IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu UNA 2017 1238 Pengaruh Harga dan Inovasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Gula Merah Nira Sawit Di Kisaran Zulfa Khairina Batubara, SE, M.Si* 1, Muhammad Ansori, SE, MM 2 1 Jurusan Manajemen, 2 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Kisaran SUMUT Universitas Asahan, Jl. Jend. A. Yani e-mail: * 1 zulfa_khairinabb@yahoo.com, 2 anshorimuhammad547@gmail.com Abstrak : Gula merah sampai saat ini masih merupakan sumber pendapatan petani dibeberapa daerah di Indonesia. Kenyataannya bahwa gula merah sejak dulu memang sudah dikenal dan dirasa manfaatnya oleh masyarakat di Indonesia. Mengembangkan usaha gula merah dengan melakukan inovasi produk khususnya pada bahan baku menjadikan produksi ini berpeluang untuk berkembang. Hal ini mengingat sulitnya bahan baku utama untuk didapatkan. Namun bagaimana inovasi ini tetap menjaga kualitas rasa yang merupakan kualitas utama produk sehingga masyarakat tetap ingin memilih gula merah ini. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauhmana peluang usaha ini dengan pengamatan khusus dengan melihat apakah harga dan inovasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian gula merah berbahan nira sawit di Kisaran. Kata kunci : harga, inovasi produk, dan keputusan pembelian Received June 1 st,2012; Revised June 25 th, 2012; Accepted July 10 th, 2012
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu UNA 2017 1239 PENDAHULUAN G ula merah cetak memiliki banyak kegunaan selain sebagai pemanis makanan juga digunakan sebagai penyedap masakan, campuran dalam pembuatan cuka untuk empekempek, kecap dan lain-lain. Gula merah cetak memiliki sifat sensori yang berbeda tergantung pada bahan baku pembuatannya. Untuk gula merah cetak dari nira aren memiliki aroma khas aren, warna coklat muda, rasa lebih manis dan bersih. Gula merah cetak dari nira kelapa memiliki warna coklat yang lebih gelap, aroma khas kelapa, manis dan sedikit kotor sehingga perlu disaring bila akan digunakan dalam bentuk cair (Kristianingrum, 2009). Kelangkaan tanaman aren berakibat pada produsen gula merah memilih bahan baku selain nira aren yaitu nira kelapa. Sebagaimana nira aren, kemungkinan kelangkaan nira kelapa pantas untuk menjadi perhatian para produsen gula merah. Mencari bahan alternatif lain yang memungkinkan memproduksi gula merah tentu menjadi hal yang penting agar usaha pembuatan gula merah tetap berlangsung. Belum lama ini ditemukan bahwa tanaman kelapa sawit juga bisa dimanfaatkan tidak hanya sebagai penghasil minyak dan mentega, ternyata kelapa sawit juga menghasilkan nira kelapa sawit yang juga bisa diolah menjadi gula merah. Akan tetapi yang ditemukan ini bukan dari tanaman hidup, melainkan dari tanaman yang sudah ditumbangkan untuk replanting. Kabupaten Asahan merupakan kabupaten yang memiliki potensi besar penghasil gula merah. Hal ini dikarenakan besarnya potensi nira yang bisa dihasilkan jika dilihat dari besarnya jumlah perkebunan kelapa dan kelapa sawit yang dikelola oleh rakyat. Peluang ini merupakan dasar banyak tidaknya produksi gula merah di Kabupaten Asahan dan tentunya hal ini pulalah yang berpengaruh pada ada tidaknya gula merah dipasaran. Karena proses produksi dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah; 1. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian gula merah berbahan nira sawit di Kisaran. 2. Apakah inovasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian gula merah berbahan nira sawit di Kisaran. 3. Apakah harga dan inovasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian gula merah berbahan nira sawit di Kisaran.
