BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
AKUNTABILITAS KINERJA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAH DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Tahun Anggaran 2015

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN, PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BAB 2 Perencanaan Kinerja

PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017 DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR SURABAYA, MEI 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

SUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab I 1

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR PENGUKURAN KINERJA ESELON 3 - TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

LAPORAN KINERJA (LKJ)

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

Data Anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat Pada APBD Provinsi Kalimantan Barat TA 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Tahun 2014 Bab I 1

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

A. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

RENCANA KERJA (RENJA)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

RENCANA STRATEGIS DINAS KEHUTANAN TAHUN

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

2014, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA

REVITALISASI KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.9/Menhut-II/2011P. /Menhut-II/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan;

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

Bab II Perencanaan Kinerja

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi.

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.42/Menhut-II/2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K

2011, No.68 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Ind

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang tinggi. Apabila dimanfaatkan secara bijaksana akan

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

LAPORAN KINERJA (LKj) INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN JOMBANG AKUNTABILITAS KINERJA

Rencana Strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENJA PUSAT PENYULUHAN TAHUN 2017 PUSAT PENYULUHAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

RENCANA STRATEGIS. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung. Tahun (Perubahan)

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN

Transkripsi:

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dibuat sesuai ketentuan yang terkandung dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta memperhatikan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini mengungkapkan capaian kinerja sasaran terhadap target yang ditetapkan pada setiap Agenda dalam Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur tahun 2014-2019 disertai pembandingan dengan realisasi tahun-tahun sebelumnya dan penjelasan atas keberhasilan dan atau kegagalan pencapaian sasaran. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggunjawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program dan sasaran yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan program dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. A. Capaian Kinerja Organisasi Untuk keutuhan informasi, pada laporan ini juga terlampir Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan Pengukuran Pencapaian Sasaran 2016. Pengukuran kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur terletak pada seberapa jauh capaian masing-masing indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan, yaitu perbandingan antara realisasi dengan targetnya, antara realisasi 2016 dengan tahun sebelumnya, serta perbandingan realisasi Provinsi Jawa Timur dengan provinsi lainnya. Hasil Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 24

pengukuran pencapaian kinerja disajikan menurut kelompok Indikator Kinerja Utama dan capaian sasaran organisasi secara keseluruhan. Dari penilaian sendiri (self assessment) terhadap 2 sasaran dengan mencakup 6 indikator kinerja utama diperoleh kesimpulan bahwa capaian kinerja sasaran secara keseluruhan dapat dicapai dengan sangat baik. Keberhasilan pencapaian kinerja dimaksud tidak terlepas dari kontribusi dan komitment seluruh komponen dan perangkat daerah dalam jajaran Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur. Dalam proses pengukuran kinerja yang perlu diperhatikan adalah prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan manfaat, efisiensi dan efektifitas. Untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu dan konsisten, maka penetapan indikator indikator kinerja serta rencana pencapaiannya perlu dilakukan sejak awal perencanaan program dan kegiatan sehingga berguna bagi para pengambil keputusan dalam rangka perbaikan kinerja instansi di masa mendatang. Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indikator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (peformance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) katagori sebagai berikut : Tabel 4: Skala Pengukuran capaian sasaran Kinerja tahun 2016 NO PERSENTASE CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN 1 Lebih dari 100 % Sangat Baik 2 75 % sampai 100 % Baik Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 25

3 55 % sampai 75 % Cukup 4 Kurang dari 55 % Kurang Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 3 program dengan 24 kegiatan yang dialokasikan dalam belanja langsung yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2016, secara umum Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur telah mencapai kinerja sangat baik di bidang Pembangunan Kehutanan. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja. Tabel 5: Pengukuran Kinerja Tahun 2016 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya hutan - Persentase Peningkatan IPHHK yang berizin (%) - Luas Pengembangan Hutan Rakyat (Ha) 6 7.000 7,25 7.177 120,8 102,53 2. Meningkatnya perlindungan, pengamanan dan konservasi kawasan hutan - Persentase penurunan luas kebakaran hutan (%) - Persentase penurunan pencurian hasil hutan (%) 80 15 89,02 17,99 111,28 119,93 - Luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi (Ha) 400 400 100 - Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha) 10.000 10.326 103,26 Pengukuran kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur tahun 2016 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja. Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 26

Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur disajikan sebagai berikut : 1. Meningkatnya Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Tujuan meningkatkan pemanfaatan sumberdaya hutan dijabarkan dalam 1 (satu) sasaran prioritas pembangunan kehutanan dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun sasaran yang dimaksud adalah meningkatnya pemanfaatan sumberdaya hutan yang diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja, yaitu : a. Persentase peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin (%). b. Luas pengembangan hutan rakyat (Ha). TUJUAN 1 SASARAN 1 Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya hutan Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya hutan Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 1 disajikan dalam tabel 6, sebagai berikut: Tabel 6: No Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%) 1. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya hutan Persentase peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin (%) 6 % 7,25 % 120,8 Luas pengembangan hutan rakyat (Ha) 7.000 7.177 102,53 Rata-Rata Percentase Capaian Sasaran 111,67 Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 1 pada tabel 6 di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian sasaran meningkatnya pemanfaatan sumber daya hutan tahun 2016 tergolong sangat baik (111,67%). Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 27

Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Tabel 7. Perbandingan capaian kinerja Sasaran Meningkatnya Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Tahun 2014,2015 dan 2016. Target Realisasi SASARAN INDIKATOR KINERJA 2016 2014 (n-2) 2015 (n-1) 2016 (n) 1 2 3 4 5 6 Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya hutan Persentase peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin (%) Luas pengembangan hutan rakyat (Ha) 7 21,63 19,79 7,25 7.000 18.376 8.656,4 7.177 Tabel 8. Perbandingan Capaian Kinerja s.d akhir Periode RPJMD SASARAN Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya hutan INDIKATOR KINERJA Target akhir Renstra Realisasi Tingkat Kemajuan (%) 1 2 3 4 5 12,5 27,04 216,32 Persentase peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin (%) Luas pengembangan hutan rakyat (Ha) 25.000 15.833,4 63,33 Tabel 9. Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemanfaatan Sumberdaya Hutan dengan Jawa Timur dengan Capaian Kinerja Jawa Tengah SASARAN INDIKATOR KINERJA Realisasi Thn 2016 Jatim Jateng 1 2 3 Ket (+/-) Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya hutan Persentase peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin (%) Luas pengembangan hutan rakyat (Ha) 7,25 15,87 Lebih rendah 7.177 2.161 Lebih tinggi Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 28

