BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Inventarisasi Produk Unggulan Komoditas Tanaman Pangan dengan Menggunakan Metode Skoring Berdasarkan hasil perhitungan pada sub sektor tanaman pangan di kabupaten Bekasi didapat hasil bahwa yang menjadi produk unggulan sub sektor pertanian tanaman pangan adalah padi yang terdapat di 13 kecamatan yaitu kecamatan Setu, Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cikarang Timur, Cibitung, Tambun Selatan, Bebelan, Tarumaya, Tambelang, Suka wangi, Sukatani dan kecamatan Cabang Bungin dan Serang Baru. Sementara produk andalan sub sektor tanaman pangan di kabupaten Bekasi adalah padi juga yaitu yang terdapat di 10 kecamatan yaitu kecamatan Cibarusah, Bojong Mangu, Kedung Waringin, Cikarang Utara, Karang Bahagia, Cikarang Barat, Tambun Utara, Sukakarya, Pebayuran dan kecamatan Muara Gembong. Untuk produk andalan sub sektor pertanian tanaman pangan di kabupaten Bekasi adalah tanaman palawija seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedele kacang hijau. Ada pun hasil analisis dengan menggunakan metode skoring untuk menetapkan produk unggulan seperti pada tabel berikut ini : 26
Tabel 4.1 Rekapitulasi Skoring Produk Unggulan Padi yang terdapat di 13 kecamatan yang ada di kabupaten Bekasi Kecamatan NILAI (SKOR) Produk Padi No A B C D E F G H Total Kriteria 1 Setu 40 75 30 10 45 30 40 50 320 Unggulan 2 Cikarang Pusat 40 75 30 10 45 30 60 50 340 Unggulan 3 Cikarang Selatan 40 75 30 10 45 30 60 50 340 Unggulan 4. Cikarang Timur 40 75 30 10 45 30 40 50 320 Unggulan 5 Cibitung 40 75 30 10 45 30 40 50 320 Unggulan 6 Tambun Selatan 40 75 30 10 45 30 40 50 320 Unggulan 7 Bebelan 40 75 30 10 45 30 40 50 320 Unggulan 8 Tarumaya 40 75 30 10 45 30 60 50 340 Unggulan 9 Tambelang 40 75 30 10 45 30 100 50 380 Unggulan 10 Sukawangi 40 75 30 10 45 30 60 50 340 Unggulan 11 Sukatani 40 75 30 10 45 30 40 50 320 Unggulan 12 Cabang Bungin 40 75 30 10 45 30 40 50 320 Unggulan 13 Serang Baru 40 75 30 10 45 30 40 50 320 Unggulan Sumber : Data olahan produk unggulan komoditas pertanian tanaman pangan 2015 Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa daerah sentra padi yang paling banyak terdapat di 13 kecamatan yaitu Setu, Cikarang Pusat, Cikarang 27
Sealatan, Cikarang Timur, Cibitung, Tambun Selatan, Bebelan, Tarumajaya, Tambelang, Sukawangi, Sukatani, Cabang Bungin dan Serang Baru. Padi ditetapkan sebagai produk unggulan karena memiliki skor 320 dengan skor terbesar diperoleh dari jumlah tenaga kerja (B) dan jumlah produksinya yang dihasilkan (G). Tabel 4.2 Rekapitulasi Skoring Produk Andalan Padi yang terdapat di 10 kecamatan yang ada di kabupaten Bekasi Kecamatan NILAI (SKOR) Produk Padi No A B C D E F G H Total Kriteria 1 Cibarusah 40 75 30 10 45 30 20 50 300 Andalan 2 Bojongmangu 40 75 30 10 45 30 20 50 300 Andalan 3 Kedungwaringin 40 75 30 10 45 30 20 50 300 Andalan 4 Cikarang Utara 40 75 30 10 45 30 20 50 300 Andalan 5 Karangbahagia 40 75 30 10 45 30 20 50 300 Andalan 6 Cikarang Barat 40 75 30 10 45 30 20 50 300 Andalan 7 Tambun Utara 40 75 30 10 45 30 20 50 300 Andalan 8 Sukakarya 40 75 30 10 45 30 20 50 300 Andalan 9 Pebayuran 40 75 30 10 45 30 20 50 300 Andalan 10 Muaragembong 40 75 30 10 45 30 20 50 300 Andalan Sumber : Data olahan produk unggulan komoditas pertanian tanaman pangan 2015 28
