N. HASlL DANPEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

PENDAHULUAN. dari sapi betina yang telah melahirkan. Produksi susu merupakan salah satu aspek

TINJAUAN PUSTAKA Pembagian Skala Usahaternak Sapi Perah

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang diikuti dengan kemajuan ilmu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

EFESIENSI USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DALAM MENGHADAPI ERA PERDAGANGAN BEBAS

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

Lampiran 1. Kuisioner untuk data anak kandang

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan balai pusat pembibitan sapi perah di bawah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dede Upit, 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000-

Alat Pemerahan Peralatan dalam pemerahan maupun alat penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama, dan mudah dibersihkan. Bah

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

disusun oleh: Willyan Djaja

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH)

Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PERAH INDUK DI KOPERASI AGRO NIAGA " JAYA ABADI UNGGUL" JABUNG-MALANG.

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

Lampiran 1. Kuisioner untuk data perawat ternak

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan. Hasil estimasi heritabilitas calving interval dengan menggunakan korelasi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil perkawinan antara kambing

HASIL DAN PEMBAHASAN. Mekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasi

Lampiran 1 Hasil Pengujian sampel susu menggunakan metode Breed dan uji. Breed (jumlah sel somatis/ml) No Kuartir IPB-1

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

PENINGKATAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN SKRIPSI. Disusun oleh: DEDDI HARIANTO NIM:

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 1. SEJARAH PETERNAKAN SAPI PERAH DAN PERSUSUAN

EVALUASI TEKNIS PEMELIHARAAN PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI CILUMBER KPSBU LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI FITRIA AKILAH

KAJIAN KEPUSTAKAAN. sumber utama protein, kalsium, fospor, dan vitamin.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

PREFERENSI DAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK TENTANG TEKNOLOGI IB DI KABUPATEN BARRU. Syahdar Baba 1 dan M. Risal 2 ABSTRAK

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif.

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jalancagak. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dibagikan. Menurut Alim dan Nurlina ( 2011) penerimaan peternak terhadap

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Berasal dari Belanda dan mulai dikembangkan sejak tahun 1625 (Makin, 2011). Sapi FH memiliki karakteristik sebagai berikut :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

ANALISIS EKONOMI USAHATERNAK SAP1 PERAH DI WILAYAH PROPINSI JAWA BARAT

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 27-34

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KONDISI PERKANDANGAN DAN TATALAKSANA PEMERAHAN PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KPSBU LEMBANG

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Administratif Daerah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan Sapi Pedet

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 2 April 2014 sampai 5 Mei 2014, di Kecamatan Jati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

disusun oleh: Willyan Djaja

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

Bibit sapi perah holstein indonesia

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi potong Peranakan Ongole yang

MATERI DAN METODE. Materi

SISTEM PEMBERIAN PAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU SAN PERAH

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Iklim dan Cuaca Pengaruh Iklim terhadap Produktivitas Sapi Perah

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

MATERI DAN METODE. Metode

Transkripsi:

N. HASlL DANPEMBAHASAN Dtskrlpd Ldrasli Penelltlan datt KPSBU Lembang Lernbw merupakan salah salu Kecamatan yang terdapat pada Kabupaten Bandung dan terletak dsebelah Ubranya. Lembang berbatasan dergan, sebelah Utara d e w Kabupaten Subang. sebelah SeIstan dengan Kota Madya Bandung, sebelah Barat dengankecarnatan Parongpng dm sebelah Tim dengan Kecamatan Cimenyan. Lernbae dibagi ke&l am 16 desa dan pada seti ap desanya mempunyai peternak sapi perah. Disamping peternak sapi pexah juga dijurnpai banyak sekali peternak kelinci dan pensahaan peterriakan sirpi perah seperti PT. Baru.49ak dan PT. Lernbq. 13ilihat dari letak ketinggiarmya (51200 meter dari atas pmukan laut) dengan tenperatur arfara 17 O C - 25 O C serta curah hujan sekitar 1800-2500 dtahm rnaka tidaldah heran bahwa Lembang meyadi salah satu sentra produksi susu di provimi Jawa Barat. Faktor lain yang mendukmg keberadan peterrrakan sapi perah rakyat adalah adanya budidaya beternak yang tuun temm juga didukung oleh banyalarya limbah tanaman sayuran (KPSBU. 19%). Pada tahun I992 popdasi sapi perah besjumlah 7.728 ekor dengan jlrmlah aqgota koperasi 2651 orang, dan tab 1996 populasi sapi m&agkat maljad 10.605 eka dengan3860 orang anggota koperasi. Pada tab 2000 populasi sapi berjumiah 11.813 ekor, berarti populasi sekarang sudah sedikit lebih ti@ dbandngkan dengan popllas sebelum lcrisis ekomrni.

Peternakan sapi perah rakyat di Lembang tergabung dalarn satu wadah yaitu Koperas Peternak Sapi Ban- Utara (KPSBU), mendapat pe-sahan hak badan hub No. 489/BH/DK-10/ 20 tanggal 8 Agustus 1991. KPSBU didrikan mtuk metlingkatkan kesejahteraan peternak mlalui pedinaan petemak mnyediakan kebuhrhan pokok mmk peternak dan temalmya. mel akukan penarqungan prodd& rmar dan memasarkamp, memberi kan penyuluhan untuk meningkatkan produksi dan menyediakan tenaga ahli untuk pelayanan kesehatan Data jumlrtfi peternak dan popdasi sapi perah yang terakhir dperlihatkan pada Tabel 3. Populasl Sapi Perah pada Masingmasing Desa di Kecamatan Lembang (Jlmi 2000) No. N- Desa Jumlah Peternak Jumlah Sapi Total Populasi (orang) Laktasi (ekor) (eko;) 1. - Cibodas 49 118 252 2. Cibogo 249 491 996 3. Cikahuripan 537 969 1848 4. Cikidang 60 111 275 5. Cikole 279 545 958 6. Gudang Kahuipan 67 121 233 7. Jaya Gin 352 484 902 8. Kayu Ambon 112 221 403 9. wensari 98 145 280 10. Lembang 98 207 370 11. Mekarwangi 7 21 40 12. Pagrwangi 208 399 784 13. Sukajay 801 1579 2789 14. Sudelljaya 156 280 643 15. WangunHaja 27 70 193 16. Wangunsari 73 151 330 Juml ah 3173 5912 112%

