UTANG PEMERINTAH EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL

dokumen-dokumen yang mirip
Kontradiksi Data Makro dan Mikro Data Mikro Menunjukkan Pelambatan: Menuju Resesi?

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Perekonomian Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

VII. SIMPULAN DAN SARAN

Referensi : Struktur Utang Indonesia 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

MUNGKINKAH ADA HARGA BBM BERAZAS KEADILAN DI INDONESIA?

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara:

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial.

BAB I PENDAHULUAN. negerinya sendiri tanpa adanya ikut serta negara luar, dalam bentuk impor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. terkuat di dunia, dan memberikan kontribusi sekitar 20-30% dari perputaran

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. tabungan paksa dan tabungan pemerintah (Sukirno dalam Wibowo, 2012).

Dengan Jumlah Hutang Paling Memprihatinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan. Krisis ekonomi tersebut membuat pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

Robohnya Rupiah Kami 1

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

S e p t e m b e r

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

DAFTAR ISI DISCLAIMER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO

Subsidi dan Tata Kelola Keuangan Negara: Inefektif dan Manipulatif

Kondisi Perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

Transkripsi:

UTANG PEMERINTAH EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL Oleh: Anthony Budiawan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Disampaikan pada Seminar Nasional Menyikapi Polemik Utang Pemerintah Indonesia Diselenggarakan oleh Kwik Kian Gie School of Business Jakarta, Rabu, 16 Mei 2018

AGENDA 1 TIPOLOGI UTANG DAN RISIKO 2 UTANG PEMERINTAH: EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL 3 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: KONTRA 4 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: PRO 5 PENUTUP Page 2

TIPOLOGI UTANG UTANG LUAR NEGERI (ULN) ($,,, Rp,...) UTANG PEMERINTAH ($,,, Rp,...) Swasta Bank Indonesia Pemerintah: $,,, Rp,... Holder: Domestik (UDN) Holder: Asing ULN = Utang Luar Negeri; UDN = Utang Dalam Negeri Utang Dalam Negeri / Domestik (Rp): tidak bisa default Pemerintah bisa cetak uang Utang Luar Negeri: Risiko Default Debt Service Ratio: Rasio pembayaran pokok + bunga terhadap ekspor Page 3

Komposisi Utang Indonesia Utang Luar Negeri 2017 (USD) Pemerintah 177.3 miliar 50.34% Bank Indonesia 3.3 miliar 0.94% Swasta 171.6 miliar 48.72% TOTAL 352.2 miliar 100.00% Rasio: ULN / Ekspor = 208,8%; ULN / PDB = 37,8% Denominasi Utang Pemerintah 2017 (Rp) Dalam Rupiah 2,346.6 triliun 59.58% Dalam Non-Rupiah 1,591.8 triliun 40.42% TOTAL 3,938.4 triliun 100.00% Pemegang Utang Pemerintah 2017 (Rp) Domestik 1,536.1 triliun 39.00% Asing 2,402.3 triliun 61.00% TOTAL 3,938.4 triliun 100.00% Rasio: Utang pemerintah / PDB = 29,2% Page 4

Risiko Utang ULN: Debt Service Ratio DSR Tier 1 DSR Tier 2 Utang Pemerintah 2016: USD 154,9 miliar 2017: USD 177,3 miliar Utang Swasta 2016: USD 161,7 miliar 2017: USD 171,6 miliar? Total Utang Utang terkait investasi langsung dan uatng dagang Page 5

Debt Service Ratio (DSR) Indonesia DSR: rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan ekspor Tier-1: pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan pembayaran bunga atas utang jangka pendek. Tier-2: pembayaran pokok dan bunga atas utang dalam rangka investasi langsung selain dari anak perusahaan di luar negeri, serta pinjaman dan utang dagang kepada non-afiliasi DSR Tier-2 2017 52,42% devisa ekspor habis untuk bayar pokok dan bunga pinjaman investasi dan utang dagang Page 6

Komparasi DSR: Selected Countries 2016 Argentina : 20,5% Turkey: 30,7% Indonesia: 31,5% 2017 Argentina : 21,9% Turkey: 32,1% Indonesia: 30,9% Turkey Argentina Indonesia Malaysia: 6,0% Filipina: 6,7% Thailand: 6,3% Vietnam: 4,1% Malaysia: 5,7% Filipina: 6,7% Thailand: 6,3% Vietnam: 4,2% Source: World Bank - Development Indicators (WDI) - 2017 - IDB Aggregates Page 7

