BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangannya mengatakan bahwa anak usia toddler (1-3) tahun

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1 PENDAHULUAN. pada kehidupan selanjutnya. Perhatian yang diberikan pada masa balita akan

BAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008 ) Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, parkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun), usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), sekolah

BAB I PENDAHULUAN. etika-moral. Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan

BAB 1 PENDAHULUAN. namun saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. (Hidayat dalam Ernawati

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami tahapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah dan merupakan titipan serta amanah yang. sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Toilet training yaitu suatu usaha melakukan latihan buang air besar dan buang

JURNAL ABDIMAS BSI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 Februari 2018, Hal. 7-13

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

BAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dini. Salah satu permasalahan yang sering dijumpai adalah mengompol yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak selanjutnya (Nursalam dkk, 2008).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU IBU DALAM TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. keluarga lain, pengalaman dini belajar anak khususnya sikap sosial yang awal

BAB I PENDAHULUAN. anak melakukan kegiatan tersebut disitu anak akan mempelajari anatomi. tubuhnya sendiri serta fungsinya.(hidayat Alimul,2005)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai

HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. air besar dan bladder control atau kontrol buang air kecil. Saat. yang tepat melakukan toilet training setelah anak mulai bisa

Ima Syamrotul M Dosen Kebidanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN. anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian (Wong, 2004). Dalam

JKA.2016;3(1): ARTIKEL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 02 DAN RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK NGESTIRINI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI PAUD PERMATA BUNDA RW 01 DESA JATI SELATAN 1 SIDOARJO

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TOILET TRAINING ANAK USIA 1-3 TAHUN TERHADAP PENGETAHUAN IBU DI DESA SAMBON BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. anak, yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia batita

SATUAN ACARA PENYULUHAN TOILET TRAINING PADA ANAK

MUHAMMAD ARISY DEKY PRABOWO

BAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya

PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam aspek sifat, sikap, minat dan kepribadian sosial anak dengan

PENGARUH ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP PRAKTIK TOILET TRAINING PADA ORANG TUA DENGAN ANAK USIA BULAN DI DESA PANDOWOHARJO SLEMAN YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah aktifitas untuk mencapai tugas perkembangan melalui toilet training.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang pada masa mulai lahir sampai masa anak- anak tertentu pasti

Puji Lestari* )., ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa

KARYA TULIS ILMIAH PERAN IBU DALAM PEMBELAJARAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) Di Desa Pragak Kecamatan Parang Kabupaten Magetan

PENGARUH ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP PRAKTIK ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING PADA TODDLER DI DUSUN NGABEAN KULON SINDUHARJO NGAGLIK SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PERILAKU IBU DALAM MELATIH TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA KADOKAN SUKOHARJO

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU IBU DALAM MENYIAPKAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN DISPOSIBLE DIAPER. Dadang Kusbiantoro

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam tumbuh kembang anak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. orang tua yang sudah memiliki anak. Enuresis telah menjadi salah satu

Psikologi Terapan UI ini.

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KEMANDIRIAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tertutup popok yang paling sering dialami oleh bayi atau anak-anak.

Ihwanudin Wahid Rohadi 2, Lutfi Nurdian Asnindari 3. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PERTIWI SINE 1 SRAGEN

Wiwik Agustina 1 dan Rendi Feri Sapta

EFFEKTIVITAS TEKNIK ORAL DAN MODELLING TERHADAP KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA TODDLER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi

PERSEPSI IBU TENTANG TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam perilaku adaptif dan memiliki intelektual di bawah rata-rata. yang muncul dalam masa perkembangan (Depkes, 2010).

THE APPLICATION OF TOILET TRAINING PARENTS WITH CHILDREN AGED 2-3 YEARS IN EDUCATION 21 KULIM PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia

BAB I PENDAHULUAN. spesifik, kekurangan gizi dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK PUSPASARI I SIDOMOYO GODEAN SLEMAN D.I.

Youstiana Dwi Rusita*, Ikha Ardianti Ilmu Keperawatan STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI TOILET TRAINING DI PAUD AL-AMIN BIMASDA KECAMATAN SETU TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

PERBEDAAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA BULAN PADA TIPE NUCLEAR FAMILY DENGAN EXTENDED FAMILY DI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB 1 PENDAHULUAN. anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan lain seperti antropometri, laboratorium dan survey. lebih tepat dan lebih baik (Supariasa dkk., 2002).

BAB I PENDAHULUAN.

KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI BANDA ACEH COMPARISON OF TOILET TRAINING READINESS IN BANDA ACEH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PELAKSANAANNYA DI POSYANDU BUNGA TANJUNG KELUHARAN TANJUNGSARI PURWAKARTA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) Tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU ORANGTUA DALAM PRAKTIK TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI DESA SUKOMULYO KECAMATAN ROWOKELE.