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu UNA 2017 1240 METODE PENELITIAN Jenis dan Sifat Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka). Penelitian ini dilakukan secara bertahap berdasarkan wilayah pusat pasar yang ada di kota kisaran. Tempat penelitian dilakukan di tiga tempat antara lain: pasar kartini, pasar bakti dan pasar madya kisaran kota. Ketiga tempat tersebut merupakan pusat pasar yang ada di Kota Kisaran Kabupaten Asahan. Data penelitian ini diperoleh dari kuisioner yang diberikan pada pedagang gula merah yang ada di tiga tempat yaitu pasar kartini, pasar bakti dan pasar madya kisaran kota dengan jumlah pedagang secara rinci dapat terlihat pada tabel berikut: Tabel 1. Data Pedagang Gula Merah di Kisaran NO NAMA PASAR JUMLAH PEDAGANG 1 Pasar Kota Kisaran 15 2 Pasar Bakti 7 3 Pasar Kartini 8 TOTAL PASAR DI KISARAN 30 Kerangka Konseptual Penelitian Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu perumusan untuk memperjelas pola pikir dalam melakukan penelitian ini. Gambar 1 menunjukkan bahwa variabel harga dan variabel inovasi produk mempengaruhi keputusan Pembelian Harga (X1) Keputusan Pembelian (Y) Inovasi Produk (X2) Gambar1. Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu UNA 2017 1241 1. Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian gula merah berbahan nira sawit di Kisaran. 2. Inovasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian gula merah berbahan nira sawit di Kisaran. 3. Harga dan inovasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian gula merah berbahan nira sawit di Kisaran. Metode Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda (multiple regression analysis) digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel terikat terhadap variabel bebas. Model persamaannya adalah sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + ε Dimana: Y = Keputusan Pembelian α = intercept/konstanta X 1 = Harga X 2 = Inovasi Produk ε = variabel yang tidak diteliti β 1, β 2 = Koefisien regresi variabel terikat diuji dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu UNA 2017 1242 Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas Untuk uji normalitas data penelitian ini dapat dilihat dengan menggunakan normal histogram dan p-plot. Gambar 2. Grafik Uji Normalitas pada gambar-2 di atas dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal, dimana pada histogram gambar menunjukkan tidak condong kiri atau kanan dan pada p_plot data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal Uji Multikolinieritas Berikut hasil pengujian multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel-1 berikut : Tabel 2. Uji Multikolinieritas Pada output bagian ini, terlihat bahwa dari kelima variabel independen pada Tabel.1. di atas memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Sehingga dapat disimpulkan model regresi ini tidak ada masalah multikolinieritas. Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 (Constant) Harga 0,560 1,787 Inovasi Produk 0,477 2,097 Sumber : Hasil penelitian tahun 2016 (data diolah) Uji Heteroskedastisitas
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu UNA 2017 1243 Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Gambar.3.GrafikUji Heteroskedastisitas Dari Gambar 3. di atas menunjukkan gambar yang tidak memiliki pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda Dari hasil pengolahan data di dapat koefisien persamaan regresi linier berganda dapat terlihat pada tabel 2. sebagai berikut: Tabel 3. Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda Unstandardized Standardized Model Coefficients Coefficients t- hitung Sig Std. B Error Beta 1 (Constant) 1,004 0,274 Harga 0,420 0,066 0,333 6,333 0,000 Inovasi Produk 0,506 0,030 0,653 16,830 0,000 a. Dependent Variable: Keppemb Sumber : Hasil penelitian tahun 2016(data diolah) Dari Tabel 3. maka dapat dirumuskan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 1,004 + 0,420 X 2 + 0,506 X 5 Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini:
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu UNA 2017 1244 Tabel 3. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) R Adjusted Model R Square R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 0,949 a 0,900 0,893 0,09194 1,855 Sumber : Hasil penelitian tahun 2016 (data diolah) Besarnya koefisien determinasi (R 2 ) diketahui sebesar 0,900 hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel bebas (harga, motivasi, persepsi, pembelajaran, dan sikap) untuk menjelaskan variabel terikatnya (keputusan memilih) adalah sebesar 90%. Sedangkan sisanya 10% dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lainnya yang tidak diteliti. Hasil Uji Secara Simultan (Uji F) Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan signifikansi nilai F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5%. Jika nilai signifikansi uji F lebih kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. di bawah ini: Tabel 4. Hasil Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F F tabel Sig. 1 Regression 5,763 3 1,153 136,356 3,32 0,000 a Residual 0,642 27 0,008 Total 6.405 30 Sumber : Hasil penelitian tahun 2016 (data diolah) Pada hasil uji regresi dalam penelitian ini, diketahui nilai F hitung sebesar 136,356 > F tabel (3,32) dan nilai signifikansi 0,000<nilai signifikansi F yang disyaratkan (5%). Dengan demikian H 0 ditolak sebaliknya H 1 diterima. Maka dapat dinyatakan bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh sekali ( highly significant) terhadap keputusan pembelian (Y).
