Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

Oleh : Suyanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI KOTA SEMARANG

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

POLA ASUH DAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK TODDLER. Triani Yuliastanti Novita Nurhidayati INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN MOTIVASI DALAM MELAKUKAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA

HUBUNGAN LINGKUNGAN PENGASUHAN DAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 6-12 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Laili Rahmawati 1 Lilik Hanifah 2. Kata Kunci: Pengetahuan, Pola Bermain, Perkembangan 1) Peneliti I 2) Peneliti II

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA 1

GAMBARAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN ANAK BATITA YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DIGAMPONG LAMBHUK KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Untuk menjadi seseorang yang dewasa dengan motorik yang baik,

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keturunan kedua.

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Mojosongo, Jebres, Surakarta. Pelaksanaan penelitian bulan April 2014.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci: Tumbuh Kembang, ASI, MP-ASI Daftar Pustaka: 33 buah ( )

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang yaitu terdiri dari ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun yang

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada saat yang bersamaan dalam satu waktu (Notoatmojo, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH DI TK NIDZAMIYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN 2017

I. Pendahuluan Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

1.1 Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DENGAN PENDIDIKAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. aspek kognitif yang berhubungan dengan fungsi intelektual (Syaodih, 2010).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002). personal social (kepribadian dan tingkah laku),

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI

Transkripsi:

PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden age) dimana peranan ibu sangat diperlukan untuk tumbuh kembang yang optimal. Masalah dalam penelitian ini adalah adanya balita yang mengalami gangguan perkembangan dan belum diketahui adakah hubungannya dengan pemberian stimulasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pemberian stimulasi ibu dengan perkembangan balita di Posyandu Melati wilayah kerja Puskesmas Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2015. Rancangan penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu yang memiliki balita dan balitanya di Posyandu Melati wilayah kerja Puskesmas Pringsewu sebanyak 142 orang dan sampel 60 orang dengan tehnik proportional stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi dengan menggunakan kuesioner yang berisi 20 pertanyaan dan KPSP yang terdiri dari 9-10 tugas perkembangan. Pengolahan data menggunakan editing, coding, processing dan cleaning. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan prosentase dan analisis bivariat dengan fisher exact test. Hasil penelitian tentang pemberian stimulasi ibu yaitu 56,7% responden memberikan stimulasi dengan baik dan 43,3% kurang. Perkembangan balita dengan kategori sesuai 81,7% dan tidak sesuai18,3%. Ada sebanyak 31 dari 34 (91,2 %) ibu yang memberikan stimulasi dengan baik dan perkembangan balitanya sesuai. Sedangkan diantara ibu yang memberikan stimulasi kurang baik, ada 18 dari 26 (69,2%) yang perkembangan balitanya sesuai. Diperoleh p value=0,044 dan OR=4,593. Kesimpulan i adalah terdapat hubungan pemberian stimulasi ibu dengan perkembangan balita. Saran untuk ibu dan kader posyandu agar dapat memberikan stimulasi yang adekuat, teratur, dan sesuai kelompok umur serta bekerjasama dengan pihak puskesmas setempat untuk memberikan sosialisasi tentang stimulasi dan perkembangan balita baik dengan penyuluhan ataupun leaflet. Kata kunci: Stimulasi, Perkembangan LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya (Depkes RI, 2005). Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa baik dari segi motorik, emosi, kognitif maupun psikososial Perkembangan seorang anak merupakan suatu kesatuan yang utuh. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri bila pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat, karena itu perkembangan awal merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya (Depkes RI, 2005). Sehingga apabila satu tahapan perkembangan anak terganggu, maka perkembangan selanjutnya akan terganggu pula dan jika tidak ditangani dengan baik, apalagi tidak terdeteksi, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia di kelak kemudian (FKUI, 1996). [211]

