1 Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

dokumen-dokumen yang mirip
Ekstraksi Titanium Dioksida (Tio2) Berbahan Baku Limbah Peleburan Pasir Besi (Slag) Dengan Metode Kaustik.

STUDI EKSTRAKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO

KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PEMANFAATAN LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS KASONGAN UNTUK MENGHASILKAN TITANIUM DIOKSIDA

STUDI REDUKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

Studi Pengaruh ph Proses Pelindian Pada Proses Ekstraksi Titanium Dioksida Dari Pasir Besi Tasikmalaya Dengan Menggunakan Metode Hidrometalurgi

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

Study Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi

PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

ANALISIS KANDUNGAN MINERAL PASIR PANTAI LOSARI KOTA MAKASSAR MENGGUNAKAN XRF DAN XRD.

BAB III METODOLOGI III.1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

Metodologi Penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

STUDI RANCANG BANGUN MICROWAVE BATCH FURNACE UNTUK PROSES REDUKSI PASIR BESI DENGAN OPTIMASI LAMA RADIASI

KARAKTERISASI LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb

BAB III METODE PENELITIAN

4 Hasil dan Pembahasan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PELARUTAN TERAK TIMAH BANGKA MENGGUNAKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

PELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

PENINGKATAN KADAR NIKEL BIJIH LIMONIT MELALUI PROSES REDUKSI SELEKTIF DENGAN VARIASI WAKTU DAN PERSEN REDUKTOR

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

Bab 4 Data dan Analisis

PEMISAHAN SENYAWA TITANOMAGNETITE Fe 3-x Ti x O 4(o<x<1) DARI PASIR ALAM INDRAMAYU, JAWA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

θ HASIL DAN PEMBAHASAN. oksida besi yang terkomposit pada struktur karbon aktif.

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

Recovery Logam Titanium Dioxide (TiO 2 ) dari Limbah Proses Pengambilan Pasir Besi

KARAKTERISASI LIMBAH HASIL PEMURNIAN Fe 3 O 4 DARI BAHAN BAKU LOKAL PASIR BESI

AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING

BAB III PROSEDUR DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

ANALISA KINETIKA REAKSI PROSES REDUKSI LANGSUNG BIJIH BESI LATERIT SKRIPSI. Oleh Rosoebaktian Simarmata

KONSENTRASI PASIR BESI TITAN DARI PENGOTORNYA DENGAN CARA MAGNETIK

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

Pemurnian Serbuk Zirkonia dari Zirkon

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

PENGARUH PENAMBAHAN NaOH, TEMPERATUR DAN WAKTU TERHADAP PEMBENTUKAN FASA NATRIUM TITANAT DAN NATRIUM FERIT PADA PROSES PEMANGGANGAN ILMENIT BANGKA

PREPARASI KOMPOSIT Fe 2 O 3 /TiO 2 DARI PASIR BESI BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN PELARUT ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) UNTUK DEGRADASI RHODAMIN B

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

Bab III Metodologi Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUKURAN INDUKSI MAGNETIK TOTAL DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN ELEMEN ENDAPAN PASIR BESI DI PANTAI BAGIAN SELATAN KOTA PADANG SUMATERA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

MONITORING DAN EKSTRAKSI TiO 2 DARI PASIR MINERAL

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

EFEK DOPING Ni DALAM SINTESIS MATERIAL MULTIFERROIK BiFeO3 BERBASIS PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI. Hariyanto

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Puncak Difraksi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

PEMBUATAN PIGMEN TITANIUM DIOKSIDA DENGAN MEDIUM KLORIDA

PENGOLAHAN BIJIH BESI DARI TASIKMALAYA DENGAN METODE REDUKSI

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen.

Transkripsi:

