2. Eksplorasi Eksplorasi merupakan kegiatan awal jika Anda akan merancang suatu karya tari. Eksplorasi adalah proses berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon suatu obyek. Dalam melakukan kegiatan eksplorasi dapat menggunakan beberapa rangsang agar lebih menarik. Eksplorasi atau penjajakan merupakan proses berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek untuk dijadikan bahan dalam karya tari. Jika Anda ingin memproduksi atau menata sebuah tarian kegiatan yang harus dimulai adalah eksplorasi. Proses kreatif tidak akan terjadi apabila pembentukan gerak lewat suatu eksperimen tidak dilaksanakan. Pada langkah ini pembentukan gerak diawali dengan melatih rangsang estetis terhadap berbagai sesuatu yang ada di sekitar Anda. Wujudnya bisa berupa benda, irama, cerita, tema, tentang kebesaran alam, keajadian, sikap-sikap pribadi, tingkah laku makhluk hidup, kesan yang ada pada benda mati, mendengarkan musik dan sebagainya yang berfungsi sebagai perangsang untuk Anda mulai berkarya. Rangsang dalam tari dapat berupa rangsang visual atau pandang, rangsang auditif atau rangsang dengar, rangsang gagasan, rangsang rabaan dan rangsang kinestetik. a. Rangsang Visual Jika kalian mengamati suatu benda baik itu benda hidup maupun benda mati sebagai rangsang, ini disebut sebagai rangsang visual. Rangsang visual adalah sesuatu yang timbul dan benda yang kalian lihat. Rangsang visual dapat timbul dari pengamatan kalian terhadap patung, gambar, dan lain-lain. Dari gambaran visual tersebut Anda bisa mengamati dari aspek latar belakang, garis, tekstur, wujud, warna, fungsi, sudut pandang, ritme dan lain-lain. Sebagai awal dari kegiatan ini cobalah Anda memulainya dengan mengadakan eksplorasi terhadap salah satu objek yang menarik. Anda amati aktivitas kehidupan anak remaja yang menginjak dewasa ketika mengungkapkan rasa syukurnya. Berdasarkan hasil pengamatan cobalah Anda ekspresikan ungkapan-ungkapan kegembiraan tersebut.
Gambar 2.4. Eksplorasi langsung melihat kegiatan di tempat pembuangan sampah Koleksi : Program nstudi Pendidikan Tari Tari FBS UNJ b. Rangsang Auditif Berbagai macam suara/bunyi-bunyian bisa Anda jadikan rangsangan dalam membuat suatu karya tari, yang termasuk rangsang dengar antara lain : musik iringan tari, musik-musik daerah, suara kentongan, lonceng gereja, suara deru mobil, suara-suara yang ditimbulkan oleh angin, suara manusia, suara hewan, dll. Dari suara tersebut cobalah Anda bergerak seirama atau bahkan bergerak dengan irama yang berlawanan. Berdasarkan suara atau bunyi-bunyi yang ada di sekitar Anda, dapat dimanfaatkan dalam membuat karya tari. Hal tersebut juga sebagai rangsang dalam mencari dan menemukan gerakgerak yang akan ditata dalam karya tari. Gambar 2.5. Eksplorasi dengan menggunakan rangsang dengar, mendengarkan musik yang telah disediakan (koleksi Program Studi Pendidikan Tari FBS UNJ) c. Rangsang Gagasan/Ide
Gagasan atau ide membantu kalian dalam berkarya tari. Jenis rangsang ini banyak digunakan oleh beberapa piñata tari dalam proses berkarya. Ide/gagasan bisa timbul dari berbagai hal, misalnya permainan, aktivitas anak remaja/dewasa, aktivitas petani, nelayan, dsb d. Rangsang Kinestetik Jika kalian mencoba membuat atau menata karya tari, Anda dapat menggunakan gerak atau frase gerak tertentu sebagai rangsang kinestetiknya. Gerak atau frase gerak tersebut dapat berasal dari gerak tari tradisional maupun gerak tari-tari kreasi baru atau modern. Sebuah karya tari bias tercipta menggunakan cara ini. Gambar 2.6. Rangsang Kinestetik Koleksi Prodi Pendidikan Tari FBS UNJ e. Rangsang Peraba Rangsang peraba merupakan rangsang yang juga dapat menghasilkan gerak yang dapat dipakai oleh piñata tari sebagai dasar pijakannya. Misalnya sentuhan halus dari bahan sutra, butiran pasir lembut pantai akan menghasilkan gerak-gerak yang sangat bervariasi, dan jika diolah akan menghasilkan karya tari tari yang bagus.
Gambar 2.7. Rangsang Peraba Koleksi Prodi Pendidikan Tari FBS UNJ Setelah Anda memahami dan mencoba berimprovisasi gerak melalui rangsang, baik rangsang dengar/auditif, lihat/visual, ide maupun kinestetik, selanjutnya silakan Anda mencoba memproduksi suatu karya tari berdasarkan rangsang tersebut. Eksplorasi dapat dilakukan melalui : a. Lingkungan alam Lingkungan alam di sekitar kita dapat berupa pohon, bunga, gunung, lembah dan ngarai, laut, danau, hutan, benda hidup atau benda mati. Lingkungan ala mini dapat kalian amati dan dijadikan sebagai pijakan dalam berkarya tari. 2.8. Eksplorasi di alam Koleksi : Ida Bagus Ketut Sudiasa b. Eksplorasi melalui Binatang
Bermacam-macam binatang hidup dan berkembang biak di sekeliling kita dengan bentuk, karakter dan jenis yang sangat beragam pula. Ada yang hidup di darat, di air dan di udara. Binatang dapat diamati dari wujudnya, jenis, suara, tingkah laku, fungsi dan kegunaannya. Eksplorasi melalui binatang yang diamati dari tingkah lakunya seperti cara berjalan, makan, terbang, berenang, bercengkrama, dan sebagainya. c. Eksplorasi melalui buku cerita Buku cerita atau bacaan lainnya dapat memberikan sumber inspirasi dalam menemukan tema dan mengembangkan gerak. Anda dapat melihat cerita bergambar/komik mauun cerita tidak bergambar. Temanya ada yang diangkat dari legenda, cerita rakyat, kepahlawanan, dongeng, hikayat, sejarah, dan sebagainya. Buku cerita ini ada yang berasal dari Indonesia seperti Malin Kundang (Sumatera), Cinde laras (Jawa), dan sebagainya atau di luar Indonesia seperti Cinderela, Putri salju, Sailor Moon, dan sebagainya. Eksplorasi gerak melalui buku cerita ini dapat diamati dari temanya, suasana, jalan cerita, karakteristik tokoh yang ada dalam cerita tersebut, nilai moral yang ingin disampaikan dalam cerita tersebut. d. Eksplorasi melalui Lingkungan Sekitar Lingkungan sekitar dapat dijadikan sumber pijakan dalam membuat karya tari. Keadaan lingkungan sekitar yang sangat beragam dari kehidupan ini seperti watak atau pibadi, warna, ukuran, manfaat atau fungsinya dapat diamati di setiap ruang kehidupan misalnya kehidupan di jalanan, aktivitas sesorang ketika berada di ruang tamu, di dapur atau di halaman, keadaan dan kehidupan di suatu pesta dan sebagainya.
Gambar 2.9. eksplorasi di lingkungan sekitar Koleksi Prodi Pendidikan Tari FBS UNJ