan Polisi Pamong Praja telah diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Penetapan Satuan Polisi Pamong Praja, dan dari hasil analisa jumlah idealnya sejumlah serendah rendahnya 150 PNS dan setinggi tingginya 250 PNS. Padahal kondisi saat ini 12

jumlah personil Satpol PP adalah 38 PNS dan 12 PTT, dengan kesimpulan bahwa Satpol PP Kota Blitar masih kekurangan personil. Tetapi dengan adanya rekruitmen tenaga keamanan kantor sejumlah 170 personil dapat dikatakan kebutuhan personil sudah tercukupi sehingga Satpol PP Kota Blitar dapat menjalankan tugasnya secara optimal. 13

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis Rencana Strategis adalah merupakan proses sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif dan pengorganisasian secara sistematis usaha-usaha pelaksanaan keputusan tersebut serta mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan sistematik. Visi Kota Blitar sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kota Blitar Tahun 2016 2021 adalah : Masyarakat Kota Blitar Semakin Sejahtera melalui APBD Pro Rakyat pada Tahun 2021 Adapun Misi Kota Blitar tahun 2016 2021 adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan aktualisasi nilai-nilai religius dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Meningkatkan kualitas SDM yang cerdas dan berdaya saing tinggi. 3. Meningkatkan kemandirian ekonomi yang berorientasi pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan. 4. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berbasis sistem pelayanan berkualitas dan partisipatif. 5. Meningkatkan keharmonisan sosial dengan semangat rukun agawe santoso. 6. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan professional. Sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dari Pemerintah Kota Blitar, akan secara aktif ikut mewujudkan Visi dan Misi Kota Blitar 5 tahun kedepan dengan tetap berorientasi pada hasil yang ingin dicapai sampai dengan tahun 2016 yang secara sistematis dan berkesinambungan harus memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Untuk itu Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar perlu menata semua komponen yang terlibat dalam mendukung pelaksanaannya baik personil, sarana prasarana, anggaran yang tersedia serta piranti lunak lainnya untuk dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Penataan komponen pendukung salah satunya dapat dilakukan melalui penyusunan rencana program kerja tahunan SKPD dengan menetapkan Visi, Misi dan Program Kerja yang akan dipedomani sebagai dasar pelaksanaan tugas pokok 14

dan fungsi bagi personil dalam mengoperasionalkan semua potensi yang ada guna mewujudkan hasil yang direncanakan. Dengan pertimbangan di atas, maka Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar dapat menyusun Rencana Strategis untuk Tahun 2016-2021 sebagai pedoman dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pada Tahun Anggaran 2016 sampai dengan 2021 dengan memuat tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategi serta program dan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan sampai dengan tahun 2021. Adapun Rencana Strategis Tahun 2016 2021 secara terperinci sebagaimana dalam Lampiran. 1 LKj IP 2016 Matriks Rencana Strategis Tahun 2016 2021. B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari tujuan, sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategik, yang akan dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja Tahun 2016 dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen bagi SKPD untuk mencapai dan melaksanakannya dalam tahun 2016. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Satuan Polisi Pamong Kota Blitar adalah pernyataan komitmen pimpinan sebagai penerima amanah untuk mewujudkan janji mencapai kinerja tertentu yang telah disepakati bersama. Perjanjian kinerja tahun 2016 juga merupkan penjabaran dari sasaran dan program tahun ke -1 yang telah ditetapkan dalam RENSTRA SKPD Tahun 2016 2021. Perjanjian kinerja Tahun 2016 tersebut merupakan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh Indikator Kinerja Utama. Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Pemerintah Kota Blitar telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah dan masing masing Satuan Kerja Perangkat 15