Perkembangan yang terlambat berarti perkembangan yang berada di bawah normal umur anak. Akibatnya, pada umur tertentu anak belum bisa melakukan tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok umurnya. Banyak anak yang tumbuh kembang dan perilakunya tidak sesuai dengan usianya. Berbagai faktor yang mengakibatkan keterlambatan perkembangan tersebut, diantaranya adalah pemberian stimulasi. Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan luar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya (Soetjiningsih, 2002). Untuk itu pengasuhan ibu yang tepat sangat diperlukan sehingga tidak mengakibatkan terjadinya keterlambatan perkembangan oleh kurangnya kesempatan anak untuk mempelajari ketrampilan, perlindungan ibu yang berlebihan atau kurangnya motivasi anak untuk mempelajarinya dan kurangnya stimulasi (Hurlock, 2000). Sekitar 16 % dari anak usia di bawah lima tahun (balita) Indonesia mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat (Depkes, 2006). Setiap 2 dari 1.000 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik, karenanya perlu kecepatan menegakkan diagnosis dan melakukan terapi untuk proses penyembuhannya. Berdasarkan penelitian Lavigine menunjukkan bahwa sekitar 51,1% anakanak prasekolah dengan gangguan perkembangan tidak terdiagnosis oleh dokter dan petugas sehingga tidak mendapat konseling, pengobatan maupun dirujuk (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2005). Apabila dibandingkan dengan negara-negara Barat, maka perkembangan motorik pada anak Indonesia tergolong rendah. Di Amerika, anak mulai berjalan pada umur 11,4 12,4 bulan, dan anak-anak di Eropa antara 12,4 13,6 bulan. Sedangkan di Indonesia, pada sampel yang diteliti adalah 14,02 bulan. Saat dilakukan penyuluhan SDIDTK di DKI Jakarta, dari 400 anak yang diperiksa terdapat 11,5% anak yang terdeteksi mengalami kelainan dalam tumbuh kembangnya. (Muliati, 2010). hasil Penelitian Angraeni (2010) di PAUD Tunas Bangsa Sidorejo, Kabupaten Lampung Selatan, bahwa dari 45 anak didapatkan data 6 anak mengalami gangguan sosialisasi dan 2 anak mengalami gangguan perkembangan motorik. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Posyandu Melati wilayah kerja Puskesmas Pringsewu Kabupaten Pringsewu pada April 2015, terdapat 142 Balita, dari 10 Balita yang penulis amati terdapat 2 Balita yang mengalami keterlambatan perkembangan. Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Hubungan Pemberian Stimulasi Ibu dengan Perkembangan Balita di Posyandu Melati Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2015. METODE Desain penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh ibu yang memiliki balita dan balitanya di Posyandu Melati wilayah kerja Puskesmas Pringsewu yang berjumlah 142 orang. Sampel ditentukan dengan teknik proportional stratified random sampling, yaitu suatu metode pengambilan sampel, berdasarkan tingkatan atau masing-masing strata. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengambilan sampel proportional stratified random sampling adalah sebagai berikut: menentukan populasi penelitian yaitu seluruh ibu yang memiliki balita dan balitanya di Posyandu Melati wilayah kerja Puskesmas Pringsewu sebanyak 142; Menentukan besar sampel, yaitu sebanyak 60 ibu yang memiliki balita dan balitanya ; Menentukan jumlah sampel untuk masingmasing strata yang dihitung secara [212]

proporsional berdasarkan jumlah balita yang ada ; Menentukan banyaknya rentang usia yang akan diteliti; Menentukan responden untuk masing-masing rentang umur dengan diundi. Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Melati Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2015. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data langsung dari responden. Instrumen pengumpulan data yang di gunakan adalah kuesioner dan KPSP, dilakukan wawancara dan observasi langsung terhadap responden. Dalam pengumpulan data peneliti dibantu oleh kader posyandu yang sebelumnya telah dilatih dan diadakan persamaan persepsi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner dan KPSP. Untuk variabel pemberian stimulasi terdiri dari 20 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban yang meliputi tidak pernah diberi nilai 1, jarang diberi nilai 2 dan sering diberi nilai 3. Untuk keperluan analisa terdiri dari 2 kategori yaitu baik dan kurang, maka digunakan persentase: dikatakan baik bila nilai responden > mean nilai ; dikatakan kurang bila nilai responden < mean nilai Untuk variabel perkembangan menggunakan KPSP sebanyak 10 item pertanyaan/observasi untuk usia 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 54, dan 60 bulan, dan 9 item untuk usia 42 dan 48, dengan alternatif jawaban: Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang); Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah). Untuk keperluan analisa terdiri dari 2 kategori yaitu Sesuai dan Tidak Sesuai: dikatakan sesuai bila jawaban ya > 8; dikatakan tidak sesuai bila jawaban ya < 7 Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat (prosentase) dan analisis bivariat (uji chi square). HASIL Analisis Univariat Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pemberian Stimulasi Ibu dan Perkembangan Balita Berdasarkan KPSP Pemberian Stimulasi Ibu f % Baik 34 56,7 Kurang 26 43,3 Jumlah 60 100,0 Perkembangan Balita f % Sesuai 49 81,7 Tidak sesuai 11 18,3 Jumlah 60 100,0 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa lebih banyak yang pemberian stimulasi ibu baik sebanyak 34 orang (56,7%), sedangkan perkembangan balita yang sesuai sebanyak 49 orang (81,7%). Analisis Bivariat Tabel 2: Hubungan Pemberian Stimulasi Ibu dengan Perkembangan Balita Perkembangan Pemberian Balita Stimulasi Tidak Ibu Sesuai Sesuai Total Baik 31 3 34 (91,2%) (8,8%) (100%) Kurang 18 8 26 (69,2%) (30,8%) (100%) Total 49 11 60 (29,0%) (18,3%) (100%) p-value=0,044, OR CI 95%=4,593 (1,079-19,548) Berdasarlan tabel 2 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pemberian stimulasi dengan perkembangan balita, dengan hasil uji statistik fisher exact test diperoleh p value=0,044. Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR 4,593 artinya ibu yang memberikan stimulasi dengan baik memiliki peluang 4, 593 kali lebih besar untuk perkembangan balitanya sesuai kelompok umur. [213]

PEMBAHASAN Analisis Univariat Hasil penelitian menunjukkan proporsi Pemberian stimulasi ibu terhadap balita di Posyandu Melati Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Kabupaten Pringsewu adalah sebanyak 34 orang (56,7%) memberikan stimulasi dengan baik dan 26 orang (43,3%) memberikan stimulasi kurang baik. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pemberian stimulasi ibu merupakan kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan merangsang seluruh sistem indra, melatih kemampuan motorik halus dan kasar, kemampuan berkomunikasi serta perasaan dan pikiran anak secara benar, adekuat dan teratur sesuai kelompok umur anak maka perkembangan anakpun akan sesuai dengan tahapan perkembangan kelompok umurnya. Penelitian ini menggambarkan bahwa pemberian stimulasi yang baik menunjukan kepedulian ibu terhadap perkembangan balitanya dengan demikiaan perkembangan balita pun akan lebih baik, selain itu ibu juga dapat mendeteksi dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut. Hal ini dimungkinkan karena jika dilihat dari jumlah anak dalam keluarga, rata-rata memiliki 1-2 orang anak yaitu sebanyak 44 keluarga (73,3%) maka ibu dapat lebih fokus dalam membimbing anak-anaknya. Selain itu juga karena pelayanan kesehatan yang sudah sampai ke lapisan perifer sehingga banyak informasi kesehatan yang dapat masyarakat terima dari tenaga kesehatan. Sedangkan kurangnya pemberian stimulasi akan memberikan dampak yang sangat buruk terhadap tahapan perkembangan anak. 43,3% ibu yang kurang memberikan stimulasi merupakan jumlah yang cukup besar. Hal ini dimungkinkan, mengingat tingkat pendidikan responden rata-rata SMP yaitu sebanyak 24 orang (40%), kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi sikap dan tindakan ibu dalam memberikan stimulasi terhadap anaknya, jika kita lihat pekerjaan ibu mayoritas sebagai petani membuat ibu lebih banyak menghabiskan waktu di sawah dan ladang sehingga waktu untuk memperhatikan anaknya semakin berkurang. Untuk meningkatkan pemberian stimulasi terhadap anak sebaiknya orangtua menambah pengetahuan tentang pentingnya stimulasi bagi balita baik dari tenaga kesehatan ataupun sumber-sumber informasi lainnya, dan dapat meningkatkan pemberian stimulasi dengan menitipkan anak di PAUD, bagi kader dan bidan setempat dapat mengadakan pertemuan berkala dengan memberikan simulasi pemberian stimulasi. Berdasarkan distribusi frekuensi perkembangan balita di Posyandu Melati Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Kabupaten Pringsewu diperoleh data 49 balita (81,7%) dengan perkembangan sesuai dan 11 balita (18,3%) tidak sesuai. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. (Soetjiningsih,1995) Perkembangan balita yang sesuai didukung oleh faktor lingkungan yang baik diantaranya pemberian stimulasi ibu yang adekuat dan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Sedangkan perkembangan yang tidak sesuai selain dipengaruhi oleh stimulasi di pengerahui pula oleh beberapa faktor lain seperti faktor genetik dan pemenuhan gizi. Untuk mengoptimalkan perkembangan anak, baik kemampuan [214]