CNN: Currency Crisis Argentina 2018 Transaksi Berjalan Utang Pemerintah Argentina: 54,2% dari PDB Page 8

Ekonomi Internasional: Selected Countries Transaksi Berjalan (USD) Transaksi Berjalan Defisit Fundamental Ekonomi Buruk Page 9

Ekonomi Internasional: Selected Countries Defisit Transaksi Berjalan Turki sejak 2000 Argentina sejak 2010 Indonesia sejak 2011-Q4 Page 10

Komposisi Utang Pemerintah Jepang Rasio Utang Pemerintah / GDP 2017: 240,3% Pemegang Utang Pemerintah Jepang Asing: 11,2% Transaksi Berjalan Jepang: Surplus 2016: USD 187 miliar (3,78% of GDP) 2017: USD 198 miliar (4,02% of GDP) Utang Pemerintah Jepang sangat besar, tapi relatif aman: Kepemilikan asing hanya 11,3% Page 11

AGENDA 1 TIPOLOGI UTANG DAN RISIKO 2 UTANG PEMERINTAH: EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL 3 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: KONTRA 4 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: PRO 5 PENUTUP Page 13

Penyebab Utang Pemerintah DEFISIT SURPLUS Utang Pemerintah tergantung dari Kebijakan Fiskal APBN Defisit: Utang Bertambah APBN Surplus: Utang Berkurang UTANG UTANG Utang Pemerintah hanya dapat dibayar (berkurang) kalau APBN Surplus Page 14

Stock Utang Pemerintah Indonesia Defisit APBN 2005 2011: Prudent Page 15

Penambahan Utang 2005 2017: Defisit APBN Rp triliun Penambahan utang pemerintah yang berasal dari defisit anggaran DEFISIT 2015-2017 (3 tahun) Defisit 2015 Rp 298.5 Triliun Defisit 2016 Rp 308.3 Triliun Defisit 2017 Rp 344.4 triliun TOTAL Rp 941.2 triliun Defisit 2018 Rp 325.9 triliun (APBN) SBY Periode 1 SBY Periode 2 Jokowi 3 tahun TOTAL Defisit 5 tahun > Rp 1.600 triliun Page 16

Utang Luar Negeri Pemerintah Naik Signifikan Penambahan Utang Luar Negeri (USD Miliar) Stock Utang Luar Negeri Pemerintah 2004: USD 70,65 miliar 2009: USD 90,85 miliar 2014: USD 123,81 miliar 2017: USD 177,32 miliar Debt Service Ratio: Naik Risiko Default: Naik Page 17

PDB Dan Defisit APBN (Utang) Nilai nominal PDB setiap tahun semakin besar Nilai nominal defisit anggaran setiap tahun juga semakin besar PDB PDB (nominal) 2004: Rp 2.296 triliun PDB (nominal) 2009: Rp 5.606 triliun PDB (nominal) 2014: Rp 10.570 triliun PDB (nominal) 2017: Rp 13.589 triliun DEFISIT ANGGARAN Membandingkan utang nominal pemerintah dari satu periode ke periode lain, dari satu rezim ke rezim lain, menyesatkan Tidak relevan sama sekali 3 persen defisit 2004: Rp 68,88 triliun 3 persen defisit 2009: Rp 168,18 triliun 3 persen defisit 2014: Rp 317,10 triliun 3 persen defisit 2017: Rp 407.67 triliun Page 18

Kebijakan Moneter Sejak 2013: Kontraktif Kurs BI rate Kebijakan Ekonomi Makro Kebijakan Moneter versus Kebijakan Fiskal Kebijakan Moneter sejak 2013: Kontraktif Respons terhadap kebijakan moneter AS: tapering off QE Kurs rupiah terhadap dolar AS merosot o Juni 2011 Rp 8.500 o Februari 2012 Rp 9.000 o Juni 2013 Rp 10.000 o Agustus 2013 Rp 11.000 o September 2013 Rp 11.500 o November 2013 Rp 12.000 o November 2014 Rp 12.500 o Desember 2015 Rp 14.000 Suku bunga acuan BI naik 6 kali: dari 5,75% menjadi 7,75% Suku Bunga Acuan dan Kurs Dolar AS Apa Jadinya Kalau Kebijakan Fiskal Juga Kontraktif? Page 19

