KEMAMPUAN KOTORAN SAPI DAN EM4 UNTUK MENDEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK DAN NILAI EKONOMIS DALAM PENGOMPOSAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH UKURAN BAHAN TERHADAP KOMPOS PADA PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

EFEKTIVITAS PENGKOMPOSAN SAMPAH KOTA DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOSTER SKALA RUMAH TANGGA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I Putu Gde Suhartana Kajian Proses Fermentasi Sludge

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyebar luas baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.limbah atau

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU KOMPOS (SAMPAH ORGANIK PASAR, AMPAS TAHU, DAN RUMEN SAPI) TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS KOMPOS

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

JURNAL INTEGRASI PROSES. Website:

PENGARUH KADAR AIR TERHADAP HASIL PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK DENGAN METODE COMPOSTER TUB

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Niken Wijayanti, Winardi Dwi Nugraha, Syafrudin Jurusan Teknik Lingkungan,Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Kompos Dengan Variasi Penambahan Dosis Abu Boiler Serta Penggunaan Bioaktivator EM-4

Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI AKTIVATOR DALAM PROSES PENGOMPOSAN SEKAM PADI (Oryza sativa)

Kata Kunci : kompos, kotoran sapi, kotoran ayam, kualitas kompos, C/N rasio.

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

PENGARUH SUSUNAN BAHAN TERHADAP WAKTU PENGOMPOSAN SAMPAH PASAR PADA KOMPOSTER BERAERASI

Pengaruh Variasi Tinggi Tumpukan Pada Proses Pengomposan Limbah Lumpur Sawit Terhadap Termofilik

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DARI PASAR TRADISIONAL DI BANDAR LAMPUNG SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KOMPOS DAN BIOGAS

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI JENIS STARTER PADA PROSES PENGOMPOSAN ECENG GONDOK Eichhornia Crassipes (MART.) SOLMS.

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

Kata kunci: jerami padi, kotoran ayam, pengomposan, kualitas kompos.

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

Pengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

PENGARUH LAJU AERASI DAN PENAMBAHAN INOKULAN PADA PENGOMPOSAN LIMBAH SAYURAN DENGAN KOMPOSTER MINI *

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Berat Total Limbah Kandang Ternak Marmot. Tabel 3. Pengamatan berat total limbah kandang ternak marmot

OP-016 STUDI OPTIMASI KEMATANGAN KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN BIOAKTIVATOR LIMBAH RUMEN DAN AIR LINDI

PENGARUH KADAR AIR TERHADAP PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK DENGAN METODE TAKAKURA

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

Uji Mikrobiologis Kompos Organik dari Sampah Organik dengan Penambahan Limbah Tomat dan EM-4 SKRIPSI

PENGOMPOSAN K1UDGE HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT

PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH PADAT ORGANIK (SAMPAH SAYURAN DAN AMPAS TEBU)

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI OPTIMASI TAKAKURA DENGAN PENAMBAHAN SEKAM DAN BEKATUL

bio.unsoed.ac.id lntisari Jika ditelusuri, sampah diproduksi oleh rumah tangga, pasar, dan industry.

PENGARUH JENIS BIOAKTIVATOR PADA LAJU DEKOMPOSISI SAMPAH DAUN KI HUJAN Samanea saman DARI WILAYAH KAMPUS UNHAS. Hasanuddin, Makassar, 2014 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

PEMBEKALAN KKN -PENGOLAHAN LIMBAH PIAT UGM- Bidang Energi dan Pengelolaan Limbah Pusat Inovasi Agroteknologi UGM 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRODUKSI DAN KUALITAS KOMPOS DARI TERNAK SAPI POTONG YANG DIBERI PAKAN LIMBAH ORGANIK PASAR. St. Chadijah

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM DAN MIKROORGANISME M-16 PADA PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH KOTA SECARA AEROBIK

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos

PENGOMPOSAN SEKAM PADI MENGGUNAKAN SLURRY DARI FERMENTASI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

OPTIMASI PEMATANGAN KOMPOS DENGAN PENAMBAHAN CAMPURAN LINDI DAN BIOAKTIVATOR STARDEC

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sifat fisik. mikroorganisme karena suhu merupakan salah satu indikator dalam mengurai

EFEKTIFITAS DOSIS EM4 (Effective Microorganism) DALAM PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Data pengukuran kompos limbah pertanian (basah) dan sampah kota. Jerami Padi 10 3,94 60,60. Kulit Pisang 10 2,12 78,80

Kemampuan MOL (Mikroorganisme Lokal) Pada Proses Pengomposan di Dalam Lubang Resapan Biopori ABSTRAK