Daerah melalui Keputusan Walikota Blitar Nomor : 24 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Tahun 2016. Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Satuan Polisi Pamong Praja Tahun 2016 sebagaimana dalam tabel berikut : No Kinerja Utama / Sasaran Strategis 1. Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang tertib Indikator Kinerja Utama Angka pelanggaran Perda Penjelasan / Formulasi Penghitungan Angka pelanggaran perda tahun berkenaan Penanggung Jawab Seksi Penegakan Peraturan Perundangan Sumber Data Laporan pelanggaran Perda daerah 2. Meningkatnya penanganan gangguan ketentraman ketertiban umum dan 3. Meningkatnya fungsi perlindungan masyarakat gangguan ketentraman dan ketertiban umum yang terselesaikan sesuai prosedur poskamling aktif (Jumlah gangguan ketertiban umum yang terselesaikan sesuai prosedur / Jumlah gangguan ketertiban umum ) x 100 % ( Jumlah poskamling aktif / Jumlah poskamling ) x 100 % Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum Seksi Perlindungan Masyarakat Laporan gangguan ketentraman dan ketertiban umum Data poskamling Perjanjian kinerja pada Tahun 2016 ada 3 tingkatan yaitu 1) Perjanjian kinerja antara Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dengan Walikota Blitar 2). Perjanjian kinerja antara Eselon IV dengan dengan Kepala dan 3). Perjanjian kinerja antara staf dengan Eselon IV. Untuk perjanjian kinerja antara Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dengan Walikota yang selanjutnya disebut sebagai perjanjian kinerja organisasi terdapat dalam Lampiran 3 LKj IP 2016. Adapun Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2016 secara terperinci sebagaimana dalam Lampiran 4 LKj IP 2016 16

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar selaku pengemban amanah masyarakat berkewajiban melaporkan hasil kinerjanya melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2003 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2016-2021 maupun Renja Tahun 2016 dimana penganggarannya telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Blitar No. 7 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016 dan juga Peraturan Walikota Blitar Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penjabaran APBD Tahun 2016. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah daerah. A. Pengukuran Capaian Kinerja / Sasaran Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi pemerintah daerah. Capaian indikator kinerja utama (IKU) diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Dalam laporan ini, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing - masing 17

indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2016-2021 maupun Renja Tahun 2016. Pengukuran capaian kinerja tersebut dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi kinerja tahun 2016, realisasi kinerja tahun 2016 dengan realisasi kinerja tahun 2015. Adapun cara menghitung capaian indikator kinerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1. Rumus 1 : Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus sebagai berikut : Realisasi tingkat capaian = X 100 % Rencana 2. Rumus 2 : Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin rendah, maka digunakan rumus sebagai berikut : Rencana ( Realisasi Rencana ) tingkat capaian = X 100 % Rencana Sedangkan pemberian atribut pada capaian masing masing indikator kinerja, dengan kriteria yaitu : No Nilai Capaian Kinerja Pemberian Atribut % Keterangan 1. 85 % s.d 100 % Delapan puluh lima persen sampai dengan seratus persen 2. 70 % s.d < 85 % Tujuh puluh persen sampai dengan kurang dari delapan puluh lima persen 3. 55 % s.d < 70 % Lima puluh lima persen sampai dengan kurang dari tujuh puluh persen 4. < 55 % Di bawah lima puluh lima persen Sangat Berhasil Berhasil Cukup Berhasil Tidak Berhasil 18

B. Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Target dan Realisasi Tahun 2016 Analisis dan evaluasi telah dilakukan guna penyempurnaan /perbaikan perencanaan dan penanganan atau peningkatan kinerja di masa mendatang. Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2016 merupakan analisis terhadap komitmen Satuan Polisi Pamong Praja guna mencapai target kinerja sesuai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen Indikator Kinerja Utama dan Perjanjian Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar yang ditunjukkan dalam tabel berikut : NO KINERJA UTAMA / SASARAN STRATEGIS 1. Terciptanya situasi masyarakat tertib 2. Meningkatnya penanganan gangguan ketentraman kondisi yang dan ketertiban umum 3. Meningkatnya fungsi perlindungan masyarakat INDIKATOR KINERJA UTAMA Angka pelanggaran perda gangguan ketentraman dan umum ketertiban terselesaikan yang sesuai prosedur poskamling aktif TARGET TAHUN 2016 366 pelanggaran REALISASI TAHUN 2016 322 pelanggaran % CAPAIAN 87,98 % 81 % 55,02 % 67,93 % 71 % 71,08 % 100,08 % Penjabaran analisis dan evaluasi capaian kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar pada tahun 2016 adalah sebagai berikut. a. Sasaran 1 : Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang tertib, mempunyai 1 indikator kinerja dan mendapat nilai capaian sasaran sebesar 87,98 % dengan rincian sebagai berikut : 19

Indikator Kinerja Target Realisasi % 2016 2016 1 Angka pelanggaran perda 366 322 87,98 Keterangan : 1. Jumlah pelanggaran perda selama tahun 2016 sebanyak 322 pelanggaran 2. Pada indikator kinerja angka pelanggaran perda terealisasi 322 pelanggaran dari target sebesar 366 pelanggaran. Untuk indikator ini dapat dikatakan sangat berhasil. Pada tahun 2016 ini sebenarnya ada 639 pelanggaran dari 10 Perda yang menjadi obyek pengawasan Satuan Polisi Pamong Praja. Tetapi karena pada penentuan target pelanggaran perda menggunakan data tahun 2015 dimana pada tahun tersebut jumlah perda yang diawasi adalah 5 perda, maka yang kami laporkan dalam pencapaian kinerja adalah 5 perda sehingga jumlah pelanggaran perda sebanyak 322 pelanggaran. 3. Kendala yang dihadapi : # Angka pelanggaran perda masih tinggi # Sanksi yang tertuang di dalam pasal perda belum dapat ditegakkan secara paripurna # Kesadaran masyarakat tentang kepatuhan terhadap Perda dan Perwali belum optimal 4. Action plan : # Melaksanakan operasi penertiban pelanggaran perda # Melaksanakan rapat koordinasi pelaksanaan penegakan perda dengan instansi terkait # Melaksanakan operasi gabungan dengan instansi terkait b. Sasaran 2 : Meningkatnya penanganan gangguan ketertiban umum, mempunyai 1 indikator kinerja dan mendapat nilai capaian sasaran sebesar 67,93 % dengan rincian sebagai berikut : Indikator Kinerja 1 gangguan ketertiban umum yang terselesaikan sesuai prosedur Target 2016 Realisasi 2016 % 81 % 55,02 % 67,93 20

Keterangan : 1. Jumlah gangguan ketertiban umum selama tahun 2016 sebanyak 4013 gangguan dan terselesaikan sebanyak 2208 gangguan ( data terlampir ) 2. Pada indikator kinerja prosentase gangguan ketertiban umum yang terselesaikan sesuai prosedur tercapai 55,02 % dari target sebesar 81 %. Untuk indikator ini dapat dikatakan cukup berhasil. Kondisi ini belum bisa dikatakan berhasil karena masih jauh dari target yang telah ditetapkan. 3. Kendala yang dihadapi : # Belum adanya perda tentang ketertiban umum # Potensi kerawanan ketertiban umum semakin meningkat sejalan dengan perkembangan perkotaan 4. Action plan : # Melaksanakan patroli dan operasi gangguan ketertiban umum # Lebih mengintensifkan patroli gabungan dengan instansi terkait di bidang ketertiban umum c. Sasaran 3 : Meningkatnya fungsi perlindungan masyarakat, mempunyai 1 indikator kinerja dan mendapat nilai capaian sasaran sebesar 100,08 % dengan rincian sebagai berikut : Indikator Kinerja Target 2016 Realisasi 2016 % 1 poskamling aktif 71 % 71,06 % 100,08 Keterangan : 1. Jumlah poskamlimg aktif pada tahun 2016 sebanyak 248 poskamling dengan jumlah seluruh poskamling sebanyak 349 poskamling ( data terlampir ) 2. Pada indikator kinerja prosentase poskamling aktif tercapai 71,06 % dari target 71 % dan ini dapat dikatakan sangat berhasil karena adanya patroli sistem keamanan lingkungan yang dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja secara rutin sehingga masyarakat mempunyai semangat yang besar untuk mengaktifkan poskamling yang ada di lingkungannya. 21