Kebijakan Fiskal Kebijakan Fiskal Expansif Stimulus Ekonomi / Demand, melalui Mengurangi Pajak Meningkatkan Belanja Pemerintah APBN Defisit: Utang Meningkat Kebijakan Fiskal Kontraktif Destimulus Ekonomi / Demand : Meningkatkan Pajak Mengurangi Belanja Pemerintah APBN Surplus: Utang Berkurang Utang Pemerintah: derivatif Kebijakan Fiskal Page 20

Kebijakan Fiskal dan Pertumbuhan Ekonomi Y = C + I + G + (E M) Pertumbuhan Ekonomi Melemah Harga Komoditas Ekspor anjlok: Ekspor (E) Kontraksi demand shock Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga (C) dan Investasi (I) Melemah KEBIJAKAN FISKAL HARUS EKSPANSIF Kalau Kebijakan Fiskal Kontraktif: APBN Surplus Konsumsi Pemerintah (G) turun 1. Pendapatan Pajak naik: tarif pajak naik Konsumsi Rumah Tangga (C) turun 2. Memotong Anggaran Belanja Pemerintah Konsumsi Pemerintah (G) turun Page 21

APBN 1988 2016 3,02% Pemerintahan SBY cukup prudent dalam mengelola APBN: defisit rata-rata < 2 persen dari PDB 2,53% Defisit APBN rata-rata per tahun selama 1988 2015: 1,02 persen o Tertinggi: Surplus 3,02 persen (1995) o Terendah: Defisit 2,53 persen (2015) o Defisit membesar sejak 2011: merespons pertumbuhan ekonomi yang melambat Page 22

Defisit APBN Semakin Besar Pasca UU PPh No 36 / 2008 Pasca UU PPh No 36/2008: penerimaan pajak turun drastis: tax ratio anjlok dari 13,3 persen (2008) menjadi 11,04 persen (2009) o Tax ratio 2017: 10,1 persen Di lain sisi: Belanja negara naik signifikan akibat kenaikan harga minyak mentah dunia dan depresiasi Rupiah: subsidi BBM melonjak Subsidi BBM termasuk Kebijakan Fiskal Ekspansif mendorong pertumbuhan ekonomi Social Safety Net Page 23

Harga Minyak Mentah Dunia Bulanan 2007-2017 133.88 109.53 106.16 106.57 105.79 42.87 30.32 Kenaikan harga BBM < kenaikan harga minyak mentah dunia: subsidi BBM naik Merupakan pilihan Kebijakan Fiskal: Ekonomi Politik Anggaran (APBN) Harga minyak mentah dunia Mei 2018 mendekati USD 80 per barel Harga premium dan solar tidak naik? Subsidi BBM Naik? Page 24

Utang Pemerintah Indonesia sudah Kritis? Krisis Moneter 1998 Bailout Devaluasi rupiah 12/9/86 Rp 1.134 menjadi Rp 1.664 Rasio Pembayaran Bunga / Pendapatan Terkendali: ruang gerak fiskal sangat longgar Page 25

Komparasi Rasio Pembayaran Bunga / Pendapatan Negara Rasio Pembayaran Bunga terhadap Pendapatan Negara Lebih rendah dari Malaysia Page 26

Komparasi Rasio Pembayaran Bunga / Pendapatan Negara Page 27

AGENDA 1 TIPOLOGI UTANG DAN RISIKO 2 UTANG PEMERINTAH: EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL 3 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: KONTRA 4 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: PRO 5 PENUTUP Page 28

Kontra Utang Pemerintah Utang pemerintah membebani rakyat: Setiap penduduk menanggung utang: Rp 15.500.000? Kondisi Utang Kritis: Keseimbangan Primer defisit Bayar bunga pinjaman dari utang: gali lubang tutup lubang Negara bisa bangkrut? Aset negara tidak cukup menutupi utang Page 29