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu UNA 2017 1245 Hasil Uji Secara Parsial (Uji t) Pada penelitian ini uji t digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak dengan mengetahui apakah variabel bebas secara individual mempengaruhi variabel terikat. Adapun metode dalam penentuan t tabel menggunakan ketentuan tingkat signifikansi 5%, dengan df=n-k-1 (pada penelitian ini df=30-2-1=27), sehingga didapat nilai t tabel sebesar 1,31 disajikan dalam Tabel 5. sebagai berikut: Tabel 5. Nilai t hitung Variabel t hitung T tabel Signifikansi Harga 6,333 1,31 0,000 Inovasi Produk 16,830 1,31 0,000 Sumber : Hasil penelitian tahun 2016 (data diolah) Dari Tabel 5. di atas, karena t hitung dalam penelitian ini lebih besar dari t tabel, maka H 0 ditolak, dengan kata lain harga dan Inovasi Produk secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Selain itu pengujian hipotesis secara parsial juga dapat dianalisis dari nilai signifikansi dimana nilai signifikansi berada di bawah 0,05, dari hasil pengujian terlihat bahwa sig. 0.000 maka dapat dikatakan bahwa secara parsial masing-masing variabel bebas berpengaruh signifikan pada tingkat alpha 5%. Terlihat pula pada inovasi produk bahwa nilai t hitung = 16,830 > t tabel = 1,31. Ini menunjukkan bahwa variabel inovasi produk lebih dominan dan sangat mempengaruhi keputusan Pembelian. KESIMPULAN
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu UNA 2017 1246 1. Harga dan Inovasi Produk secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Terlihat pula pada inovasi produk bahwa nilai t hitung = 16,830 > t tabel = 1,31. Ini menunjukkan bahwa variabel inovasi produk lebih dominan dan sangat mempengaruhi keputusan Pembelian 2. Pada hasil uji simultan dalam penelitian ini, diketahui nilai F hitung sebesar 136,356 > F tabel (3,32) dan nilai signifikansi 0,000<nilai signifikansi F yang disyaratkan (5%). Dengan demikian H 0 ditolak sebaliknya H 1 diterima. Maka dapat dinyatakan bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh sekali (highly significant) terhadap keputusan pembelian (Y). SARAN Pelaku produksi gula merah berbahan nira sawit di harapkan bisa lebih memperhatikan kualitas rasa pada produk dengan memperhatikan peningkatan kualitas produknya. Inovasi produk hendaknya bukan hanya dari bahan baku saja melainkan bisa dilakukan pada inovasi produksi olahan dan inovasi pemasarannya. DAFTAR PUSTAKA [1] Alma, Buchari, 2011, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Penerbit Alfabeta, Bandung. [2] Gregorius, Chandra, 2002, Strategi dan Program Pemasaran. Penerbit Andi, Yogyakarta. [3] Gustiana, Pinta. Masda, 2013, Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap Pembelian Galamai di Kota Payakumbuh, e-journal.unp.ac.id, di download pada 10 Oktober 2016. [4] Kotler, Philip, 2001, Manajemen Pemasaran di Indonesia Alih Bahasa AB Susanto, Buku Dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. [5] -----------------, dan Gary Armstrong, 2008, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1 Edisi Keduabelas, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu UNA 2017 1247 [6] -----------------, dan Kevin Lane Keller, 2007, Manajemen Pemasaran, Alih Bahasa: Benyamin Molan, Jilid 1 Edisi Keduabelas, Indeks, Jakarta. [7] Lamb, Charles W., Joseph F. Hair, Carl McDaniel, 2001, Pemasaran, Edisi ke 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. [8] Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Praktek, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. [9] Pulungan, Sutan, 2015, Potensi dan Tantangan Agroindustri Gula Aren di Kabupaten Tapanuli Selatan Propinsi Sumatera Utara, Opini Grahatami Vol. 01 (3): 58 65 September 2015, ISSN : 2442-9783 [10] Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung. [11] Sugiyono, dan Wibowo Eri, 2006, Statistik Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung. [12] Umar, Husein, 2000, Riset Strategi Perusahaan, Erlangga, Jakarta. [13] -----------------, 2002, Metode Riset Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.