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa daerah sentra padi yang terbanyak kedua terdapat di 10 kecamatan yaitu Cibarusah, Bojongmangu, Kedungwaringin, Cikarang Utara, Karangbahagia, Cikarang Barat, Tambun Utara, Sukakarya, Pebayuran, dan Muaragembong. Padi ditetapkan sebagai produk andalan karena nilainya 240 < N < 320, dengan skor terbesar juga diperoleh dari Jumlah tenaga kerja (B) dan Jumlah produksi yang dihasilkan (G). Untuk dapat menaikkan levelnya dari andalan ke unggulan, komoditas padi yang terdapat di 10 kecamatan ini harus bisa meningkatkan jumlah produksi yang dihasilkan dengan lebih tinggi lagi, hal ini dapat dilakukan dengan cara peningkatan teknologi yang digunakan, pemilihan bibit unggul yang baik, sehingga jika produksi meningkat atau berlebih dapat dipasarkan ke luar daerah kabupaten Bekasi. 29
Tabel 4.3 Rekapitulasi Produk Unggulan, Andalan dan Potensial Padi dan Tanaman Palawija dan Daerah Sentra Produksi Komoditas No Komoditas Kriteria Daerah Kecamatan Sentra Produksi Komoditas 1 Padi Unggulan Setu, Cikarang Pusat, Cikarang Selatan Cikarang Timur, Cibitung, Tambun Selatan Bebelan, Tarumaya, Tambelang, Sukawangi Sukatani,Cabangbungin dan Serang Baru Padi Andalan Cibarusah, Bojongmangu, Kedungwaringin, Cikarang Utara, Karangbahagia Cikarang Barat, Tambun Utara, Sukakarya, Pebayuran dan Muaragembong No Tanaman Palawija Kriteria Daerah Kecamatan Sentra Produksi Komoditas 1 Jagung Potensial Setu, Cibarusah, Bojongmangu, Karangbahagia, Cibitung,Tambun Utara dan Muaragembong 2 Ubi Kayu Potensial Setu, Cikarang Selatan, Cibarusah, Bojongmangu Cikarang Timur, Kedungwaringin, Cibitung, Cikarang Barat, Tambun Selatan, Tambun Utara Cabangbungin, Dan Muaragembong 3 Ubi Jalar Potensial Setu, Cibarusah, Bajongmangu, Cibitung Cikarang Barat, Tambun Selatan 4 Kacang tanah Potensial Setu, Serang Baru, Cikarang Selatan, Cibarusah Bojongmangu, Cikarang Barat, Tambun Selatan 5 Kedele Potensial Tambun Utara, Pebayuran 6 Kacang Hijau Potensial Cibarusah, Bojongmangu 30
Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa tanaman palawija ditetapkan sebagai produk andalan karena memiliki nilai 120 240. Tanaman palawija seperti jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kedele, Kacang Hijau tersebar di berbagai kecamatan. Walaupun tanaman palawija masuk katergori andalan, tidak menutup kemungkinan untuk berubah menjadi produk andalan atau bahkan menjadi produk unggulan, jika teknologi yang digunakan lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan produksi masing-masing tanaman tersebut. 4.2. Pembahasan 4.2.1. Analisa Strategi Pengembangan Produk Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan 1. Kekuatan (Strengths) Faktor kondisi dan potensi lingkungan yang menjadi kekuatan Kabupaten Bekasi dalam pengembangan pertanian aspek pertanian padi yaitu: a. Potensi produksi dan lokasi sebaran pertanian Padi, hal ini ditunjukkan dengan kondisi luas lahan padi produktif (98.425Ha) dengan potensi produksi Padi sekitar 610.203 ton/th, yang tersebar di seluruh Kabupaten Bekasi b. Penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan, keterlibatan tenaga kerja, Jumlah tenaga kerja yang terlibat pada pertanian padi adalah banyak. c. Kebijakan pemerintah daerah 31
d. Ketersediaan dan aksesibilatas infrastruktur jalan baik dari sisi kualitas dan kapasitas jalan. 2. Faktor Kelemahan (Weakness) Kendala dan atau faktor kelemahan yang berpotensi menjadi faktor penghambat pengembangan pertanian pengolahan komoditas padiyaitu : a. Produktivitas pertanian dan kualitas padi b. Pengembangan inovasi & teknologi yang masih rendah c. Kualitas dan Kapasis Kualitas SDM berbasis Kompetensi d. Penerapan usaha e. Rantai pemasaran yang panjang 3. Faktor Peluang (Opportunities) Kondisi lingkungan eksternal yang merupakan faktor peluang pengembangan pertanian padi yaitu: a. Permintaan kebutuhan domestik b. Perkembangan peluang ekspor padi ke kabupaten yang lain bahkan ke negara lain. c. Perkembangan teknologi dan informasi berbasis kompetensi pertanian padi sawah 32