Kekayaan Bersih Pemerintah Pusat LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) - AUDITED NERACA - Rp 2004 2009 2014 2016 ASET 851,880,822,430,464 2,122,887,122,326,530 3,910,922,331,111,790 5,456,881,565,245,610 KEWAJIBAN 1,349,032,809,327,400 1,681,708,394,583,360 2,898,383,597,986,110 3,889,949,813,238,960 EKUITAS (497,151,986,896,941) 441,178,727,743,171 1,012,538,733,125,670 1,566,931,752,006,640 Kekayaan Bersih 2004 Negatif: Bangkrut? Pemerintahan SBY berhasil meningkatkan Ekuitas Utang untuk sektor tidak produktif: tidak terbukti Permasalahan dengan Kekayaan Bersih Kewajiban: riil dan likuid Aset: tidak riil dan tidak likuid Termasuk Aset, antara lain: Jalan, Irigasi, Jaringan, Aset Tidak Berwujud : tidak bisa dijual Page 30

Utang Pemerintah Membebani Rakyat? Utang Pemerintah Membebani Rakyat: Ilusi Matematis benar: substansi permasalahan tidak benar sama sekali 2016 AMERIKA SERIKAT JEPANG INDONESIA Malaysia Debt to GDP (%) 106.1 250.4 27.9 53.2 GDP (USD) 18,569,100,000,000 4,939,380,000,000 932,260,000,000 296,360,000,000 Debt (USD) 19,701,815,100,000 12,368,207,520,000 260,100,540,000 157,663,520,000 Population 323,127,513 126,994,551 261,115,456 31,187,265 Debt per Capita (USD) 60,972 97,392 996 5,055 Exchange Rate (Rp/USD) 13,500 13,500 13,500 13,500 Debt per Capita (Rp) 823,125,525 1,314,787,132 13,447,528 68,247,649 Source: Trading Economics AS dan Jepang Utang per kapita > pendapatan per kapita 100 kali 5 kali Utang pemerintah AS dan Jepang: didukung aset pemerintah? Utang Membebani Generasi Mendatang, Tarif Pajak akan Naik? Tarif pajak relatif turun: Pajak dividen dari progresif 35% menjadi final 10% (UU PPh 2008) Page 31

Utang Besar: Negera Bisa Bangkrut? 5000000 4500000 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000 1000000 500000 0 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 Indonesia 50000 45000 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 China Page 32 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 600 500 400 300 200 100 0 0 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 Argentina 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 Singapore

Utang Pemerintah: Selected Countries 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 Thailand 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 Brazil 0 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 Argentina Page 33 0 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2008 2011 2014 2017 India

AGENDA 1 TIPOLOGI UTANG DAN RISIKO 2 UTANG PEMERINTAH: EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL 3 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: KONTRA 4 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: PRO 5 PENUTUP Page 34

Pro Utang Pemerintah: Defensif dan Pembodohan Publik Penambahan utang untuk menutupi utang lama Utang warisan: Pembodohan Publik Keseimbangan Primer Defisit Manajemen utang pemerintahan sebelumnya (SBY) buruk Anggaran Belanja untuk sektor konsumtif / tidak produktif (subsidi?): bukan untuk belanja modal / infrastruktur Penambahan utang pemerintahan Jokowi untuk sektor produktif Pembangunan infrastruktur Penambahan utang masih dalam batas aman Rasio utang (terhadap PDB) di bawah 30 persen Page 35

Penambahan Utang Untuk Membayar Utang Lama? Penambahan utang untuk menutupi utang lama Pembodohan Publik: Memicu Perpecahan Bangsa Fakta Penambahan Utang karena APBN Defisit APBN tidak menganggarkan pembayaran utang lama Defisit APBN = Penambahan Utang Page 36

Penambahan Utang Untuk Pembangunan (Infrastruktur)? Pendapatan = 100 Belanja = 120 Defisit = 20 Belanja Modal = 20 Subsidi = 20 Defisit untuk: Belanja modal subsidi Tahun Belanja Modal Defisit Anggaran Tahun BELANJA MODAL DEFISIT RASIO 2010 Rp 86.0 triliun Rp 46.8 triliun 183.8 persen 2011 Rp 117.9 triliun Rp 84.4 triliun 139.6 persen 2012 Rp 145.1 triliun Rp 153.3 triliun 94.7 persen 2013 Rp 180.9 triliun Rp 211.7 triliun 85.4 persen 2014 Rp 147.4 triliun Rp 226.7 triliun 65.0 persen 2015 Rp 215.4 triliun Rp 298.5 triliun 72.2 persen 2016 Rp 169.5 triliun Rp 308.3 triliun 55.0 persen Page 37 Rasio 2015 dan 2016 Belanja Modal relatif rendah dibandingkan Defisit Anggaran Klaim Defisit untuk Belanja Modal / Infrastruktur Tidak Terbukti Pembodohan Publik

Manajemen Utang 2005-2014: Sangat Prudent 2013 - Kini Defisit meningkat, Utang meningkat: Beban bunga naik Page 38

Keseimbangan Primer dan Politik Anggaran Keseimbangan Primer = Pendapatan Negara -/- Belanja Negara (tidak termasuk bunga) DEFISIT UU PPh 2008 Harga Komoditas Anjlok Tanpa Tax Amnesty: Defisit Keseimbangan Primer 2016 Mencapai Rp 250++ triliun Pendapatan Negara stagnan / turun harga komoditas anjlok, pertumbuhan ekonomi melemah: penerimaan pajak stagnan UU PPh 2008: tax ratio turun dari 13,3% (2008) menjadi 11,3% (2009) Belanja Negara Melonjak Harga minyak mentah dunia naik Upaya Membuat Keseimbangan Primer Surplus Naikkan Tarif Pajak, dan atau Kurangi Belanja (Modal dan Sosial) Page 39

Keseimbangan Primer Keseimbangan Primer Defisit: Pertumbuhan Pendapatan Negara rendah (1) UU PPh 2008 memangkas penerimaan pajak, khususnya pajak dividen menjadi 10% (2) Harga komoditas andalan ekspor Indonesia anjlok sejak 2012 Page 40

Krisis Ekonomi Berawal dari Swasta? Krisis Finansial 1998 Dipicu oleh krisis utang swasta dan perbankan (Utang Luar Negeri): di-bailout oleh Bank Indonesia dan pemerintah Melalui instrumen BLBI dan Obligasi (Rekap): Mencetak uang Krisis Finansial 2008: Amerika Serikat dan Eropa Dipicu oleh Subprime mortgage crisis: sektor swasta Penanganan krisis: Kombinasi Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter Kebijakan Fiskal: Bailout dan Stimulus Ekonomi defisit APBN Membengkak Kebijakan Moneter: Suku bunga mendekati 0 persen, dan Quantitative Easing, Quantitative Easing: Bank Sentral membeli Surat Utang Negara mencetak uang Balance Sheet Bank of England naik lebih dari 50 persen selama 2009-2012 Risiko Pailit: Utang luar negeri Page 41

AGENDA 1 TIPOLOGI UTANG DAN RISIKO 2 UTANG PEMERINTAH: EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN FISKAL 3 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: KONTRA 4 POLEMIK UTANG PEMERINTAH: PRO 5 PENUTUP Page 42

Penutup Utang Pemerintah: permasalahan ekonomi, Kebijakan Fiskal Alasan para pihak kontra maupun pro, tidak relevan: DEBAT KUSIR Pertumbuhan Ekonomi Melemah: Kebijakan Fiskal Ekspansif APBN Defisit: Utang Pemerintah Naik Pertumbuhan Ekonomi Membaik: Kebijakan Fiskal Kontraksi agar tidak overheating APBN Surplus: Utang Pemerintah Turun Keseimbangan Primer Defisit: tax ratio rendah Pertumbuhan Penerimaan Negara < Pertumbuhan Belanja Negara o Penerimaan: harga komoditas anjlok dan diberlakukan UU PPh 2008 yang memangkas tarif pajak, khususnya bagi kelompok masyarakat berpendapatan tinggi: tax cuts for the rich o Belanja Negara Melonjak Utang Luar Negeri: Kondisi Indonesia Lampu Kuning, bisa memicu 61 persen Utang Pemerintah dipegang oleh Asing: bisa memicu Currency Crisis Jangka Panjang: Utang Pemerintah Tidak Pernah Dibayar Page 43

Terima Kasih Page 44