BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul Studi Kasus tentang Perilaku Gay dan Alternatif Penanganannya (Penelitian Kasus terhadap Tiga Mahasiswa Di Universitas Sebelas Maret Surakarta) dilaksanakan di Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A, Surakarta. Penelitian akan dilaksanakan terhadap tiga mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Adapun yang menjadi pertimbangan atau alasan dipilihnya Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai tempat penelitian yaitu: a. Berdasarkan pengamatan, terdapat mahasiswa yang menujukkan atau menampilkan diri sebagai gay. b. Terdapat mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang terlibat atau ikut dalam komunitas gay yang ada di Surakarta baik itu komunitas resmi maupun yang ada di dunia maya (facebook). 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian direncanakan dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai dengan Februari 2015. Pemilihan waktu tersebut dikarenakan pelaksanaan studi kasus membutuhkan waktu yang relatif panjang untuk bisa menggali informasi secara mendalam sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam pengumpulan data. Waktu penelitian selama duabelas bulan ini digunakan untuk persiapan, observasi, wawancara terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam permasalahan peserta didik, mencari dokumen-dokumen, menganalisis data yang telah diperoleh, dan penulisan hasil dalam bentuk laporan, ujian skripsi, serta revisi dan penggandaan. 30
31 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Bulan Kegiatan Penelitian Feb Mar Apr- Jul Agt- Okt Nov Des Jan- Feb 2015 Pengajuan judul Penyusunan proposal penelitian dan revisi Pelaksanaan penelitian Penyusunan skripsi Ujian skripsi Revisi dan Penggandaan B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini berarti bahwa data yang dikumpulkan bukan merupakan data perhitungan menggunakan prosedur statistik melainkan berupa narasi yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi atau informasi lain yang dapat melengkapi data yang diteliti. Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk menggambarkan realita empirik suatu fenomena secara mendalam, terperinci dan tuntas. Pendekatan kualitatif dipilih karena penelitian studi kasus lebih menekankan pada sifat empirik dengan sasaran penelitian berupa permasalahan yang terjadi pada masa kini. Moleong (2012:6) menyatakan bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya commit perilaku, to user persepsi, motivasi, tindakan, dll,
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif mencakup berbagai situasi sosial secara umum yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) (Sugiyono, 2010: 285). Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang didapat dari penelitian kualitatif disajikan dalam bentuk naratif yang mencakup gejala-gejala nampak secara keseluruhan dari situasi sosial yang ada. Gejala-gejala nampak yang diungkap meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang menjadi subjek peneliti. Iskandar (2008) menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif (naturalistik) merupakan pendekatan penelitian yang memerlukan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh serta berhubungan dengan objek yang diteliti untuk mendapatkan data, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif mengedepankan suatu proses atau prosedur dalam menemukan berbagai informasi yang berfungsi untuk melengkapi data yang dibutuhkan sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat berkaitan dengan hal yang diteliti tersebut. Alasan pemilihan pendekatan kualitatif adalah sebagai berikut: a. Pendekatan kualitatif mampu mengungkap data secara menyeluruh berkaitan dengan perilaku gay pada mahasiswa. b. Pendekatan kualitatif mampu menjelaskan fakta fakta yang terjadi di lapangan karena penggalian dilakukan melalui wawancara secara langsung terhadap subjek penelitian. c. Pendekatan kualitatif sesuai digunakan pada penelitian studi kasus. 32 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Penelitian studi kasus cocok dilakukan untuk penelitian yang