d. Daya dukung kebijakan pemerintah kabupaten Bekasi dalam pengembangan pertanian pangan e. Pertumbuhan pembangunan perekonomian yang mendorong peningkatan kebutuhan akan komoditas padi. 4. Faktor Ancaman (Threats) Berdaskan kajian lingkungan eksternal, kondisi lingkungan yang berpotensi menjadi faktor ancaman dalam pengembangan pertanian padi yaitu : 1. Perubahan iklim yang berdampak pada aspek teknis budidaya padi, serta alih fungsi dan atau alih guna lahan yang berdampak pada penurunan luas lahan dan produksi bahan baku. 2. Persaingan pasar komoditas produk hasil pertanian padi yang semakin tingggi/ketat, baik di tingkat kecamatan maupun antar kabupaten. 3. Tuntutan mutu/kualitas, 4. Regulasi dan kebijakan yang menghambat, misalnya kebijakan moneter terkait masih tingginya bunga kredit, kemudian kebijakan harga BBM. 5. Kesepakatan pemberlakuan pasar bebas di tingkat kawasan, baik di tingkat Negara-negara Asia Tenggara, maupun di tingkat kawasan Negara Asia. 33
Tabel 4.4 Matrik analisis Faktor Internal dan Eksternal No A Faktor Kekuatan (Strenghts Faktor Internal Ranking 1 Potensi produksi dan lokasi sebaran 5 2 Penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan 4 3 Kebijakan Pemerintah Daerah 3 Ketersediaan dan aksesibilatas infrastruktur jalan baik dari sisi 4 kualitas dan kapasitas jalan. 6 B Faktor Kelemahan (Weakness) 1 Produktivitas pertanian dan kualitas padi 4 2 Pengembangan inovasi & teknologi yang masih rendah 8 Kualitas dan Kapasis Kualitas SDM berbasis Kompetensi 3 pertanian 7 4 Penerapan Usaha 5 5 Rantai Pemasaran yang panjang 5 Jumlah 47 34
No Faktor Eksternal Ranking C Faktor Peluang (Oppertunities) 1 Permintaan kebutuhan domestik 7 2 Peluang Pasar International (ekspor-impor) 6 Perkembangan teknologi dan informasi berbasis 3 kompetensi pertanian tanaman pangan 7 Kebijakan pemerintah pusat dalam pengembangan 4 pertanian padi 7 5 Pertumbuhan perekonomian nasional 7 D Faktor Ancaman (Threats) Perubahan kondisi iklim /agroklimat & Alih fungsi/guna 1 lahan 8 2 Persaingan pasar komoditas/produk tanaman pangan 8 3 Tuntutan mutu/kualitas 6 4 Kebijakan dan regulasi yang menghambat 7 5 Kesepakan pemberlakuan pasar bebas Asean 7 Jumlah 67 35
Berdasarkan analisis lingkungan internal pengembangan hasil pertanian diperoleh nilai (47), artinya terdapat faktor kelemahan yang harus dibenahi dalam upaya pengembangan pertanian aspek padi dengan tetap mempertahankan kekuatan. Dilihat dari ranking kelemahan, yang paling tinggi adalah pengembangan inovasi & teknologi (8) dan Kualitas dan Kapasis Kualitas SDM berbasis Kompetensi pertanian (7). Sedangkan terkait dengan kondisi lingkungan eksternal menunjukkan pengembangan pertanian padi memilki peluang yang rendah dibanding faktor ancaman. Peluang pertanian padi di kabupaten Bekasi rata-rata sama di ranking 7 di karenakan peluang lebih rendah di bandingkan denagan ancaman yang realtif tinggi. Berdasarkan hasil analisis ini, maka dapat digambarkan matrik SWOT sebagai dasar dalam penentuan strategi sebagai berikut: 36