motorik halus dan kasar, kemampuan berbahasa dan mental sosial diperlukan kerjasama dengan pihak puskesmas setempat untuk sosialisasi tentang perkembangan anak, baik dengan penyuluhan atau menggunakan leaflet serta melakukan deteksi dini secara berkala sebagai upaya pencegahan terjadinya gangguan/kelainan perkembangan anak balita. Analisis Bivariat Hasil analisis penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pemberian stimulasi dengan perkembangan balita, dengan hasil uji statistik fisher exact test diperoleh p value=0,044. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR 4,593 artinya ibu yang memberikan stimulasi dengan baik memiliki peluang 5 kali lebih besar untuk perkembangan balitanya sesuai kelompok umur. Penelitian sebelumnya, SDIDTK di DKI Jakarta (2010), dari 400 anak yang diperiksa terdapat 11,5% anak yang terdeteksi mengalami kelainan dalam tumbuh kembangnya dan penelitian Angraeni (2010), Pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak di PAUD tunas bangsa sidorejo yang berpengetahuan baik yaitu sebesar (42,2%), dan cukup sebesar (57,8%) dan dari 45 anak didapatkan data 6 anak mengalami gangguan sosialisasi dan 2 anak mengalami gangguan perkembangan motorik. Pengetahuan mempengaruhi sikap dan tindakan orangtua dalam memberikan stimulasi yang akan berdampak pada perkembangan anaknya. Sehingga pada penelitian ini masih ditemukan ibu yang kurang memberikan stimulasi dan perkembangan anak yang tidak sesuai. Semakin baik pemberian stimulasi maka perkembangan anakpun akan semakin baik. Untuk mendapatkan perkembangan anak yang sesuai sebaiknya orangtua terus meningkatkan pengetahuan serta pemberian stimulasi yang adekuat dan sesuai kelompok umur, khususnya pada masa pertumbuhan emas balita (golden age). KESIMPULAN Ada hubungan antara pemberian stimulasi oleh ibu dengan perkembangan balita di Posyandu Melati Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun 2015 dengan p-value 0,044 dan Odd Ratio 4,593. Disarankan agar ibu memberikan stimulasi yang adekuat, teratur, sesuai kelompok umur dan memperhatikan setiap tahapan perkembangan anak dengan memberikan permainan-permainan yang merangsang seluruh sistem indra, melatih kemampuan motorik halus dan kasar serta kemempuan berkomunikasi dan sosialisasi. Bagi kader posyandu dan bidan setempat dapat melakukan pertemuan berkala dengan ibu balita untuk meningkatkan pengetahuan ibu melalui penyuluhan dan simulasi pemberian stimulasi balita. Diharapkan puskesmas dapat memberikan sosialisasi tentang stimulasi dan perkembangan anak dengan membagikan leaflet dan melaksanakan deteksi dini secara berkala sebagai upaya pencegahan terjadinya gangguan/kelainan tumbuh kembang anak. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2005. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Depkes RI, Jakarta. Depkes RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Depkes RI. Jakarta Hurlock, Elizabeth B. 2000. Perkembangan anak. Penerbit Erlangga. Jakarta Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. [215]