Tabel 10. Alokasi Per Sasaran Pembangunan Sasaran Indikator Kinerja Program/kegiatan 1 2 3 Persentase peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin (%) Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya hutan - Peningkatan kerjasama antar daerah. - Fasilitasi ekolabelling Hutan Rakyat. Pembinaan dan pengendalian produksi hasil hutan. Penatausahaan hasil hutan dan pengawasan pungutan iuran kehutanan. Pembinaan dan pengawasan industri hasil hutan. Pemberdayaan UPT Peredaran Hasil Hutan Jumlah total anggaran pendukung indikator Persentase peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin Luas pengembangan hutan rakyat (Ha) - Monitoring, evaluasi dan pelaporan. - APP Bidang Kehutanan. - Pengembangan hutan rakyat dan pemanfaatan lahan di bawah tegakan. - Peningkatan partisipasi masyarakat melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). - Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka mendukung pelatihan masyarakat desa hutan. - Peningkatan dan pengembangan kelembagaan kelompok. - Peningkatan SDM kehutanan Anggaran (PAPBD) 430.683.000 651.337.500 510.560.000 592.285.000 698.450.000 1.774.838.500 4.658.154.000 309.600.000 734.272.500 513.215.000 124.803.950 438.607.500 297.000.000 381.107.655 % Anggaran (terhadap anggaran SKPD) 8,34 8,46 Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 29

dalam rangka pengelolaan hutan. - Pengembangan 134.705.000 perhutanan sosial (pengembangan aneka usaha kehutanan dan kemitraan) - Pendidikan 992.300.000 kemasyarakatan produktif dalam mendukung manajemen dan pemasaran pasca produk hasil hutan masyarakat sekitar hutan - Pemberdayaan 798.903.000 dan pengembangan UPT Perbenihan Tanaman Hutan Jumlah total anggaran pendukung 4.724.514.605 indikator Luas pengembangan hutan rakyat Jumlah total anggaran pendukung sasaran Meningkatnya 9.382.668.605 16,79 pemanfaatan sumberdaya hutan PAGU ANGGARAN SKPD 55.871.629.300 Tabel 11. Pencapaian Kinerja dan Anggaran Sasaran Indikator Kinerja Kinerja Anggaran Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian 1 2 3 4 5 6 7 8 Persentase 6 7,25 120,8 4.658.154.000 4.545.390.086 97,58 peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin (%) Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya hutan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Luas pengembangan hutan rakyat (Ha) 7.000 7.177 102,53 4.724.514.605 4.439.203.885 93,96 Tabel 12 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Sasaran Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya hutan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Indikator Kinerja % Capaian Kinerja % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi (%) 1 2 3 4 5 Persentase 120,8 97,58 23,22 peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin (%) Luas pengembangan hutan rakyat (Ha) 102,53 93,96 8,57 Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 30

Realisasi indikator prosentase peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin Tahun 2016 sebesar 7,25 % melampaui target yang ditetapkan dalam Renstra sebesar 6 % sehingga capaian kinerja indikator persentase peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin Tahun 2016 tergolong sangat baik ( 120,8 %). Indikator dimaksud didukung oleh Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan dengan anggaran sebesar Rp. 4.658.154.000 atau 8,34 % dari total anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dengan rincian anggaran untuk masing-masing kegiatan pendukung sebagaimana disajikan pada Tabel 10. Adapun penyerapan anggaran untuk mendukung tercapainya kinerja indikator persentase peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin Tahun 2016 sebesar 4.545.390.086 atau 97,58 % dari anggaran yang ditargetkan. Dengan menggunakan input berupa anggaran sebesar Rp. 4.658.154.000 atau (8,34%) dapat tercapai outcome dalam hal ini capaian kinerja indikator persentase peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin Tahun 2016 sebesar 120,8 %, sehingga tingkat efisiensi yang dapat diwujudkan sebesar 23,22 %. Adapun efektivitas yang dicapai didasarkan atas berbagai upaya yang ditempuh melalui program/kegiatan kehutanan berdampak langsung terhadap kesadaran pelaku usaha industri hasil hutan untuk mengurus izin usahanya. Prosentase peningkatan IPHHK yang berizin pada Tahun 2015 sebesar 19,79% dan pada Tahun 2016 sebesar 7,25 % (mengalami penurunan). Pada Tahun 2014 IPHHK yang berizin sebanyak 748 unit, Tahun 2015 sebanyak 896 unit dan pada Tahun 2016 sebanyak 961 unit. Dari data tersebut dapat dicermati bahwa jumlah IPHHK yang berizin dari Tahun 2014 sampai dengan 2016 mengalami kenaikan. Namun demikian jika penghitungannya berdasarkan prosentase peningkatan IPHHK yang berizin, Tahun 2015 sampai Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 31

Tahun 2016 mengalami penurunan karena dipengaruhi faktor bilangan pembagi. Jumlah IPHHK yang berizin Tahun 2016 mengalami kenaikan dibanding Tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya berkat kesadaran para pelaku industri untuk mengurus ijin usaha industri kayu. Kondisi tersebut tidak terlepas dari upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dengan melaksanakan bimbingan teknis kebijakan peraturan industri hasil hutan. Jumlah industri primer hasil hutan kayu yang berizin sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Tahun 2014 jumlah industri primer hasil hutan kayu yang berizin sebanyak 748 perusahaan meningkat 133 unit atau 21,63% dari tahun 2013 (615 unit). 2. Tahun 2015 jumlah industri primer hasil hutan kayu yang berizin sebanyak 896 perusahaan meningkat 148 unit atau 19,79% dari tahun 2014. 3. Tahun 2016 jumlah industri primer hasil hutan kayu yang berizin sebanyak 961 unit meningkat 65 unit atau 7,25 % dari tahun 2015 Grafik 1 Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 32

Sebagai perbandingan capaian kinerja indikator persentase peningkatan IPHHK yang berizin Jawa Timur, berikut ini disampaikan capaian kinerja indikator dimaksud di Jawa Tengah : 1. Tahun 2014, jumlah IPHHK yang berizin sebanyak 702 unit meningkat 51 unit atau 7,83 % dari Tahun 2013 (651 unit). 2. Tahun 2015, jumlah IPHHK yang berizin sebanyak 756 perusahaan atau meningkat 54 unit atau 8 % dari Tahun 2014 3. Tahun 2016 jumlah IPHHK yang berizin sebanyak 876 unit meningkat 120 unit atau 15,87 % dari Tahun 2015 Grafik 2 Adapun kemajuan capaian kinerja indikator persentase peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin Tahun 2016 terhadap target Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Periode 2014 s.d 2019 sebesar 216,32 %. Realisasi indikator luas pengembangan hutan rakyat Tahun 2016 sebesar 7.177 Ha melampaui target yang ditetapkan dalam Renstra seluas 7.000 Ha sehingga capaian kinerja indikator luas pengembangan hutan rakyat Tahun 2016 tergolong sangat baik (102,53 %). Indikator dimaksud didukung oleh Program Pemanfaatan Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 33

Potensi Sumber Daya Hutan dengan anggaran sebesar Rp. 4.724.514.605 atau 8,46% dari total anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dengan rincian anggaran untuk masing-masing kegiatan pendukung sebagaimana disajikan pada Tabel 10. Adapun penyerapan anggaran untuk mendukung tercapainya kinerja indikator luas pengembangan hutan rakyat Tahun 2016 sebesar 4.439.203.885 atau 93,96 % dari anggaran yang ditargetkan. Dengan menggunakan input berupa anggaran sebesar Rp. 4.439.203.885 atau 93,96 % dapat tercapai outcome dalam hal ini capaian kinerja indikator luas pengembangan hutan rakyat Tahun 2016 sebesar 102,53 %, sehingga tingkat efisiensi yang dapat diwujudkan sebesar 8,57%. Efektivitas yang dicapai didasarkan atas tingkat tumbuh tanaman rehabilitasi yang cukup tinggi di luar kawasan hutan. Kondisi tersebut merupakan hasil kerjasama antarpemangku kepentingan sektor kehutanan di Jawa Timur. Luas pengembangan hutan rakyat pada Tahun 2015 sebesar 8.656,4 Ha dan pada Tahun 2016 sebesar 7.177 Ha (mengalami penurunan). Namun demikian secara keseluruhan luas hutan rakyat di Jawa Timur Tahun 2016 terus mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2015 hutan rakyat di Jawa Timur seluas 747.928.14 Ha dan pada Tahun 2016 mengalami peningkatan seluas 7.177 Ha sehingga secara keseluruhan luas hutan rakyat Tahun 2016 sebesar 755.105,14 Ha. Luas hutan rakyat yang terus meningkat tidak terlepas dari kebutuhan kayu bulat sebagai bahan baku IPHHK. Sebagaimana diketahui bahwa kebutuhan bahan baku IPHHK sebelumnya dipenuhi dari kayu hutan produksi yang dikelola oleh Perhutani dan dari kayu luar Jawa. Namun dalam kegiatan operasionalnya, IPHHK masih membutuhkan bahan baku kayu bulat dan kondisi tersebut ditangkap oleh masyarakat sebagai suatu peluang untuk mengembangkan hutan rakyat. Masyarakat pada Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 34

umumnya memilih jenis pohon yang memiliki daur pendek seperti sengon. Pengembangan areal hutan rakyat dilakukan melalui penanaman jenis tanaman kayu-kayuan yang berdaur pendek seperti jenis tanaman sengon dan jabon namun juga tanaman yang berdaur panjang seperti jati dan mahoni Luas areal hutan hutan rakyat di Jawa Timur tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Tahun 2014 luas areal hutan rakyat sebesar 739.271,74 Ha meningkat 18.376 Ha dari tahun 2013 (luas hutan rakyat 720.895,74 Ha). 2. Tahun 2015 luas areal hutan rakyat sebesar 747.928.14 Ha meningkat 8.656.4 Ha dari tahun 2014. 3. Tahun 2016 luas arel hutan rakyat sebesar 755.105,14 Ha meningkat 7.177 Ha dari tahun 2015 Grafik 3 Sebagai perbandingan capaian kinerja indikator luas pengembangan hutan rakyat di Jawa Timur, berikut ini disampaikan capaian kinerja indikator dimaksud di Jawa Tengah : 1. Tahun 2014, luas pengembangan hutan rakyat di Jawa Tengah seluas 2.443 Ha. Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 35

2. Tahun 2015, luas pengembangan hutan rakyat di Jawa Tengah seluas 3.943. Ha 3. Tahun 2016, luas pengembangan hutan rakyat di Jawa Tengah seluas 2.161 Ha. Grafik 4 Adapun kemajuan capaian kinerja luas pengembangan hutan rakyat Tahun 2016 terhadap target Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Periode 2014 s.d 2019 sebesar 63,33 %. 2. Meningkatnya perlindungan, pengamanan dan konservasi kawasan hutan. Tujuan meningkatkan perlindungan, pengamanan dan konservasi kawasan hutan dijabarkan dalam 1 (satu) sasaran prioritas pembangunan kehutanan dengan 4 (empat) indikator. Adapun sasaran yang dimaksud adalah meningkatnya perlindungan, pengamanan dan konservasi kawasan hutan yang diukur melalui : a. Persentase penurunan luas kebakaran hutan (%) b. Persentase penurunan pencurian hasil hutan (%) c. Luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi (Ha). d. Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha). Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 36

TUJUAN 2 SASARAN 2 Meningkatkan perlindungan, Meningkatnya perlindungan, pengamanan dan konservasi pengamanan dan konservasi kawasan hutan kawasan hutan Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran 1 disajikan dalam tabel 9, sebagai berikut: Tabel 13: Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Perlindungan, Pengamanan dan Konservasi Kawasan Hutan Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Persentase penurunan luas kebakaran hutan (%) 80 89,02 111,28 2. Persentase penurunan pencurian hasil hutan (%) 15 17,99 119,93 3. Luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi (Ha) 400 400 100 4. Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha) 10.000 10.326 103,26 Rata-Rata Percentase Capaian Sasaran 108,62 Berdasarkan hasil pengukuran sasaran 2 pada tabel 13 di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian sasaran meningkatnya perlindungan, Pengamanan dan konservasi kawasan hutan tahun 2016 tergolong sangat baik (108,62 %). Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 4 (empat) indikator kinerja sasaran. Tabel 14. Perbandingan capaian kinerja Sasaran Meningkatnya Perlindungan,Pengamanan dan Konservasi Kawasan Hutan Tahun 2014, 2015 dan 2016. Target Realisasi SASARAN INDIKATOR KINERJA 2016 2014 (n-2) 2015 (n-1) 2016 (n) 1 2 3 4 5 Meningkatnya perlindungan, pengamanan dan konservasi kawasan hutan Persentase penurunan luas kebakaran hutan (%) Persentase penurunan pencurian hasil hutan (%) Luas Tahura yang dikonservasi (Ha) Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha) 80-703,3 82,07 89,02 15 44,97 44,97 17,99 400 315 650 400 10.000 24.675,5 24.660,4 10.326 Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 37

Tabel 15. Perbandingan Capaian Kinerja Meningkatnya Perlindungan, Pengamanan dan Konservasi Kawasan Hutan s.d akhir Periode Renstra SASARAN INDIKATOR KINERJA Target akhir Renstra Realisasi Tingkat Kemajuan (%) 1 2 3 4 5 75 171,09 228,12 Meningkatnya perlindungan, pengamanan dan konservasi kawasan hutan Persentase penurunan luas kebakaran hutan (%) Persentase penurunan pencurian hasil hutan (%) Luas Tahura yang dikonservasi (Ha) Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha) 50 62,96 125,92 2.250 1.050 46,67 50.000 34.986,4 69,97 Tabel 16. Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya perlindungan, Pengamanan dan Konservasi Kawasan Hutan Jawa Timur dengan Capaian di Jawa Tengah Realisasi Ket (+/-) SASARAN INDIKATOR KINERJA Thn 2016 Jatim Jateng 1 2 3 4 5 Meningkatnya perlindungan, pengamanan dan konservasi kawasan hutan Persentase penurunan luas kebakaran hutan (%) Persentase penurunan pencurian hasil hutan (%) Luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi (Ha) Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha) 89,02 98,11 Lebih rendah 17,99 48,23 Lebih rendah 400 200 Lebih tinggi 10.326 40.926 Lebih rendah Tabel 17. Alokasi Per Sasaran Pembangunan Sasaran Indikator Kinerja Program/kegiatan Anggaran (PAPBD) % Anggaran (terhadap anggaran SKPD) 1 2 3 4 5 Meningkatnya perlindungan, pengamanan Persentase penurunan luas kebakaran hutan Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan 1,34 dan konservasi (%) Perlindungan hutan 748.168.975 kawasan hutan Jumlah anggaran pendukung indikator Persentase penurunan luas kebakaran hutan 748.168.975 Persentase penurunan pencurian hasil hutan (%) Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan - Pemantapan dan pemantauan status kawasan hutan. - Konservasi ekosistem sumberdaya hutan Jumlah anggaran pendukung indikator Persentase penurunan pencurian hasil hutan 747.420.000 759.607.875 1.507.027.875 2,70 Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 38

Luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi (Ha) Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan - Pelestarian dan penataan kawasan Tahura R. Soerjo. - Operasi perlindungan dan pengamanan hutan 3.160.317.710 2.996.426.000 11,02 Jumlah anggaran pendukung indikator Luas 6.156.743.710 Tahura R. Soerjo yang dikonservasi Luas kawasan hutan yang Rehabilitasi Sumberdaya Hutan : 0,95 dikonservasi Pengawasan kegiatan rehabilitasi hutan dan 114.867.600 lahan serta reklamasi di dalam dan luar hutan. Peningkatan peran serta masyarakat dalam 132.775.900 rehabilitasi hutan dan lahan. Rehabilitasi hutan dan lahan (penanaman di 284.100.020 sekitar sumber air, penghijauan lingkungan, rehabilitasi mangrove dan pantai) Jumlah anggaran pendukung indikator Luas 531.743.520 kawasan hutan yang dikonservasi Jumlah anggaran pendukung sasaran Meningkatnya 8.943.684.080 16 perlindungan, pengamanan dan konservasi kawasan hutan PAGU ANGGARAN SKPD 55.871.629.300 Tabel 18. Pencapaian Kinerja dan Anggaran Sasaran Indikator Kinerja Anggaran Kinerja Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian 1 2 3 4 5 6 7 8 Meningkatnya perlindungan, pengamanan dan konservasi kawasan hutan Program Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan Program rehabilitasi sumber daya hutan Persentase penurunan luas kebakaran hutan (%) Persentase penurunan pencurian hasil hutan (%) Luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi (Ha) Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha) 80 89,02 111,28 748.168.975 645.670.275 86,30 15 17,99 119,93 1.507.027.875 1.420.429.825 94,25 400 400 100 6.156.743.710 6.142.258.162 99,76 10.000 10.326 103,26 531.743.520 489.421.100 92,04 Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 39

Sasaran Tabel 19 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Indikator Kinerja % Capaian Kinerja % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi (%) 1 2 3 4 5 Meningkatnya perlindungan, pengamanan dan konservasi kawasan hutan Program Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan Program rehabilitasi sumber daya hutan Persentase penurunan luas kebakaran hutan (%) Persentase penurunan pencurian hasil hutan (%) Luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi (Ha) Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha) 111,28 86,30 24,98 119,93 94,25 25,68 100 99,76 0,24 103,26 92,04 11,22 Realisasi indikator prosentase penurunan luas kebakaran hutan Tahun 2016 sebesar 89,02 % melampaui target yang ditetapkan dalam Renstra sebesar 80 % sehingga capaian kinerja indikator Persentase penurunan luas kebakaran hutan Tahun 2016 tergolong sangat baik ( 111,28%). Indikator dimaksud didukung oleh Program Perlindungan dan Konservasi Kawasan Hutan dengan anggaran sebesar Rp. 748.168.975 atau 1,34 % dari total anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dengan rincian anggaran untuk masing-masing kegiatan pendukung sebagaimana disajikan pada Tabel 17. Adapun penyerapan anggaran untuk mendukung tercapainya kinerja indikator Persentase penurunan luas kebakaran hutan Tahun 2016 sebesar 645.670.275 atau 86,30% dari anggaran yang ditargetkan. Dengan menggunakan input berupa anggaran sebesar Rp. 645.670.275 atau 86,30% dapat tercapai outcome dalam hal ini capaian kinerja indikator Persentase penurunan luas kebakaran hutan sebesar 111,28 %, sehingga tingkat efisiensi yang dapat diwujudkan sebesar 24,98%. Efektivitas yang dicapai didasarkan atas Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 40

upaya-upaya yang dilakukan untuk menekan kasus kebakaran hutan secara signifikan mampu menurunkan luas kebakaran hutan. Realisasi indikator prosentase penurunan luas kebakaran hutan Tahun 2016 sebesar 89,02 % melampaui target yang ditetapkan dalam Renstra sebesar 80 %. Prosentase penurunan luas kebakaran hutan pada Tahun 2015 sebesar 82,07% dan pada Tahun 2016 sebesar 89,02% (mengalami kenaikan). Pada Tahun 2014 terjadi kebakaran hutan di Jawa Timur seluas 10.876,7 Ha dan pada Tahun 2015 kebakaran hutan seluas 1.950 Ha dan Tahun 2016 luas kebakaran hutan seluas 214 Ha. Dari data tersebut dapat dicermati bahwa luas kebakaran hutan dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016 mengalami penurunan. Namun demikian jika penghitungannya berdasarkan prosentase penurunan luas kebakaran hutan, Tahun 2015 sampai Tahun 2016 mengalami kenaikan karena dipengaruhi faktor bilangan pembagi. Luas kebakaran hutan Tahun 2016 mengalami penurunan dibanding Tahun 2015 berkat kesadaran masyarakat yang peduli terhadap kelestarian hutan dan meningkatnya koordinasi antar pemangku kepentingan bidang kehutanan. Kondisi tersebut tidak terlepas dari upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur seperti: pembekalan masyarakat peduli api, koordinasi Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhutla), peningkatan peran masyarakat dalam rangka pencegahan kebakaran hutan. Jumlah kebakaran hutan yang terjadi Tahun 2014 sampai dengan 2016 di kawasan hutan sebagai berikut : 1) Tahun 2014, luas kebakaran hutan sebesar 10.876,7 Ha atau naik -703,3 % dibanding tahun 2013 (kebakaran hutan seluas 1.353,97 Ha). Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 41

2) Tahun 2015 luas kebakaran hutan sebesar 1.950 Ha atau turun 82,07% dibandingkan tahun 2014. 3) Tahun 2016 luas kebakaran hutan sebesar 214 Ha atau atau turun 89,02 % dari tahun 2015 Grafik 5 Sebagai perbandingan capaian kinerja indikator luas kebakaran hutan di Jawa Timur, berikut ini disampaikan capaian kinerja indikator dimaksud di Jawa Tengah : 1. Tahun 2014, luas kebakaran hutan sebesar 1.196,65 atau turun 1,53 % dari Tahun 2013 (luas kebakaran hutan 1.215,13 Ha) 2. Tahun 2015, luas kebakaran hutan sebesar 6.136 Ha atau naik -412,76 % dari tahun 2014. 3. Tahun 2016, luas kebakaran hutan sebesar 116 Ha atau turun 98,11 % dari tahun 2015 Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 42

Grafik 6 Adapun kemajuan capaian kinerja persentase penurunan luas kebakaran hutan Tahun 2016 terhadap target Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Periode 2014 s.d 2019 sebesar 228,12%. Realisasi indikator prosentase penurunan pencurian hasil hutan Tahun 2016 sebesar 17,99 % melampaui target yang ditetapkan dalam Renstra sebesar 15 % sehingga capaian kinerja indikator Persentase penurunan pencurian hasil hutan Tahun 2016 tergolong Sangat baik (119,93%). Indikator dimaksud didukung oleh Program Perlindungan dan Konservasi Kawasan Hutan dengan anggaran sebesar Rp. 1.420.429.825 atau 2,7% dari total anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dengan rincian anggaran untuk masing-masing kegiatan pendukung sebagaimana disajikan pada Tabel 17. Adapun penyerapan anggaran untuk mendukung tercapainya kinerja indikator Persentase penurunan pencurian hasil hutan Tahun 2016 sebesar Rp. 1.420.429.825 atau 94,25 % dari anggaran yang ditargetkan. Dengan menggunakan input berupa anggaran sebesar Rp. 1.420.429.825 atau 94,25 %, nilai outcome dalam hal ini capaian kinerja indikator Persentase penurunan pencurian hasil hutan Tahun 2016 sebesar 119,93%, sehingga tingkat Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 43

efisiensi kinerja 25,68%. Adapun efektivitas yang dicapai dapat dilihat melalui angka kasus Prosentase penurunan pencurian hasil hutan pada Tahun 2015 sebesar 44,97 % dan pada Tahun 2016 sebesar 17,99 % (mengalami penurunan). Pencurian hutan Tahun 2014 sebanyak 1.212 kasus sedangkan Tahun 2015 sebanyak 667 kasus sehingga persentase penurunan pencurian hasil hutan Tahun 2015 sebesar 44,97%. Pencurian hutan Tahun 2016 sebesar 547 kasus dan dibandingkan Tahun 2015 persentase penurunan pencurian hasil hutan Tahun 2016 sebesar 17,99%. Keberhasilan dalam menurunkan angka pencurian hasil hutan berkat kesadaran masyarakat yang peduli terhadap kelestarian hutan dan meningkatnya koordinasi antar pemangku kepentingan bidang kehutanan. Kondisi tersebut tidak terlepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur seperti : operasi gabungan dan operasi rutin, peningkatan kapasitas petugas pengamanan hutan, apel siaga penegakan hukum kehutanan, dan penyuluhan kepada masyarakat penyangga kawasan konservasi Pencurian hasil hutan baik kayu maupun non kayu masih sering terjadi khususnya di kawasan hutan. Tingkat kesejahteraan masyarakat hutan yang relatif masih rendah menjadi salah satu faktor pendorong bagi masyarakat untuk mengambil kayu secara illegal. Oleh karena itu, pengelolaan kawasan hutan diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam mengelola hutan sehingga masyarakat memiliki tanggung jawab menjaga kelestarian hutan. Jumlah pencurian hasil hutan yang terjadi di dalam kawasan hutan sejak tahun 2014 sampai dengan 2016 sebagai berikut: 1) Tahun 2014, jumlah pencurian kayu sebesar 25.927 batang atau naik 22,53 % dari Tahun 2013 (21.159 batang). Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 44

2) Tahun 2015, jumlah pencurian hasil hutan sebesar 667 kasus atau turun 44,97% dari tahun 2014 sebanyak 1.212 kasus. 3) Tahun 2016 jumlah pencurian hasil hutan sebanyak 547 kasus atau turun 120 kasus atau turun 17,99 % dari tahun 2015 Grafik 7 Sebagai perbandingan data pencurian kayu di Jawa Timur, berikut ditampilkan data pencurian kayu di Jawa Tengah Tahun 2014 s.d 2016 : 1) Tahun 2014, jumlah pencurian hasil hutan sebesar 23.055 batang atau turun 20,63 % dibanding Tahun 2013 (29.051 batang) 2) Tahun 2015, jumlah pencurian hasil hutan sebesar 705 kasus atau turun 36,77% dari tahun 2014 sebanyak 1.115 kasus. 3) Tahun 2016 jumlah pencurian hasil hutan sebesar 365 kasus atau turun 48,23% dari tahun 2015 Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 45

Grafik 8 Adapun kemajuan capaian kinerja persentase penurunan pencurian hasil hutan Tahun 2016 terhadap target Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Periode 2014 s.d 2019 sebesar 125,92%. Realisasi indikator luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi Tahun 2016 seluas 400 Ha sama dengan target yang ditetapkan dalam Renstra seluas 400 Ha sehingga capaian kinerja indikator luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi sebesar 100 % (sangat baik). Indikator dimaksud didukung oleh Program Perlindungan dan Konservasi Kawasan Hutan dengan anggaran sebesar Rp. 6.156.743.710 atau 11,02 % dari total anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dengan rincian anggaran untuk masing-masing kegiatan pendukung sebagaimana disajikan pada Tabel 17. Adapun penyerapan anggaran untuk mendukung tercapainya kinerja luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi Tahun 2016 sebesar Rp. 6.142.258.162 atau 99,76 % dari anggaran yang ditargetkan. Dengan menggunakan input berupa anggaran sebesar Rp. 6.142.258.162 atau 99,76 %, dapat mencapai outcome dalam hal ini luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi sebesar 100 % sehingga tingkat efisiensi yang dapat diwujudkan sebesar 0,24%. Adapun Efektivitas yang Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 46

dicapai dilihat berdasarkan persentase tumbuh tanaman hasil rehabilitasi yang bagus di kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo. Hal tersebut disebabkan waktu penanaman yang disesuaikan dengan musim penghujan sehingga bibit yang ditanam mendapatkan asupan air yang cukup. Tidak pula dapat dikesampingkan adanya partisipasi aktif masyarakat sekitar kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo dalam mensukseskan kegiatan penanaman. Konservasi di kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo dilakukan melalui penanaman kawasan Tahura dengan jenis tanaman endemik maupun bukan endemik seperti Cemara Gunung dan Akasia. Luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi pada Tahun 2015 sebesar 650 Ha dan pada Tahun 2016 sebesar 400 Ha (mengalami penurunan). Penurunan luas konservasi kawasan Tahura R. Soerjo Tahun 2016 dibanding Tahun 2015 karena adanya efisiensi anggaran yang dikelola oleh UPTD Tahura R. Soerjo. Tahun 2015 UPTD Tahura R. Soerjo mengelola anggaran sebesar Rp. 6.452.510.000,00 sedangkan Tahun 2016 anggaran yang dikelola sebesar Rp. 6.156.743.710,00. Disamping itu juga ada pembangunan shelter dan menara pengawas untuk memantau kawasan hutan. Pelaksanaan rehabilitasi kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo sejak tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut : 1. Tahun 2014 dilakukan konservasi kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo seluas 315 Ha atau sama 100% dengan target konservasi tahun tersebut. 2. Tahun 2015 dilakukan konservasi kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo seluas 650 Ha atau 144,44% dari target konservasi tahun dimaksud seluas 450 Ha. 3. Tahun 2016 dilakukan konservasi kawasan Taman Hutan Raya R. Soerjo seluas 400 Ha sama 100% dengan target konservasi tahun dimaksud seluas 400 Ha Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 47

Grafik 9 Adapun kemajuan capaian kinerja luas Tahura R. Soerjo yang dikonservasi Tahun 2016 terhadap target Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Periode 2014 s.d 2019 sebesar 46,67%. Realisasi indikator luas kawasan hutan yang dikonservasi Tahun 2016 seluas 10.326 Ha melampaui target yang ditetapkan dalam Renstra seluas 10.000 Ha sehingga capaian kinerja indikator luas kawasan hutan yang konservasi tahun 2016 sebesar 103,26% (sangat baik). Indikator dimaksud didukung oleh Program Rehabilitasi Sumber Daya Hutan dengan anggaran sebesar Rp. 531.743.520 atau 0,95 % dari total anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dengan rincian anggaran untuk masing-masing kegiatan pendukung sebagaimana disajikan pada Tabel 17. Adapun penyerapan anggaran untuk mendukung tercapainya kinerja luas kawasan hutan yang dikonservasi Tahun 2016 sebesar Rp. 489.421.100 atau 92,04 % dari anggaran yang ditargetkan. Dengan menggunakan input berupa anggaran sebesar Rp. 489.421.100 atau 92,04 %, dapat mencapai outcome dalam hal ini luas kawasan hutan yang dikonservasi sebesar 103,26 % sehingga tingkat efisiensi yang dapat diwujudkan sebesar 11,22%. Adapun Efektivitas yang dicapai dilihat berdasarkan persentase tumbuh Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 48

tanaman konservasi yang bagus di kawasan hutan. Hal tersebut disebabkan waktu penanaman yang disesuaikan dengan musim penghujan sehingga bibit yang ditanam mendapatkan asupan air yang cukup. Pelaksanaan konservasi kawasan hutan di Jawa Timur merupakan upaya dari para pemangku kawasan hutan yaitu Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Divisi Regional Jawa Timur Perum Perhutani. Luas kawasan hutan yang dikonservasi pada Tahun 2015 sebesar 24.660,40 Ha dan pada Tahun 2016 sebesar 10.326 Ha (mengalami penurunan). Konservasi kawasan hutan dilaksanakan berdasarkan luas lahan hutan yang mengalami penurunan fungsi/terdegradasi yang umumnya disebabkan oleh kebakaran hutan, pencurian kayu dll. Pada Tahun 2014 terjadi kebakaran hutan yang cukup besar seluas 10.876,7 Ha di kawasan hutan Jawa Timur sehingga pada Tahun 2015 dibutuhkan konservasi lahan hutan seluas 24.660,40 Ha untuk meningkatkan fungsi lahan hutan akibat kebakaran, pencurian kayu dll. Kebakaran hutan pada Tahun 2015 seluas 1.950 Ha mengalami penurunan dibanding angka kebakaran hutan Tahun 2014, sehingga luas lahan hutan yang dikonservasi pada Tahun 2016 seluas 10.326 Ha mengalami penurunan dibanding angka konservasi lahan hutan Tahun 2015. Pelaksanaan rehabilitasi kawasan hutan dari tahun 2014 sampai dengan 2016 adalah sebagi berikut : 1. Tahun 2014 dilakukan konservasi kawasan hutan seluas 24.675,5 Ha atau 100,14% dibandingkan dengan target rehabilitasi tahun bersangkutan seluas 24.641 Ha. 2. Tahun 2015 dilakukan konservasi kawasan hutan seluas 24.660,4 Ha atau 246,60% dibandingkan dengan target rehabilitasi tahun bersangkutan seluas 10.000 Ha. 3. Tahun 2016 dilakukan konsevasi kawasan hutan seluas 10.326Ha atau 103,26% dari target rehabilitasi tahun bersangkutan seluas 10.000 Ha. Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 49

Grafik 10 Adapun kemajuan capaian kinerja luas kawasan hutan yang dikonservasi Tahun 2016 terhadap target Renstra Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Periode 2014 s.d 2019 sebesar 69,97%. B. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Presiden Republik Indonesia telah mengarahkan visi dan misi pembangunan tahun 2015-2019 yang dijadikan peta jalan seluruh kementerian dalam merancang arah pembangunan, sasaran dan strategi yang akan dilaksanakannya. Arahan pembangunan Indonesia tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015. Visi pembangunan nasional tahun 2015-2019 adalah Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Misi yang diemban untuk memenuhi visi yang telah dirumuskan adalah : 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 50

sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dan kebudayaan. Pelaksanaan pembangunan dilakukan dengan 9 agenda pembangunan tahun 2015-2019, yang didalamnya memuat sub agenda dan sasaran yang hendak dicapai dan menjadi amanat bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pelaksanaan pembangunan dibagi ke dalam: prioritas nasional, yang memuat sasaran pembangunan yang memiliki kaitan langsung dengan janji Presiden dan Wakil Presiden; prioritas bidang, yang memuat sasaran yang memiliki kaitan terhadap bidang sumberdaya alam dan lingkungan untuk kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; dan lintas bidang yang sasarannya merupakan hasil kerja bersama lintas kementerian. Berangkat dari pandangan, harapan dan permasalahan yang ada, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merumuskan tujuan pembangunan tahun 2015-2019, yaitu : memastikan kondisi lingkungan berada pada toleransi yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan sumberdaya yang berada rentang populasi yang aman, serta secara paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional. Sasaran strategis pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan tahun 2015-2019 adalah : Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 51

1. Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-68,6, angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir utama pembangunan dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan tutupan hutan. 2. Memanfaatkan potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, dengan indikator kinerja peningkatan kontribusi sumberdaya hutan dan lingkungan hutan terhadap devisa dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Komponen pengungkit yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu maupun non kayu. 3. Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai sistem penyangga kedhidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan indikator kinerja derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun. Visi pembangunan nasional tahun 2015-2019 serta Visi pembangunan Jawa Timur 2014-2019 mempunyai keterkaitan yang erat. Kedua Rencana Strategis tersebut sangat menekankan pada terwujudnya masyarakat yang mandiri ( sejahtera). Masyarakat yang berdomisili di sekitar hutan adalah potret dari masyarakat Wong Cilik yang selama ini termarginalisasi, sehingga kondisi sosial ekonomi mereka jauh dari berkecukupan. Banyak dari mereka yang menggantungkan sumber penghasilannya dari keberadaan sumber daya hutan, baik sebagai petani pesanggem, maupun pencari daun Jati dan perencek kayu bakar. Selama ini akses mereka terhadap sumber daya hutan, sangat kurang karena keterbatasan kemudahan yang mereka terima dari pengelola hutan atau pemangku kawasan yaitu Perum Perhutani. Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 52

Sasaran orientasi pembangunan nasional di Jawa Timur yang dijalankan melalui misi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut di atas, merupakan suatu sinergi dari misi Pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu Makin Mandiri dan Sejahtera bersama Wong Cilik. Karena didalamnya terdapat upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan yang secara sosial ekonomi adalah sekelompok wong cilik yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah. C. Realisasi Anggaran C.1 Anggaran APBD 2016 Secara umum realisasi keuangan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : Anggaran Sisa No Program (PAPBD) Realisasi % (Rp) (Rp) (Rp) I. Belanja Tidak Langsung 30.540.571.300 27.354.767.218 89,57 3.185.804.082 II. Belanja Langsung 25.331.058.000 24.320.355.511 96,01 1.010.702.489 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.357.488.000 1.287.240.545 94,83 70.247.455 - Pelaksanaan administrasi perkantoran 1.357.488.000 1.287.240.545 94,83 70.247.455 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Penyediaan peralatan dan kelengkapan sarana dan prasarana - Pemeliharaan peralatan dan kelengkapan sarana dan prasarana 3. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah 3.752.933.650 3.542.494.408 94,39 210.439.242 2.130.771.150 2.033.578.813 95,44 97.192.337 1.622.162.500 1.508.915.595 93,02 113.246.905 1.122.215.000 1.053.072.950 93,84 69.142.050 - Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur 1.122.215.000 1.053.072.950 93,84 69.142.050 4. Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan 772.068.665 755.174.275 97,81 16.894.390 - Penyusunan dokumen perencanaan 527.618.665 516.349.175 97,86 11.269.490 - Penyusunan laporan hasil pelaksanaan rencana program dam anggaran 5. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan 244.450.000 238.825.100 97,70 5.624.900 9.382.668.605 8.984.593.971 95,76 398.074.634 - Monitoring, evaluasi dan pelaporan 309.600.000 306.327.500 98,94 3.272.500 - Peningkatan kerjasama antar daerah 430.683.000 424.403.850 98,54 6.279.150 - Pengembangan hutan rakyat dan pemanfaatan lahan di bawah tegakan 513.215.000 473.217.330 92,21 39.997.670 - Pemberdayaan UPT Peredaran Hasil Hutan 1.774.838.500 1.729.432.532 97,44 45.405.968 - APP Bidang Kehutanan 734.272.500 722.442.625 98,39 11.829.875 Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 53

- Peningkatan partisipasi masyarakat melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) 124.803.950 104.165.510 83,46 20.638.440 - Fasilitasi Ekolabeling Hutan Rakyat 651.337.500 642.509.200 98,64 8.828.300 - Pendidikan kemasyarakatan peroduktif dalam rangka mendukung pelatihan masyarakat desa hutan - Peningkatan dan pengembangan kelembagaan kelompok - Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam mendukungmanajemen dan pemasaran pasca produk hasil hutan masyarakat sekitar hutan - Pemberdayaan dan pengembangan UPT Perbenihan Tanaman Hutan - Pembinaan dan pengendalian produksi hasil hutan - Penatausahaan hasil hutan dan pengawasan pungutan iuran kehutanan - Pembinaan da pengawasan industri hasil hutan - Peningkatan SDM kehutanan dalam rangka pengelolaan hutan - Pengembangan perhutanan sosial (pengembangan aneka usaha kehutanan dan kemitraan) 6. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan - Pelestarian dan penataan kawasan Tahura R. Soerjo - Operasi perlindungan dan pengamanan hutan (DAK) - Pemantapan dan pemantauan status kawasan hutan 438.607.500 410.028.650 93,48 28.578.850 297.000.000 290.755.470 97,9 6.244.530 992.300.000 971.059.500 97,86 21.240.500 798.903.000 665.424.760 83,29 133.478.240 510.560.000 492.972.184 96,56 17.587.816 592.285.000 583.635.420 98,54 8.649.580 698.450.000 672.436.900 96,28 26.013.100 381.107.655 380.983.380 99,97 124.275 134.705.000 114.799.160 85,22 19.905.840 8.411.940.560 8.208.358.262 97,58 203.582.298 3.160.317.710 3.157.122.927 99,90 3.194.783 2.996.426.000 2.985.135.235 99,62 11.290.765 747.420.000 698.324.275 93,43 49.095.725 - Perlindungan Hutan 748.168.975 645.670.275 86,30 102.498.700 - Konservasi ekosistem sumberdaya hutan 759.607.875 722.105.550 95,06 37.502.325 7. Program Rehabilitasi Sumberdaya Hutan 531.743.520 489.421.100 92,04 42.322.420 - Pengawasan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan serta reklamasi di dalam dan luar hutan - Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan - Rehabilitasi hutan dan lahan (penanaman di sekitar sumber air, penghijauan lingkungan, rehabilitasi mengrove dan pantai) 114.867.600 110.707.600 96,38 4.160.000 132.775.900 119.707.430 90,16 13.068.470 284.100.020 259.006.070 91.17 25.093.950 T O T A L 55.871.629.300 51.675.122.729 92,49 4.196.506.571 C.2 Anggaran APBN 2016 Pada Tahun 2016, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur mengelola anggaran dana dekonsentrasi sumber dana APBN melalui Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK dengan Kegiatan Koordinasi Kergiatan Perencanaan Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 54

dan Evaluasi, jumlah dana sebesar Rp. 2.526.120.000,00 dan terealisasi sebesar Rp.1.802.689.086 (71,36%) dengan rincian sebagai berikut : a. Bidang Administrasi Umum, terdiri atas komponen Administrasi Umum, dengan jumlah dana sebesar Rp. 436.711.000,00 realisasi sebesar Rp. 274.782.044,00 atau 62,92%. b. Bidang Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Usaha Kehutanan dengan anggaran sebesar Rp. 663.685.000 dan terealisasi Rp. 496.216.850 atau 74,77%, terdiri atas komponen : b.1 Rekonsiliasi Penerimaan Negara Bukan Pajak dengan anggaran Rp. 44.475.000,00 terealisasi sebesar Rp. 43.886.050,00 atau 98,68%. b.2 Pembinaan dan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan dengan anggaran Rp. 86.890.000,00 terealisasi sebesar Rp. 23.155.200,00 atau 26,65%. b.3 Bimbingan Teknis Pejabat Penatausahaan Hasil Hutan dan Iuran Kehutanan dengan anggaran Rp. 57.828.000,00 terealisasi sebesar Rp. 57.828.000,00 atau 100%. b.4 Pembinaan dan Pengendalian Usaha Pemanfaatan Hutan Tanaman dengan anggaran Rp. 83.200.000,00 terealisasi sebesar Rp 83.199.600,00 atau 100%. b.5 Koordinasi dan Supervisi Pengembangan Informasi IUIPHHK dengan anggaran Rp. 63.643.000,00 terealisasi sebesar Rp. 63.616.000,00 atau 99,96%. b.6 Koordinasi dan Supervisi Pengendalian Bahan Baku dengan anggaran Rp. 327.649.000,00 terealisasi sebesar Rp. 224.532.000,00 atau 68,53%. c. Bidang Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung dengan anggaran sebesar Rp. 457.940.000,00 dan terealisasi Rp. 332.070.016,00 atau 72,51%, terdiri atas komponen : Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 55

c.1 Pengendalian Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan oleh Tim Provinsi dengan anggaran Rp. 182.655.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 118.239.965,00 atau 64,73%. c.2 Penyelenggaraan Hari Menanam Pohon Tingkat Provinsi dengan anggaran Rp. 163.465.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 126.248.700,00 atau 77,23%. c.3 Penilaian Lomba Penanaman Tingkat Provinsi dengan anggaran Rp. 43.385.000,00 dan realisasi sebesar Rp. 28.108.850,00 atau 64,79%. c.4 Fasilitasi Pengesahan RPDAS dan Sosialisasi RPDAS dengan anggaran Rp. 44.160.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 38.852.650,00 atau 87,98%. c.5 Pembinaan dan Pengendalian Pelaksanaan Urusan Perbenihan Tanaman Hutan oleh Tim Provinsi dengan anggaran Rp. 24.275.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 20.619.851 atau 84,94%. d. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dengan anggaran sebesar Rp. 100.350.000,00 dan terealisasi Rp. 55.186.739,00 atau 54,99% untuk identifikasi dan inventarisasi kawasan ekosistem esensial. e. Bidang Planologi dan Tata Lingkungan dengan anggaran sebesar Rp. 270.950.000 dan terealisasi Rp. 232.770.136,00 atau 85,91%, terdiri atas komponen : e.1 Sosialisasi Batas Kawasan Hutan dengan anggaran Rp. 153.400.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 136.230.042,00 atau 88,81%. e.2 Penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan dengan anggaran Rp. 117.550.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 96.540.094,00 atau 82,12%. Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 56

f. Bidang Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan dengan anggaran Rp. 142.269.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 106.357.752,00 atau 74,76% untuk data dan informasi pengembangan usaha perhutanan sosial. g. Bidang Penegakan Hukum dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan anggaran sebesar Rp. 371.650.000,0 dan terealisasi Rp. 254.807.849,00 atau 68,56%, terdiri atas komponen : g.1 Patroli Pengamanan Hutan dengan anggaran sebesar Rp. 61.400.000,00 dan terealisasi Rp. 44.199.026,00 atau 71,99%. g.2 Rapat Koordinasi Pengamanan Hutan Tingkat Provinsi dengan anggaran sebesar Rp. 310.250.000,00 dan terealisasi Rp. 210.608.823,00 atau 67,88%. h Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dengan anggaran sebesar Rp. 82.565.000,00 dan terealisasi Rp. 50.497.700,00 atau 61,16% untuk monitoring dan evaluasi pengendalian kebakaran hutan. Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 57

D. PRESTASI Lomba penanaman pohon Tahun 2015 Tingkat Nasional pada puncak acara peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tahun 2016 di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Penyerahan penghargaan lomba penanaman pohon Tahun 2015 Tingkat Nasional oleh Presiden Joko Widodo kepada Gubernur Jawa Timur Soekarwo Gubernur Jawa Timur Soekarwo memperlihatkan piagam lomba penanaman pohon Tahun 2015 Tingkat Nasional kepada masyarakat Jawa Timur didampingi oleh Kepala Dinas Kehutanan Prov. Jatim dan Kabid RLPS Dinas Kehutanan Prov. Jatim Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab III 58