Ekstraksi Titanium Dioksida (TiO 2 ) Berbahan Baku Pasir Besi dengan Metode Hidrometalurgi Luthfiana Dysi Setiawati 1, Drs. Siswanto, M.Si 1, DR. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng 2 1 Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga 2 Pusat Penelitian Metalurgi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pipin.sina@gmail.com Abstract. Iron sand is a mineral that contains iron oxide compounds, such as magnetite (Fe 3 O 4 ), ilmenite (FeTiO 3 ), and hematite (Fe 2 O 3 ). In this study, iron sand is separating using magnetic separator and reacted with NaHCO 3. The comparison of iron sand and NaHCO 3 is 8 : 9, then the sample roasted at varied temperatures of 600 o C, 700 o C, 800 o C, 900 o C, and 1000 o C. Subsequently it will be dissolved by using distillation water and sulfuric acid 8M, and thus obtained precipitated. Roasting temperature affects the decomposition of ilmenite with NaHCO 3. Percentages in the decomposition of ilmenite roasting temperatures are obtained as 600 o C, 700 o C, 800 o C, 900 o C, and 1000 o C respectively are 52%, 60%, 62%, 86%, and 92%. The decomposition percentage is to determine the extraction efficiency of TiO 2 by hydrometallurgical. Result precipitate is obtained then characterized by using XRF and XRD. Based on XRF result, it found that the main components as the majority of the elements in the sample heating at 600 o C, 700 o C, 800 o C, 900 o C, and 1000 o C are Fe and Ti with a percentage are 76,46% and 21,51%, 79,21% and 18,31%, 75,59% and 22,32%, 73,64% and 23,31%, 59,25% and 28,40%, while the rest consist of other minorities elements. The result of XRD analysis is to obtain the formation of the percentage of TiO 2 on roasting temperatures of 600 o C, 700 o C, 800 o C, 900 o C, and 1000 o C respectively are 14,93%, 29,42%, 32,45%, 60,63%, and 65,10%. Extraction process with roasting at temperature of 1000 o C showed that the value optimum of TiO 2 is 65,10%. Keywords: Iron sand, ilmenite, hydrometallurgy, titanium dioxide

Abstrak. Pasir besi merupakan mineral yang banyak mengandung senyawa besi oksida, seperti magnetit (Fe 3 O 4 ), ilmenit (FeTiO 3 ), dan hematit (Fe 2 O 3 ). Pada penelitian ini, pasir besi diseparasi menggunakan magnetik separator dan direaksikan dengan NaHCO 3. Perbandingan pasir besi dan NaHCO 3 adalah 8 : 9. Kemudian sampel dipanasi pada suhu yang variatif, yaitu 600 o C, 700 o C, 800 o C, 900 o C, dan 1000 o C. Selanjutnya dilarutkan menggunakan aquades dan asam sulfat 8M sehingga diperoleh hasil endapan. Suhu pemanasan berpengaruh terhadap dekomposisi ilmenit dengan NaHCO 3. Didapatkan prosentase dekomposisi ilmenit pada suhu pemanasan 600 o C, 700 o C, 800 o C, 900 o C, dan 1000 o C secara berturut turut yaitu 52%, 60%, 62%, 86%, dan 92%. Kondisi optimal dekomposisi ilmenit yang didapatkan yaitu pada suhu pemanasan 1000 o C dengan prosentase 92%. Prosentase dekomposisi ini untuk mengetahui efisiensi ekstraksi TiO 2 dengan cara hidrometalurgi. Hasil endapan yang diperoleh kemudian dikarakterisasi menggunakan XRF dan XRD. Berdasarkan hasil XRF, didapatkan bahwa unsur utama sebagai unsur mayoritas yang terdapat pada sampel suhu pemanasan 600 o C, 700 o C, 800 o C, 900 o C, dan 1000 o C adalah Fe dan Ti dengan prosentase 76,46% dan 21,51%, 79,21% dan 18,31%, 75,59% dan 22,32%, 73,64% dan 23,31%, 59,25% dan 28,40%, sedangkan sisanya terdiri dari unsur unsur lain bersifat minoritas. Hasil analisis menggunakan XRD, didapatkan prosentase TiO 2 yang terbentuk pada suhu pemanasan 600 o C, 700 o C, 800 o C, 900 o C, dan 1000 o C secara berturut turut adalah 14,93%, 29,42%, 32,45%, dan 60,63%, dan 65,10%. Proses ekstraksi dengan suhu pemanasan 1000 o C menunjukkan nilai TiO 2 yang didapatkan paling optimum yaitu sebesar 65,10%. Kata kunci : Pasir besi, ilmenit, hidrometalurgi, titanium dioksida,

Pendahuluan Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar. Salah satu sumber daya alam yang dimiliki adalah pasir besi yang tersebar di sepanjang pantai selatan Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara Barat dan lain sebagainya. Pasir besi merupakan mineral yang banyak mengandung senyawa besi oksida, misalnya magnetit, ilmenit, hematite, dan mineral lain seperti silika dan titania dalam jumlah sedikit dengan variasi kandungan di lokasi yang berbeda[1]. Adanya kandungan TiO 2 dalam ilmenit dapat memberikan nilai tambah pada pasir besi. Beberapa metode ekstraksi yang dapat digunakan untuk mengolah TiO 2 dari pasir besi antara lain metode pirometalurgi, elektrometalurgi, dan hidrometalurgi[2]. Metode pirometalurgi merupakan metode pembakaran pasir besi dengan bantuan karbon sebagai reduktor pada suhu tinggi sehingga besi pada ilmenit dapat tereduksi dan menghasilkan slag yang kaya akan TiO 2. Sedangkan pada proses hidrometalurgi adalah proses pelarutan pasir besi menggunakan larutan asam klorida maupun asam sulfat. Kelemahan proses pirometalurgi yaitu tidak semua besi dapat terpisah dengan TiO2 sehingga dibutuhkan kondisi pemanasan yang mampu melelehkan besi. Sedangkan pada proses hidrometalurgi, adanya besi yang ikut terlarut dalam asam tersebut membutuhkan proses yang lebih lanjut. Pada penelitian ini, akan dikombinasikan metode pirometalurgi dan hidrometalurgi untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi TiO 2 dari pasir besi. Pada bagian metode pirometalurgi akan digunakan NaHCO 3 untuk mempermudah ekstraksi TiO 2 yang akan membentuk sodium titanat, yang selanjutnya akan dilakukan proses hidrometalurgi untuk pengambilan TiO 2 dari sodium titanat. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, pasir besi yang diperoleh dari laboratorium metalurgi LIPI berasal dari daerah Sukabumi, Jawa Barat. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah neraca analitik, furnace, mortar, oven, XRD, XRF. Penelitian ini diawali dengan mencuci pasir besi dengan air untuk menghilangkan pengotor organik, silika, dan lain lain. Setelah dicuci, pasir besi

tersebut dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 90 o C. Selanjutnya pasir besi diseparasi magnetik untuk mendapatkan fasa dominan ilmenit. Gambar 1 menunjukkan diagram alir penelitian. Pasir besi Dicuci Diseparasi Konsentrat Ilmenit Pencampuran NaHCO3 Dipanaskan Pencucian aquades Filtrasi Pencucian asam sulfat 8M Filtrasi Pengeringan Gambar 1 Diagram alir penelitian Konsentrat ilmenit tersebut dicampur dengan NaHCO3 dengan rasio berat 8 : 9 dengan berat total 85 gram. Kemudian dipanaskan dengan variasi suhu pemanasan 600 o C, 700 o C, 800 o C, 900 o C, dan 1000 o C selama 1 jam. Hasil pemanasan dicuci dengan air dan asam sulfat 8M untuk menghilangkan pengotor pengotor yang larut dalam asam. Hasil sisa reaksi yang diperoleh dicuci dengan aquades dan dikeringkan kemudian dikarakterisasi menggunakan XRF dan XRD.

Karakterisasi dengan XRD (X-Ray Diffraction) Sampel untuk karakterisasi XRD, mula-mula ditempatkan pada preparat. Preparat kemudian ditempatkan pada sampel holder difraktometer sinar-x dengan menggunakan panjang gelombang target Cu sebesar 1,541874 Å dan sudut 2θ yang digunakan antara 0-80. Kemudian dilakukan pengamatan data untuk menentukan kandungannya. Data yang dihasilkan dari karakterisasi XRD adalah spektrum kontinu yang menggambarkan sudut-sudut terjadinya difraksi pada atom-atom bahan (2θ) dan besar nilai intensitas. Analisis terhadap spektrum data XRD dapat dilakukan menggunakan program search match. Hasil search match berupa grafik dengan identifikasi fase dari senyawa-senyawa pada puncak-puncak intensitasnya. Kemudian grafik tersebut diolah lebih lanjut menggunakan program GSAS (General Structure Analysis System) untuk mengetahui prosentase TiO 2. Karakterisasi XRF (X-Ray Fluorescence) Sampel yang digunakan dapat berupa serbuk atau padat. Jika sampel dalam bentuk serbuk ukuran partikel kurang dari sama dengan 400 mesh. Sebelum dikenakan pada sampel, alat XRF dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan blockverifikator. Alat ini diarahkan ke blockverifikator secara tegak lurus kemudian menarik pemicunya. Selanjutnya menunggu sampai alat selesai mengidentifikasi. Waktu minimum yang digunakan selama 20 detik. Setelah hasil terbaca pada display, kemudian dibandingkan dengan sertifikat block verifikasi. Setelah hasil kalibrasi mendekati block verifikasi maka identifikasi sampel dapat dilakukan dengan cara yang sama. Hasil Dan Pembahasan Hasil Proses Separasi Hasil karakterisasi XRD sebelum proses tersebut ditunjukkan oleh Gambar 2. Data XRD Gambar 2 selanjutnya dilakukan search match. Dari hasil karakterisasi XRD dilakukan analisa kualitatif dengan cara pencocokan (search match) spektrum hasil karakterisasi XRD dengan standar file data yang telah