3. Kendala yang dihadapi : # Dari anggota Satlinmas yang ada belum seluruhnya mendapatkan pelatihan # Dari anggota satlinmas yang ada belum sepenuhnya paham akan peran mereka dalam menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan 4. Action plan : # Melaksanakan patroli sistem keamanan lingkungan secara kontinyu # Lebih mendorong peran aktif anggota satlinmas dalam menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan Keberhasilan / kegagalan pencapaian target pada Perjanjian Kinerja tahun 2016 ditunjukkan dalam tabel di bawah ini : Tabel Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Target dan Realisasi Tahun 2016 Sasaran Strategis Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang tertib Meningkatnya penanganan gangguan ketertiban umum Meningkatnya fungsi perlindungan masyarakat Indikator Kinerja Angka pelanggaran perda gangguan ketertiban umum yang terselesaikan sesuai prosedur poskamling aktif Rata rata Keberhasilan Pencapaian Sasaran Strategis Capaian Sangat 2016 Berhasil 87,98 % Berhasil Cukup Berhasil 67,93 % 100,08 % 85,33 % SANGAT BERHASIL Tidak Berhasil Berdasarkan akumulasi capaian indikator kinerja dari masing-masing kebijakan yang telah dijabarkan sampai pada program dan kegiatan tersebut, menunjukkan bahwa untuk pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Blitar selama tahun 2016 termasuk kategori 1 (satu) dengan nilai capaian kinerja 85,33 % (delapan puluh lima koma tiga puluh tiga persen). Adapun perbandingan data kinerja antara realisasi kinerja tahun 2014, tahun 2015 dengan tahun 2016 untuk setiap indikatornya adalah sebagai berikut. 22

Tabel Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2014-2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Renstra Realisasi Capaian Kinerja 2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang tertib 2. Meningkatnya penangan gangguan ketertiban umum 3. Meningkatnya fungsi perlindungan masyarakat Angka pelanggaran Perda gangguan ketentraman dan ketertiban umum yang terselesaikan sesuai prosedur poskamling aktif - - 366-374 322 - - 87,98 % 78 % 80 % 81 % 94,49 % 64 % 65 % 71 % 73,31 % 94,80 % 70,77 % 55,02 % 71,06 % 121,14 % 116,37 % 118,5 % 108,88 % 67,93 % 100,08 % Dari perbandingan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Indikator angka pelanggaran perda belum dapat disimpulkan karena indikator ini baru muncul pada tahun 2016. Tetapi pada tahun 2016 indikator ini belum tercapai karena angka pelanggaran perda jauh di atas target yang telah ditetapkan. 2. Pada indikator kinerja prosentase gangguan ketertiban umum yang terselesaikan sesuai prosedur tahun 2014 dan 2015 capaian kinerjanya lebih baik daripada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena belum ada peraturan yang mengatur tentang ketertiban umum. 3. Untuk indikator poskamling aktif tahun 2014 dan 2015 capaian kinerjanya lebih tinggi daripada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena patroli sistem keamanan lingkungan yang telah dilaksanakan belum berjalan dengan efektif. Dari analisis diatas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan keterkaitan dalam pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) tahun 2016 dapat dikatakan Sangat Berhasil walaupun masih ada beberapa hambatan dalam pelaksanaannya. Untuk dimasa mendatang perlu ditingkatkan lagi sehingga akan dapat diperoleh hasil 23