Gambar 4.1 Matriks Hasil Analisis SWOT Perkembangan Pertanian tanaman pangan FAKTOR INTERNAL +4 (S) -0.323 (W) -4 E K S T E R N A L (O) 0 (T) KUADRAN I Strategi Agresif KUADRAN III KUADRAN II Strategi Turn Aurond (Berbenah Diri) KUADRAN IV Strategi Diversifikasi Strategi Dipensif -4 Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan analisis SWOT, perencanaan strategi pengembangan pertanian padi sawah berada pada posisi kuadran II dengan pilihan perencanaan strategi yang perlu dirumuskan adalah strategi berbenah diri. Artinya pengembangan pertanian memilki peluang dikembangkan tetapi memiliki beberapa kendala atau kelemahan internal yang harus dibenahi, sehingga fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal atau membenahi kelemahan dalam upaya memanfaatkan peluang yang ada.strategi yang bisa 37
diupayakan dalam strategi berbenah diri menurut David (2009) adalah strategi penetrasi dan pengembangan pasar serta pengembangan produk baik dari sisi kualitas maupun kuantitas dan ragam jenis produk (produk turunan). Berdasarkan analisis SWOT dan posisi pengembangan pertanian padi di Kabupaten Bekasi pada matriks IE, maka dapat dirumuskan alternatif strategi yang dilakukan melalui kebijakan pengembangkan pertanian pangan yaitu : 1. Meningkatkan produktivitas pertanian padi sawah dan kualitas bahan bibit padi melalui peningkatan penerapan teknologi usaha tani, bantuan modal dan sarana prasarana teknologi, kerjasama dalam pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi pengembangan pertanian aspek padi dan palawija. 2. Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja. 3. Pengembangan dan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia, infrastruktur dan sumber pendanaan. Peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan mengadakan pembinaan dan pelatihan dalam pengembangan komoditas tanaman pangan dan palawija dari instansi yang terkait ataupun dengan mengadakan kerjasama dengan institusi atau lembagalembaga pendidikan yang berkompeten dibidang pertanian. 4. Sedangkan dalam upaya meningkatkan kegiatan pembangunan infrastruktur yang berupa jalan diperlukan dukungan dan komitmen dari pemerintah daerah. Pembangunan infrastruktur yang memadai, seperti jalan raya, jaringan telekomunikasi dan listrik,.selain itu, kebijakan dalam bantuan pemberian kredit dengan bunga lebih murah untuk modal kerja. Hal ini bisa dilakukan dengan 38
penguatan kapasitas dan manajemen kelompok, pengembangan lembaga keuangan mikro di tingkat pelaku usaha, 5. Melakukan peningkatan jejaring kerjasama dengan lembaga-lembaga maupun perguruan tinggi yang berkompeten dalam bidang pertanian. Kerjasama yang dilakukan tersebut dapat dalam bentuk penyediaan peralatan, transfer teknologi, penelitian dan pengembangan lebih lanjut tentang pengembangan pertanian pangan khususnya padi dan palawija yang berkualitas sehingga tercapai tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing poduk. 6. Mengembangkan kapasitas dan kualitas tenaga ahli dibidang pengembangan usaha tani. Tenaga ahli diperlukan sebagai tenaga pendamping di lapangan. 7. Pengembangan fasilitas dan ketersediaan sarana dan prasarana untuk kelengkapan pengembangan teknologi berbasis kompetensi pengembangan pertanian, pelatihan dan penelitian.maupun bantuan ketersediaan sarana dan prasarana pengembangan teknologi di tingkat usahatanidan atau pelaku usaha tani. Serta fasilitasi insentif bagi pelaku usaha yang mampu meningkatkan kualitas produk, pengembangan kemampuan inovasi dan penerapan teknologi pengembangan pertanian 8. Pengembangan fasiltas dan jaringan kerjasama pemasaran baik dalam negeri maupun luar negeri (ekspor) 9. Pengembangan faslitas dan jaringan kerjasama dalam pengembangan pertanian padi 39