33 mengacu pada pertanyaan how atau why pada permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. ( Yin, 2013: 1). Berdasarkan pendapat Yin tersebut dapat dipahami bahwa penelitian studi kasus merupakan penelitian yang digunakan untuk mengungkap suatu permasalahan yang terjadi pada saat ini di kehidupan nyata. Penelitian studi kasus digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana atau mengapa yang bertujuan untuk mengungkap permasalahan yang terjadi, sehingga dapat mengungkap permasalahan secara rinci dan mendalam. Permasalahan yang dapat diteliti dengan studi kasus tidak hanya nyata tetapi penyebab dari permasalahan tersebut masih belum jelas sehingga dapat diungkap secara jelas penyebab utamanya. Studi kasus menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata apabila batasan fenomena dan konteks tidak terlihat jelas, dan memanfaatkan multi sumber bukti. (Yin, 2013: 18). Hal tersebut dapat dimaknai fenomena yang dapat diselidiki dengan studi kasus tidak hanya nyata tetapi juga sebab terjadinya permasalahan masih belum jelas. Penyebab utama permasalahan dapat diungkap dengan menggunakan berbagai sumber data, sehingga data dapat digali secara mendalam dan dapat ditemukan penyebab lain yang sebelumnya belum pernah terungkap. Studi kasus dilaksanakan untuk menjawab mengapa individu yang menjadi subjek penelitian dapat memilih menjadi seorang gay dan bagaimana penyebab pengambilan keputusan menjadi seorang gay, selain itu agar dapat ditemukan bantuan apa yang dapat diberikan kepada individu tersebut. Alternatif bantuan tersebut dapat diperoleh ketika sudah dilakukakan penggalian data secara mendalam terhadap subjek berkaitan dengan kehidupan yang dijalaninya serta kondisi lingkungan dan masyarakat yang mempengaruhinya, hal ini dapat diperoleh melalui penelitian studi kasus.
34 Alasan digunakannya jenis penelitian studi kasus yaitu: a. Studi kasus dapat menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa, sehingga dapat diketahui latar belakang penyebab dan proses pemilihan individu untuk menjadi gay serta bentuk perilakunya. b. Penggunaan jenis penelitian studi kasus dapat mengungkap latar belakang permasalahan secara mendalam, sehingga dapat ditetapkan alternatif bantuan yang sesuai bagi individu gay tersebut sesuai dengan latar belakang serta penyebab perilaku gay yang dialami tersebut. C. Data dan Sumber Data 1. Data a. Data Primer Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lofland dalam Moleong, 2013). Data yang berupa kata kata diperoleh melalui wawancara secara langsung dari informan atau subjek penelitian yang diharapkan mampu memberikan informasi secara lengkap berkaitan dengan data yang akan diambil. Data yang dihimpun langsung oleh peneliti melalui wawancara maupun observasi terhadap subjek inilah yang disebut data primer, artinya data diperoleh tidak melalui perantara atau orang ketiga. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang cara memperolehnya tidak secara langsung dari sumber yang bersangkutan yaitu subjek penelitian, tetapi data tersebut diperoleh melalui sumber lain, baik melalui pihak ketiga ataupun berupa dokumen dokumen pendukung dan pelengkap yang dapat melengkapi informasi yang dibutuhkan mengenai subjek. Data pendukung atau pelengkap tersebut dapat berupa majalah, buletin, artikel artikel yang diterbitkan oleh organisasi atau instansi commit terkait, to hasil user hasil studi, tesis, hasil survei dan
35 sebagainya. Data sekunder digunakan untuk memperkuat dan menambah serta melengkapi informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan subjek. 2. Sumber Data Berbagai sumber data dapat digunakan dalam penelitian kualitatif. Semakin banyak sumber data yang digunakan maka semakin banyak pula data atau informasi yang diperoleh sehingga dapat memenuhi kebutuhan penelitian tersebut. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Informan Informan yaitu orang yang diwawancarai atau yang dapat memberikan informasi dan keterangan mengenai seluk beluk permasalahan yang diperlukan peneliti. Penentuan informan dalam penelitian ini diawali dengan pemilihan informan kunci yaitu mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memiliki orientasi seksual sebagai gay sebanyak 3 mahasiswa. b. Tempat / Lokasi dan Peristiwa Tempat / lokasi dan peristiwa dapat dijadikan sebagai sumber informasi karena dalam pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteks dan situasi yang melibatkan pelaku, tempat, dan aktivitas. Peneliti melakukan pengamatan di lokasi sehingga dapat mengetahui tingkah laku dari subjek atau peristiwa apa saja yang terjadi. Dalam pengamatan di lokasi harus ada kesesuaian antara pelaku, tempat dan aktivitas yang terjadi, sehingga dari lokasi peneliti memperoleh data yang dibutuhkan dari pengamatan langsung. Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian ini adalah Universitas Sebelas Maret Surakarta, sedangkan peristiwa yang diteliti disini adalah perilaku yang dimunculkan oleh mahasiswa yang memiliki orientasi seksual gay.