KPSBU Letnbang saat ini 22 TPK (Tempat Pelayanan Koperapi) detgan jumlah aqggota sebanyak 3240 orang &ngan popllasi sebanyak 11.813 &or sapi perah Wntuk lebih j elamrya me@ TPK dan popd asi sapi perah dapat dilihat Tabel 4. Tempat Pelayanan Koperasi dan Populasi Sapi Perah KPSBU Lembang (Juili 2000) No. Tempat Pelayanan Koperasi 3 umlah Sapi Laktasi Populasi Sapi Perah (m) (ekor) (ekor) I. Banmagi 223 435 2. Ci ater 95 231 3. Cibedug* 315 683 4. Cibodas 457 999 5. Cibogo 335 650 6. Cikawari 181 468 7. Cilunber * 412 841 8. Cimroni 120 242 9. Citespong 292 511 10. Genteng 104 222 11. G~nlngPutfi 260 459 12. Kerarnat 316 579 13. Nagak 499 824 14. Pagerw an@ 399 783 15. Pamecelan 350 667 16. Pangagaj i an 211 403 17. Pasar Kernis 350 635 18. Manoko 282 504 19. Pencut 207 370 20. Poiok 393 756 Deskrlpst Peternak dan Komposld Sap1 Perah Peigalaman beternak ununmya diperoleh secara tmun-tem~run. berdasarkan data responden deskripsinya disajikanpada Tabel 5

No. Uraian Skala Usah Kecil Skala Ugaha Besar I. Rataan~rmr~(th) 47 44 2. Sebaran umu (th) 530 4 31 4 5 3 3 I0 46-60 11 4 260 2 3 3. Pendidikan SD 16 17 SIP 3 SLA 1 2 > SLA 1 4. Rataan Pengalaman 3 etemak (th) 9 9 5. Sewan Pengal aman Beternak (th) (5 2 2 5-10 12 12 Dari Tabel 5 &pat disimpulkan : I. Sebagian besar petermk pa& skala usaha keal berumur 46-60 tahm (55 %), sedangkan uduk skala =aha besar benrmuc 31-45 tahun (50 %). 2. Sebagian besar peternak pada sma usaha keal dan M a usaha besar berpendidiican SD (masingmasing 80 % dan 85 D/a. 3. Ummmya paqpl-n beternak urrtuk skala usaha kecil dan skala usaha besar selama 5-10 tahm dan P 10 dcup besar (masingmasing 90 YO) Rataan komposipi sapi perahyang dipdihara menurut M a usaha dilihat pada TkbeI 6.

Tabel 6. Ram Kumposisi Sapi Perah yang Dipeliba Mentart Skala Usah. Skde Usaha No Kanposisi Sqi Ktcil Bessr Eka ST 9'0 Eka ST Yo 1 SzqiLaktasi 4S.71 48.71 63.00 99.60 9960 67.60 Ratad Pete 2.44 2.44 4.98 4.98 2 SapiBetina ncm 13. 13.86 1793 20.a 20.84 14.14 m i 3 RatadPetcmak 0.69 0.69 1.04 1.04 Sapi Jautao Dcwasa -, - 4 Rainan/Pdernak Sapi Um~r 1-2 T W 18.43 9.21 1191 2257 11.29 7.66 5 FahdPctcd 092 0.46 1.13 0.56 Sapi Urn< 1 tahu~ 22.14 5-54 7.16 6243 15.61 10.59 man/ Petermk 1.12 0.28 3.12 0.78 - Jdatl 103.14 77.32 100.00 205.43 147.34 1100.00 Rataan 3.16 3.137-10.27 7.37 Terlihat bahwa rataan pemilikan sapi untuk skala usaha kecil sebesar 5.16 ekor sapi atau setsra dengan 3.87 sahlan tern* se- untuk skala usaha besar adslab 10 27 ebr atau setara d-n 7.37 satuan bxnzk Jtrmlah sapi laktasi yang dipelihara 2.44 ekor atau 2.44 ST pada skala maha kedl dm 4.98 ekor ateu.498 ST pa& M a usaha besar. Selanj-a bisa dilihat bahwa pers-se sapi 1- pada slrala usaha kecil sebesar 63.00 YO dan deoa usaha besar sebesar 67.60 %. DiCqau dari metode perkawinan ymg digumkan 100 % peternak menggunakan hseminasi Buatan (IB) berarti sapi jantaa tidak ctigmakan gebagai pejarrtan. Kenyataan iai menlnvt Ancki et al. (1992) akan menaikkan persedase sapi Laktasi dalam usaha petemakan Tabei 6juga rne~llqjkkm bahwa perimbw antara eapi laktasi &qgro sapi non laklam pda M a usaha ked sebesar 1 : 0.59 sedazgknn unlukskala waha besar perirnb- sebesar 1 : 0.48.

Dalam usalxt peternskm sap perah, hasil penjualao ~usuyasg diproddui oleh sapi laktagi menqwkan rmmber pendapatan hmai. Dmganperimb~ogan 1 : 0.59 den 1 : 0.48 beram bahwa setiap sapi laktasi selain men- beban biaya pemeliharaan 29 dirinya sendiri, juga menan- biaya pemetiharaan 0.59 ST pada skala usaha kecil dan 0.48 ST pa& &ata usaha besar lmtuk sapi non laktasi. Perimbargan yang ekonorsis amra sapi lakrasi dengsn sapi non Iakiasi tersebut sedikit diatas perirnbangan sapi laktasi dengan non laktasi ysog ekonomis, dmana mennvt Kusrmdi et al. (1983) menyarakan imbangan 1 : 0.40 agar beban sapi ldctasi tidak terlalu berat dan peremaj aan sapi induk dapat be j dan baik setiap tahun Hasil penelitian rataan p row (PS). sapi laktasi (SL), hijauan (Hl). korsentrat (KS) dan tenaga ke ja (TK) dapat dlihat pa& Tabel 7. Dlai Tabel 7 bjsa dismpulkan bahwa produksi susu unw skala usdm ked sebesar 8.36 kglstmari atau setara dengan 13.27 kg/siflmri, sapi laktssi sebesar 2.44 ST atau setara dengan 63.00 % penggnaan hijauan sebesar 28.22 k&sthaxi dan korrsentrat ssbesar 6.42 kg/stamri se- lntuk tenaga kerja sebesar 1.00 jdstm atau setara d e w 60.00 &VST/trari. Unhk &la usaha besara didapatkan produksi susu sebesar 9.26 kg/sj?'ari atau setara &q+n 14.28 WSYhari. sag laktasi sebesar 498 ST atau setara &ngan 67.60 % Untuk pemberian hijauan. konsentrat dan tenaga kerja berhrrrt-turut 31.64 WSTmari. 6.33 lrglstihari dan 0.92 jadstlhari atau setara dengan 55.35 rn&t/stmari. Hasil kedua slcala pendlikan ioi lebih tie dari yang ddapatkan oleh HarGomhoto et-d. (1990) prow susu lntuk daerah Nongkojajar (1 1.90 liter/ekor] dan Prrjon (11.65 lilerjebr).

Tabel 7. Ti-t Pruduksi Smu dart Peqggunaan Fakta Produksi mots KPSBU Lembw No. Uraian Kecil Skal a Usaha Besar Prod Susll &jst/bulan) Prod sm ~Sybulan) Prod Susu (kg/suhari) Sapi Laktasi (ekor) sapi Laktssi (O/e) Hijauan (kglrnfiari) Konsentrat (kg/stm) Teaaga Kerja (iadstmari) Keterangan : +) = Tidak berbeda nyata pada taraf@ < 0.05) dan **) = Berbeda nyata pada taraf @ c 0.05) MemPut Tim Peneliti Kopexasi Agro Zodeknika (1991) didapatken bahva pro- suaa per ekor per hari d daerah Prmgaleugan sebesar 14.93 liter, Lembang sebesar 15.00 liter dm Cibsjang Gamt 14.43 liter. P-an tenas keja hasil penditian p dis &la dbandingkan &ngan yarg didapab deh Lumi~ltang (1975) ha1 ini masih ti@, dimana tenaga keja yang dicurahkan mtuk weka sapi laklasi sekitar 66 % atau sebesar 44.89 menit per ST dan 1eMh rendah dari had penelitian Kaintpan et al. (1977) yaog mendapatknn 69.30 menit per ST lmhlk daersh Bogor. Dengan kata lain -or temaga keja iidak menyebabkan hhmgan iaogslmg antera -or prod&& @n ti* prodllksi yarg dilrasilkan dan hat ini tergantung pa& keterampilan dari masing-masing tenaga kerja YW ad=

Hasil pengolahan data dari alokasi faktor produksi dengan menggunakan posedm h@ Cobb-Douglas &pat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Analisis Statisik Funpi P row Sum di KPSBU Lembang Intercept Ln Sapi laktasi (XI) Ln Hij auan (X2) Ln Konsentrat (X3) Ln Tenaga ke j a &) -- *) Nyata @ < 0.01) Bentuk dmgsi pro-si yaw diperoleh adalah : a. Untuk skala usaha kecil Y = 3-56 S L Hij ~ Om K- ~ 0.624 TK 4381 b. Untuk skda usaha besar y = 1294.66 SL 1.186 aj -0.117 0260-0.43 Nilai koefisien deteruinasi (R? fhgsi produksi mtuk skala usaha kecil sebesar 58.30 %. sedangkan untuk skala usaha besar sebesar 84.30 %. An@ ini menrrnjuldnut bahwa 58.30 % variaa produksi pada skala usaha kecil &pat dijelaskan oleh 4 variabel yaitu sapi laktasi, kjauan dan konsentrat serta tenaga ketja. sedaogfan rmtuk skala usaha besar ada 84.30 % variasi prow &pat diter-an deh 4 variabel yaitu sapi laktasi, hijauan dan kommtrat serta temp keja. Untuk skala usaha kecil persacman penduga fimgsi yang diperoleh mquqyai keofisien detemdnasi yang lebih rendah dbanrlinglran persacman pednga fungd produksi skala usaha besar, yang berarti pada skela maha kecil

kersgaman proctulcsi rmrru ti&. Pada kedua persamaan pen-, maping-masing hauya salu peubah yang secsra statist& nyata. Pada kale usaha kecil peubah yang nyata amah konsentrat @ < 0.01). sedangkan pada skala usaha besar peubah yang rryata adaiah peubah sapi laldasi @ c 0.01). Berdasarlcan nilai F him didapatkan bahwa pada skala usaha besar persamaanyang diperoleh sangat nyata @ <0.01) Begil juga halnya pada skala usaha kecil persamaan ya% diperoleh sangat rryata @ (0.01). Thtuk lebih jelasrya hasil Uji - F dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Analysis of Variance untuk SkxLa Usaha Kecil dan Skala Usaha Besar Skala Usaha / Source Of Means Square F Prz F DF Squares Kecil Regression Residual Total Besar Regress on Residual Total Pendapatan dan Bfaya Produksi Susu Bulanan Dari 20 peternak skala usaha kecil dan 20 peternak skala usaha besar dapat dilihat bahwa ada korelasi pendapatan dengan jlmlah pemilikan in- dewasa. Untuk lebih jdasnya dapat dlihat rataan peaerimaan, biaya dan perrdapatan peternak serta rataan pro- slrmr bulanan, jdah sapi iaktari dm% sapi laktasi (Tabel 10,ll. 12. 13 dan 14). Dari Tsbel 10 dapat dsimpdkan bahwa pendapatan terbesar didapatkan pada bulan Febd pads skala usaha kecil dan pads bul an Maret uduk skda mafia be=.

Tabel 10. Rataan Penerimaan, Biaya dm Pendapatan Petemak pada 2 Skala Usaha Anggota KPSBU Lemhg Tahun 1999/2000 No. Uraian Bulan Oktober November Desember Jmati Fehari Maret Apfil Skala Usah Kecil RataanP- 1.111.173,- 971.035,. 937.551,- 1.097.719,* 1.035.274; 968.575,- 1,075,630,- Rataan Biaya 518,627,- 472.950,- 455.200,- 476.400,- 274.200,- 276.550,- 469.050,- Rataan Pendapatan 592.546,- 498.085,- 482.351,- 621.319,. 761.074,- 692.025,- 606.580,- Skala Usah Berm RataanPemhan 2.291.384,- 1.895286,. 1.902.326,- 2.209.253,- 2.057.196; 2.225.210,- 2.557.350,- Rataan Biaya 957.911,- 887.150,- 831.150,- 921.400,- 468.025,- 501.663,- 974.373,- RataanPendapatan 1,333,474," 1.008.136; 1.071.116; 1.287.853,- 1.589.171,- 1.723.548,- 1.582.978,- Tabel 1 1. Rataan Produksi Susu (Ltr), Jumlah Sapi Laktasi (Ekor), Jumlah Temak (ST) dan Sapi Laktasi @) pda 2 flkala Usaha Ansgota KPSBU Lembang Tahun 1999 - Tahun 2000 No. Umian Bulan Oldober November Desenber Jamari FBrum Maret *I Skala Usaha Kd Prod. Susu (LLr) 970.65 856.10 830.60 969.98 909.73 856.48 934.78 n. sapi &@r) 2.45 2.4s 2.45 2.60 2.55 2.35 2.60 n. ~emsk (ST) 3.SO 3.80 3.81 3.85 3.86 3.90 4.04 Sapi Laktasi (%) 64.47 64.47 64.31 67.53 66.06 Kl.26 64.36 Shla Usaha Besar Prod. Sum (Lk) 2007.60 1690.00 1700.20 1946.40 1799.30 1957.90 2214.20 1. Sapi Laktasi @%or) 4.95 4.55 4.35 4.70 4.85 4.85 5.20 A. T d (ST) 7.19 7.19 7.25 7.36 7.46 7.49 7.61 Sapi Wi (?6) 68.85 63.28 60.00 63.86 65,Ol 64.75 68.33

Rataan pendapstan petemak berkisar antara Rp 498.085.- - Rp 761.074.- pada skala usaha kecil, sedangkan pada skala usaha besar adara Rp 1.008.136,- - Rp 1.723.548,-. Dari Tabel 10 juga terlihat bahwa pendapatan petanak untuk skqa besar 2.26 kaii lipat Iebih besar, ha1 ini menandakan bahwa semakin besar skala usaha mka semakin besar kembagan yang drperoleh. Tabel 11 mempedihatkan bahwa selllaldn besar skala usaha rnaka ada kecendemngan produks susu per sapi Ialdasi semakin besar pula. Rataan sapi IaktaG pada skala usaha kecil berkisar antara 60.26 % - 67.53 %. sedangkan pada skala usaha besar berkisar antara 60.00 $6-68.85 'YO. Tabei 12. Jundal~ Peneiirnaan Petemak Sapi Perah Aqgota KPSBU Lembang Skda Usahat Bulan Jdah Susu (Liter) Jumlah Penerimaan (Rp) Ktcu Oktober 19.413 22.223.467; N member 17.122 19.420.689,- Desember 16.612 18.751.015.- Januari 19.399.50 21954.377,- Febmari 18.194.50 20.705.484,- Maret 17.169.50 19371.495,- April 18.695.50 21512.594.- Jud ah 126.605 143.929.121.- Rataanl Bulan Rataard PetemaWBulan Besar OMober November Desember Jaruari Februari Maret April 44.283.50 51.147.002,- Jlanlah 266.210 302.660.105.-

Dsri Tabel 12 terlihat bahwa rataan air susu yang dapat dijual oleh petemak sebanyak 904.3 liter per bulan atau setara dengan 30.14 titer per bari untrk skala usaha keul d w jumlah penerimaan sebesar Rp 1.028.137.-, sedangkan mhlk skala usaha besar. rata-rata peternak &pat me jual sebanyak 1902.2 liter per bdan atau setara dergan 63.41 liter per harinya dengan j dah penenmaan sebesar Rp 2.161.85 8,-. Jumlah penaimaan terseblt di atas belum termasuk hasil dari pe jualan pe&t dan pynk kandang Tabel 13. Jdah Pengduaran Peternak Sapi Pexah Anggota KPSBU Lerrrbang Pengeluaan {Rp) Juml ah SkalaUsrhd Simp. Bulan wdib02p)f Midc. Tern& Obak Bitit(Rp)* Pengeluaran (Rp) Kecll Oktober 97.065 10.180.000 192.544 194.130 10.372.544,- November 85.610 9.375.000 84.000 171.220 9.459.000,- Desember 83.060 8.9 10.000 194.000 166.120 9.104.000.- Sanuari 96.997.5 9.380.000 184.000 193.995 9.564.000,- Fehari 90.972.5 5.224.000 260.000 181.945 5.484.000,- Maaet 85.847.5 5.400.000 131.000 171.695 5.531.000.- April 93.477.5 9.218.000 163.000 186.955 9.381.000,- Juml ah 633.030 57.687.000 1.208.544 1.266.060 58.895.544,- Ratad Bulan 90.433 8.241.000 172.649 180.065 8.413.649,- Rataanl 4.522 4 12.050 8.633 9.043 420.689.- PeternakA3lo B e m Oktober 200.750 18.768.960 389.250 401.520 18.807.885,- November 168.995 17.465.000 278.000 337.990 17.743 000,- Drsember 170.017.5 16.340.000 283.000 340.035 16.623.000,- Januari 194.637.5 18.150.000 278.000 389.275 18.428.000,- Februari 179.330 9.000.000 360.500 359.860 9.360.500.- Mset 195.792.5 9.800.000 233.250 391.585 10.033.250,- -1 9.005.500 481.950 442.835 9.487.450,- 221.417.5 Jud sh 1.331.550 108.529.460 2.303.950 2.663.100 110.483.085,- Rataaal ~ uan l 190.221 15.504.209. 329.136 390.442.9 15.783.298,- Rataad NaWBl 95.1 11 775.210. 16.457 19.022.2 789.165,- Keterargan : *) = Pergelmran yang termasuk pendapatan pet-k T&el 13 rnemperlihatkan bahwa pengeluaraa peternak yang rutin adalah simpanan wajib, makanan tern* obat-obatan dan bibit. Simpanan w ajib dan bibit

pada akhirnya akan dikembalikan kepada peternak bila dibutubkan. Potow mtuk simpanan w Jib sebesar I2.p 5.- per liter dan untuk bibit sebesar Rp 10,- per liter air sum yang dsetalran pada KPSBU Lembang Obat-obatan pemakaiatnya secara berkala dan sifatnya insidenti] Biaya rrakanan ternak dikeluarkan ol& peternak rata-rata sebesar Rp 412.050.- per peternak per bulan mluk skala usaha kecil, sedangkan mtuk skala usaha besar sebesar Rp 775.210,- pa bulannya. Jdah pendapatan peternak dapat dilitung dari selisih anmra penerimaan deqgan pergeluaran. Unt& iebihjelaqa dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Jurrlah Pendapatan Peternak Anggota EtPSBU Lembang Skd a Bul an Total Penerimaan Total Pengeluaran Pendapatan (Rp) (R& (Rp) Kecil Oktober 22.223.467.- 10.372.544,- 11.850.923,- N ovenlber 19.420.689.- 9.459.000.- 9961.689,- D esenlber 18.751.015,- 9.104.000.- 9647.015.- Jatlrari 21954.377,- 9.564.000,- 12390.377.- Februari 20.705.484,- 5.484.000,- 15221.484.- Maret 19371.495.- 5.531.OOO,- 13.840.495.- April 21.512.594.- 9.381-000,- 12.131.594,- Juml ah 143.939.121.- 58.895.544.- 85.043.57 7,- Ratsad Buian 20.562.732,- Rataanl Peternak 1.028.137.- Bcsar Oktober 45.827.688,- N w ember 37905.716,- D esernber 37946.523.- Ja& 44.1 85.065,- F e M 41.143.911.- Maret 44504.210,- April 51.147.002,- 19.487.450.- 31-659.552.- 3 4 ah 302.660.105.- 110.483.085.- 192.177.030, ~~r Rataad Bulan 43237.159.- 15.783.298;- ~~ ~ 27.453.861; Rataanl Petemak 2.161.858,- 789.165.- I.372.693.-

37 Tabel 14 memperlihatkan pepdapatan peternak untuk skala usaha kecil sebesar Rp 607.454,- pa bulan alau setsra dengpn Rp 20.249,- per hariaya, sedangksn lmtuk skala usaha besar sebesar Rp 1.372.693,- per bulan atau gecara deng.nnrp 45.756.- per harinya. Pendapatan sebesar Rp 607.454.- c l i s u m ole41 ~ rata-rag 2.44 ekor sapi labsi, artinya setiap ekor =pi Iaktam memberikan k- Rp 248.957,- per Man ma skala usaha kecil, sedaqs$an mtuk M a usaha tresar dapat nxxnberikan kemtungasn Rp 1.372493.- per 4.98 ebr sapi laktasi. artinya setiap satu ekor sapi laldasi dapat merneberikan ke- sebesar Rp 275.641.- per bdarmya. Dari Tabel 14 dapat juga diambil Iresimpulan bahwa &a maha akan mempengmhi peidapatan pet& Faktor-faktor pen- (Impact point) t ws petmkan mefupakan indikator mluk mlihat pengetahan teknis beternak glpi perah dari para peternak Pqetahmn terhadap aspek teknis beternak mzliputi lima bidang se& dengan standar penil aim dari Direktorat Jm&ral Petermkan (1984). yaitu : 1). Sub asp& pemuliaan ternak clan reproddsi. 2). Sub argek raskamtn temnk. 3). Sub aspek peqselolaan. 4). Sub aspek kandang dan peralatan sexta 5). Sub aspek kesehatsn hew an Basil peugamatan tmhadap pengetahan c b keterampilan petem& uutuk lima sub asp& dapt dilihat pada Taw 15. Pada Tabel 15 teriihat bahwa haxya 8th aspek ke~ehatan hewan saja yang tidak berbeda nyats denganmlai pengama?amya pada keh slcala pernilikan Hal ini dikaremdcan bahwa segsla sesuatu meogenai aapek kesehatan hewan &tang@@ oleh pararnedis dan d&r hewan yang ada pada koperasi. p&

hanya melaporkan melald kartu kesehatan ternak Disanping itu secara berkala para parameds dan ddcter hewan selalu rneagadakan penyultban pa& saat mendapatkan kasus-kasus baru dart jugi pada saat pelay- Insemimtsi Buatan p). Tabel 15. Rataan dan Simpangan Baku Hasil Pensmatan Aspek Teknis Peternakan pa& Skala Usaha Kecil dan Skala Usaha Besar Anggota KPSBU Lembarg Nilai PengamdadSkda Nilai Pengamatan (Oh) Uraian Us aha Nilai Skala Usaha Kecil Besar =wan KeciI Besar PemuIiaan Temak dan 175.25** 189.50C* 240 73.02 7896 Reproduksi (19.90) (22.82) Makanan Ternak 198.99 ** 201.75** 260 76.15 77.60 Pengelolaan (8.30) (7.83) 166.50** 173.25** 200 83.25 86.63 Kandang dm Peralatan (7.09) 74.505* (13.03) 812S** 100 74.50 81.25 (4.56) (11.34) Kesehatm Hewan 190.50 193.00 200 9525 96.50 (2.24) (4.70) Aspek Mauajemen 81)4.75** 873.75** loo0 80.48 83.78 (29.45) (44.50) Keterawan (**) : Sangat nyata @ < 0.05), dan ( ) : Sirnpangan baku Secara keseluruhan, penerapan telindogi betern* dari peternak skala maha besai lebih baik dibandiwan dezgan skala usaha kecil. Bila dilihat peringkat penerapan aspek tekris petemakan, penerapan 1% tertingi adalah sub aspek kesehatan hew an, diikuti oleh rmb aspek pengeiolaan, sib aspek makanan ternak, sub aspek kandaw d m peralatan serta sub aspek pernukiaan ternak dan repro- untuk skala usaha kecil, sedan&m peri-t mtuk skda usaha besar adalah sub aspek kesehatah hewan, diilcld oleh sub asp& pengeldaaq sub aspekkandang dan peralatsn, sub aspek pemuliaan brnak dan repro- serta sub abpek makanan ternak Untuk lebih jelasnya pa& masing-masing sub aspek dapat diterangbn di bawah ini.

