Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Namun tidak semua orang beruntung memiliki jiwa yang. sehat, adapula sebagian orang yang jiwanya terganggu atau dapat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

PUSAT PERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ARSITEKTUR PERILAKU TUGAS AKHIR TKA 490 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. JOGJA.AUTISM.CARE Pusat Terapi Anak Autis di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Medan_Electronic_Mall

GAMBARAN TINGKAT IQ TERHADAP KEMAJUAN TERAPI ANAK AUTISME DI SLB BIMA KOTA PADANG TAHUN 2011 OLEH NOVERY HARIZAL BP

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama.

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak bagi sebuah keluarga adalah sebuah karunia, rahmat dan berkat.

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Kelainan ini dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

Universitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Melisa, Fenny. 09 April Republika Online Anak Indonesia Diperkirakan

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek

Universitas Sumatera Utara BAB 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sekolah Luar Biasa : Autisme Boyolali Alam Taman Terapi :

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

Kegiatan pariwisata yang saat ini belum digali dan dikelola secara baik di antaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berkembang secara baik atau tidak. Karena setiap manusia memiliki

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. [Pick the date]

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek. Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PUSAT TERAPI ANAK AUTIS DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu

AKADEMI SEPAKBOLA INTERNASIONAL LIVERPOOL FC MEDAN 04/24/2014 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II PEMAHAMAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang eksistensi proyek

Xiang Shan Meditation Center

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 SLB Golongan A di Jimbaran. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek. Pusat Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. biasa. Tampaknya semua pihak menyambutnya dengan suka cita. Setiap orangtua

Transkripsi:

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER I.1. Latar Belakang Anak-anak adalah anugerah dan titipan Tuhan Yang Maha Esa yang paling berharga. Anak yang sehat jasmani rohani merupakan idaman setiap keluarga dan setiap orang tua pasti menginginkan anaknya terlahir normal tanpa ada kekurangan apapun. Terjadinya krisis ekonomi menyebabkan masyarakat mengalami penurunan daya beli makanan-makanan yang bergizi. Sehingga mengakibatkan bertambahnya angka kematian anak dengan berat badan dibawah normal, apabila tidak meninggal, maka anak tersebut lahir dengan ketidaksempurnaan, misalnya terlahir cacat fisik ataupun mental. Setiap dua menit, anak balita yang dibawah umur lima tahun meninggal di Indonesia. Stephen J. Woodhouse, Kepala Perwakilan Badan PBB untuk anak-anak (UNICEF) di Indonesia dan Malaysia mengatakan bahwa sekitar 5.000 dari 12.500 bayi yang lahir setiap hari di Indonesia berpotensi terlahir dengan Intelligence Quotient (IQ) yang sepuluh kali lebih rendah, atau rentan ketahanan fisiknya. 1 Satu dari lima anak dan remaja pada usia dibawah 18 tahun memiliki masalah kesehatan jiwa, dan 3-4 persen dari kelompok usia tersebut memiliki gangguan jiwa serius yang memerlukan penanganan memadai dan professional 2. Saat ini jumlah anak dan remaja atau penduduk usia 18 tahun di Indonesia tidak kurang dari 90 juta jiwa. Itu artinya, 18 juta diantaranya rentan terhadap masalah kejiwaan. Dari jumlah itu, 3-4 persen atau sekira 700 ribu diantaranya adalah anak-anak dan remaja dengan gangguan kejiwaan yang cukup serius dan perlu penanganan profesional. Tuhan menitipkan karunia-nya yang tidak sempurna, yang mana adalah individu autistik. Ketidaksempurnaan perkembangan anak balita dibawah lima tahun sulit untuk dideteksi. Dengan perhatian dari orang tua kepada anak dan pengetahuan mengenai kriteria perkembangan anak yang baik, orang tua akan dapat mengetahui kelainan-kelainan yang dialami oleh si anak dengan cepat. Misalnya ada kelainan pada otak (McCandless, 2003). Perasaan orang tua menyambut kehadiran anak yang menyandang autisme dalam kehidupan 1 www.kompas.com 2 www.who.or.id 1