PENGARUH AERASI INTERMITTENT DAN JENIS BAHAN TERHADAP DEGRADASI BAHAN ORGANIK PADA PROSES PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK DENGAN KOMPOSTER MINI

Mochamad Arief Budihardjo *)

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

PERAN AERASI PADA PEMBENTUKAN PUPUK ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN KOTORAN SAPI

SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengujian fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

KUALITAS KOMPOS SAMPAH RUMAH TANGGA YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOSTER AEROBIK

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas

Pembuatan Biogas dari Sampah Sayur Kubis dan Kotoran Sapi Making Biogas from Waste Vegetable Cabbage and Cow Manure

PENGGUNAAN DOLOMIT (MgCa(CO 3 ) 2 ) SEBAGAI PENSTABIL PH PADA KOMPOSTING SAMPAH DAPUR BERBASIS DEKOMPOSISI ANAEROB DAN AEROB

HASIL DAN PEMBAHASAN. perah dan limbah kubis (Brassica oleracea) pada pembuatan pupuk organik cair

SKRIPSI. Disusun Oleh: Angga Wisnu H Endy Wisaksono P Dosen Pembimbing :

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengamatan Perubahan Fisik. mengetahui bagaimana proses dekomposisi berjalan. Temperatur juga sangat

TINJAUAN PUSTAKA II.

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

OPTIMASI PENGOMPOSAN SAMPAH KEBUN DENGAN VARIASI AERASI DAN PENAMBAHAN KOTORAN SAPI SEBAGAI BIOAKTIVATOR

Ardhi Ristiawan, Syafrudin, Ganjar Samudro Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh penambahan EM-

Pengolahan Limbah Sayur Kol menjadi Pupuk Kompos dengan Metode Takakura

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

PENGGUNAANAK TIVATOR KOMPOS SAMPAH ORGANIK RUMAH. Muchsin Riviwanto dan Andree Aulia Rahmad (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Potensi Pencemaran Lingkungan dari Pengolahan Sampah di Rumah Kompos Kota Surabaya Bagian Barat dan Pusat

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT (SLUDGE) PABRIK PULP DAN PAPER

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 3 No. 2, Juni 2015,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

PENGOLAHAN SAMPAH SAYUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAKAKURA SERTA PENGARUH EM4 DAN STATER DARI TEMPE PADA PROSES PEMATANGAN KOMPOS.

EFEKTIVITAS PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH DAUN DENGAN TIGA SUMBER AKTIVATOR BERBEDA

Transkripsi:

KEMAMPUAN KOTORAN SAPI DAN EM4 UNTUK MENDEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK DAN NILAI EKONOMIS DALAM PENGOMPOSAN Budi Nining Widarti, Sinta Devie, Muhammad Busyairi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman email : budinining.tlingkungan@yahoo.co.id ABSTRAK Salah satu usaha yang dapat dilakukannya meminimalkan jumlah sampah non medis yang berupa limbah organic sampah dengan cara pengomposan. Tujuan penelitian ini untuk melakukan pengomposan limbah organic dari instalasi gizi dengan metode takakura dan melakukan perhitungan nilai ekonomi pada kompos yang dihasilkan. Tata cara yang digunakan untuk pengomposan menggunakan komposter A berisi bahan kompos berupa sampah sayur dan kotoran sapi, komposter B berisi bahan kompos berupa sampah sayur, kotoran sapi dan EM4. Setelah 21 hari diperoleh hasil komposter A rasio C/N kompos sebesar 12,17 dan komposter B rasio rasio C/N kompos sebesar 13,61. Suhu ke dua komposter dari awal sampai akhir proses mempunyai nilai sama yaitu dimulai dari suhu 28 o C dan berakhir suhu 30 o C. Komposter A dengan nilai ph 9,8 dan komposter B pada nilai 8,7, sehingga kompos sudah matang sebelum hari ke 21. Pengomposan dengan menggunakan sampah sebanyak 70 Kg dengan harga Rp 60,000,- BEP-Unit yaitu penjualan 146 kemasan kompos dan BEP-Rupiah senilai Rp. 8,781,395,-. Kata Kunci : Pengomposan, Kompos, Sampah dan Kotoran Sapi ABSTRACT One of the businesses that can be done to minimize the amount of non-medical waste in the form of waste organic waste by composting. The aim of this study was to conduct composting of organic waste from the plant nutrition with Takakura method and perform calculations on the economic value of compost produced. The procedure used to use a composter composting A composting material containing vegetable waste and cow dung, compost composter B contains ingredients such as vegetable waste, cow dung and EM4. After 21 days the results obtained composter A C / N ratio of 12.17 and compost composter B ratio C / N ratio of compost at 13.61. Temperature to two composter from the beginning to the end of the process has the same value as the starting and ending temperatures 28 o C 30 o C. A composter with a ph value of 9.8 and a composter 8.7 B in value, so that the compost is mature before the 21st day composting by using waste as much as 70 kg at a price of Rp 60,000, - BEP-146 unit sales packaging that is compostable and BEP- Dollar value of Rp. 8,781,395, -. Keywords: Composting, waste, cow dung 73

1. PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan salah satu institusi yang menjadi sumber timbulnya sampah. Sampah yang dihasilkan berasal dari kegitan non medis maupun medis yang bersifat berbahaya dan beracun dalam jumlah besar. Hasil penelitian Nenny dan Soedjajadi tahun 2006 menunjukan produksi sampah dari rumah sakit umum rata-rata per hari mencapai 51,06 kg untuk sampah medis dan 192,07 kg untuk sampah padat non medis, instalasi gizi merupakan penghasil sampah organik tertinggi yaitu 11,36 % dibandingkan 22 unit penghasil sampah lainnya. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui di rumah sakit umum jumlah sampah non medis lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan sampah medis. Dalam proses pengolahan sampah medis rumah sakit menggunakan incinerator untuk mengurangi volume serta menghilangkan sifat berbahaya dan beracun, sedangkan untuk sampah non medis dikumpulkan oleh petugas pengumpul kemudian dikumpulkan di TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang dimiliki rumah sakit, kemudian diangkut ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir). Sampah sebagai sisa-sisa bahan yang ditinjau dari segi sosial ekonomi sudah tidak lagi memiliki nilai manfaat dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik.tetapi jika sampah dikelola dengan baik, sampah memiliki potensi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan sehingga mempunyai nilai tambah sebagai produk daur ulang maupun produk baru. Salah satu usaha yang dapat dilakukannya meminimalkan jumlah sampah non medis yang berupa limbah organic sampah dengan cara pengomposan. Pengomposan selain dapat mengurangi keberadaan sampah organic juga mempunyai nilai jual sehingga bermanfaat secara ekonomi. Tujuan penelitian ini untuk melakukan pengomposan limbah organic dari instalasi gizi dengan metode takakura dan melakukan perhitungan nilai ekonomi pada kompos yang dihasilkan. 2. TINJAUAN PUSTAKA Pengomposan sering didefinisikan sebagai suatu proses biologis yang memanfaatkan mikroorganisme untuk mengubah material organik seperti kotoran ternak, sampah, daun, kertas, dan sisa makanan menjadi kompos. Selain itu, pengomposan juga diartikan dengan proses penguraian senyawa yang terkandung dalam sisa bahan organik dengan suatu perlakuan khusus. Tujuannya adalah agar lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman. 74

Secara umum pengomposan pada dasarnya ada 4 tahap proses yaitu tahap mesofilik, termofilik, pendinginan (tahap kedua mesofilik) dan pematangan(edhi, 2012). Terdapat beberapa faktor yang dapat memepengaruhi laju pengomposan, antara lain ukuran bahan yang digunakan untuk pengomposan, ketersediaan okigen, kadar air, suhu, ratio karbon - nitrogen (C/N), derajat keasaman (ph) dan starter(habibi, 2008). 3. METODE PENELITIAN Tata cara yang digunakan untuk pembuatan kompos dengan menggunakan dua komposter. Komposter A berisi bahan kompos berupa sampah sayur dan kotoran sapi, komposter B berisi bahan kompos berupa sampah sayur, kotoran sapi dan EM4. Sejumlah bahan kompos yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam komposter setiap 7 hari dilakukan analisa tentang ph dan suhu, kadar air dan rasio C/N serta setelah berakhirnya proses pengomposan dilakukan perhitungan ekonomis dari pengomposan ini. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rasio C/N Kompos Pengomposan selama 21 hari menunjukkan bahwa bahan kompos disetiap komposter mengalami penurunan nilai rasio C/N. Penurunan nilai rasio C/N karena penurunan jumlah karbon yang merupaka sumber energi untuk mendekomposisi bahan kompos. Komposter A rasio C/N bahan awal pengomposan sebesar 30 dan rasio C/N kompos yang dihasilkan sebesar 12,17 dan komposter B rasio C/N awal pengomposan sebesar 30 dan rasio C/N kompos yang dihasilkan sebesar 13,61. Nilai rasio C/N komposter A yang lebih besar dari pada komposter B menunjukkan bahwa penggunaan EM4 tidak menunjukkan pengaruh terhadap penurunan rasio C/N pengomposan. 4.2 Suhu Pengomposan Selama pengomposan terjadi kenaikan suhu yang disebabkan adanya aktivitas dekomposisi oleh mikroba, pada komposter A dan B terlihat dalam Gambar 1. 75

Suhu (oc) 30.5 30 29.5 29 28.5 28 27.5 Komposter A Komposter B 0 7 14 21 28 Hari Gambar 1. Suhu selama pengomposan. Gambar 1, Menunjukkan bahwa suhu komposter A dan B dari awal sampai akhir proses mempunyai nilai sama yaitu dimulai dari suhu 28 o C dan berakhir suhu 30 o C pada hari ke -21. Kedua komposter menggunakan kotoran sapi, dimana dalam kotoran sapi mengandung mikroba pendegradasi. Panas yang dihasilkan dari komposter merupakan hasil dari degradasi atau dekomposisi bahan oleh mikroba. Pada komposter A tidak menunjukan perbedan dengan komposter B yang penggunaan EM4 hal ini kemungkinan karena komposter yang digunakan berupa keranjang takakura yang memanfaatkan lubang-lubang kecil yang terdapat di sekeliling keranjang bertujuan untuk mengontakkan kompos dengan oksigen. 4.3 ph Pengaruh ph pada pengomposan yaitu pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri, dalam suasana asam umumnya mempunyai pengaruh buruk pada pertumbuhan bakteri. Bakteri lebih baik hidup dalam suasana netral (ph 7) atau dalam suasana sedikit basa (ph 7.2-7.4). Bahan yang digunakan untuk pengomposan mempunyai ph awal yang netral dan selama pengomposan ph seperti yang terlihat pada Gambar 2. 76

ph 12 10 8 6 4 2 0 Komposter A Komposter B 0 7 14 21 28 Hari Gambar 2. ph selama pengomposan Pengomposan ph dalam kondisi netral atau nilai 7 kecuali pada akhir proses atau hari ke -21 pengomposan pada komposter A dengan nilai ph 9,8 dan komposter B pada nilai 8,7, melihat nilai ph tersebut kompos dari kedua komposter sudah matang sebelum hari ke -21. 4.4 Nilai Ekonomis Perhitungan di atas menghasilkan pada proses pengomposan dengan menggunakan sampah sebanyak 70 Kg menggunakan biaya produksi sebesar Rp. 1,888,000,- dan memilki harga modal per kemasan senilai Rp. 53,943,-. Bila dijual dengan harga Rp 60,000,- maka dengan nilai sebesar itu sesuai dengan perhitungan akutansi biaya Sunarto,2004 dapat diketahui nilai titik pulang pokok BEP-Unit yaitu penjualan 146 kemasan kompos dan BEP-Rupiah senilai Rp. 8,781,395,-. 5. KESIMPULAN Setelah proses pengomposan berakhir dengan waktu 21 hari diperoleh hasil bahwa 1. Komposter A rasio C/N bahan awal pengomposan sebesar 30 dan rasio C/N kompos yang dihasilkan sebesar 12,17 dan komposter B rasio C/N awal pengomposan sebesar 30 dan rasio C/N kompos yang dihasilkan sebesar 13,61. 77

Komposter A dan B dari awal sampai akhir proses mempunyai nilai sama yaitu dimulai dari suhu 28 o C dan berakhir suhu 30 o C. Pengomposan ph dalam kondisi netral atau nilai 7 kecuali pada akhir proses atau hari ke -21 pengomposan pada komposter A dengan nilai ph 9,8 dan komposter B pada nilai 8,7, melihat nilai ph tersebut kompos dari kedua komposter sudah matang sebelum hari ke -21. 2. Pengomposan dengan menggunakan sampah sebanyak 70 Kg dengan harga Rp 60,000,- BEP-Unit yaitu penjualan 146 kemasan kompos dan BEP-Rupiah senilai Rp. 8,781,395,-. DAFTAR PUSTAKA Edhi, S., 2012. Kenampakan jamur dan organism lain Pada Proses Composting Limbah Tandan Kosong Sawit dengan Penambahan Lindi, Aplika, Vo. 12, N0. 3 September Habibi, Lafran. 2008. Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Rumah Tangga. Titian Ilmu. Bandung. Sunarto, 2004. Akuntansi Biaya, edisi revisi, cetakan kedua, Penerbit :AMUS, Yogyakarta Triana, Nenny dan Soedjajadi. 2006. Evaluasi Pengelolaan Sampah Padat di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya:Jurnal Kesling Vol.2 No.1. 78