Oleh : Tita Safitriawati. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri).

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap


NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II AKUNTANSI SEWA

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri konstruksi merupakan industri yang paling diwarnai

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

Oleh: TRI BAGUS BUDI SANTOSO

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

Oleh: Novia Ramayanti Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri. Kata Kunci : Penyusutan Aset Tetap, Beban Pajak Badan.

AKUNTANSI UNTUK LEASING

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

BAB II LANDASAN TEORI

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

Wiwik Budiarti dan Fadilah Dian Hidayati E-ISSN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR LAMPIRAN.xii. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah..3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN,

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISA KOMPARASI KREDIT BANK VERSUS FINANCIAL LEASING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

BAB II BAHAN RUJUKAN

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha

IMPLEMENTASI REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 79 TAHUN 2008 PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA AKTIVA TETAP DENGAN METODE HAK OPSI (Studi Kasus Pada PT. Sinar Karya Cahaya Gorontalo) Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pasca krisis tahun 1997, dengan kebijakan tersebut pemerintah berusaha

BAB II LANDASAN TEORITIS

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat. meminimalkan pengeluaran perusahaan dan dengan demikian keuntungan

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Gerson Philipi Rianto F

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu penerimaan (revenue) dan pengeluaran (expenditure).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

Bab 10 PERUSAHAAN MODAL ASING (PMA) YANG MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Pada Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur)

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Daftar Kuesioner. Peranan Perencanaan Pajak. ( Variabel X ) Menerapkan Peraturan Perpajakan. Dengan Benar

EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB III METODOLOGI ANALISIS

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap

Transkripsi:

ANALISIS PERBANDINGAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENGADAAN ASET TETAP DENGAN CARA SEWA GUNA USAHA (LEASING) DAN PEMBELIAN TUNAI DALAM RANGKA PENGHEMATAN PAJAK PADA PT. FOSTA UNGGUL PERDANA Oleh : Tita Safitriawati Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan sewa guna usaha (leasing) dan pembelian tunaii. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang penghematan pajak yang dapat dilakukan perusahaan apabila melakukan pembelian aset tetap dengan alternatif di atas, sehingga pajak yang dibayar perusahaan menjadi lebih efisien. Jenis penelitian ini adalah deskritif komparatif yaitu membandingkan pengadaan aset tetap dengan cara sewa guna usaha (Leasing) dan pembelian Tunai. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari alternatif pembelian aset tetap melalui sewa guna usaha (Leasing) dan pembelian tunai, yang memiliki jumlah penghematan pajak paling besar adalah alternatif sewa guna usaha (Leasing). Hal ini di karena alternatif sewa guna usaha (Leasing) memiliki biaya yang bersifat deductible expenses yang lebih tinggi dibandingkan dengan alternatif pembelian tunai. Jadi ada perbedaan leasing dan pembelian tunai dalam penghematan pajak. Unsur pengurangan pajak ini lah yang akan membawa manfaat berupa penghematan pajak yang dapat diterima oleh perusahaan. Kata kunci: Perencanaan Pajak, Pengadaan aset tetap, sewa guna usaha (leasing), pembelian tunai. I. Pendahulun 1.1.Latar belakang Masalah Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan dengan demikian keuntungan yang diperoleh dapat semakin meningkat. Beberapa alternatif pembiayaan pembelian aset tetap antara lain adalah pembiayaan secara tunai, kredit atau secara leasing. 46

Pada tahun 1974 kegiatan sewa (leasing) baru diperkenalkan di Indonesia pertama kalinya. yaitu dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perindustrian Keputusan No. 122/MK/2/1974, No. 32/MSK/2/1974, dan No.30/KPB/1/1974 tanggal 7 Februari 1974 tentang perizinan usaha leasing. Keuntungan pembiayaan dengan sistem sewa guna usaha atau leasing antara lain karena adanya pembiayaan jangka panjang atau menengah. Dilihat dari perspektif ekonomi, pembiayaan jangka panjang atau menengah ini sesuai dengan adanya umur ekonomis barang modal. Selain itu, leasing memungkinkan pengoptimalan dana investasi karena dana investasi barang modal dapat dialihkan untuk investasi hasil cepat lainnya, misalnya modal kerja atau investasi surat-surat berharga. Selain memilih alternatif pembiayaan yang paling menguntungkan bagi perusahaan, harus diupayakan bagaimana cara meminimalkan pajak supaya beban pajak perusahaan dapat ditekan serendah mungkin. Perencanaan pajak (tax planning) adalah upaya untuk menghemat pajak dengan cara merekayasa agar beban pajak serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada. Perencanaan pajak merupakan upaya legal yang bisa dilakukan wajib pajak. Tindakan tersebut legal karena penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur (Daniel 2013 : 51). Dengan pembiayaan secara tunai, jumlah yang dapat dibiayakan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak adalah biaya penyusutannya ditentukan oleh metode penyusutan dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan. Sedangkan pembelian melalui kredit, jumlah yang boleh dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak adalah sebesar biaya penyusutan, biaya bunga atas pinjaman pada bank, ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan untuk penyelesaian administrasi kredit bank. 1.2. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah ini adalah 1. Bagaimana pengadaan aset tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing)? 2. Bagaimana pengadaan aset tetap dengan pembelian tunai? 3. Apakah ada perbandingan antara pengadaan aset tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing) dan pembelian tunai dapat menghemat pajak? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui cara penghematan pajak dengan membandingkan antara pengadaan aktiva tetap secara leasingatau dengan pembelian tunai. 47

I.4.Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah membandingkan penerapan pembelian tunai dan leasing dalam perolehan aset tetap pada perusahaan dalam rangka menentukan besarnya penghematan pajak. Alur kerangka pemikiran disajikan di dalam skema kerangka berpikir, sebagaimana terlihat pada gambar beriku Aset Tetap Sewa guna usaha Pembelian tunai Amortisasi hak sewa guna usaha Biaya penyusutan Bandingkan Penghematan Pajak Metode analisis : Chi square Kesimpulan Gambar 1: Kerangka Pemikiran II. Tinjauan Teoritis 2.1.Manajemen dan Perencanaan Pajak 2.1.1.Pengertian Manajemen dan Perencanaan Pajak Perencanaan perpajakan umumnya selalu dimulai dengan menyakinkan apakah suatu transaksi atau fenomena terkena pajak. Kalau fenomena tersebut terkena pajak, apakah dapat diupayakan untuk 48

dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya, selanjutnya apakah pembayaran pajak dimasud dapat dapat ditunda pembayarannya. Menurut Suandy, (2011:09), terdapat 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan dalam suatu perencanaan pajak sebagai berikut : 1. Tidak melanggar ketentuan perpajakan 2. Secara bisnis masuk akal, dan 3. Bukti-bukti pendukungnya memadai 2.1.2.Aspek-Aspek dalam Perencanaan Pajak Menurut suandy (2011:8) terdapat aspek formal dan administratif dalam perencanaan pajak, yaitu: a. Aspek Formal dan Administratif 1. Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP), 2. Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, 3. Membayar pajak 4. Menyampaikan surat pemberitahuan (SPT), 5. Memotong atau memungut pajak. b. Aspek Material Basis menghitung pajak adalah objek pajak. Maka untuk mengoptimalkan alokasi sumber dana, manajemen akan merencanakan pembayaran pajak yang tidak lebih (karena dapat mengurangi mengoptimalisasi alokasi sumber daya) dan tidak kurang (supaya tidak membayar sanksi administrasi yang merupakan pemborosan dana). Untuk itu objek pajak harus dilaporkan secara benar dan lengkap. 2.1.3.Tahap Perencanaan Pajak Menurut Barry Spitz dalam buku perencanaan pajak Erly Suandy (2011 : 13) menyatakan, agar perencanaan pajak dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka rencana itu seharusnya dilakukan melalui berbagai urutan tahap-tahap sebagai berikut : a. Menganalisis informasi (Basis Data) yang ada, b. Membuat satu model atau lebih rencana besarnya pajak, c. Evaluasi atas perencanaan pajak, d. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali perencanaan pajak, e. Memutahirkan rencana pajak, 2.1.4.Strategi Umum Perencanaan Pajak Menurut Pohan dalam buku Manajemen Perpajakan (2013:10), strategi yang dapat ditempuh untuk mengefisiensikan beban pajak secara legal yaitu: 49

a. Tax Saving Tax savingadalah upaya untuk mengefisiensikan beban pajak melalui pemilihan alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah. b. Tax Avoidance Upaya mengefisiensikan beban pajak dengan cara menghindari pengenaan pajak dengan mengarahkannya pada transaksi yang bukan objek pajak. c. Penundaan pembayaran pajak d. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan e. Menghindari pemeriksaan pajak dengan cara menghindari lebih bayar f. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan 2.2.Aktiva Tetap dan Penyusutannya 2.2.1.Pengertian Aktiva Tetap Menurut waluyo, (2012:108) mengutip dari Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) nomor 16 aktiva tetap didefinisikan sebagai berikut: Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimasudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Menurut Suandy, (2011:30) mengutip dari Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 yaitu, Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjanng masa manfaat yang diestimasi. Menurut Baridwan, (2008:308) ada beberapa metode-metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi periodik, yaitu sebagai berikut: a. Metode garis lurus (Strainght Line Method) b. Metode Jam Jasa (searvice Hours Method) c. Metode Hasil Produksi (Productive Output Method) d. Metode saldo menurun ganda (Double Declining Balance Method) 2.3.Sewa Guna Usaha (Leasing) 2.3.1.Definisi Leasing, Lessor, Lessee Menurut Waluyo (2012:340) dalam buku akuntansi pajak, mengutip dari PSAK No. 30 tentang akuntansi sewa guna usaha mendefinisikan leasing, leasing company, dan lessee sebagai berikut: a. Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan dalam suatu jangka waktu secara berkala, disertai dengan hak pilih (option) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. b. Perusahaan sewa guna usaha (Leasing Company/Lessor) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk 50

penyediaan barang modal, baik secara financial lease maupun operating lease untuk digunakan oleh penyewa selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. c. Penyewa (Lessee) adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan sewa (Lessor) 2.3.2. Jenis Sewa Guna Usaha (Leasing) Menurut Suandy (2011:49) sewa guna usaha (Leasing) dibedakan menjadi sewa guna usaha dengan hak opsi dan sewa guna usaha tanpa hak opsi: a. Sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease/capital lease) adalah sewa guna usaha dimana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. b. Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) adalah sewa guna usaha dimana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk membeli ojek sewa guna usaha tersebut. 2.4.Perlakuan Perpajakan dan Akuntansi untuk Transaksi Sewa GunaUsaha (Leasing) 2.4.1.Perlakuan Perpajakan Untuk Transaksi Sewa Guna Usaha Menurut Suandy (2011 : 50) mengutip dalam Pasal 2, 3, dan 4, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 kegiatan sewa guna usaha dapat digolongkan sebagai finance lease (sewa guna usaha dengan hak opsi) maupun dengan operating lease (sewa guna usaha tanpa hak opsi), sewa guna usaha digolongkan sebagai finance lease apabila memenuhi semua kriteria sebagai berikut : a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor b. Masa sewa guna usaha ditetapkan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang modal golongan 1 (satu), 3 (tiga) tahun untuk barang modal golongan II, III dan 7 (tujuh) tahun untuk golongan bangunan. c. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee. d. Dalam pasal 16 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK/.01/1991 mengatur mengenai ketentuan perpajakan bagi lessee yang melakukan transaksi finance lease sebagai berikut. 1. Lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewa guna usahakan sampai saat lessee membeli barang modal tersebut. 2. Setelah lessee menggunakan hak opsinya membeli barang modal yang disewa guna usahakan maka lessee boleh melakukan penyusutan dengan dasar yaitu hak opsi barang modal yang bersangkutan. 51

3. Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau yang terutang oleh lessee, kecuali pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lessee. 4. Dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan, Dirjen pajak melakukan koreksi atas pembebanan biaya atas sewa guna usaha tersebut dan memperlakukannya sebagai operating lease. Perubahan ini tidak dilakukan apabila terjadi karena gagal bayar (default), maupun pertimbangan ekonomi tanpa motif menghindari pajak dan tidak ada hubungan istimewa antara lessor dengan lessee. 5. Lessee tidak memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran sewa guna usaha. 2.4.2. Perlakuan Standar Akuntansi terhadap Transaksi Sewa Guna Usaha Berdasarkan PSAK Nomor 30 tentang Standar Akuntansi Sewa Guna Usaha (2002), dalam menentukan sewa guna usaha pertimbangan utama yang digunakan adalah asas makna ekonomi. Suatu transaksi sewa guna usaha akan dikelompokan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi apabila memenuhi semua syarat-syarat berikut ini : 1. Lessee memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa guna usahakan pada akhir masa sewa dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha. 2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakuakn oleh lessee ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal berserta bunganya sebagai keuntungan lessor (full payout lease) 3. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun. Apabila salah satu syarat diatas tidak dipenuhi, maka transaksi tersebut dikelompokan sebagai sewa menyewa biasa atau sewa guna usaha tanpa hak opsi. III. Metodelogi Penelitian 3.1.Jenis penelitian dan penentuan sampel Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif, yaitu membandingkan perencanaan pajak untuk pengadaan aset tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing) dan pembelian tunai dalam rangka penghematan pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Fosta Unggul Perdana, dengan sampel aktiva pada PT. Fosta Unggul Perdana. Jenis dan sumber data yang dipakai adalah data primer dan data sekunder. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka mengumpulkan data-data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 52

a. Penelitian Lapangan (Field Research) Penulis mencari data primer yang bersifat praktis, yaitu dengan mengadakan peninjauan ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Adapun pelaksanaan penelitian lapangan ini, digunakan teknik pengamatan yang dilakukan untuk 43 menambah data-data yang actual, tentang aktiva tetap berupa mesin yang dimiliki oleh PT. Fosta Unggul Perdana. b. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penulis mencari data-data dan informasi tambahan yang bersifat teoritis dari buku-buku acuan dan literature yang diperoleh dari perpustakaan, tentang pajak, aktiva tetap, dan sewa guna usaha (leasing). 3.3. Definisi Operasional Variabel a. Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimasudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. b. Pembelian tunai adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai. c. Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu secara berkala, disertai dengan hak pilih (option) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barangbarnag modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. d. Financial lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. e. Penghematan Pajak adalah bagian dari perencanaan pajak guna mengurangi aliran pembayaran/pengeluaran kas perusahaan dengan cara meminimalisasi beban pajak yang harus dibayar perusahaan. 3.4. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Analisis yang digunakan dalam menjabarkan penelitian ini yang Analisis Kualitatif, yaitu proses pengumpulan, pengujian dan meringkas berbagai karakteristik data, dalam upaya untuk menggambarkan data tersebut secara memadai. Berdasarkan KMK 1169/KMK.01/1991, masa sewa guna usaha untuk financial lease ditentukan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang modal kelompok 1, dan 3 (tiga) tahun untuk barang modal kelompok II dan III, serta 7 (tujuh) tahun untuk golongan bangunan. Dalam penelitian ini 53

diasumsikan bahwa periode Leasing (Lease term) yaitu 4 (empat) tahun untuk mesin CNC Shenyang A31105998. 1. Present Value Interest Factor of Annuity (PVIFA) Untuk mengitung pembayaran leasing secara periodik, dipergunakan rumus anuitas yang mencerminkan serangkaian pembayaran yang jumlahnya sama selama sejumlah periode tertentu. [ ] Keterangan: k = suku bunga leasing (%) n = jangka waktu leasing (tahun/bulan) rumus ini adalah rumus yang paling sering digunakan oleh perusaahaan leasing karena pembayaran leasing yang dibayar lessee biasanya dalam periode bulanan. 2. Angsuran Perbulan (Payment) Angsuran perbulan merupakan jumlah pembayaran leasing secara anuitas yang harus dibayar oleh lessee. Rumus Angsuran Perbulan 3. Angsuran Bunga (Interest) Angsuran bunga merupakan bunga yang harus dibayar lessee kepada lessor. Rumus Angsuran Bunga = k x saldo nilai leasing Keterangan : k = Tingkat bunga leasing per bulan 4. Angsuran Pokok Rumusan Angsuran Pokok = Angsuran Perbulan Angsuran Bunga. IV. Obyek Penelitian dan Pembahasan 4.1. Obyek Penelitian Perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah PT.PT. Fosta Unggul Perdana dengan 300 karyawan telah demikian berakar sehingga berhasil meraih Market share terbesar di Industri Paint Shop di Indonesia. Ada pun mesin-mesin yang dimiliki PT. Fosta Unggul Perdana adalah sebagai berikut: 1. CNC Shenyang A31105998 2. LVD PPS 165/40 3. TAILIFT TPR 920 54

4. Fintex H-0435 Dalam jurnal penelitian ini hanya diambil satu mesin yaitu mesin CNC Shenyang A31105998. 4.2.Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian 4.2.1.Penerapan Metode Sewa Guna Usaha (Financial Lease) Atas Aset Tetap Perusahaan. PT. Fosta unggul Perdana menerapkan sewa guna usaha khususnya Financial Lease (PT. Fosta Unggul Perdana sebagai Lessee), ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan antara lain : 1. Perusahaan akan terhindar dari kebutuhan dana besar dan biaya bunga yang tinggi.. 2. Sewa guna usaha mengurangi resiko keusangan karena sebagian besar biaya atas aset tetap sebelum hak opsi digunakan (untuk Financial Lease) ditanggung oleh pihak perusahaan (Lessor). 3. Perjanjian sewa guna usaha memungkinkan lessee untuk mengetahui jumlah pembayaran leasing sehingga lessee dapat dengan akurat memperkirakan kebutuhan kas untuk aset tetap tersebut. 4. Dari segi perlakuan pajak, kantor pajak tidak menganggap transaksi leasing sebagai pembelian, tetapi sebagai sebuah pengurang pajak. Dengan demikian, lessee dapat mengurangi pendapatan perusahaan dengan pembayaran leasing. Penerapan alternatif leasing yang dilakukan oleh penulis atas aset tetap yang dimiliki oleh PT. Fosta Unggul Perdana bertujuan untuk melihat perbandingan penghematan pajak yang dapat diperoleh perusahaan dengan pembelian tunai. Dalam penerapan metode leasing ini, penulis melakukan perhitungan lease atas aset tetap yang nilainya cukup material. Karena analisis ini bertujuan untuk mengitung penghematan pajak, maka ketentuan leasing yang digunakan adalah ketentuan berdasarkan peraturan perpajakan. 4.2.2.Asumsi Penentuan Leasing Perhitungan leasing menggunakan sejumlah rumus yang berlaku umum dan digunakan oleh semua perusahaan leasing. Hal-hal yang perlu ditentukan lebih dahulu dalam perhitungan leasing: a.menentukan tingkat suku bunga yang digunakan Aset Tetap Tabel 4.1 Tingkat Suku Bunga yang Digunakan Tahun Perolehan Suku Bunga Pinjaman Suku Bunga Leasing CNC Shenyang A31105998 2013 11,98% 13,18% 55

Sumber : Bank Indonesia Perhitungan leasing dilakukan terhadap aset tetap yang jumlahnya material. Aset tetap yang dipilih oleh penulis akan digunakan sebagai bahan perbandingan dengan alternatif sewa guna usaha menentukan penghematan pajak yang dapat diterima perusahaan. Dari daftar aset tetap yang dimiliki perusahaan, yang akan dipilih sebagai objek perhitungan leasing antara lain : Tabel 4.2 Objek perhitungan leasing Aset tetap Tahun Harga Perolehan CNC Shenyang A31105998 2013 238.213.500 Sumber : PT. Fosta Unggul Perdana 1.2.1 Penentuan Besarnya Biaya Leasing Dengan mengasumsikan bahwa harga pasar aset tetap yang di leasing sama dengan harga perolehan, maka perlu diketahui setelah harga perolehan atau harga pasar aset yang di leasing diperoleh, nilai opsi sebesar 10% dari harga perolehan perlu ditentukan, sehingga nilai leasing yang akan digunakan dalam perhitungan adalah 90% dari harga perolehan. Nilai leasing ini sudah termasuk biaya eksekusi/biaya pra-leasing yang meliputi biaya asuransi, biaya pemeliharaan, dan biaya lainnya. 1.2.2.Perhitungan Leasingatas Mesin CNC Shenyang A31105998 Harga perolehan mesin : Rp 238.213.500 Nilai opsi (10%) : Rp 23.821.350 Nilai leasing (90%) : Rp 214.392.150 Bunga leasing : 13,18% pertahun atau 1,098% perbulan Lease Term : 4 tahun atau 48 bulan Nilai leasing atas mesin CNC Shenyang A31105998 diatas sudah termasuk biaya eksekusi/biaya pra/leasing. Berdasarkan data diatas, sebelum menghitung angsuran perbulan terlebih dahulu harus menentukan PVIFAk,n sebagai dasar perhitungan pembayaran leasing. Berdasarkan perhitungan matematis diperoleh nilai PVIFA sebagai berikut: PVIFA 13,18%, 48 Bulan = [ ] Pembayaran lease atau angsuran perbulan dihitung sebagai berikut: Angsuran Perbulan = 56

Angsuran perbulan sebesar Rp 5.770.784 merupakan jumlah pembayaran setiap bulan yang harus dibayar oleh perusahaan selaku lessee sampai periode leasing selama 48 bulan terakhir dan perusahaan dapat menggunakan hak opsinya untuk memiliki mesin tersebut. Data perhitungan leasing untuk Mesin CNC Shenyang A31105998 dapat dilihat pada tebel di bawah ini: Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Leasing Mesin CNC Shenyang A31105908- Alternatif Lease Periode Angsuran Perbulan Angsuran Pokok Angsuran Bunga Saldo nilai Leasing Discount Factor Persent Value 214.392.150 0,9983% 1 5.770.784 3.416.758 2.354.026 210.975.392 1,00000 5.770.784 2 5.770.784 3.454.274 2.316.510 207.521.118 0,99011 5.713.711 3 5.770.784 3.492.202 2.278.582 204.028.915 0,98033 5.657.273 4 5.770.784 3.530.547 2.240.237 200.498.369 0,97064 5.601.354 5 5.770.784 3.569.312 2.201.472 196.929.057 0,96104 5.545.954 6 5.770.784 3.608.503 2.162.281 193.320.554 0,95154 5.491.132 7 5.770.784 3.648.124 2.122.660 189.672.430 0,94214 5.436.886 8 5.770.784 3.688.181 2.082.603 185.984.249 0,93282 5.383.103 9 5.770.784 3.728.677 2.042.107 182.255.572 0,92360 5.329.896 10 5.770.784 3.769.618 2.001.166 178.485.954 0,91447 5.277.209 11 5.770.784 3.811.008 1.959.776 174.674.946 0,90544 5.225.099 12 5.770.784 3.852.853 1.917.931 170.822.093 0,89649 5.173.450 13 5.770.784 3.895.157 1.875.627 166.926.936 0,88762 5.122.263 14 5.770.784 3.937.926 1.832.858 162.989.009 0,87885 5.071.654 15 5.770.784 3.981.165 1.789.619 159.007.845 0,87016 5.021.505 16 5.770.784 4.024.878 1.745.906 154.982.967 0,86156 4.971.877 17 5.770.784 4.069.071 1.701.713 150.913.896 0,85305 4.922.767 18 5.770.784 4.113.749 1.657.035 146.800.146 0,84461 4.874.062 19 5.770.784 4.158.918 1.611.866 142.641.228 0,83626 4.825.876 20 5.770.784 4.204.583 1.566.201 138.436.645 0,82799 4.778.151 21 5.770.784 4.250.750 1.520.034 134.185.895 0,81981 4.730.946 22 5.770.784 4.297.423 1.473.361 129.888.472 0,81711 4.715.365 23 5.770.784 4.344.609 1.426.175 125.543.864 0,80369 4.637.921 24 5.770.784 4.392.312 1.378.472 121.151.551 0,79574 4.592.044 25 5.770.784 4.440.540 1.330.244 116.711.011 0,78787 4.546.628 26 5.770.784 4.489.297 1.281.487 112.221.714 0,78009 4.501.731 27 5.770.784 4.538.590 1.232.194 107.683.125 0,77237 4.457.180 28 5.770.784 4.588.423 1.182.361 103.094.701 0,76474 4.413.149 29 5.770.784 4.638.804 1.131.980 98.455.897 0,75718 4.369.522 30 5.770.784 4.689.738 1.081.046 93.766.159 0,74970 4.326.357 31 5.770.784 4.741.232 1.029.552 89.024.927 0,74229 4.283.595 57

32 5.770.784 4.793.290 977.494 84.231.637 0,73495 4.241.238 33 5.770.784 4.845.921 924.863 79.385.716 0,72769 4.199.342 34 5.770.784 4.899.129 871.655 74.486.587 0,72049 4.157.792 35 5.770.784 4.952.921 817.863 69.533.666 0,71337 4.116.704 36 5.770.784 5.007.304 763.480 64.526.362 0,70632 4.076.020 37 5.770.784 5.062.285 708.499 59.464.077 0,69934 4.035.740 38 5.770.784 5.117.868 652.916 54.346.209 0,69243 3.995.864 39 5.770.784 5.174.063 596.721 49.172.146 0,68558 3.956.334 40 5.770.784 5.230.874 539.910 43.941.272 0,67881 3.917.266 41 5.770.784 5.288.309 482.475 38.652.964 0,67209 3.878.486 42 5.770.784 5.346.374 424.410 33.306.589 0,66545 3.840.168 43 5.770.784 5.405.078 365.706 27.901.511 0,65887 3.802.196 44 5.770.784 5.464.425 306.359 22.437.086 0,65236 3.764.629 45 5.770.784 5.524.425 246.359 16.912.661 0,64591 3.727.407 46 5.770.784 5.585.083 185.701 11.327.578 0,63952 3.690.532 47 5.770.784 5.646.407 124.377 5.681.171 0,63321 3.654.118 48 5.770.784 5.708.405 62.379-0,62695 0 Jumlah 276.997.632 214.419.384 62.578.248 217.822.282 Sumber : data diolah perhitungan lease di atas, diperoleh jumlah keseluruhan dari angsuran perbulan, angsuran bungan dan angsuran pokok selama 48 bulan yaitu: Angsuran perbulan Rp 276.997.632 Angsuran bunga (Rp 62.578.248) Angsuran pokok Rp 214.419.384 Saldo nilai leasing yang pada periode awal berjumlah Rp 468.060.820 akan terus menurun setiap periode setelah dikurangi dengan angsuran pokok. 4.2.1 Penerapan leasing dalam perusahaan Jika perusahaan menerapkan leasing atas aset tetapnya, maka atas penerapan sewa guna usaha (leasing) ini perlu diperhatikan setiap ketentuan mengenai prosedur dan perlakuan leasing baik dari sisi akuntansi maupun pajak. Perlakuan leasing menurut akuntansi dan pajak memiliki sedikit pebedaan. Perbedaan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. a. Perlakuan leasing menurut akuntansi Berdasarkan perlakuan akuntansi untuk leasing (dalam hal ini financial lease), nilai dari aset leasing akan tercantum di dalam laporan keuangan. Transaksi leasing menurut akuntansi diatur dalam PSAK No. 30. Untuk memberikan gambaran mengenai perlakuan akuntansi atas leasing, maka yang akan digunakan sebagai contoh dari objek aset tetap yang akan dileasing adalah mesin CNC Shenyang A31105998. Dengan melihat hasil perhitungan leasing pada Tabel 4.3 maka penentuan jumlah yang tercatat menurut akuntansi adalah sebagai berikut: Nilai Leasing Rp 214.392.150 Nilai Opsi Rp 23.821.350 58

Jumlah tercatat Rp 238.213.500 Jumlah nilai perolehan keseluruahan sebesar Rp 238.213.500 merupakan jumlah nilai mesin yang pada awal lease akan dicatat sebagai berikut. Jurnal pada awal periode lease: Mesin lease Rp 238.213.500 Hutang lease Rp 238.213.500 Pembayaran yang berupa angsuran perbulan dicatat sebagai berikut. Jurnal pembayaran leasing bulan pertama: Hutang lease Rp 3.416.758 Beban bunga Rp 2.354.026 Kas Rp 5.770.784 Jurnal pemabayaran lease bulan kedua: Hutang lease Rp 3.454.274 Beban bunga Rp 2.316.510 Kas Rp 5.770.784 Jurnal tersebut juga digunakan untuk mencatat pembayaran leasing pada bulan ketiga dan seterusnya sampai transaksi lease berakhir sesuai dengan periode leasing. Berdasarkan angsuran perbulan yang merupakan pembayaran lease secara berkala, maka jika pembayaran lease dari bulan pertama sampai bulan kedua belas akan dijurnal sebagai berikut: Hutang lease Rp 43.570.057 Beban bunga Rp 25.679.351 Kas Rp 69.249.408 Pada setiap akhir tahun selama periode lease, mesin leasing tersebut harus dikapitalisasi dengan melakukan amortisasi lease sesuai dengan taksiran masa manfaat aset tetap yaitu 8 tahun. Amortisasi yang dilakukan berdasarkan metode garis lurus dimana nilai amortisasi pertahun yaitu: Rp 214.392.150/8 tahun = Rp 26.799.018,75/ tahun. Jurnal amortisasi mesin lease pertahun: Beban amortisasi mesin lease Rp 26.799.018,75 Akumulasi amortisasi mesin lease Rp 26.799.018,75 Kemudian pada laporan laba rugi tahun 2013 akan nampak biaya amortisasi sebesar Rp 26.799.018,75 dan biaya bunga sebesar Rp 25.679.315 a. Perlakuan leasing menurut pajak jika dibandingkan dengan penerapan leasing menurut akuntansi sebelumnya, perbedaan leasing menurut pajak terutama terletak pada pembebanan biaya penyusutan (amortisasi) yang dilakukan oleh akuntansi pada saat periode lease. Menurut pajak hal tersebut tidak diperkenankan.berdasarkan KMK 1169/KMK.01/1991 pembebanan biaya penyusutan hanya dapat dilakukan jika lessee telah menggunakan hak opsinya untuk membeli aktiva tetap tersebut.dasar penyusutan yang digunaka adalah sebesar nilai opsi dari aktiva yang dileasing.atas perbedaan ini maka harus dilakukan koreksi fiskal karena adanya biaya yang tidak dapat dikurangkan menurut pajak, yaitu biaya penyusutan tersebut. 59

Karena penerapan leasing hanya difokuskan pada unsur penghematan pajak berdasarkan ketentuan pajak, maka penerapan leasing menurut pajak pada bagian ini tidak akan diuraikan, karena akan disajikan pada bagian-bagian selanjutnya terutama dalam menentukan besarnya penghematan pajak yang akan diterima perusahaan. 4.2.2 Keseragaman Metode Akuntansi dan Perpajakan Atas Aset Tetap Perusahaan PT. Fosta Unggul Perdana memiliki kebijakan dalam menetapkan metode penyusutan, taksiran masa maanfaat, serata tarif penyusutan atas aset tetap. Kebijakan tersebut adalah dengan melakukan keseragaman antara metode akuntansi dengan perpajakan, dimana metode penyusutan, tarif penyusustan serta masa manfaat disesuaikan dengan metode perpajakan. Dengan demikian tidak mengakibatkan perbedaan atas biaya penyusutan dan tidak perlu dilakukan rekonsiliasi fiskal atau koreksi atas biaya penyusutan. Keseragaman antara metode akuntansi dengan metode perpajakan dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.4 Keseragaman Metode Akuntansi dan Pajak Keterangan Akuntansi Pajak Jenis Aset Metode Tarif Masa Manfaat Metode Tarif Masa manfaat Kelompok Bagunan Garis Lurus 5% 20 tahun Garis Lurus 5% 20 tahun Permanen Peralatan Kantor Garis Lurus 25% 4 tahun Garis Lurus 25% 4 tahun Kelompok 1 Mesin Garis Lurus 12,50% 8 tahun Garis Lurus 12,50% 8 tahun Kelompok 2 Kendaraan Garis Lurus 6,26% 16 tahun Garis Lurus 6,26% 16 tahun Kelompok 3 4.3.1 Perbandingan Perhitungan lease dan Pembelian Atas Aset Tetap Setelah menentukan semua hal yang diperlakukan dalam analisis, kemudian dilakukan perbandingan perhitungan atas alternatif leasing dan alternatif pembelian untuk mengetahui hasil analisis dan pengaruhnya terhadap penghematan pajak yang dapat diperoleh perusahaan. a. Alternatif Financial Lease dan Pembelian Tunai Atas Mesin CNC Shenyang A31105998 1) Alternatif Financial Lease Harga Perolehan mesin : Rp. 238.213.500 Nilai Opsi (10%) : Rp. 23.821.350 Nilai Leasing (90%) : Rp. 214.392.150 Bunga Leasing : 13,18% pertahun atau 1,098% / bulan 60

Discount Factor Lease term : 11,98% pertahun atau 0,9983% /bulan : 4 tahun atau 48 bulan Tabel perhitungan Biaya Leasing atas Mesin CNC Shenyang A31105908 adalah dapat dilihat pada tabel 4.3. Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.3 total lease fee secara nominal adalah sebesar Rp 276.997.632, sedangkan nilai tunai (present value) dengan discount rate 11,98% adalah sebesar Rp 217.822.282. semua lease fee ini dapat diakui sebagai deductible expenses. Selain lease fee (biaya sewa) biaya yang masih dapat dikurangkan adalah biaya penyusutan. Setelah mengambil alih mesin yang dileasing dengan hak opsi, maka nilai perusahaan sesuai dengan metode dan umur aset bersangkutan yang telah ditetapkan. Perhitungnan biaya penyusutan berdasarkan nilai opsi yang diambil perusahaan, disajikan seperti berikut ini. Nilai aktiva (nilai opsi) : Rp. 23.821.350 Umur Aset : 8 Tahun Metode Penyusutan : Garis Lurus Discount Rate : 11,98% pertahun atau 0,9983% per bulan Tabel 4.5 Perhitungan Biaya Penyusutan Atas Nilai Opsi Mesin CNC Shenyang A31105908-Alternatif Lease Tahun Nilai Buku Aktiva Tetap Biaya Saldo Discount Factor Present Value (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) 11,98% (Rupiah) Tahun 1-4 tidak ada penyusutan karena Leasing 5 23.821.350 2.977.668,75 20.843.681,25 0,56793 1.691.107 6 20.843.681,25 2.977.668,75 17.866.012,50 0,50717 1.510.184 7 17.866.012,50 2.977.668,75 14.888.343,75 0,45291 1.348.616 8 14.888.343,75 2.977.668,75 11.910.675,00 0,40446 1.204.348 9 11.910.675,00 2.977.668,75 8.933.006,25 0,36119 1.075.504 10 8.933.006,25 2.977.668,75 5.955.337,50 0,32254 960.417 11 5.955.337,50 2.977.668,75 2.977.668,75 0,28804 857.688 12 2.977.668,75 2.977.668,75-0,25722 765.916 Jumlah 23.821.350 9.413.781 Sumber : data yang diolah Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, total biaya penyusustan adalah sebesar nilai opsi Rp 23.821.350, dengan nilai tunai berdasarkan discount rate 11,98% yaitu sebesar Rp 9.413.781 Tabel 4.6 dan 4.7 di atas, jumlah nilai perolehan keseluruhan mesin (lease fee dan nilai opsi) dan total nilai tunai yang dapat dibiayakan adalah sebagai berikut: 61

Jumlah Angsuran Perbulan (lease fee) Rp 276.997.632 Biaya Penyusutan (Nilai Opsi) Rp 23.821.350 Jumlah Nilai Perolehan Keseluruhan Rp 300.818.982 Present Value Lease Fee Rp 217.822.282 Present Value Biaya penyusutan Rp 9.413.781 Rp 227.236.063 Tahun 1) Alternatif Pembelian Tunai Jika perusahaan melakukan pembelian secara tunai, maka yang dapat diakui sebagai biaya adalah biaya penyusutan. Untuk menghitung biaya penyusutan, metode yang digunakan adalah metode garis lurus, karena perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk penyusutannya. Sedangkan umur aset 8 tahun sesuai dengan ketentuan. Besarnya biaya penyusutan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Harga perolehan : Rp 238.213.500 Umur Aset : 8 tahun Metode Penyusutan : Garis lurus Discount Rate : 11,98% pertahun atau 0,9983% per bulan Perhitungan biaya penyusutan dengan alternatif pembelian tunai atas Mesin CNC Shenyang A31105908 sebagai berikut: Tabel 4.6 Perhitungan Biaya Mesin CNC Shenyang A31105908-alternatif Pembelian Nilai Buku Aktiva Tetap Biaya Saldo Discount Factor Present Value (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) 11,98% (Rupiah) 1 238.213.500 29.776.687,5 208.436.812,50 0,89301 26.590.880 2 208.436.812,50 29.776.687,5 178.660.125,00 0,79748 23.746.313 3 178.660.125,00 29.776.687,5 148.883.437,50 0,71216 21.205.766 4 148.883.437,50 29.776.687,5 119.106.750,00 0,63597 18.937.080 5 119.106.750,00 29.776.687,5 89.330.062,50 0,56793 16.911.074 6 89.330.062,50 29.776.687,5 59.553.375,00 0,50717 15.101.843 7 59.553.375,00 29.776.687,5 29.776.687,50 0,45291 13.486.160 8 29.776.687,50 29.776.687,5-0,40446 12.043.479 Jumlah 238.213.500 148.022.593 Sumber : data yang diolah Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa nilai nominal dari akumulasi penyusutan adalah sebesar harga perolehan mesin yaitu Rp 238.213.500 dan nilai tunai Rp 148.022.593. 62

4.3.2 Hasil Perbandingan terhadap Penghematan Pajak Besarnya perbandingan penghematan pajak antara sewa guna usaha (leasing) dengan pembelian langsung secara tunai dilakukan dengan cara membandingkan jumlah biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak. Untuk leasing biaya yang dapat dikurangi adalah seluruh lease fee dan biaya penyusutan sebesar nilai opsi. Sedangkan untuk pembelian tunai biaya yang dapat dikurangkan adalah biaya penyusutannya saja. Disamping dihitung berdasarkan nilai nominal juga dihitung berdasarkan nilai tunai. Nilai Penghematan Pajak atas Mesin CNC Shenyang A31105998.Deductible expenses (biaya yang dapat dikurangi) merupakan unsur yangmenentukan besarnya penghematan pajak yang dapat diperoleh perusahaan. Oleh karena itu perlu untuk melihat hasil perbandingan antara alternatif lease dengan alternatif pembelian tunai untuk menentukan deductible expenses. Tabel 4.7 Perbandingan Deductible expenses per Tahun Mesin CNC Shenyang A31105998 Keterangan Tahun Lease Fee Leasing Biaya Penyusutan Pengurangan PPh Pembelian Tunai Biaya penyusutan Pengurangan PPh 1 69.249.408-20.774.822 29.776.687,5 8.933.006 2 69.249.408-20.774.822 29.776.687,5 8.933.006 3 69.249.408-20.774.822 29.776.687,5 8.933.006 4 69.249.408-20.774.822 29.776.687,5 8.933.006 5-2.977.668,75 893.301 29.776.687,5 8.933.006 6-2.977.668,75 893.301 29.776.687,5 8.933.006 7-2.977.668,75 893.301 29.776.687,5 8.933.006 8-2.977.668,75 893.301 29.776.687,5 8.933.006 9-2.977.668,75 893.301 - - 10-2.977.668,75 893.301 - - 11-2.977.668,75 893.301 - - 12-2.977.668,75 893.301 - - Jumlah 207.748.224 23.821.350,00 90.245.695 238.213.500 71.464.050 Sumber : data diolah Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai nominal dari akumulasi penyusutan adalah sebesar harga perolehan mesin yaitu Rp 238.213.500 dan nilai tunai Rp 148.022.593. 63

Tabel 4.8 Total Perbandingan Harga Perolehan dan Deductible expenses Mesin CNC Shenyang A31105998 Keterangan Leasing dengan Bunga Nominal PV (Tingkat Diskon 11,98%) Beli secara Tunai Nominal PV (Tingkat Diskon 11,98%) Harga Perolehan : - - - - Lease fee 69.249.408 217.822.282 - - Nilai Opsi 23.821.350 23.821.350 - - Harga Mesin CNC Shenyang A31105998 - - 238.213.500 238.213.500 Jumlah 93.070.758 241.643.632 238.213.500 238.213.500 Biaya yang boleh dibiayakan : - - - - Biaya Sewa 276.997.632 217.822.282 - - Biaya Penyusutan 23.821.350 9.413.781 238.213.500 148.022.593 Jumlah 300.818.982 227.236.063 238.213.500 148.022.593 Pengurangan PPh 90.245.695 68.170.819 71.464.050 44.406.778 karena biaya Sumber : data yang diolah pada perhitungan yang dilakukan pada tabel 4.13 dapat diketahui besarnya pengurangan pajak penghasilan karena unsur biaya yaitu secara nominal Rp 90.245.695 dan Rp 71.464.050, secara tunai Rp 68.170.819 dan 44.406.778. penghematan secara total dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah ini, yang diperoleh dari selisih pengurangan PPh karena biaya antara alternatif lease dengan pembelian. Tabel 4.9 Perbandingan Penghematan Pajak lease dan Pembelian Mesin CNC Shenyang A31105998 Pengurangan PPh karena biaya Nominal Leasing (bunga 13,18%) 90.245.695 68.170.819 Pembelian Tunai 71.464.050 44.406.778 Penghematan Pajak 18.781.645 23.764.041 Sumber : Data yang diolah PV (Tingkat diskon 11,98%) 64

Tabel 4.10 Perbandingan Nilai Penghematan Pajak Pertahun-CNC Shenyang A31105998 Keterangan Pengurangan PPh Penghematan Pajak Leasing Pembelian Leasing Pembelian 1 20.774.822 8.933.006 11.841.816-2 20.774.822 8.933.006 11.841.816-3 20.774.822 8.933.006 11.841.816-4 20.774.822 8.933.006 11.841.816-5 898.301 8.933.006-8.034.705 6 898.301 8.933.006-8.034.705 7 898.301 8.933.006-8.034.705 8 898.301 8.933.006-8.034.705 9 898.301-898.301-10 898.301-898.301-11 898.301-898.301-12 898.301-898.301 - Jumlah 90.285.696 71.464.048 50.960.468 32.138.820 Sumber : data yang diolah 4.3.4 Penilaian atas Hasil Perbandingan dalam pengambilan keputusan Berdasarkan hasil perhitungan yang dibahas sebelumnya, yaitu antara alternatif leasing dan alternatif pembelian, dapat dikatakan bahwa alternatif leasing adalah alternatif terbaik yang dapat diambil oleh perusahaan dalam menetukan besarnya penghematan pajak. V. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpilan Seluruh pembahasan mengenai perbandingan alternatif leasing dengan pembelian tunai dalam menghemat pajak di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Pembiayaan aset tetap melalui sewa guna usaha (leasing) dengan Hak opsi memiliki penghematan pajak yang paling besar, jika dibandingkan dengan alternatif pembiayaan secara tunai. 2. Pembiayaan aset tetap melalui pembelian tunai tidak memiliki penghematan pajak jika dibandingkan dengan alternatif sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi. 65

5.1 Saran Beberapa saran berkenaan dengan pokok pembahasan yang telah disajikan adalah sebagai berikut: 1. Karena PT. Fosta Unggul Perdana belum menerapkan metode sewa guna usaha (leasing), sebaiknya PT. Fosta Unggul Perdana mempertimbangkan alternatif ini karena alternatif pembiayaan aset tetap melalui sewa guna usaha (leasing) memiliki jumlah penghematan pajak paling besar jika dibandingkan dengan pembiayaan aset tetap secara tunai. 2. Selain bertujuan melakukan penghematan pajak, dana menganggur yang tersedia sebagai akibat dari pengadaan aset tetap melalui leasing, sebaiknya di investasikan. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan tidak sedang memerlukan dana untuk operasional sehari-hari. DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaky, (2008), Intermediate Accounting, Edisi 8, Yogyakarta, BPFE. Dian Pratama Susilawati, (2015), Analisis Perbandingan Perencanan Pajak untuk Pengadaan Aset Tetap dengan cara Sewa Guna Usaha (leasing) dan Pembelian Tunai dalam Rangka Penghematan Pajak Pada PT.Fosta Unggul Perdana, Fakultas Ekonomi, UNIS Tangerang. Fauzia, Ika, dkk, (2013), Analisis alternatif pendanaan Leasing atau hutang jangka panjang dalam pengadaan aktiva tetap perusahaan, Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya Malang. Harahap, Sofyan Syarif, (1999), Akuntansi Aktiva Tetap, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. Hasan, M. Iqbal, (2012), Pokok-pokok Materi Statistik 2, Edisi 2, Jakarta, PT. Bumi Aksara. Http://www.bankindonesia.com Http://www.bi.go.Id Marchelia, Yusina Fitri, dkk, (2014), Analisis perbandingan pendanaan Leasing dan hutang Jangka Panjang dalam pengadaan aktiva tetap, Jurnal IlmiahUniversitas Brawijaya Malang. Mardiasmo, (2011), Perpajakan, Edisi Revisi, Andi Yogyakarta. Suandy, Erly, (2011), Perencanaan Pajak, Edisi 5, Salemba Empat. Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta Sumarsan, Thomas, (2013), Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak, Edisi 2, Jakarta, PT. Indeks. Peraturan Mentri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009. Pohan, Chairil Anwar, (2013), Manajemen Perpajakan, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama. Poere, de benyamin Daniel dan Siti, (2013), Tinjauan perencanaan pajak sehubungan pembelian aktiva tetap berwujud secara tunai, kredit, leasing, Jurnal ilmiah sekolah tinggi ilmu ekonomi kesatuan Bogor, Indonesia. Waluyo, (2012), Akuntansi Pajak, Edisi 4, Salemba Empat. 66