mereka biasanya pertama-tama adalah galau, tercabik antara penerimaan dan penolakan, antara rasa syukur dan marah, bahkan terkadang ada yang merasa malu dan memutuskan untuk mengurung ataupun memasung anaknya di dalam rumah. Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang diderita anak-anak tanpa memandang warna kulit, agama maupun suku. Jumlah anak yang mengalami gangguan perkembangan autisme semakin bertambah. Contohnya, di Jepang dan Kanada, sejak tahun 1980, anak yang terkena gangguan perkembangan autis meningkat 40 persen. Menurut Autism Research Institute di San Diego, jumlah individu autistik pada tahun 1987 diperkirakan 1:5000 anak. Jumlah ini meningkat dengan sangat pesat dan pada tahun 2005 sudah menjadi 1:160 anak. Di California, pada tahun 2002 disimpulkan terdapat 9 kasus autis setiap hari. Di Amerika Serikat disebutkan autis terjadi pada 60.000-15.000 anak dibawah 15 tahun. Kepustakaan lain menyebutkan prevalens autis 10-20 kasus dalam 10.000 orang, bahkan ada yang mengatakan 1 diantara 1000 anak. Di Inggris pada awal tahun 2002 bahkan dilaporkan angka kejadian autis meningkat sangat pesat, dicurigai 1 diantara 10 anak menderita autisme. Di Indonesia yang berpenduduk 200 juta, jumlah penderita autisme juga semakin meningkat. Pada tahun 2004 tercatat 475 ribu penderita dan sekarang diperkirakan setiap 1 dari 150-200 orang anak yang mengalami gangguan perkembangan autis (Menteri Kesehatan, 2008 dan Dr.Widodo, 2006). Perbandingan antara laki dan perempuan adalah 2.6 4 : 1. Akan tetapi, gejala yang ditunjukkan oleh anak perempuan lebih berat (Judarwanto, 2006). Masyarakat Indonesia tidak dan belum cukup paham mengenai Autisme, menganggap tidak ada perbedaan antara sakit mental dengan mental terbelakang/cacat perkembangan mental. Akibatnya, banyak penyandang autisme dewasa yang hidup dalam lembagalembaga kejiwaan yang salah akibat ketidakpahaman tersebut. Hal ini menyebabkan penyandang autisme tidak dapat sembuh dengan optimal, melainkan menambah masalah perilakunya. Mengingat di Negara kita belum ada upaya yang sistematis untuk member perawatan dan menanggulangi kesulitan belajar anak autisme, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan pelayanan terapi dan pendidikan secara umum. Peningkatan pelayanan terapi dan pendidikan itu diharapkan dapat menampung anak autisme lebih banyak serta 2

meminimalkan masalah perilaku dan masalah belajar(learning problem) terutama pada anakanak autisme. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu wadah yang terencana bagi anak-anak penyandang autis. Sarana/wadah ini menyediakan terapi dan pendidikan bagi penyandang autis agar mereka dapat bersosialisasi, mandiri, konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu, melakukan kontak mata dengan lawan bicara, tidur dengan teratur, mengejar ketinggalan dari anak-anak lain, dan mengurangi hiperaktif. Sarana/wadah ini juga diharapkan dapat memberi pengetahuan yang benar kepada masyarakat luas mengenai autisme. I.2. Maksud dan Tujuan Proyek Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi kasus proyek ini adalah : Menyediakan wadah untuk memberikan informasi mengenai gangguan perkembangan autis kepada orang tua dari penyandang autis dan masyarakat sehingga dapat lebih mengenal dan memahami gangguan perkembangan autis. Menyediakan fasilitas pendidikan bagi anak-anak penyandang autis, yang mengikuti metoda ABA atau Lovaas agar dapat membantu perkembangan fisik dan jiwanya. Menyediakan fasilitas-fasilitas untuk terapi. Menciptakan ruang-ruang luar sebagai sarana pendukung yang sesuai. Dengan adanya terapi dan pendidikan yang diberikan, penderita autis diharapkan dapat kembali berinteraksi dengan masyarakat, penderita dapat kembali berfungsi sebagai elemen masyarakat. I.3. Perumusan Masalah Masalah perancangan yang timbul dalam kasus proyek ini adalah : Bagaimana mewujudkan desain bangunan pada judul proyek ini sehingga sesuai dengan peruntukkan fungsi bangunan dan kelayakan studi proyek sesuai dengan kebutuhan pada lokasi proyek. Bagaimana menciptakan suatu sarana terapi dan pendidikan yang nyaman bagi pemakainya untuk melakukan kegiatan terapi dan belajar-mengajar. Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain bangunan agar sesuai dengan fungsi bangunan dan prinsip-prinsip estetika dalam teori arsitektur. Bagaimana mewadahi beberapa kegiatan, tidak hanya terapi dan belajar pengetahuan umum, tetapi juga bermain untuk pengembangan kreativitas anak. 3

Bagaimana merancang bangunan yang nyaman dan aman mengingat bangunan yang akan dirancang nantinya berhubungan dengan anak-anak. I.4. Metode Pendekatan Pendekatan-pendekatan dalam penyelesaian masalah pada perancangan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya: Studi literatur Dengan mempelajari permasalahan yang ada, pemecahan masalah dilakukan berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung dalam proses perancangan. Studi banding Dengan melakukan pendekatan permasalahan dan fungsi bangunan dalam proyek sejenis maupun tema sejenis dalam judul proyek ini. Survei lapangan Dalam pemilihan lokasi dilakukan analisa potensi-potensi yang ada pada lingkungan sekitar. Mendapatkan informasi dari instansi-instansi terkait untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi proyek, baik dengan instansi pemerintah maupun swasta. I.5. Pendekatan Prinsip Untuk dapat memecahkan masalah diatas, maka prinsip-prinsip arsitektural yang akan digunakan, antara lain : Prinsip perancangan Austism Care Center berdasarkan spesialisasi dari bagian kejiwaan anak. Prinsip psikologi anak. Data-data yang diperlukan tersebut diperoleh dengan : Studi pustaka Survei lapangan Wawancara 4

I.6. Lingkup dan Batasan Lingkup/batasan kasus proyek meliputi: Perancangan Autism Care Center ini terdiri dari rehabilitasi anak autis, terapi dan pendidikan bagi anak autis, tempat bermain anak-anak, klinik, pemberian informasi dan konseling mengenai gangguan perkembangan autis kepada masyarakat luas. Lingkup pelayanan khususnya untuk daerah Sumatera Utara, namun tidak menutup kemungkinan untuk penyandang autis dan pengunjung yang ingin mendapatkan informasi dari luar daerah. Perencanaan dan perancangan Autism Care Center dengan menerapkan konsepkonsep arsitektur perilaku yang menghubungkan perilaku dari pengguna bangunan dengan ruang-ruang dan fungsi bangunan yang akan dirancang. Perancangan memperhatikan aspek fisik dan non fisik, seperti perancangan tapak, massa bangunan, estetika, pemakai, pengunjung, struktur, kebutuhan ruang, sirkulasi dalam dan luar, fungsi bangunan di sekitar bangunan, intensitas pembangunan di sekitarnya, dll. I.7. Asumsi-Asumsi Proyek pada judul ini bersifat fiktif, maka asumsi-asumsi yang diperlukan untuk mendukung proses perencanaan dan proses perancangan antara lain: Diasumsikan kepemilikan oleh pihak swasta. Diasumsikan bahwa harga tidak menjadi masalah. Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini. Kegiatan penyembuhan anak autis semakin meningkat dengan kerjasama antara pemerintah, pusat rehabilitasi, dan instansi pendidikan. Lokasi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan memenuhi persyaratan fungsi bangunan sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan. Kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap anak autis semakin meningkat. Pemerintah mendukung kegiatan terapi dan pendidikan yang dapat membantu proses penyembuhan anak autis. 5

I.8. Kerangka Berpikir Latar Belakang - Jumlah Penyandang Autisme semakin bertambah. - Penyandang Autisme adalah 1 orang dari 150 orang. - Salahnya pemahaman tentang sakit mental dengan cacat perkembangan mental menyebabkan perawatan yang salah bagi penyandang Autisme. - Medan masih kekurangan fasilitas-fasilitas terapi dan pendidikan untuk penyandang autisme. Judul Perancangan Autism Care Center Tema Perancangan Arsitektur Perilaku Tujuan dan Manfaat - Sebagai sarana/wadah yang member informasi mengenai gangguan perkembangan autisme. - Sebagai fasilitas terapi dan pendidikan yang layak bagi penyandang autisme. - Menyediakan fasilitas outdoor sebagai sarana pendukung. - Dengan fasilitas-fasilitas yang ada, diharapkan penyandang autisme dapat kembali berfungsi sebagai elemen masyarakat. Perumusan Masalah Bagaimana mewujudkan desain bangunan pada judul proyek ini sehingga sesuai dengan peruntukkan fungsi bangunan dan kelayakan studi proyek sesuai dengan kebutuhan pada lokasi proyek. Bagaimana menciptakan suatu sarana terapi dan pendidikan yang nyaman bagi pemakainya untuk melakukan kegiatan terapi dan belajar-mengajar. Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain bangunan agar sesuai dengan fungsi bangunan dan prinsipprinsip estetika dalam teori arsitektur. Bagaimana mewadahi beberapa kegiatan, tidak hanya terapi dan belajar. pengetahuan umum, tetapi juga bermain untuk pengembangan kreativitas anak. Bagaimana merancang bangunan yang nyaman dan aman mengingat bangunan yang akan dirancang nantinya berhubungan dengan anak-anak. Data Perencanaan Data Tapak Studi Literatur Studi Banding Survei Lapangan Wawancara Analisa Analisa Tapak (Analisa Fisik) View, sirkulasi, pencapaian, orientasi, dll. Analisa Fungsional (Analisa Nonfisik) Pengguna, alur kegiatan, dll Programming Program ruang dalam dan ruang luar Hubungan Antarruang Konsep Perancangan Konsep ruang luar, ruang dalam, massa, tema, struktur, dan utilitas. Umpan balik Desain Perancangan Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Sumber : Analisis Pribadi 6

I.9. Sistematika Penulisan Laporan Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Berisi kajian tentang latar belakang pembangunan Autism Care Center, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan masalah perancangan, lingkup dan batasan, asumsi-asumsi, kerangka berpikir, dan sistematika penulisan laporan. Bab 2 Deskripsi Proyek Berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis. Bab 3 Elaborasi Tema Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis. Bab 4 Analisa Perancangan Menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan. Bab 5 Konsep Perancangan Menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah. Bab 6 Perancangan Arsitektur Menjelaskan tentang gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja. Daftar Pustaka Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek. 7