diketahui yaitu data COD (Crystallography Open Database). Hal ini dilakukan untuk mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung dalam sampel pasir besi. Dari data XRD menunjukkan bahwa karakterisasi XRD pada sampel yang belum diseparasi senyawa yang terbentuk masih terdapat SiO 2 (Gambar 2a). Setelah proses separasi, diperoleh pasir besi dalam bentuk tailing concentrate. Hasil karakterisasi senyawa yang terbentuk setelah proses separasi menunjukkan bahwa fasa ilmenit lebih dominan, namun karena proses separasi belum maksimal sehingga masih terdapat senyawa Fe 2 O 3, Fe 3 O 4, dan Fe (Gambar 2b). (a) (b) Gambar 2 Hasil Karakterisasi XRD Sampel pasir besi (a) sebelum separasi (b) sesudah separasi

Berdasarkan pada Gambar 2 dapat dilihat puncak-puncak senyawa yang terbentuk pada pasir besi yang didukung dengan analisis XRF. Tabel 1 adalah hasil identifikasi unsur yang terkandung dalam pasir besi berdasarkan analisis XRF menunjukkan bahwa fraksi terbanyak berupa Fe 77% dan Ti 21% serta beberapa unsur minoritas yaitu Zr, Ni, Cr, dan Mn. Kedua unsur dominan yang terbentuk berasal dari senyawa FeTiO 3 dan Fe 2 O 3. Sedangkan menurunnya puncak milik SiO 2 dikarenakan sifat materialnya yang tergolong nonmagnetic sehingga tidak tertarik oleh medan magnet. Tabel 1 Analisis XRF sampel tailing consentrat Elemen Prosentase Unsur (%) Sb 0.144 Sn 0.073 Nb 0.034 Zr 0.101 Zn 0.076 Fe 76.93 Mn 0.911 V 0.363 Ti 21.02 Hasil Pemanasan dan Pelarutan Gambar 3 menunjukkan hasil karakterisasi XRF pada hasil pemanasan dan pelarutan. Dapat dilihat pada Gambar 3 bahwa terjadi peningkatan prosentase TiO 2 pada hasil akhir proses pelarutan seiring dengan kenaikan suhu pemanasan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan suhu pemanasan akan mempermudah reaksi antara pasir besi dengan NaHCO 3 yang ditandai dengan meningkatnya kadar TiO 2 seiring dengan kenaikan suhu pemanasan karena menurunnya energy bebas Gibbs yang dibutuhkan untuk reaksi menjadi lebih rendah. Di samping itu, peningkatan kadar Fe total pada sisa reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan suhu pemanasan mempengaruhi reaktifitas dari senyawa oksida besi sehingga besi menjadi lebih mudah dihilangkan melalui proses pelarutan. Pada suhu 1000 o C, NaHCO 3 yang digunakan dimungkinkan merusak struktur kristal