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekolah. Masa ini disebut juga masa kanak-kanak awal, terbentang usia 3-6

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

SKRIPSI PERPUSTAKAAN STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA. Disusun Oleh: VIVI LISTYANINGRUM NPM

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Toddler merupakan periode perkembangan dalam kehidupan anak antara usia 1 sampai 3 tahun (Nelson, 2000). Sigmun Frued dalam teori perkembangannya mengatakan bahwa anak usia toddler (1-3) tahun termasuk dalam fase anal yaitu ditandai dengan berkembangnya kepuasan (kateksis) dan ketidakpuasan (ankateksis) disekitar fungsi eliminasi. Jika anak usia toddler sudah mengeluarkan feses (buang air besar) timbul perasaan lega, nyaman dan puas. Kepuasan tersebut bersifat egosentrik yaitu anak mampu mengendalikan fungsi tubuhnya. Kemampuan mengontrol spingter uretra dan anus terkadang dikuasai setelah anak berjalan, yaitu antara usia 1-3 tahun yang dinamakan toilet training. Toilet training dipengaruhi oleh faktor kesiapan orang tua berupa pengetahuan tentang toilet training. Namun masih banyaknya anak yang gagal mencapai toilet training yang dipicu karena banyak hal, pengetahuan ibu yang kurang tentang cara melatih BAB dan BAK, pemakaian (pampers) popok sekali pakai, hadirnya saudara baru dan masih banyak lainnya (Pusparini Arifah, 2010). Ketidak berhasilan dalam toilet training terbukti dengan adanya survey di Inggris menyebutkan setengah juta anak berusia 6-16 tahun masih suka mengompol, sekitar 17% anak berusia lima tahun, 14 % anak berusia tujuh tahun, 9% anak berusia sembilan tahun, dan 1-2 % anak 1

2 berusia 15 tahun masih mengompol (Prasadja 2007, dalam Umami 2014). Di Indonesia diperkirakan jumlah balita mencapai 30% dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia, dan menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) nasional diperkirakan jumlah balita yang susah mengontrol BAB dan BAK (ngompol) di usia sampai prasekolah mencapai 75 juta anak (Riblat 2003 dalam Pusparini Arifah 2010). Hasil penelitian di Desa Pragak Kecamatan Parang Kabupaten Magetan : bahwa dari 30 responden sebagian besar 19 responden (63%) peran ibu dalam pembelajaran toilet training pada anak usia todler (1-3 tahun) berperan buruk dan hampir setengahnya 11 responden (37%) berperan baik (Riyanti, 2014). Penelitian lain yang di lakukan di desa kedung Banteng kecamatan Sukorejo kabupaten Ponorogo terhadap 35 responden sebagian besar (74%) atau 26 responden mempunyai perilaku negatif sedangkan hampir setengahnya (26%) atau 9 mempunyai perilaku positif dalam menyiapkan toilet training pada anak usia toddler (Juniati 2014). Dari data informasi yang peneliti dapatkan di Dinas Kesehatan Magetan bahwa jumlah populasi balita terbanyak adalah di Kecamatan Panekan. Dari Puskesmas Kecamatan Panekan didapatkan bahwa data toddler yang terdaftar atau ikut posyandu terbanyak adalah di posyandu Nglemi sebanyak 30 anak. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di posyandu Nglemi Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan terhadap 10 Ibu yang mempunyai anak usia 1-3 tahun, 7 anak diantaranya masih mengompol.

3 Dari informasi petugas Pusat Kesehatan Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan, masih ada satu anak SD masih mengompol. Adapun faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam toilet training dalam pencapaian toilet training pada masa toddler yaitu faktor fisik anak, psikis anak, dan kesiapan orang tua. Dalam hal toilet training salah satu faktor yang sangat penting adalah kesiapan orang tua dalam hal ini adalah pengetahuannya. Orang tua merupakan faktor terdekat dalam interaksi dengan anak. Pengetahuan orang tua tentang toilet training berperan besar dalam keberhasilan ataupun prosentasi pencapaian dalam toilet training. Orang tua harus benar-benar mengerti dan paham tentang toilet training. Hal ini berdampak pada aplikasinya terhadap anak (Widyastuti 2011). Pada anak usia toddler akan mengalami masalah apabila bimbingan dan stimulus dari orang tua tidak optimal, biasanya akan mengakibatkan rasa iri hati. Perasaan ini timbul bila seorang anak merasa takut akan kehilangan sesuatu dan anak akan mencoba menarik perhatian orang tua, misalnya dengan mengompol atau tidak mau makan (Riyanti 2014). Jika toilet training tidak dilakukan dengan baik maka dampak yang paling umum dalam kegagalan toilet training seperti adanya perlakuan atau aturan yang ketat bagi orang tua kepada anaknya yang dapat mengganggu kepribadian anak atau bersifat retentif dimana anak cenderung bersikap keras kepala bahkan kikir. Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua apabila sering memarahi anak pada saat buang air besar atau kecil, atau melarang anak saat bepergian. Bila orang tua santai dalam

4 memberikan aturan dalam toilet training maka anak akan dapat mengalami kepribadian ekspresif dimana anak lebih tega, cenderung ceroboh, suka membuat gara-gara, emosional dan seenaknya dalam melakukan kegiatan sehari-hari. (Hidayat 2005 dalam Riyanti 2014). Pengetahuan tentang toilet training sangat penting untuk dimiliki oleh seorang ibu. Hal ini akan berpengaruh pada penerapan toilet training pada anak. Ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik berarti mempunyai pemahaman yang baik tentang manfaat dan dampak toilet training (Pusparini Arifah 2010). Pengetahuan orang tua tentang toilet training bisa didapatkan dengan cara inisiatif sendiri, yaitu mencari informasi melalui media massa atau internet. Selain dari inisiatif orang tua sendiri, petugas kesehatan dapat melakukan penyuluhan pendidikan kesehatan tentang toilet training pada orang tua yang mempunyai anak usia toddler. Berdasarkan uraian data di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengetahuan Ibu tentang toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun). Penelitian ini dilakukan di Posyandu Nglemi Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan. 1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan Ibu tentang toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Posyandu Nglemi Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan?

5 1.3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan Ibu tentang toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Posyandu Nglemi Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan. 1.4. MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi IPTEK Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang telah didapat dan dapat sebagai bahan kajian untuk kegiatan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai pengetahuan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo Fakultas Ilmu Kesehatan tentang toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun). 2. Bagi Institusi Pendidikan Menjadi sumber kajian ilmiah keperawatan khususnya pengetahuan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Fakultas Ilmu Kesehatan tentang toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun). 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Orang Tua Diharapkan karya tulis ini dapat menambah pengetahuan orang tua tentang toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun).

6 2. Bagi Peneliti Lebih Lanjut Diharapkan karya tulis ini dapat di gunakan untuk penelitian selanjutnya sebagai referensi meneliti lebih lanjut tentang toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun). 1.5. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian tentang toilet training sudah banyak dilakukan tetapi sejauh yang peneliti ketahui saat ini belum ada penelitian mengenai Pengetahuan Orang Tua Tentang Toilet Training Pada Usia Toddler (1-3 tahun). Sebelumnya penelitian yang telah dilakukan: 1. Riyanti, Erin. 2014. Peran Ibu Dalam Pembelajaran Toilet Training Pada Anak Usia Todler (1-3 Tahun) Di Desa Pragak Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. Dari hasil penelitian terhadap 30 responden: bahwa dari 30 responden sebagian besar 19 responden (63%) peran ibu dalam pembelajaran toilet training pada anak usia todler (1-3 Tahun) Di Desa Pragak Kecamatan Parang Kabupaten Magetan berperan buruk dan hampir setengahnya 11 responden (37%) berperan baik. Persamaan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah design penelitian, intrument yang digunakan : kuesioner. Perbedaan pada tempat penelitian, variabel penelitian : variabel pada penelitian yang akan dilakukan adalah pengetahuan orang tua tentang toilet training pada anak usia toddler. 2. Umami, Shofa Diyak. 2011. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di TK

7 Puspasari I Sidomulyo Godean Sleman D.I Yogyakarta. Sebagian besar orang tua menerapkan tipe pola asuh demokratis yaitu sebanyak 41 orang tua (89,1%) dengan keberhasilan toilet training 21 responden (45,7%). Berdasarkan analisis data diperoleh nilai korelasi 0,035 dengan signifikan p<0,05. Persamaan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah pada instrument yang digunakan : kuesioner. Perbedaan pada teknik sampling, design penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif : mendiskripsikan pengetahuan orang tua tentang toilet training pada anak usia toddler. 3. Lestari, Puji. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Dengan Praktik Ibu Dalam Penggunaan Diapers Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Kelurahan Putat Purwodadi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapatkan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training yang baik terdapat 46,8% dan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training yang tidak baik terdapat 53,2%. Praktik ibu dalam penggunaan dipers pada anak usia toddler (1-3 tahun) yang menggunakan diapers terdapat 10,6% dan yang tidak menggunakan diapers sebanyak 89,4%. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan praktik ibu dalam penggunaan diapers pada anak usia toddler dengan p=0.018. Persamaan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah instrument penelitian : kuesioner digunakan untuk pengetahuan tentang toilet training. Perbedaan penelitian yang akan

8 dilakukan adalah penelitian deskriptif : mendiskripsikan pengetahuan orang tua tentang toilet training pada anak usia toddler.