Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving

dokumen-dokumen yang mirip
ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012.

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

Kemampuan tersebut tidak memerlukan manupulasi simbol, pemecahan - m asalah penerapan aturan. 2 ) Keterampilan intelektual mempresentasikan k onsep la

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X IPS 1 DI SMA NEGERI 1 MARISA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

ARTIKEL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Sarjana Pada Fakulats Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

JURNAL PENELITIAN. Oleh: ELVIRA YUSUF NIM

BAB II Kajian Pustaka

Bab I PENDAHULUAN. adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari siswa sehingga pembelajaran matematika mempunyai. dituntut mempunyai konsentrasi, ketelitian, dan keterampilan.

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE

ABSTRAK. Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Model Pembelajaran talking stick.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Nia Rosmeliati Sihotang Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

Penerapan Metode Pemecahan Masalah Model Polya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika. Toheri,Nia Yuniawati

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MATRIK SKRIPSI

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan yang membangun, mempertimbangkan informasi-informasi baru

Agus Purwanto SMP 5 Kudus

Nurdian Jurusan S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo 2013 ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Bambang Supriyanto 36

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BEALAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert*

Nur Fitria STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT Keywords: Methods plantet type of question, Results of the economic study

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

Oleh Mike Akta Buana. Absatrak. Kata Kunci : Keaktifan dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 MENGKENDEK

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

BAB II KAJIAN TEORI. Rosdakarya, 2009) Nana Sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar. (Bandung: PT Remaja

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Melalui Pembelajaran Paikem Pada Materi Lingkungan Hidup

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE PROBLEM PADA SOLVING MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 2 KOTA GORONTALO

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

PROSIDING ISBN :

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI CREATIVE PROBLEM SOLVING SISWA KELAS XI-IPA1 SMA NEGERI I IMOGIRI

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MOTIVASI SISWA MEMILIH JURUSAN IPS PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 1 KOTA JAMBI

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI UNTUK SISWA KELAS VIII B SMPN 2 KECAMATAN

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Transkripsi:

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Materi Piutang mata pelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Limboto. Oleh Nama : Risnawati Lahiya, Nim : 911409073, Jurusan: Pendidikan Ekonomi, Prodi: S1.Pendidikan Ekonomi, Pembimbing I: Bapak Imran R. Hambali, S.Pd., S.E., M.SA, Pembimbing II: Ibu Badriyyah Djula, S.Pd, M.Pd. Penelitian ini berdasarkan rumusan masalah apakah kemampuan belajar siswa akan meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) pada materi piutang mata pelajaran akuntasi kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Limboto? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Dimana dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel input, variabel proses, dan variabel output. Prosedur penelitian terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan evaluasi, dan tahap analisis dan refleksi. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi dan pemberian tes. Dan untuk teknik analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif serta menggunakan kriteria penilaian hasil belajar. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui model pembelajaran creative problem solving (CPS). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri I Limboto yang berjumlah 28 orang dan penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran akuntansi. Data hasil penelitian ini diperoleh dari wawancara kepada guru mata pelajaran, melakukan observasi pada kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran dan pemberian tes hasil belajar pada akhir pembelajaran. Data hasil penelitian ini menunjukaan bahwa siswa yang memperoleh hasil belajar 75 ke atas meningkat dari 35,71% hasil observasi awal menjadi 57,14% hasil siklus I dan meningkat lagi menjadi 78,57% hasil siklus II, dan hasil pengamatan kegiatan guru yang termaksud pada kategori sangat baik dan baik meningkat dari 76,67% siklus I menjadi 100% pada siklus II, selain itu, hasil pengamatan kegiatan siswa yang termaksud pada kategori sangat baik dan baik meningkat 50,00% siklus I menjadi 88,46% hasil siklus II. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi meningkatkan kemampuan siswa melalui model pembelajaran creative problem solvinng (CPS) pada materi piutang mata pelajaran akuntansi kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Limboto akan meningkat dan dapat terbukti. Kata kunci : Kemampuan Siswa dan Creative Problem Solving (CPS)

PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang disengaja atas input siswa menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang diharapkan. Sejalan dengan kemajuan bangsa, pendidikan telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini terjadi karena terdorong adanya pembaharuan pendidikan itu sendiri, sehingga didalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan model pembelajaran baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi siswa. Belajar merupakan suatu proses atau aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami manusia sejak manusia didalam kandungan, buayan, tumbuh menjadi dewasa, sampai keliang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat. Guru sebagai salah satu aspek terpenting dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa. Dalam meningkatkan kemampuan siswa sangat berhubungan dengan masalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan dilembaga-lembaga pendidikan kita masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam menyampaikan materinya. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam pelaksanaannya mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat kemampuannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah-sekolah. Dalam proses pengajaran perlu direncanakan apa yang akan diajarkan oleh guru,setelah itu ditetapkan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk dipergunakan dalam proses belajar mengajar yang berfungsi sebagai jembatan terhadap tujuan yang ingin dicapai, dan untuk menetapkan apakah tujuan tersebut telah dicapai maka penilaian atau tahap evaluasi perlu dilaksanakan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Permasalahan-permasalahan yang sering ditemukan dalam proses belajar mengajar yaitu salah satunya dimana guru belum memperhatikan model dan metode mengajar yang baik, yaitu Proses belajar mengajar masih terfokus pada

guru sehingga kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran dari pada pembelajaran, Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran konvensional/ceramah sehingga kurang efektif dalam kegiatan belajar mengajar, Peran serta keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) belum menyeluruh sehingga prestasi belajar kurang optimal. Dengan adanya situasi belajar yang seperti ini dapat mengakibatkan kemampuan belajar siswa rendah. Oleh karena itu,dalam belajar mengajar diperlukan adanya strategi dan model pembelajaran, dengan adanya strategi dan model pembelajaran yang baik dari seorang guru diharapkan mampu meningkatkan kemampuan belajar siswa. Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa memiliki kreativitas untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan dalam peembelajaran. Penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) ini diharapkan akan menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa sehingga berdampak pada peningkatan kemampuan siswa, sebab siswa belajar memecahkan permasalahannya dengan strategi yang cocok untuk menyelesaikan masalah tersebut dan model ini juga dapat mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar akuntansi sehingga siswa lebih aktif dalam menyelesaikan soal-soal Akuntansi. Permasalahan yang peneliti temukan dilapangan yaitu dimana hasil belajar siswakelas X Akuntansi 3 di SMKN 1 Limboto pada materi piutang mata pelajaran akuntansi sangat rendah, dimana dari jumlah siswa 28 orang yang tuntas dengan nilai/kkm (kriteria ketuntasan minimal) diatas 75 berjumlah 10 orang atau 35,71% sedangkan yang tidak tuntas dengan nilai/kkm (kriteria ketuntasan minimal) dibawah 75 berjumlah 18 orang atau 64,29%. Hal ini salah satunya diakibatkan karena guru mengajar hanya bersifat monoton dan hanya menggunakan model pembelajaran konvensional/ceramah sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran berlangsung dan sulit untuk menyerap materi yang diajarkan oleh guru tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :Masih rendahnya kemampuan siswa yang

diukur dengan hasil belajar siswa pada materi piutang mata pelajaran akuntansi, guru mengajar hanya bersifat monoton dan hanya menggunakan model pembelajaran konvensional/ceramah sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran berlangsung dan sulit untuk menyerap materi yang diajarkan oleh guru tersebut. Oleh karena itu, sesuai dengan rumusan masalah ini maka tujuan dari penelitian adalah untuk : Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Materi Piutang mata pelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Limboto Tahun Ajaran 2012/2013. METODE PENULISAN Pengertian Kemampuan Siswa Menurut Sudjana (2009: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Purwanto (2009: 34), hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan ini diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Hamalik (2001: 30) hasil belajar akan tampak pada setiap aspek perubahan pada aspek-aspek sebagai berikut: Pengetahuan, pengertian, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis, atau budi pekerti, dan sikap. Sedangkan menurut Suprijono (2009: 5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne dalam (Suprijono, 2009: 5-6), hasil belajar berupa : 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisn maupun tulisa. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manupulasi simbol, pemecahan masalah-masalah penerapan aturan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis, fakta-konsep dan mengembangkan prinsipprinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif bersifat khas. 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengrahkan aktifitas kgnitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek terebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif (Suprijono, 2009:7). Pengertian model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Model creative problem solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pembelajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Menurut Alma (2010:67-68), istilah Inquiry, Discovery atau Problem Solving adalah istilah-istilah yang sesungguhnya mengandung arti yang sejiwa yaitu suatu metode mengajar yang bersifat mencari secara logis, kritis, analitis

menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan. Perbedaan diantara ketiganya memang ada akan tetapi sangat tipis sekali. Dalam hal Inquiry siswa mencari sesuatu sampai ketingkat yakin. Tingkat ini dengan dukungan data, analisa, interpretasi serta membuktikan. Dalam Inquiry dicari tingkat pemecahan alternatif dari masalah. Sedangkan Problem Solving titik beratnya ialah pada pemecahannya suatu masalah secara rasional, logis, dan tepat. Jadi Problem Solving kegiatannya tidak sampai mengejar hakekat yang ditemukan tetapi lebih ditekankan pada proses terpecahkannya masalah. Jadi nampak perbedaannya pada tingkat kedalaman kegiatannya. Menurut Pepkin dalam (Uno & Mohamad, 2012:223), Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah adalah soal yang memerlukan keaslian berpikir tanpa adanya contoh penyelesaian sebelumnya. Masalah berbeda dengan soal latihan, Pada soal latihan, siswa telah mengetahui cara menyelesaikannya, karena telah jelas hubungan antara yang diketahui dengan yang ditanyakan, dan biasanya telah ada contoh soal. Jika ada masalah dan siswa tidak tahu bagaimana cara menyelesaikannya, tetapi siswa tertarik dan tertantang untuk menyelesaikannya. Siswa menggunakan segenap pemikiran, memilih strategi pemecahannya, dan memproses hingga menemukan penyelesaian dari suatu masalah suyitno dalam (Uno & Mohamad, 2012: 223). Adapun proses dari model pembelajaran creative problem solving(cps), terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : a. Klarifikasi Masalah Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan. Pengungkapan pendapat pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah.

b. Evaluasi dan pemilihan Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah. c. Implementasi Pada tahap ini siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut, Pepkin dalam (Uno & Mohamad, 2012:223).Dengan membiasakan siswa menggunakan langkah-langkah yang kreatif dalam memecahkan masalah, diharapkan dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam mempelajari matematika. Jadi, langkah-langkah dalam proses pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) sebagai berikut : a. Guru menjelaskan materi secara singkat b. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, 4-5 orang (adanya kerja sama antara siswa dapat memperbanyak peluang siswa untuk saling berdialog dalam mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir). c. Guru memberikan LKS tentang materi yang diajarkan kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan LKS tersebut dengan prosedur kerja mereka sendiri. d. Guru bertindak sebagai fasilitator yang baik bagi siswa sehingga mereka dapat lebih kreatif dalam pembelajaran. e. Guru dan siswa menarik kesimpulan strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pembelajaran berbasis masalah tipe Creative Problem Solving (CPS) memiliki keunggulan sebagai berikut : 1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuan dapat diserapnya dengan baik. 2. Dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain.

Selain keuggulannya, pembelajaran berbasis masalah tipe Creative Problem Solving (CPS) memiliki kelemahan yaitu, membutuhkan banyak waktu tatap muka. Membutuhkan persiapan yang matang oleh seorang guru. Untuk mengatasi hal ini, guru terlebih dahulu menyiapkan segala perangkat pembelajaran, termasuk LKS serta kebutuhan praktikum. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Limboto khususnya di kelas X AK 3 dengan jumlah siswa 28 orang, siswa lakilaki berjumlah 10 orang dan siswa perempuan 18 orang, Serta 1 orang guru mitra. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Data penelitian yang diperoleh berupa wawancara langsung untuk memperoleh beberapa hal terkait dengan masalah pembelajaran sehingga menjadi dasar dipilihnya masalah dalam penelitian ini. Selain itu ada pula data observasi kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran, dan data hasil evaluasi siswa pada setiap siklus. Setelah dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini melalui model creative problem solving (CPS), diperoleh hasil sebagai berikut: Kegiatan Siklus I Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2013 di kelas X Akuntansi 3 dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Hasil pengamatan kegiatan guru siklus I No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Presentase (%) 1 Tidak Baik - - 2 Kurang 2 6,67 3 Cukup 5 16,67 4 Baik 23 76,67 5 Sangat Baik - - Jumlah 30 100 Hasil pengamatan kegiatan siswa siklus I No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Presentase (%) 1 Sangat Baik 2 7,69 2 Baik 11 42,31 3 Cukup 9 34,61 4 Kurang 4 15,39 Jumlah 26 100 Hasil belajar siswa siklus I Nilai Jumlah siswa Presentase (%) 75 16 57,14 < 75 12 42,86 Jumlah 28 100 Refleksi Hasil Belajar Berdasarkan hasil pengamatan siklus I di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan belajar seperti yang diharapkan, dimana dari jumlah siswa 28 orang yang mendapatkan nilai 75 ke atas berjumlah 16 orang atau 57,14% hal ini lebih kecil dari presentasi ketuntasan yang diharapkan yaitu 75% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas.

Tahap refleksi ini merupakan tahap perbaikan dimana peneliti dan guru mitra bersama-sama melakukan pelaksanaan tindakan kelas atau melaksanakan siklus selanjutnya yaitu siklus II Kegiatan Siklus II Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2013 di kelas yang sama pada siklus I yaitu kelas X Akuntansi 3 dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Hasil pengamatan kegiatan guru siklus II No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Presentase (%) 1 Tidak Baik - - 2 Kurang - - 3 Cukup - - 4 Baik 21 70,00 5 Sangat Baik 9 30,00 Jumlah 30 100 Hasil pengamatan kegiatan siswa siklus II No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Presentase (%) 1 Sangat Baik 7 26,92 2 Baik 16 61,54 3 Cukup 3 11,54 4 Kurang - - Jumlah 26 100

Hasil belajar siswa siklus II Nilai Jumlah siswa Presentase (%) 75 22 78,57 < 75 6 21,43 Jumlah 28 100 Refleksi Hasil Tindakan Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran creative problem solving. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: 1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3) Kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan. Pada siklus II guru telah menerapkan model creative problem solving dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya dengan model pembelajaran creative problem solving dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X Akuntansi 3 semester 2 SMK Negeri 1 Limboto bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi khususnya pada materi piutang dengan menggunakan model pembelajaran creative problem solving dimana indikator yang ingin dicapai yaitu 75%. Siswa yang menjadi subyek penelitian akan dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai 75 ke atas. Berdasarkan penelitian siklus I dapat dilihat bahwa dari 30 aspek yang dinilai dari pengamatan kegiatan guru dimana kriteria baik berjumlah 23 aspek atau 76,67%, kriteria cukup berjumlah 5 aspek atau 16,67%, dan untuk kriteria kurang berjumlah 2 aspek atau 6,67% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 2. Kemudian untuk pengamatan aktivitas belajar siswa dari 26 aspek yang dinilai dimana kriteria sangat baik mencapai 2 aspek atau 7,69%, untuk kriteria baik mencapai 11 aspek atau 42,31%, untuk kriteria cukup mencapai 9 aspek atau 34,61% dan untuk kriteria kurang berjumlah 4 aspek atau 15,39% dimana data pengamatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 3. Pada tahap selanjutnya, untuk hasil belajar siswa dari jumlah 28 orang yang memiliki nilai 75 ke atas berjumlah 16 orang atau 57,14% dan untuk siswa yang memiliki nilai 75 ke bawah berjumlah 12 orang atau 42,86% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 5. Walaupun hasil penelitian pada siklus I cukup meningkat, tetapi peningkatan ini masih belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu 75%. Untuk itu peneliti melakukan penelitian kembali pada siklus II dengan melihat kelemahan-kelamahan yang ditemukan pada siklus I dan akan diperbaiki pada siklus II. Hasil penelitian siklus II memberikan hasil yang lebih baik dari siklus I yaitu pada pengamatan aktivitas guru dimana dari 30 aspek yang dinilai untuk kriteria sangat baik mencapai 9 aspek atau 30,00% dan untuk kriterian baik mencapai 21 aspek atau 70,00% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 7. Selanjutnya untuk pengamatan kegiatan belajar siswa juga memiliki peningkatan dimana dari 26 aspek yang dinilai untuk kriteria sangat baik berjumlah 7 aspek

atau 26,92%, kriteria baik berjumlah 16 aspek atau 61,54% dan untuk kriteria cukup berjumlah 3 aspek atau 11,54% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 8. Kemudian yang terakhir yaitu data hasil belajar siswa dimana dari jumlah 28 orang yang memperoleh nilai 75 ke atas mencapai 22 orang atau 78,57% dan untuk siswa yang memperoleh nilai 75 ke bawah mencapai 6 orang atau 21,43% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 10. Dilihat dari hasil capaian siklus I dan siklus II maka penelintian tindakan kelas ini dikatakan berhasil karena telah meningkatnya hasil belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran creative problem solving (CPS) dimana hasil belajar siswa dari 35,71% dapat mencapai 78,57% atau melebihi hasil capainya yang diharapkan yaitu 75%. Selain itu juga, pada observasi awal guru mengajar hanya menggunakan model konvensional sehingga siswa merasa jenuh dan sulit untuk menyerap materi, Akan tetapi ketika guru mengajar menggunakan model creative problem solving ( CPS) kejenuhan siswa dalam belajar dapat teratasi karena model ini dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga berdampak pada peningkatan kemampuan siswa. Maka hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa Jika guru menggunakan model pembelajaran creative problem solving (CPS) pada materi piutang mata pelajaran akuntansi akan meningkat telah teruji dan dapat diterima. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan siswa akan meningkat dengan diterapkan model pembelajaran creative problem solving (CPS) pada materi piutang mata pelajaran akuntansi kelas X Akuntansi 3 di SMK Negeri I Limboto dengan jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 10 orang dan siswa perempuan berjumlah 18 orang, dimana indikator yang ingin dicapai yaitu 75%. Siswa yang menjadi subyek penelitian akan dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai 75 ke atas.

Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: 1. Model pembelajaran creative problem solving (CPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka model pembelajaran ini dapat menjadi alternatif bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran, akan tetapi harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan. 2. Bagi yang berminat untuk melaksanakan penelitian selanjutnya dalam hubungannya terhadap model pembelajaran creative problem solving (CPS), semoga diharapkan penelitian ini dapat menambah kajian-kajian ilmiah dalam peningkatan mutu pendidikan. Untuk penelitian tindakan kelas ini agar kiranya mendapat perhatian dan dukungan dari pihak yang terkait, karena sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Alma Buchari. 2010. Guru Profesional : menguasai metode dan terampil mengajar. Bandung : ALFABETA Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara Munchit, Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: Raisal Media Group Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sudjana Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suprijono Agus. 2009. Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta :Pustaka Pelajar Uno B.Hamzah & Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara