1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bukittinggi merupakan sebuah kota yang berhawa sejuk di Sumatera Barat yang memiliki 3 kecamatan dengan 24 kelurahan. Bukittinggi dikenal juga dengan kota wisata karena banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Tempat wisata tersebut bisa dinikmati karena keindahan alamnya, memiliki nilai sejarah, dan keunikan lainnya. Bukittinggi juga dikenal dengan julukan kota Jam Gadang karena di tengah kota dan di atas bukit berdiri bangunan tinggi dan di atasnya terdapat jam ukuran besar yang menempati empat sisi bangunan. Bagi anggota masyarakat yang berkunjung ke Bukittinggi dapat melihat jam gadang tersebut dari kejauhan, dan bisa dijadikan sebagai pedoman waktu. Di samping itu Bukittinggi dikenal sebagai kota tempat lahirnya proklamator Indonesia yaitu Moh. Hatta. Penduduk Bukittinggi umumnya beragama Islam, karena mereka bagian dari masyarakat Minang yang memiliki konsep Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Dengan demikian keberadaan rumah ibadah seperti masjid, surau atau mushalla di tengah masyarakat sudah menjadi kebutuhan utama. Kehadiran tempat ibadah seperti masjid dilakukan melalui swadaya masyarakat sekitar masjid. Mereka memanfaatkan masjid sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat, wirid, tempat pendidikan, mensyi arkan agama Islam dan kegiatan ibadah lainnya. 1
2 Dari hasil pengamatan penulis, kehadiran masjid di kota Bukittinggi tidak hanya dimanfaatkan oleh masyarakatnya saja, tapi juga dimanfaatkan oleh para wisatawan. Mereka melakukan wisata religius sekaligus beribadah di masjid tersebut. Para wisatawan akan melihat masjid yang dibangun dengan arsitektur budaya Minangkabau atau masjid gaya masa kini. Namun untuk mengetahui alamat dari setiap masjid merupakan suatu kendala. Untuk itu penulis akan membuat direktori masjid yang ada di kota Bukittinggi. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dan para wisatawan dengan mudah mengetahui nama dan alamat masjid-masjid di Bukittinggi saat ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang tertera di atas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana bentuk rancangan Direktori Masjid di Kota Bukittinggi tahun 2017?. C. Tujuan Pengembangan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan menghasilkan sebuah direktori tercetak dan berbentuk buku tentang masjid di kota Bukittinggi. Dengan adanya direktori ini masyarakat Bukittinggi maupun wisatawan yang berkunjung dapat mengetahui dan mengunjungi masjid yang ada di Bukittinggi. D. Spesifikasi Produk yang diharapkan Dalam penelitian ini akan dibuat direktori berbentuk buku yang dicetak dengan menggunakan kertas HVS ukuran A5 dengan gaya tulisan Century Gothic berukuran 12. Unsur-unsur yang mencakup dalam direktori ini antara lain nama
3 masjid, alamat lengkap masjid, nama pengurus, tahun berdiri, sebab didirikannya, foto masjid, kegiatan yang dilakukan di masjid dan kode QR (Quick Response). Spesifik produk yang diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam mencari informasi masjid-masjid yang ada di kota Bukittinggi. E. Pentingnya Pengembangan Direktori ini memudahkan seseorang untuk mengetahui/ memberikan informasi kepada semua warga masyarakat maupun wisatawan yang datang ke Bukittinggi tentang masjid-masjid yang ada di Bukittinggi. F. Definisi Istilah Untuk memudahkan dalam memahami judul tugas akhir ini, berikut akan diuraikan penjelasan mengenai istilah yang terdapat pada judul Tugas Akhir ini yaitu Direktori Masjid di Kota Bukittinggi. 1. Direktori : Salah satu koleksi referensi berupa daftar nama orang, lembaga, organisasi atau yang sejenisnya yang disusun secara alfabet dan sistematis, tidak hanya mencakup nama, tetapi keterangan lain seperti alamat, profesi, dan sebagainya. (Hafiah, 2009) 2. Masjid :Tempat atau bangunan untuk orang-orang muslim menunaikan shalat yang terdiri dari shalat wajib dan shalat sunnah yang dikerjakan berjamaah maupun perorangan (Muslim, 2004)
4 3. Bukittinggi :Salah satu kota yang ada di Sumatera Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Agam dengan luas wilayah 25,24 Km 2 (Kemendagri, 2016) Jadi dapat disimpulkan bahwa direktori masjid di kota Bukittinggi adalah daftar nama, alamat dan unsur lain dari bangunan tempat orang muslim shalat (masjid) di Bukittinggi yang merupakan bagian dari kota di Sumatera Barat yang disusun secara alfabet dan sistematis. G. Metode Pengembangan 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (Development Reasearch) merupakan penelitian yang bertujuan untuk membuat, menghasilkan sebuah produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini, penulis akan membuat direktori masjid di kota Bukittinggi. 2. Prosedur Penelitian/ Pengembangan Prosedur penelitian/ pengembangan dilakukan dengan mengumpulkan semua data masjid di kota Bukittinggi. Tahap prosedur pengembangan dalam penelitian, tahap pertama mengumpulkan data ke kantor Kementrian Agama Kota Bukittinggi, pada kantor Kemenag Kota Bukittinggi tercatat 45 masjid. Selanjutnya tahap kedua, dilakukan observasi dan wawancara ke lapangan. Akan