ilmenit dari pasir besi sehingga senyawa besi lebih mudah larut pada proses pelarutan. % %TiO 2 vs Suhu Pemanasan 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 500 700 900 1100 suhu pemanasan %TiO2 % Fe total Gambar 3 Kadar TiO2 hasil pelarutan seiring dengan peningkatan suhu pemanasan Analisis proses pemanasan antara pasir besi dengan NaHCO3 terjadi reaksi pembentukan garam titanat sebagai berikut : Reaksi pembentukkan titanat pada proses pemanasan FeTiO3 + 2 NaHCO3 Na2TiO3 + FeO + 2 CO2 + H2O (1) Reaksi Fe saat teroksida membentuk besi oksida FeO + CO Fe + CO2 (2) 4 Fe + 3 O2 2 Fe2O3 (3) Sedangkan proses pelarutan yang terjadi antara pasir besi hasil pemanasan dengan air dan asam sulfat 8M menghasilkan reaksi sebagai berikut : Reaksi pada saat penambahan air Na2TiO3 + H2O H2TiO3 + 2 NaOH (4) 2 Fe2O3 + H2O Fe3+ (5) FeO + H2O Fe(OH)2 (6) Reaksi pada saat penambahan asam H2TiO3 + H2SO4 TiOSO4 + 2 H2O (7) Fe(OH)2 + H2SO4 FeSO4 + 2 H2O (8) TiOSO4 + 2 H2O TiO2.H2O + 2 H2SO4 (9)

Hasil Karakterisasi Setelah Perlakuan Pada Gambar 3 dapat diketahui komposisi unsur dari hasil proses ekstraksi pasir besi memperlihatkan bahwa pada suhu 600 oc prosentase unsur Fe sebesar 76,46% dan unsur Ti sebesar 21,51%. Namun pada suhu 700 o C, unsur Fe meningkat menjadi 79,21% dan Ti menurun menjadi 18,31%. Pada suhu 800 o C, 900 o C, dan 1000 o C terjadi penurunan Fe dan peningkatan Ti lagi sebesar 75,59% dan 22,32%, 73,64% dan 23,31%, 59,25% dan 28,40%. Terjadinya peningkatan dan penurunan antara kedua unsur tersebut dikarenakan adanya perbedaan fraksi berat dalam kandungan yang ada pada sampel. Perbedaan fraksi berat ini disebabkan pada sampel hasil separasi kemurnian fasa ilmenit tidak 100% melainkan masih ada beberapa senyawa pengotor berupa Fe 2 O 3, Fe 3 O 4, dan unsur Fe sendiri. prosentase TiO2 Prosentase 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 600 700 800 900 1000 Suhu ( o C) Gambar 4 Hasil analisa kuantitatif TiO 2 terhadap suhu pemanasan Pada Gambar 4 dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan prosentase dari suhu 600 o C, 700 o C, 800 o C, 900 o C, dan 1000 o C. Pada suhu 600 o C prosentase TiO 2 sebesar 14,93%, namun karena terdapat puncak yang tidak teridentifikasi maka prosentase pada suhu 600 o C ini dapat lebih kecil dari semula. Sedangkan pada suhu 700 o C, 800 o C, dan 900 o C sebesar 29.42%, 32,45%, dan 60,63%. Pada suhu 1000 o C, dihasilkan prosentase TiO 2 dengan kondisi paling optimum yaitu sebesar 65,10 %.

Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis tentang ekstraksi titanium dioksida berbahan baku pasir besi, diperoleh kesimpulan bahwa seiring bertambahnya suhu pemanasan maka semakin besar prosentase TiO 2 yang dihasilkan. Hasil karaketrisasi ini menunjukkan bahwa pada suhu 1000 o C menghasilkan nilai yang terbaik yaitu 65,10%. Saran Untuk memperoleh hasil yang lebih baik maka disarankan perubahan ukuran partikel menjadi lebih kecil agar dapat menambah kereaktifan suatu bahan. Perlu diterapkannya control ph. Hal ini ini dikarenakan agar reaksi pengendapan terjadi sempurna sehingga TiO 2 yang terbentuk memiliki kemurnian yang lebih tinggi. Selain hal di atas, disarankan untuk proses analisa kualitatif yang harus dilakukan adalah yaitu kalsinasi sehingga terbentuk fasa rutile. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama penyusunan laporan ini diantaranya Bapak Drs. Siswanto, M.Si. selaku pembimbing I, dan Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng selaku pembimbing II atas bantuan dan dukungan yang diberikan selama pengerjaan jurnal ini. Daftar Pustaka [1]Zulfalina, dkk. 2004. Identifikasi Senyawa Mineral dan Ekstraksi Titanium Dioksida dari Pasir Mineral. Indonesian Journal of Material Science. [2]Lakshmanan, V.I et al. 2005. Process for the Recovery of Titanium in Mixed Chloride Media. United State Patent 2005/0142051 A1. [3]T.A., Lasheen. 2008. Soda Ash Roasting of Titania Slag Product from Roseta Ilmenite. Hydrometallurgy.