36 c. Dokumen dan Arsip Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang sangat penting artinya dalam penelitian kualitatif, terutama apabila sasarannya terarah pada latar belakang peristiwa masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi peristiwa masa kini yang sedang dipelajari. Sumber data yang berupa dokumen dan arsip ini berhubungan dengan permasalahan penelitian, digunakan sebagai pendukung data lain yang didapatkan dari informasi maupun lokasi. Sumber data dari arsip maupun dokumen dalam penelitian ini adalah dokumen yang berhubungan dengan mahasiswa yang memiliki orientasi seksual sebagai gay, baik itu artikel, majalah, data diri, dan sebagainya. D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Sugiyono (2013:82) berpendapat bahwa : Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, propotionate stratified random, dispropotionate stratified random, dan area random. Non probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling. Dalam penelitian ini peneliti tidak menentukan sejumlah sampel. Peneliti hanya menentukan informan untuk diwawancarai guna memperoleh keterangan keterangan tentang permasalahan yang akan diteliti. Dalam menentukan informan tersebut peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Pertimbangan tertentu memiliki arti bahwa informan tersebut dianggap paling tahu tentang permasalahan yang akan diteliti sehingga informan tersebut dianggap mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.
Hal ini menyebabkan penelitian ini tidak menggunakan sampel acak, namun menggunakan sampel bertujuan. Selain menggunakan purposive sampling yang berarti bahwa dalam penelitian yang diambil hanyalah tertentu saja yaitu yang dianggap mampu memberikan data yang dibutuhkan, penelitian ini juga dimungkinkan menggunakan teknik snowball sampling. Pada awalnya peneliti akan menentukan informan kunci yang dianggap mampu memberikan data penelitian yang dibutuhkan, selanjutnya dari informan kunci tersebut akan dapat menunjukkan informan lain yang dianggap juga mengetahui masalah yang akan diteliti. Hal ini menyebabkan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan peneliti. Sugiyono (2013) menyatakan bahwa : Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah yang sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Berdasarkan data yang diperoleh dari informan kunci, selanjutnya peneliti diarahkan untuk menggali data dari informan lain dengan pertimbangan akan dapat memberikan data lebih lengkap daripada informan kunci yang menjadi sumber data sebelumnya. Informan lain yang dapat memberikan informasi atau menjadi sumber data tambahan antara lain anggota komunitas gay serta dosen yang berpengalaman dan menekuni ilmu yang berkaitan. Sampel yang digunakan semakin lama semakin bertambah namun semakin terarah sejalan dengan fokus penelitian yang ingin mendapatkan informasi secara mendalam sesuai dengan tujuan penelitian tersebut. Penambahan jumlah informan akan diakhiri jika dari informan informan tersebut sudah tidak didapatkan data atau informasi baru lagi. 37 E. Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, oleh karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Untuk mendapatkan
38 data yang obyektif perlu diperhatikan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpul atau pengambil data. Sesuai dengan pendekatan penelitian kualitatif, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena yang sedang diamati. Observasi seringkali dilaksanakan bersama metode wawancara untuk kepentingan cross-check dan validitas data. Observasi merupakan suatu kegiatan pengamatan yang bertujuan. Mukhtar (2013:109) menyatakan Observasi adalah proses keterlibatan peneliti dalam situasi sosial, kemudian dia mengungkapkan seluruh apa yang dilihat, dialami, dan dirasakan langsung oleh peneliti. Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh peneliti. Terdapat dua jenis observasi yang biasa digunakan yaitu observasi partisipasi atau terlibat dan observasi non partisipasi atau tidak terlibat. Pada observasi terlibat, peneliti ikut masuk dalam situasi sosial yang diteliti dan menjadi anggota dalam situasi sosial tersebut, sedangkan pada observasi tidak terlibat, peneliti tidak menjadi bagian dari situasi sosial tersebut, peneliti hanya memasuki situasi sosial tersebut saat membutuhkan informasi untuk melengkapi data penelitian. Pada penelitian ini kegiatan observasi yang dilakukan adalah melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan terhadap perilaku dan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memiliki orientasi seksual gay selaku informan utama. 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) mengajukan commit pertanyaan to user dan terwawancara (interviewee)
39 yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2013:186). Wawancara bertujuan untuk memperoleh jawaban atau informasi secara langsung dari subjek yang diwancarai dan merupakan metode yang sistematis untuk mencapai tujuan penelitian. Esterberg (dalam Sugiyono, 2013:231) memaparkan beberapa macam wawancara, yaitu sebagai berikut : a. Wawancara Terstruktur (Structured Interview) Wawancara terstruktur digunakan dalam teknik pengumpulan data apabila peneliti sudah mengetahui tentang informasi yang akan diperoleh, sehingga dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen wawancara yaitu pertanyaan-pertanyaan tertulis serta alternatif jawabannya. Dalam melaksanaakan wawancara selain membawa daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara, peneliti juga boleh menggunakan alat bantu berupa tape recorder, serta menggunakan alat bantu lain yang fungsinya membantu proses pengumpulan data dari subjek observasi. b. Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview) Pelaksanaan wawancara semiterstruktur lebih bebas daripada wawancara terstruktur, wawancara ini termasuk dalam kategori in-dept interview. Tujuan dari wawancara ini adalah agar untuk menemukan permasalaahan secara lebih terbuka, dimana informan boleh berpendapat dan menyampaikan ide-idenya. Peneliti perlu memperhatikan dengan baik serta mencatat hasil wawancara yang dilakukan. c. Wawancara Tak Berstruktur (Unstructured Interview) Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas dimana dalam pelaksanaannya peneliti tidak mengggunakan pedoman wawancara yang berikut daftar pertanyaan yang sudah tersusun rapi dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah garis commit besar permasalahan to user yang akan diteliti.
40 3. Analisis Dokumen Analisis dokumen merupakan kegiatan yang penting dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini. Dokumen tertulis merupakan sumber data yang dapat memberikan informasi tambahan yang mungkin tidak diperoleh dari informan melalui wawancara dan observasi, selain itu dapat berfungsi sebagai bukti dari peristiwa masa lampau yang berpengaruh terhadap perkembangan masalah tersebut saat ini. Sumber data yang berupa dokumen atau arsip dalam penelitian ini dapat berupa majalah, artikel tentang sejarah homoseksual di Indonesia, maupun buletin yang diterbitkan oleh komunitas gay di berbagai daerah di Indonesia baik yang diikuti oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai subjek penelitian maupun yang tidak diikutinya. F. Uji Validitas Data Dalam setiap penelitian, data yang diperoleh haruslah data yang valid dan teruji kebenarannya. Valid atau tidaknya suatu data memerlukan pengujian yang disebut uji validitas data, dimana data tersebut harus memenuhi kriteria kriteria tertentu agar dapat dikatakan valid. Moleong (2013:324) menyatakan bahwa : Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat macam kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Ada beberapa cara untuk memperdalam tingkat kepercayaan atau teknik pemeriksaan keabsahan data, antaralain dengan triangulasi, memperpanjang masa observasi, pengamatan terus-menerus dan member check. Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas data yang telah diperoleh, peneliti menggunakan triangulasi dan member check.
41 Triangulasi merupakan pencocokkan data diperoleh dari berbagai sumber data, teknik pengumpulan data, dan waktu pada saat data didapat. Triangulasi merupakan pengecekan data yang telah diperoleh peneliti dari berbagai sumber, cara, dan waktu. (Sugiono, 2010: 372). Hal tersebut menunjukkan triangulasi merupakan metode yang digunakan untuk menguji validitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari sumber data, teknik pengambilan data, dan waktu pelaksanaan pengambilan data. Pengecekkan ini bertujuan untuk mengetahui data yang sama dan berbeda sehingga memudahkan dalam tahap analisis data. Terdapat tiga macam triangulasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut : 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber merupakan penggunaan data yang berasal lebih dari satu sumber, kemudian data tersebut dicek dan dibandingkan, misalnya data yang diperoleh dari informan satu dan lainnya dibandingkan agar diperoleh data yang valid. 2. Triangulasi Teknik Merupakan pengumpulan data sejenis yang dilakukan dengan teknik yang berbeda misalnya wawancara dan observasi. Akan tetapi tetap diusahakan mengarah pada sumber data yang sama agar data yang diperoleh memiliki kemantapan. 3. Triangulasi Waktu Data yang diperoleh dapat berbeda ketika pengumpulan data dilaksanakan pada waktu yang berbeda, hal ini dapat dipengaruhi oleh keadaan sumber data yang bersangkutan, sehingga berpengaruh terhadap hasil peneltian. Penggunaan ke tiga triangulasi tersebut dilakukan secara bersamaan agar data yang dilaporkan sesuai dengan keadaan di lapangan dan dapat dikatakan valid. Teknik pemeriksaaan data yang digunakan peneliti selain triangulasi adalah member check, yaitu commit merupakan to user metode yang dilakukan untuk
42 menguji validitas data yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara data yang dilaporkan peneliti dengan data yang diberikan oleh pemberi data. Data yang telah diperoleh peneliti dikatakan valid apabila pemberi data menyetujui data yang dilaporkan oleh peneliti. Pelaksanaan member check dapat dilakukan dengan cara peneliti mendatangi tiap-tiap pemberi data atau dengan cara melakukan diskusi dengan mendatangkan semua pemberi data. Peneliti mempresentasikan data yang telah didapatnya kepada sumber data yang hadir, jika pemberi data semua menyepakati apa yang dilaporkan peneliti maka data dikatakan valid. Pemberi data yang hadir dimintai tanda tangan sebagai bukti untuk memperkuat keabsahan data. Alasan digunakannya triangulasi dan member check karena : a. Pengambilan data dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik dan sumber data sehingga perlu diadakannya uji validitas dengan triangulasi untuk mengetahui persamaan dan perbedaan yang ada dari berbagai cara pengumpulan data sehingga memudahkan dalam tahap menganalisis data. b. Keabsahan data dalam penelitian merupakan hal yang penting, sehingga member check dirasa sesuai untuk menguji validitas data yang diperoleh peneliti dengan meminta kesepakatan pemberi data mengenai data yang dilaporkan. G. Analisis Data Suatu hasil penelitian tentunya harus melalui proses analisis data agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Analisis dilakukan dengan mengumpulkan, memilah, mengklasifikasi fenomena yang terjadi di lapangan kemudian disimpulkan hubungan atau keterkaitan yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan & Biklen (1982) dalam Moleong (2013) bahwa :
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisir data, memilah milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada oranglain. (halaman 248) Model analisis data dalam penelitian adalah menggunakan model analisis interaktif seperti yang dikemukakan Sugiyono (2013 : 91) mengutip pendapat Mies & Huberman bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif yaitu data reduction, data display, dan conclusing drawing / verification. Penjelasan mengenai aktivitas dalam analisis data kualitatif menurut Miles & Huberman akan diuraikan sebagai berikut : 1. Reduksi Data Dalam melakukan penelitian kualitatif, semakin lama peneliti berada pada lokasi penelitian maka data yang muncul akan semakin banyak, rumit dan kompleks. Catatan yang didapat dari lapangan kemudian direduksi. Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal hal yang pokok, memfokuskan pada hal hal yang penting, membuang data yang tidak penting dan mencari polanya. Dalam reduksi data, peneliti akan dipandu oleh tujuan penelitian, dengan demikian akan menghasilkan gambaran lebih jelas dan mempermudah peneliti memverifikasi kesimpulan akhir. Proses ini berlangsung terus menerus dari awal hingga akhir penelitian. 2. Sajian Data Langkah selanjutnya setelah reduksi data adalah sajian data, sajian data merupakan usaha merangkai informasi dari data yang telah direduksi secara terorganisir dalam upaya mengambil kesimpulan. Penggunaan sajian data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi kemudian merencanakan kerja selanjutnya. Sajian data dalam penelitian kualitatif yang paling sering adalah teks yang bersifat naratif, namun bisa juga didukung dengan berbagai jenis matriks, gambar, skema, dan tabel sebagai pendukung. 43
44 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Kesimpulan yang ada masih berupa kesimpulan sementara dan berkemungkinan akan berubah jika tidak ditemukan bukti yang kuat pada tahap pengumpulan berikutnya. Sebelum melakukan penarikan kesimpulan perlu dilakukan verifikasi terlebih dahulu supaya data yang akan dijadikan kesimpulan lebih mantap. Aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan dapat dilakukan dengan penelusuran data kembali dengan cepat serta melihat kembali catatan lapangan. Reduksi data, sajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi data merupakan alur kegiatan yang terjadi bersama sama serta sebagai proses siklus interaktif. H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah tahapan tahapan yang ditempuh dalam suatu penelitian yang dimulai dari awal sampai akhir penelitian. Moleong (2012) menjelaskan bahwa, Prosedur penelitian meliputi empat tahap yaitu tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisa data, dan tahap penulisan laporan. Berkaitan dengan prosedur penelitian tersebut, akan diuraikan yaitu sebagai berikut : 1. Tahap Pra Lapangan Tahap pra lapangan merupakan tahap yang dilakukan mulai dari studi pendahuluan, pembuatan proposal penelitian, sampai pada pengurusan izin penelitian. Peneliti harus mengetahui terlebih dahulu kondisi lapangan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, selanjutnya memilih dan memanfaatkan informasi yang ada serta menyiapkan perlengkapan penelitian. 2. Tahap Penelitian Lapangan Pada tahap ini peneliti diharapkan mampu memahami latar belakang penelitian untuk menggali dan mengumpulkan data data yang ada ada di lapangan sedalam dan selengkap mungkin selanjutnya diperoleh data yang akan dianalisa.
45 3. Tahap Analisis Data Setelah data yang terkumpul cukup, maka data tersebut dianalisis untuk mengetahui permasalahan yang diteliti maupun adanya temuan studi. 4. Tahap Penulisan Laporan Setelah tahap analisis data, maka langkah berikutnya adalah menarik kesimpulan dari permasalahan yang diteliti kemudian hasil dari penelitian ini nantinya ditulis dalam bentuk laporan skripsi. Penelitian ini menggunakan langkah atau beberapa prosedur sebagaimana dijelaskan di atas, uraiannya adalah sebagai berikut : 1. Tahap pra lapangan / persiapan, meliputi : a. Mengajukan judul penelitian kepada pembimbing b. Mengumpulkan bahan, sumber, referensi yang diperlukan dalam penelitian c. Menyusul proposal penelitian d. Mengurus izin penelitian e. Menyiapkan pedoman wawancara 2. Tahap penelitian lapangan, meliputi : a. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi langsung dan dari dokumen b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul c. Memilih data sesuai dengan kebutuhan penelitian 3. Tahap analisis data, meliputi : a. Menentukan teknik analisis data yang tepat dan sesuai dengan proposal penelitian b. Melakukan analisis awal yaitu mereduksi data yang telah diperoleh c. Setelah melakukan analisis, data yang terkumpul kemudian dicek ulang bersama subyek untuk mengoreksi bila ada data yang tidak sesuai d. Melakukan verifikasi dan pendalaman data e. Merumuskan simpulan commit akhir to sebagai user temuan penelitian
46 4. Tahap penulisan laporan, meliputi : a. Penyusunan laporan awal b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan dosen pembimbing c. Menyusun revisi laporan
berikut ini : Prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan pada bagan sebagai 47 Pra Lapangan/ Persiapan Wawancara Penelitian Observasi Analisis Data Penulisan Laporan Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian