BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu penerimaan (revenue) dan pengeluaran (expenditure).

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan suatu komponen penting di dalam penyelenggaraan suatu negara. Hal tersebut dapat dimengerti karena APBN merupakan mesin penggerak penyelenggaraan negara. Di dalam struktur APBN terdapat dua unsur utama yaitu penerimaan (revenue) dan pengeluaran (expenditure). Untuk melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan dana pembangunan yang tidak sedikit dimana kebutuhan dana pembangunan tersebut setiap tahun meningkat seiring dengan peningkatan jumlah dan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dana tersebut terutama harus diperoleh dari sumber dalam negeri. Dengan berpegang prinsip memberdayakan kemampuan dalam negeri maka kegiatan untuk meningkatkan penerimaan dalam negeri terus dilakukan oleh pemerintah khususnya yang bersumber dari pajak. (Lubis,2015). Uang pajak digunakan untuk belanja pegawai, pembiayaan berbagai proyek pembangunan, sarana umum seperti jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan membayar utang luar negeri. Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota 1

2 2 masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan system self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. (Ditjen Pajak, 2012). Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warganegara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional ( Salah satu wajib pajak yang mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran pajak adalah wajib pajak badan. Pembayaran pajak bagi pemerintah merupakan sumber penerimaan negara, namun bagi pengusaha kena pajak selaku wajib pajak badan, pajak merupakan beban yang harus dipikul karena mengurangi pendapatan. Adanya perbedaan kepentingan tersebut menyebabkan wajib pajak cenderung mengurangi jumlah pembayaran pajak baik legal maupun ilegal. Kecenderungan mengurangi atau meminimalkan beban pajak dilakukan pengusaha agar memperoleh profit dari usaha yang dijalankannya. Minimalisasi beban pajak sebagai bagian dari keputusan bisnis perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari yang masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai dengan melanggar peraturan perpajakan.

3 3 Upaya meminimalkan pajak sering disebut dengan perencanaan pajak (tax planning) atau tax shaltering. (Suandy,2011). Perencanaan merupakan suatu proses yang dimulai dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai, menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut secara menyeluruh dan alat untuk memberikan umpan balik terhadap hasil yang dicapai dengan perencanaan semula. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting, karena perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam pembayaran pajak yang benar. (Sumarsan, 2015). Tax Planning atau Perencanaan Pajak dapat didefinisikan sebagai upaya manajemen keuangan untuk meminimalkan biaya pajak dengan merancang investasi, jenis usaha dan sistem pencatatan pendapatan dan biaya mana yang menghasilkan beban pajak yang paling kecil. Tax Planning sering pula disamakan dengan Tax Management atau manajemen pajak yang didefinisikan sebagai sarana memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. (Lumbantoruan, 1994). Perencanaan pajak adalah proses merekayasa usaha dan transaksi wajib pajak supaya utang berada dalam jumlah yang minimal tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun perencanaan pajak juga dapat berkonotasi positif sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar dan tepat waktu sehingga dapat menghindari

4 4 pemborosan sumber daya. Perencanaan pajak adalah suatu langkah yang tepat untuk perusahaan dalam melakukan penghematan pajak atau tax saving, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pajak, yaitu tidak melanggar ketentuan perpajakan, secara bisnis masuk akal dan bukti pendukung memadai. (Suandy, 2011). Perencanaan pajak adalah proses pengelolaan kewajiban perpajakan sehingga hutang pajaknya baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya, berada dalam posisi yang minimal. Sepanjang hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan atau dilakukan secara legal yang dapat diterima oleh aparat perpajakan. Manfaat perencanaan pajak dapat dilakukan dengan prinsip-prinsip yaitu penghematan kas keluar yang dapat menghemat pajak yang merupakan biaya bagi perusahan, dapat mengatur aliran kas (cash flow) dimana kebutuhan kas untuk pajak dapat diestimasi dan dapat menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat. (Suandy,2011). Aspek-aspek Perpajakan menyangkut aspek formal dan aspek material serta aspek administrasi. Aspek formal meliputi kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP).

5 5 Aspek administrasi yaitu menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan, memotong dan/atau memungut pajak, membayar pajak, menyampaikan Surat Pemberitahuan. Dari sisi aspek material, basis penghitungan pajak adalah obyek pajak. Dalam rangka optimalisasi alokasi sumber dana, manajemen akan merencanakan pembayaran pajak yang tidak lebih dan tidak kurang. Untuk itu, objek pajak harus dilaporkan secara benar dan lengkap. (Mardiasmo, 2011). Perencanaan pajak di perusahaan biasanya dilakukan oleh manajemen perusahaan yang termotivasi untuk menghasilkan laba maksimum dengan meminimalisasi beban pajak tetapi tidak menyalahi peraturan perpajakan. Motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. (Sumarsan,2015). Menurut Erly Suandy (2011:11), motivasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak umumnya bersumber dari tiga unsur perpajakan, yaitu: Kebijakan perpajakan (tax policy), Undang-Undang Perpajakan (Tax Law), Administrasi Perpajakan. Berdasarkan kriteria tentang motivasi dilakukan perencanaan pajak dan mengingat pentingnya perencanaan pajak bagi perusahaan, beberapa peneliti telah melakukan penelitian mengenai motivasi manajemen dalam melakukan perencanaan pajak.

6 6 Penelitian terdahulu dilakukan oleh Stephani Wibowo dan Yenni Mangoting (2013) dengan judul Faktor-faktor yang memotivasi manajemen perusahaan melakukan Tax Planning. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kebijakan perpajakan, undang- undang perpajakan, administrasi perpajakan, resiko deteksi, dan moral wajib pajak berpengaruh positif terhadap motivasi manajemen untuk melakukan Tax Planning. Penelitian yang dilakukan oleh Martha Tanuwardi (2009) yang berjudul Analisis faktor-faktor yang memotivasi manajemen perusahaan melakukan Tax Planning membuktikan bahwa kebijakan perpajakan, undang-undang perpajakan dan administrasi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap Tax Planning. Penelitian yang dilakukan Sandi Yudha Wardana (2015) yang berjudul Pengaruh Kebijakan Perpajakan, Undang-Undang Perpajakan, Administrasi Perpajakan, Resiko Deteksi, Moral Wajib Pajak, dan Loopholes Terhadap Motivasi Manajemen Perusahaan Melakukan Tax Planning. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan perpajakan, resiko deteksi, moral wajib pajak, dan loopholes berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tax planning. Sedangkan undang-undang perpajakan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Tax Planning, administrasi perpajakan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Tax Planning.

7 7 Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Tax Planning merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan penelitian, karena berkaitan dengan tujuan perusahaan dalam meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka penulisan ini diberi judul: PENGARUH ASPEK PERPAJAKAN TERHADAP MOTIVASI MANAJEMEN UNTUK MELAKUKAN TAX PLANNING PADA PELANGGAN KORPORAT DI KANTOR POS JAKARTA PUSAT B. PERUMUSAN MASALAH 1. Apakah Undang-undang Perpajakan ikut mempengaruhi motivasi manajemen untuk melakukan Tax Planning? 2. Apakah Kebijakan Perpajakan ikut mempengaruhi motivasi manajemen untuk melakukan Tax Planning? 3. Apakah Administrasi Perpajakan ikut mempengaruhi motivasi manajemen untuk melakukan Tax Planning? 4. Apakah Loopholes ikut mempengaruhi motivasi manajemen untuk melakukan Tax Planning? 5. Apakah Tarif Perpajakan ikut mempengaruhi motivasi manajemen untuk melakukan Tax Planning?

8 8 C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh undang-undang perpajakan terhadap motivasi manajemen untuk melakukan Tax Planning. 2. Untuk menguji pengaruh kebijakan perpajakan terhadap motivasi manajemen untuk melakukan Tax Planning. 3. Untuk menguji pengaruh Administrasi perpajakan terhadap motivasi manajemen untuk melakukan Tax Planning. 4. Untuk menguji pengaruh loopholes terhadap motivasi manajemen untuk melakukan Tax Planning. 5. Untuk menguji pengaruh tarif perpajakan terhadap motivasi manajemen untuk melakukan Tax Planning. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Perusahaan, 1. Dapat digunakan oleh perusahaan dalam mengambil kebijakan manajemen pajak atau strategi perpajakan yang akan digunakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk semakin bijak dalam menerapkan Tax Planning atas pajak penghasilan badan terhutang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku, dan dapat menghindari sanksi-sanksi perpajakan, melalui pemahaman undang-undang perpajakan.

9 9 2. Bagi Penulis, 1. Dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang penerapan kebijakan tax planning atas pajak penghasilan badan pada perusahaan yang telah dipelajari melalui teori dimasa perkuliahan dan memberikan masukan bagi perusahaan untuk mengambil keputusan dalam pelaksanaan kegiatan operasi dalam mencapai laba maksimum, melalui perencanaan pajak. 2. Dengan mengadakan penelitian secara langsung akan menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang obyek yang diteliti. 3. Bagi Akademik Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk memperluas wawasan maupun sebagai acuan bagi penelitian-penelitian yang akan dilakukan khususnya yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu tax planning atas pajak penghasilan.