5 tetapi ketika langsung ke lapangan ditemukan 47 masjid, 2 masjid diantaranya belum terdata di Kementrian Agama kota Bukittinggi. Dalam mendesain produk dan membuat produk penulis berkolaborasi dengan validator ahli dan diakhiri dengan uji coba pada pemakai. Berikut alur prosedur pengembangan Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi Desain Produk Kolaborasi dengan Ahli Desain Angket Membuat Produk Kolaborasi dengan Ahli Subjek Angket Uji Coba Pemakai Terbatas pada pengguna produk Angket Gambar 1. Prosedur Pengembangan a. Analisis kebutuhan Produk ini berupa Direktori Masjid di kota Bukittinggi yang akan digunakan oleh semua kalangan masyarakat termasuk wisatawan. Pembuatan produk ini karena masih minimnya informasi tentang masjid-masjid yang ada di Bukittinggi. b. Rancangan Model Produk Strategi yang akan digunakan dalam merancang produk (direktori) adalah sebagai berikut.
6 1) Mengumpulkan semua data tentang masjid yang ada di kota Bukittinggi. 2) Kemudian dilakukan rancangan direktori dengan membuat unsur-unsur yang akan digunakan dalam pembuatan direktori. 3) Menyusun direktori berdasarkan kecamatan yang ada di kota Bukittinggi. Hasil rancangan dari model produk ini akan dikolaborasikan dan divalidasi oleh validator ahli bidang ilmu perpustakaan yaitu Ibu Dian Hasfera, S.Sos., M.I.Kom, yang akan mendiskusikan tentang rancangan produk direktori masjid di kota Bukittinggi. c. Pembuatan Produk Setelah model produk divalidasi oleh validator ahli, selanjutnya produk dikolaborasikan dengan validator bahasa yaitu Ibu Yulfira Riza, S.S., M.Hum. Dari validator bahasa diharapkan penyempurnaan dari segi teknis penulisan, bahasa dan pemakaian istilah. d. Evaluasi atau uji coba Setelah pembuatan produk selesai dan telah divalidasi oleh validator, baik itu validator ahli maupun validator bahasa, produk tersebut selanjutnya dilakukan uji coba di lapangan. Uji coba dilakukan dengan cara membuat daftar pertanyaan/ pernyataan atau angket mengenai produk direktori masjid di kota Bukittinggi. 1) Desain uji coba Desain uji coba ini berupa angket yang berisi daftar pertanyaan/ pernyataan yang akan disebarkan kepada 15 responden. Pertanyaan/ pernyataan tersebut meliputi kemampuan pengguna dalam menggunakan produk direktori dan
7 evaluasi terhadap produk sehingga data yang dibutuhkan dapat digunakan untuk memperbaiki produk. 2) Subjek Uji Coba Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah 15 responden yang di antaranya 5 orang mahasiswa Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan UIN Imam Bonjol Padang karena mereka dianggap paham dengan produk berbentuk direktori ini. Kemudian 10 responden lagi terdiri dari 3 orang wisatawan yang pernah ke Bukittinggi, 2 orang mahasiswa asal Bukittinggi, 2 orang ustadz/ ustadzah di kota Bukittinggi dan 3 orang masyarakat kota Bukittinggi. 3) Jenis data a. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat langsung dari lapangan yaitu dengan cara observasi langsung ke masjid-masjid di kota Bukittinggi. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang tidak langsung yaitu data yang diperoleh dari buku atau dokumentasi yang sudah ada di kantor Kemenag Kota Bukittinggi. Data sekunder dipakai dalam penelitian ini adalah buku, jurnal, dokumentasi, dan sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 4) Instrumen Pengumpulan data Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu pedoman observasi yang berisi tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan masjid di kota Bukittinggi. Instrumen berikutnya adalah pedoman wawancara yaitu intrumen yang memuat sejumlah pertanyaan tentang masjid yang ada di Bukittinggi. Instrumen data
8 terakhir yang digunakan adalah angket yang memuat sejumlah pertanyaan atau pernyataan tentang masjid yang ada di kota Bukittinggi. 5) Teknik analisis data Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah. a. Mengumpulkan semua data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. b. Mengevaluasi produk yang telah diujikan, dan selanjutnya dilakukan perbaikan terhadap produk, sehingga produk yang dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna.