BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB I PENDAHULUAN. tempat pariwisata yang menarik. Berdasarkan data. Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, hingga bulan September 2011 sudah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang berada pada sistem perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh.

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1-2 (Badan Pusat Statistik 2010)

DESAIN INTERIOR I PERANCANGAN RUANG PENJUALAN D W I R E T N O S A., M. S N

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ritel dewasa ini di Indonesia semakin pesat, data terakhir

BAB I PENDAHULUAN. besar yang terus berkembang, laju pertumbuhan perekonomian serta

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini seringkali disebabkan oleh keseragaman target market yang dimiliki bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan berbagai barang konsumsi sehari-hari, mengalami. peningkatan dalam waktu-waktu belakangan ini.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk memberikan perbedaan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini belum juga menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. terhadap consumer purchase intention Mega Prima swalayan. Korelasinya

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan Store Atmosphere Pada Arena Experince Clothing Bandung.

Jumlah Restoran dan Kafe

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan di Indonesia diikuti pula dengan. perkembangan di bidang ekonomi. Sejalan dengan kemajuan tersebut

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil penelitian dengan menggunakan data primer menunjukan bahwa. Probabilitas signifikansinya sebesar

BAB I PENDAHULUAN. para penikmat kopi dimanapun ia berada. Saat ini sebagian masyarakat memiliki minat

Tabel 1.1 Jenis Industri Kreatif Fashion di Kota Bandung

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Situasi ekonomi dewasa ini sangat berkembang pesat. Persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari bertumbuhnya bisnis-bisnis ritel modern yang bergerak dipusat-pusat

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada era globalisasi membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere terhadap Impulse Buying. pada Konsumen Toko Naughty Plaza Andalas Padang.

BAB 1 PENDAHULUAN. (

III. METODE PENELITIAN. lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku (Nazir,

BAB I PENDAHULUAN. bahkan detik. Perkembangan perkembangan teknologi ini terjadi di setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Retailing (eceran) adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan membangun pendidikan akan berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. signifikan. Pada tahun 2014 tercatat jumlah perguruan tinggi di Indonesia sebanyak 3.483

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisatanya dan merupakan kota pelajar di Indonesia. Hal itu yang membuat UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu industri yang paling dinamis saat ini, pemilik

BAB II KERANGKA TEORI. atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

Gambar 1.1 Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia 2015 Sumber : Dirjen Pendidikan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laju perkembangan suatu rumah tangga perusahaan dalam rangka pembangunan bangsa ditentukan oleh kemampuan investasi, mutu produksi, efisiensi dan efektifitas manajemen, kemampuan bersaing dalam pemasaran, mutu pelayanan, dan profesionalisme. Semua ini berfokus pada sumber daya manusia yang dibentuk melalui jasa pendidikan. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga yang secara formal diserahi tugas dan tanggung jawab mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengisi kebutuhan masyarakat akan tersedianya tenaga ahli dan terampil dengan tingkat dan jenis kemampuan yang sangat beragam. Model pengelolaan lembaga perguruan tinggi dapat disetarakan dengan model bisnis jasa. Perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia saat ini tumbuh subur bagaikan jamur dimusim hujan. Tentu saja, pertumbuhan jumlah PTS yang signifikan itu menimbulkan persaingan yang tinggi diantara pelakunya. Dibandingkan dengan PTN yang jumlahnya hanya 82 buah, PTS di Indonesia hadir dalam jumlah yang luar biasa, yakni 2.746 PTS. Jika dicermati, tingginya jumlah PTS di Indonesia merupakan akibat terlalu mudahnya pemerintah memberikan izin pendirian perguruan tinggi tanpa memperhatikan program studi yang dibuka, kebutuhan masyarakat, sarana, dan prasarana pendidikan, serta beragam faktor lainnya. Disisi lain pemerintah tidak optimal dalam mengevaluasi perguruan tinggi yang sudah didirikan, termasuk mengevaluasi pengajar, dan program studi. Hal itu pada gilirannya telah menyeret PTS pada persoalan kesulitan bertahan hidup, lantaran mulai ditinggalkan masyarakat. Hal lain, kini PTS harus bersaing secara tidak sehat dengan perguruan tinggi negeri (PTN) yang sangat mudah membuka program studi serta menyediakan beragam jalur, ditengah 1

2 rendahnya angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi di Indonesia. Berdasarkan data, dari 28 juta penduduk Indonesia berusia 24-29 tahun yang seharusnya mengenyam pendidikan tinggi, sampai saat ini baru 4,3 juta orang yang menjadi mahasiswa (17,2%). Pemerintah menargetkan APK perguruan tinggi bisa mencapai 18 % atau membutuhkan tambahan 180.000 mahasiswa baru hingga tahun 2009. Sementara jumlah PTS saat ini telah melebihi kebutuhan masyarakat dan pertumbuhan calon mahasiswa baru (sumber:www.surakaryaonline.com). Saat ini jumlah perguruan tinggi dan sederajat di Jawa Barat sudah mencapai jumlah yang banyak. Berikut data jumlah perguruan tinggi Swasta berdasarkan data Kopertis IV Jawa Barat. Tabel 1.1 Jumlah Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Barat Bentuk PTS Jumlah PTS Universitas 46 Institut 6 Sekolah Tinggi 235 Akademik 156 Politeknik 31 JUMLAH 474 Sumber : Kopertis Wilayah IV (Jawa Barat). Bandung sebagai ibu kota propinsi Jawa Barat, ternyata menjadi incaran bagi perorangan untuk mendirikan sekolah atau perguruan tinggi swasta. Misalnya, 51% sekolah tinggi terpusat di Bandung, disusul dengan akademi 21%, politeknik 12%, universitas 13%, dan institut 2%, maka tidaklah heran apabila persaingan PTS di Bandung tergolong tinggi. Store atmosphere sebuah universitas dapat dijadikan daya tarik calon mahasiswa untuk masuk ke universitas tersebut. Unisba dengan lahan yang terbatas berusaha memberikan perhatian dengan warna gedung yang mencolok dan penempatan mesjid yang berlokasi di depan yang tentunya menjadi sesuatu hal yang tidak biasanya dibandingkan dengan universitas lain. Universitas

3 Muhammadiyah Malang merupakan kampus eksotik yang dibangun di atas lahan sesuai topografi tanah yang berbukit, berlembah, berkolam, tumbuh aneka vegetasi tanaman yang hijau-rimbun, serta dibelah sungai Brantas berjajar rerimbunan pohon bambu, hijau, asri, indah, teduh dan nyaman untuk belajar (sumber:b4rn3d.student.umm.ac.id). Contoh lain adalah kampus Universitas Diponegoro Semarang yang memiliki kampus yang teduh dan asri hingga perlu dibentuk tim khususn untuk menangani pengelolaan sampah, drainase, transportasi kampus dan luar kampus seperti taman, trotoar, serta penghijauan. Dengan slogan Undip Rumah Kita bertujuan untuk menciptakan suasana kampus yang lebih nyaman. (www.suaramerdeka.com) Universitas Widyatama sebagai salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung, berupaya serius dan konsisten mewujudkan suatu sistem pelayanan pendidikan dengan standard ISO-9001: 2000. Dengan motto Friendly Campus for Business Pro, berarti Universitas Widyatama juga harus mampu memberikan suatu sajian pendidikan yang berkualitas yang tentunya harus ditunjang dengan fasilitas yang lebih baik. Univeristas Widyatama dengan store atmosphere yang ada seperti fasilitas ruangan, laboratorium, perpustakaan, wireless, area parkir, food court diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Karena apabila tidak, maka hal ini akan menimbulkan sikap negatif bagi mahasiswa yang dapat berakibat kurangya motivasi belajar bahkan menimbulkan pindahnya mahasiswa ke lembaga pendidikan lain. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh Wina Alfarisi (2010) terdapat 15 orang mahasiswa Widyatama yang mengundurkan diri dengan alasan akan melanjutkan di perguruan tinggi dekat tempat tinggal (6 orang), adanya perguruan tinggi yang memiliki biaya lebih murah (6 orang), menemukan perguruan tinggi yang melakukan promosi lebih menarik (2 orang), dan karena tidak mendapatkan perhatian atau pelayanan yang baik (1 orang). Melihat fenomena di atas, maka penerapan store atmosphere Universitas Widyatama yang baik akan memberikan keuntungan kompetitif bagi Univeristas Widyatama. Oleh sebab itu, diadakan penelitian tentang elemen-elemen store

4 atmosphere Universitas Widyatama manakah yang perlu diperbaiki agar nilai yang dirasakan konsumen (customer perceived Value) terhadap elemen tersebut menjadi positif dan menambah motivasi belajar. Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Store atmosphere Universitas Widyatama yang Mempengaruhi Motivasi belajar. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap Store atmosphere di Universitas Widyatama? 2. Faktor apa yang paling dominan dapat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa? 3. Seberapa besar pengaruh faktor dominan terhadap motivasi belajar? 1.3 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menempuh ujian sidang sarjana pada Fakultas Bisnis & Manajemen, jurusan Manajemen S-1, Universitas Widyatama. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap motivasi belajar 2. Mengetahui faktor yang paling dominan dapat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor dominan terhadap motivasi belajar

5 1.5 Kegunaan Penelitian Melalui penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat berguna bagi : 1. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis tentang teori-teori yang telah di pelajari selama perkuliahan terutama tentang store atmosphere Universitas Widyatama. 2. Bagi Widyatama Hasil dari penelitian ini di harapakan menjadi masukan yang berarti bagi Widyatama dalam membuat strategi pemasaran, khususnya store atmosphere Universitas Widyatama sehingga strategi tersebut dapat berhasil dalam memberikan nilai lebih dan motivasi belajar. 3. Bagi rekan mahasiswa dan pembaca Semoga hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat menjadi referensi penulisan khususnya mengenai store atmosphere universitas widyatama. 1.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Dalam menghadapi persaingan dalam suatu bisnis, yang harus dilakukan perusahaan adalah memberikan suatu yang menarik konsumen agar mau mengunjungi, melakukan pembelian, merasa puas, dan pada akhirnya melakukan pembelian ulang. Salah satunya adalah dengan cara menampilkan Store Atmosphere yang kuat dan kreatif yang merupakan perpaduan unsur-unsur tampilan di dalam maupun di luar dengan segala suasananya. Diharapkan konsumen akan datang dan tidak akan beralih pada pesaing. Adapun pengertian Store Atmosphere menurut Berman dan Evans (2004;454): Atmosphere refers to the store s physical characteristics that project an image and draw customer. Berdasarkan pengertian di atas, penulis berpendapat bahwa Store Atmosphere merupakan perpaduan unsur-unsur penampilan dari suatu toko yang

6 dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Pendapat Sutisna (2001:23) mengenai Store Atmosphere yaitu Suasana (Atmosphere) yaitu kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik toko, dekorasi, dan lingkungan sekitarnya. Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa store atmosphere dapat menciptakan kesan yang santai atau sibuk, kesan mewah efisiensi, sikap ramah ataupun dingin, terorganisir atau kacau, dan suasana hati menyenangkan atau serius. Store Atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Menurut Berman dan Evans (2004;455): Gambar 1.1 Elemen-elemen Store Atmosphere Exterior Store Layout Atmosphere Created by General Interior Interior Display Sumber: Berman dan Evans (2004;445) 1. Exterior Exterior sebuah toko mempunyai pengaruh yang kuat terhadap citra toko dan harus direncanakan secara matang. Konsumen terkadang menilai sebuah toko dari bagian depannya. Bagian depan sebuah toko merupakan keseluruhan physical exterior dari sebuah toko. Yang termasuk dalam exterior adalah pintu masuk, jendela, teras, papan nama toko, dan konstruksi material lainnya.

7 2. General Interior Saat kosumen memasuki dalam sebuah toko, maka banyak elemen-elemen yang mempengaruhi persepsi mereka. Lampu yang terang dengan vibrant colors dapat memberikan kontribusi terhadap suasana yang berbeda daripada penerangan dengan lampu yang remang. Suara dan aroma dapat mempengaruhi perasaan konsumen. Sebuah restoran dapat mengunakan aroma makanan untuk merangsang konsumen. Toko kosmetik dapat menggunakan aroma dari parfum untuk menarik konsumen. Toko Accessories dapat memainkan musik yang slow atau rock, musik dengan tempo yang lambat dapat membuat orang yang berada dalam toko bergerak lebih lambat. toko buku bisa menggunakan loteng yang cukup tinggi dan pajangan-pajangan yang berwarna warni yang menarik hati. Yang berpengaruh disini adalah cat lantai, peralatan dan perabotan toko. 3. Store Layout Dalam poin ini, perencanaan store layout meliputi penataan penempatan ruang untuk mengisi luas lantai yang tersedia, mengklasifikasikan produk yang akan ditawarkan, pengaturan lalu lintas di dalam toko, pengaturan lebar ruang yang dibutuhkan, pemetaan ruang toko, dan menyusun produk yang ditawarkan secara individu. Hal terakhir yang menyangkut store layout adalah menyusun produk-produk yang ingin ditawarkan sesuai dengan karakteristik produk. Produk dan merek yang paling menguntungkan harus ditempatkan di lokasi yang paling baik. Produk disusun berdasarkan ukuran, harga, warna, dan produk yang paling digemari konsumen. 4. Interior (Point-of-Purchased) Displays Poster, papan petunjuk, dan ragam interior displays lainnya dapat mempengaruhi suasana toko karena memberikan petunjuk bagi konsumen. Selain memberikan petunjuk bagi konsumen, interior displays juga dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. Seorang manajer perlu menganalisis perilaku konsumen sehingga ia dapat melihat dari sisi konsumen apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Kemampuan dalam

8 menganalisis inilah yang nantinya akan menjadi tolok ukur. Keberhasilan dari suatu proses pemasaran, bahwa apa yang telah dilakukan oleh manajer itu sudah memenuhi kepuasan konsumen dan kepuasan diri atau belum. Kepuasan terhadap Store Atmosphere dapat dijadikan instrumen oleh perusahaan dalam kegiatan pemasaran produknya untuk mengkomunikasikan store atmosphere yang sesuai di mata konsumen, dilihat dari faktor-faktor Store Atmosphere (exterior, general interior, store layout, interior display). Atmosphere yang dibentuk oleh Universitas Widyatama merupakan salah satu variabel yang berada diluar individu yang dapat berpengaruh dalam proses motivasi belajar mahasiswa. Definisi motivasi menurut Mc.Donald dialih bahasakan oleh Oemar Hamalik (2005:158) menyatakan bahwa: motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Institusi pendidikan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan pendidikan mahasiswa. Strategi Universitas Widyatama dalam memberikan motivasi belajar mahasiswa adalah dengan melaksanakan store atosphere yang yang baik dan menunjang kenyamanan dalam belajar. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis membuat hipotesis penelitian Faktor store atmosphere Universitas Widyatama berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di Universitas Widyatama yang berlokasi di Jl. Cikutra 204A Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan Juni sampai skripsi ini selesai.