1. S* Aspek Permllaan Term& dan Reprduksi Pengamatan sub aspek pemuliaan tsrnak dan repro- melip& 1). Bangsa sapi yang dpelihara, 2). Cara seleksi, 3). Cara kawin, 4). Pengetahuan birahi. 5). Umur pertama beranak, 6). Saat kawin setelah beranak dm 7). Selang beranak Pa& Tabel 14 terlihat bahwa hsil pengamatan memnjukkan perbedaan yang swat nyata diantara petermk terhadap nilai harapanqa (p < 0.05). baik pada skala usaha kecil maupun pada skala usaha besar. U d lebih je1asny.a &pat dilihat pada Tsbel 16. Tabel 16. Rataan dan Sirnpangan Baku Hasil Pengamatan Pengetahuan dan Keteranqilan Peternak pada Sub Aspek Pernuliaan Ternak dan Reprochdcsi untuk Skala Usaha Kecil dan Skala Usaha Besar Anggota KPSBU Lembang. UrSan Pengamatan (%) mlai PeogamatanlSlrala Usaha Nilai Skda Usaha Kecil Be sar Ifmapan Kecil Besar Bangsa sapi betina 20.00 '10.00) 20.0* (0.00) 30 55.C? 66.70 yeng dipelihara Cam seleksi 34.5077.50) 37.50 (4.44) 40 86.25 93.75 Cara kawin 40 00 (0.00) 40 00 (0.00) 4 0 100.00 100.00 ~eugetahuan birahi 35.00710.59) 34.00 *(9.40) 40 80.00 85.00 Umur teranak 23.00t(7.33) 30.0 *(10.26) 40 57.50 75.00 pcrtama Sad kaain setelah 20.50 *[5.10) 22.00 *(6.16) 40 5 1.25 55.00 beranak Selmg beranak 5.25 *[1.12) 6.00 *[2.05) 10 52.50 60.00 Keterangan : ( * ) Berbeda nyata terhadap nilai penernatan (p < 0.05) ( ) Simpanganbah Secara keseluruhan penerapan teknologi betermk llntuk sub aspek pediaan ternak dan reproduksi pada 2 &la pemilikan berbeda nyata terhadap nilai pengamatannya, hanya cara kawin untuk kedm skala pemilikan dan cara seleksi untuk skala usaha besar tidak berbeda nyata terhadap dlai pengamatamya.

Aspek yang telah baik penerapanuya artalah cara kawin untuk kedua kala pelikan dan cara seleksi untuk skala usaha besar. Aqek yang masih kurang penerapsmya untuk skala waha kecil adalah bangsa sapi betina yang dipelihara, car5 seleksi. pengetahuan birahi, urnur pertama beranak, saat kawin setelah beranak clan selang beranak untuk skala penilibn pengetahurn birahi, bangsa sapi yaqg dipelihara, mm pertama beranak, selang beranak dan untuk skala usaha besar adalah bansa sapi betina yang dipelihara, pengetahuan birahi, umur pertama beranak, saat kawin setelah beranak dan selang beranak Umunmya bangsa sapi yang dipelihara adalah Peranalan FH,. penerapan saat kawin setelah beranak masing-masing unhdc skala usaha kecil sebesar 51.25 % dan untuk skala usaha besar s&esar 55.0 %), sdang beranak (52.50 % dan 60 %) serta pada mnur pertama beranak untuk skala usaha kecil (57.50 %). Unrk saat kawin setelah beranak banyak petemak yang mengawinkan sapinya setelah mdahirkan pada birahi Sang ketiga atau setelah birahi ketiga. Kenyataan id diduga karena Witas pakan yang kurang baik kedatangan inseminator yang tertanhat dan adanya s w a n reproduksi. Pelaksauaan kawin setelah bersnak erat kaitaxusya dengan pengdahuan birahi dan ketersediaan serta kesiapan inseminator. Seluruh peternak menggmakan metode Inseminasi Buatan (B) untuk mengawinkan sapi-sapinya sehi- dengan cam ili dapat mengbindari penyatit yang dsebgbkan oleh kontak kelarnin, mengurangi biaya ~erndihara untdc pejantan, sapi pejantan yang mempunyii geaetik baik dapat melayani sampai radus yang terjauh sekalipun. Keuntuogan Iain dari pemkaian IB, nmtu genetik anak 5-7 % lebih baik dibandingkan dkawinksn secara alam (Leaver, 1983).

Sdah satu akibat dari terlambatnya meigawinkan sapi adalab parrjanguya selang beranak Kondsi ini terlihat pada keha skala pemilikan, dimana bnya 9.52% dan 33.33 % sapi yang seleng beranaknyu 12 bulan sedangkan sisarrya berada pada 13-18 bulm ufduk &la usaha kecil dan skala usaha besar. Slang beranak yang tin& akan berpenganh pada tingkat produkd rmsu. Sudono (1999) mengemukakan bahwa seiang beranak hang dari 12-13 buian, maka tingkat produksi susu pda lakta~ sedang berjalan akan menurill sebesar 9 9'0 dan pada produksi mendatsng men- sebesar 3.70 %. Bila selaq beranak diperpanj ang450 hari, maka produksi susu pada laktasi sedang berjalan dan laktasi mendatang naik sebesar 3.50 % tetapi bila dibandingkmn dengan jumlah 41 pemberian ran- kenailcan 3.50 % terseblt tidak mengunluugkan 2. Snb Aspek Makanzm Ternak Sub aspek makanan ternak terdiri atas delapan kegiatan, yai- : 1). Cara pemberian hijauan, 2). Jumlah pemberian hijauan, 3). Kuaiitas hijauan, 4). Frekuensi paberim hijauan, 5). Cara pemberi an konsentrat. 6). Jtdah pemberian konsentrat, 7). Kualitas konsentrat dan 8). Air minun. Rataan dan simpangan baku hasil pengamatan pe-tahuan dan keterampilan peternak pada sub aspek makanan tenaak &pat dilihat pa& Tabel 17. Pa& Tabel 17 terlihat bahwa hail pengamatan teriradap sub aspek makanan ternak menrjukkan perbedaan yang s q t nyata diautara petem& terhadap mlai harapannya @ < 0.05) mtuk skala usaha kecil dm skala usaha besar adalah kualitas hijauan dan air Eoiuurn.. Secua keselumhan penerapan telmologi betemak dari peternak pada skala usaha kecil sebesar 76.15 Oh danpada skala usaha besar sebesar 77.60 %.

Tabd 17. Rataan clan Sinpangan Baku Hasil Pengamatan Pengetahtan dan Keterampilan Petemak pads Sub Aspek Makarmn Ternak untuk Skala Usaha Kecil dan Skala Usaha Besar KPSBULembang Urd an NiIai Pengamatanl Skala Usaha NiIai Pcngamatan (%) Nslai SkdaUsaha Kedl Besar Haraprm Kecil Besar Cara pemberian 25.00(0.00) 25.00(0.00) 25 100.00 100.00 hijaran Juml ah pem beri an 39.0014.47) 40.00(0.00) 40 97.50 100.00 hijauan Kuditas Mjauan 35.00*(0.00) 36.50*(3.66) 45 77.78 51.11 Prskuensi pemtxrian 20.00(0.00) 20.00(0.00) 20 100.00 100.00 hijman Cara pcmberian 14.50(2.24) 14.75(1.12) 15 96.67 98.33 konsentrat Jun~lah pemberian 35.00(0.00) 35.00(0.00) 35 100.00 100.00 konsentra Kuditas konsentrat to.oo(0.00) lo.oo(o.00) 15 66.67 66.67 Air rninum 9.50"(3.94) 20.50*(6.05) 30 65.00 68.33 Keterargan : (*) : Berbeda nyata terhadap nilai pengunatan (p < 0.05) ( ) : Sirnpangnn baku Sebmyak 66.67 O/O petanak pada dua skala usaha memberikan konsentrat dalam kualitas yang Sedang. hal im telah dlalclkan y i pada Laboratorim Ilmu Makanan Ternak FaMtas Petemakan Institllt Pertmian Bogor didapatan hasil seperti pa& Tabel 18. Had Analisis Bahan Makanan (Konsentrat) Buatan KPSBU Lernbang No. Uraian '?Ye 1. B ahan Kering 83.05 2. Abu 1235 3. ProteinKasar 12.86 4. SeratKasar 1857 5. Lemak 150 6. BKlW 37.77 7. Kdsium 1.12 8. Fdor 0.70 9. NaCl 10. Energ l3nrto (kalori) 3825 Sumber : Hasil Analisis Fakultas Peternakm IPB, 2000

Salah satu indikasi kuaiitas konsentrat sedsng ada pa& mlai protein kasar sebesar 12.86 %. Ada kecenderungan para peternakmemberikan kansentrat dalam jumlah yang %am pa& seliap sapi laktasi, padahal jumlah produksi sus~oya berbeda- be&. Sebaiknya irnbangan pemberian konsentrat d e w produksi rmrm 1 : 2.5 (Mc.Dowell, 1989). Aki bat dari pemberian konsentrat dalsm juml ah yng sama pada sapi laktasi, ~mka pendapatan petemak menjadi bang efisien. Dililat dari surnber konsentratnya adalah buatan KPSBU L-embang, dimana pada saat-saat tertentu peternak mencampur lagi konsemat tersebut dengan bahan pakan lain sehingga harga pakan mmjadi lebih rendah, akibatnya nilai gizj. pakan kualitasnya rendah. Sutirdi (1981) menganjurkan pemberian konselh-at sebaiknya berlcadar protein kasar ssbesar 18 % agar produksi rmmr me nj adi optimal. Konsentrat dan hijauan diberikan sebaayak dua kali sehari yng &iring$ dwgan pemberian air mi-. Pemberian air rnimun sangat penting karena un* pembeflukan air susu. Di lapangan ditemukan ballwa peternak dengan skala usaha besar umunmya menyediakan air minurn secara adlibitum 3. Sob Aspek Pengelolaan Sub asp& pengdolaan yang dinilai, 1). Membersihkan =pi, 2). Membersihkan kandaw 3). Cara pemerahan, 4). Penanganan pasca panen, 5). Pemeliharaan anak sapi dan dara. 6). Pengeringzn sapi Iaktasi dan 7). Pencatatan usaha.

Tabel 19. Rataan dan Simpamgan Baku Hasil Pewmatan Pengetahwin dan Keterampilan Peternak pada Sub Aspek PengeIolaan untuk Skxla Usaha Kecil dan Skal a Usaha B esar Awota KPSBU Lembang. Mcrrbmitkan sapi ZO.W<O.Oa) 20.00(0.00) 20 io0.00 loaoo M d e r s h krndang 20.~0(0.@0) ~O.CU(O.OO) 20 100.00 100.00 Perranganan pasca panm 26.00[3.08) 30.001(S. 13) 35 74.29 85.71 Pemeliharsan wak dm dara ZX.CO(4.70) 30.50*(5.iGj 35 80.00 87.14 Pergeringa r;apil&si n.oor@.tl) 24.00(5.%) 30 g0.00 80.00 Pencatatan usaha 7.Wc(2.51) 9.25*(3.35) 20 35.00 4625 Keterangan : (*) : Berbeda nyata terhadap Wai pengamatan (p < 0.05) ( ) : Simpangan baku Dari Tabel 19 terlihat bahw a penerapan telmolopj betanak unhtk sub aspek peqgelolaan berbeda sangat nyata baik pada skda usaha kecil maupun pada skala usaha besar. Pengerimgan sapi taka4 dan pertcatatan usaha ysng tampak h ang penerapannya mtuk skala =aha kecil, sedangkan u&k skala usaha be- adalsh penanganan pasca panen, paneliharaan anak dan dara serta pencatatan usatra. Bila ditelusuri lekh lanjut maka waj ar saja peternak lebih mmperl~atikan kebersihan sapi, kebersihan kandang, cara p-rahan, penanganan pasca panen, pameliharaan anak dan dara serh pewrirgan sapi laktasi karem ha1 ini la-g berpengaruh terhadap lolalitas maupm kualltitas air flsu. Cara pearahan yang ctilakukm unumnya menggmakan taxan, belum ada peternak y q mwggunakan meein perah. Sebdum pemaahan dilakukaa, bagian lipat paha dan bagian belakang sapi dicuci, khwus mtuk ambing dicuci dengan air hangat untuk memtimulir pengeiuaran mrrm. Hal im sesuai dengan pendapat

Ednger (1971) bahwa kelenjar hipophisa dbagian posterior terangsang lntuk 45 mengcluarkan honnon oxytocrn. Hornon ini secara cepat ma& ke dalam aliran darah dan menyu ambirg untuk nlerawang otot awing (mioepitel) yang rnelingkari alveoli berkontraksi. F~kuemi pemerahan dilalsukan dua kali sehari, kegiatan ini dsemsikan dengan j adwal pengumpulan susu dari peternak ke tenpat pengixnpulan msu di tnasing- nlasing Koll~ia, sehinga kerusakan m ditingkat peternak dan pengumpul susu dapat ditekan UnhJk mnjaga produlctivitas sapi pada sapi ya= sedang laktasi dan yang akan laictasi, petertiak mel-an pengeringan sapi Laktasi pada waktu 2 bulan menjelang sapi terseba beranak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudow (1999) bahwa pengeringan sapi laktasi sebaikrrya Qlalnkan 2 bdan menj el ang melahirkan setingga prodhi susu pada laktasi berilntnya tidak menmun. Seianjufnya Kemn dan Everett (1986) mdaparkan bahwa periode kering 50-60 hari disarankan untuk n~emaksimunlkao produksi susu pa& laldasi berikutnya. Kelemahan-kelemahan yang masih terlihat yaitu pada aspek pemeliharaan sapi dam dan anak sapi sata yang penting diperhatikan adalah pencatatan usaha. Pencatatan usaha tidak dilaiolkan dengan baik, baru sekitar 35 % pada skala usaha keal dan 46.25 % pa& skala usaha besar. Kurangnya pencatatan im kemungkinan disebabkan kur- disadarinya manfaat recording pada masing-masing individu sapi peralz

Perfanpan yang dajukan menilai pengetahuan dan keterampilan peternak temng kandang dan peralatarmya diarahkan kepada 1). Tata letak kandang 2). Konstruksi kandang. 3). Drainase hndang. 4). Ternpat kotoran dan 5). Peralatan kandang serta 6). Peralatan -. TabeI 20. Rahw dan Simpangan Baku Hasil Pengamatan Pengetman dan Keterampil an Peternak pada Sub Asp& Kandang dan Peral atan lmtuk Skda Usaha Kecig dan Skala Usaha Besar Anggota KPSBXJ Lembang Uraian Nili Pe-natad Skda Nili f engamatao (7'0) Usaha NG Skda Usaha Ked Be- H W m Ked Bcsar Tab let& kandzcg 9.M(1.54) 9.75fl.12) 10 95.00 97.50 Komhulcii kandang 15.#*(0.~) I 9.00*(5.a3) 25 60.00 76.00 e a s e lomdang 11.75(2.45) 12.50(2.5ij 15 73.33 83.53 T~npat kctom X.ZY2.45) 7.5qZ.51) 10 82.50 75. m Peralatan h daop I S.OO~C.OO) 14.50(1.54) I5 1 00. 00 96.67 Pedatan rusu 15.00*~0.#) 18.00*(4.70) 35 60. KI 72.W Keterargan : (*) : Berbeda nyata terhadap dlai pengamatan (p < 0.05) ( ) : Sinpangan baku htak kandang sapi perah tersendiri, terpisah dari rmah linggal namn tidak terialu ja* dengan sistem dan draimse yang =madxi. Keaa skala usaha telah memenuhi standar Direktorat Jenderal Peternakan (1984). Konstrulcsi kandang dan peralatan sum sebagian masih hang nlemenuhi syarat, hz1umsnya skala usaha keal dan skala usaha besar. Untk skala usaha besar ada 8 orang petemak sudahmempunyai kar- kanda- yang sudah danjwkan tetapi secara umum belum sesuai dengan aquran de%an anjmn dimana, kandang meeadap sinar mata1rmri langsmg, kemiringan

47 lantai kandaq 2 % Kondia ini pen- untuk me4 aga kmdisi sapi tetap sehat dan sum yang dihasilkan tejaga kualitasnya. Ketersediaan air yang cukup dan bersih sangzt penting dalam peternakan sapi perah karena susu yang dihasilkan, 87 Oh terdiri atas air. sehingga junlah air yng dibutuhkan seekor sapi tergartung pada tingkat produksi susu yang dihasilkanrrya. Perbandingan antara swu yang dihasilkan dengan air yang dibuhhkan adalah 1 : 3.6 (Sudono, 1999). Aspek yang rnasih hang adalah kontruksi kandang dan perlatan susu tetapi faktor isn tidaklah sargat berpengaruh terhadap produksi air smt. Untuk peralatan sum, pada kedua skala pemilikan menarrpakkan perbedaan yang qrata terhadap nilai petgamatarmya, dimana peternsk rnasih ttxmggmakan ember yang terbuat dari plastik Sebaiknrya segala paalatan urfuk susu tabuat dari a1 mnuniurn. Secara keseluruhan penerapan kknologi pada aqek kandang dan peralatan oleh peternak skala maha kecil dan skala usaha bear sebesar 74.50 % dan 81.ZS 76. 5. Sub Aspek KcschatanHcwan Sub aspek kesehatan hewan meliplti pengetahuan penyakit sapi paah. pencegahan penyakit dan pengobatan Beberapa jeds penyakit yang telah biasa menyeraw sapi perah diketahui peternak, nisalnya mastitis. abses, abortus dm ti nlpani dengan demi ki an &pat dii akukan pencegahan yang teratur. Berdasarkan penilaian pengetahuan peternak tentang kesehstan hewan dapat disimputkan bahwa sub aspek ini tidak berbeda nyata pada (p < 0.01) dan pa& @ < 0.05) ha1 id disebabkan tenaga parameas petemkan sudah ahp tersedia baik j dah mupun keteraapilannya. Disaqing itu juga ada tenaga

doktm hew an yang selalu siap di lapangan jika ada kasus-kasus khusus yang berkenaan dengan penyakit hew an Hasil penilaian pengamatan tmtang sub aspek kesehatan hewan dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Rataan clan Simpangan Baku Had Pengamatan Pengetahuan dan Keterampilan Petemak pada Sub Aspek Kesehatan Rewan untuk Sksl a Usaha Kecil dan Skaia Usaha Besar An~ota KPSBU Lembang Nihi Pengamdd Skala Nitai Pengarnatm (%) Uraiall U s aha Nilai Skda Usaha Kd Besar HmaPan Kecil Besar Pewetahuan 30.50*(2.24) 33.00(4.70) 40 76.25 82.50 Fenyakit Pencegaban Penyakit 100.00(0.00) IOO.OO(0.00) 100 00.00 100.00 Pengobatan Penyakit 60.00[0.00) 60.00(0.00) 60 00.00 100.00 K-rangan : (*) : Berbeda Tats terhadap nilai pengamatan Cp < 0.05) ( ) : Sinpangan kku Vaksinasi secara reguler dilakukau prarwdis kesehatan hewan umumqa untuk vaksimsi SE. AE. Brucelfasis dan A&ax sekali dalam setahm. Secara keseluruhan penerapan tekndogi betanak dari petemak &ala usaha besar relatif lebh baik dibandin$an dengan skala usaha kecil. Untuk lebih jelasnya &pat dilihat pada Tabd 21. Sub aspek kesehatan hewan tidak rnenjadi masalah yang sen= pada KPSBU Lembang dikarenakan tenaga parameds peternakan clan dokter hewan seldo dapat dhubmgj setiap saat Dokter hswan dan paramadis serb inseminator ummmya berdomisili dsekitar lokasi petemakan