BAB I PENDAHULUAN. dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah tanaman

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang unik adalah hibrida Phalaenopsis Sogo Vivien yang merupakan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor

BAB I PENDAHULUAN. dan usaha komersil pada mulanya hanya dikenal di negara-negara maju, namun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang


BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai nilai estetika

BAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kembang sungsang (Gloriosa superba L.) merupakan tanaman asli daratan

BAB I PENDAHULUAN. flora yang dapat ditemukan adalah anggrek. Berdasarkan eksplorasi dan

PENINGKATAN RAGAM GENETIK ANGGREK Dendrobium spp MELAUI HIBRIDISASI UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN ANGGREK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa negara seperti Thailand, Australia, Singapura, Malaysia dan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gunung Merapi. Bunga Anggrek dengan warna bunga putih dan totol-totol merah

KULTUR JARINGAN TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Kembang sungsang (Gloriosa. superba L.) merupakan salah satu jenis

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB VII PEMBAHASAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Oleh sebab itu permintaan pasar kepada petani terhadap produksi bawang merah

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengekspor anggrek seperti Thailand dan Singapura batang, tahun 2012 sebanyak batang, tahun 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju (Sugeng, 1985)

PENGARUH PENGGUNAAN KOLKISIN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN SEDAP MALAM (Polianthes tuberose L.) DI DATARAN MEDIUM

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIP JAGUNG PAKAN/YELLOW CORN (Zea mays L.) MUTAN KOLKISIN GENERASI M2

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara-negara berkembang dan yang sedang berkembang baik di

Materi 06 Pemuliaan Tanaman untuk Masa Depan Pertanian. Benyamin Lakitan

Formulir 1 Data dan Informasi Hasil Kegiatan Penelitian [tahun ] Puslit Bioteknologi LIPI

I. PENDAHULUAN. penggemarnya. Selain itu bunga anggrek memiliki variasi bentuk, warna dan ukuran

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar jenis anggrek spesies tersebar di hutan-hutan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak

disukai masyarakat luas karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam kondisi aseptik secara in vitro (Yusnita, 2010). Pengembangan anggrek

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau

I. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias yang termasuk ke dalam famili Orchidaceae,

I. PENDAHULUAN. karena penampilan bunga anggrek yang sangat menarik baik dari segi warna maupun. oleh masyarakat dan relatif mudah dibudidayakan.

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

PENGARUH MEDIUM PUPUK ORGANIK CAIR (POC) TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI DAN JUMLAH TUNAS PROTOKORM ANGGREK Vanda limbata Blume x Vanda tricolor Lindl.

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti Asia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Di Indonesia

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

MODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI KHUSUS PEMULIAAN TANAMAN POLIPLOIDI PADA SEMANGKA

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium

PENGARUH BEBERAPA MEDIA KULTUR JARINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK PHALAENOPSIS BELLINA

BAB I PENDAHULUAN. kg, Papua sebanyak 7000 kg dan Yogyakarta sebanyak 2000 kg. Faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias, termasuk famili Orchidaceae dan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keragaman Somaklonal. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 TIPE KULTUR JARINGAN TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

Penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi, tahan hama dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011

Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

PEMULIAAN TANAMAN. Kuswanto, 2012

III. METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2008 TENTANG METODE SELEKSI DALAM PEMBUATAN VARIETAS TURUNAN ESENSIAL

MANFAAT MATA KULIAH. 2.Merancang program perbaikan sifat tanaman. 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN

I. PENDAHULUAN. Ekosistemnya dalam pasal 20 ayat 1 dan 2 serta Peraturan Pemerintah No. 77

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

TUGAS KULIAH PAPER TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH Teknologi Pembibitan Anggrek melalui Kultur Jaringan

Teknik Kultur In Vitro Tanaman. Bab I : Pendahuluan 9/16/2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang : Pembenihan Tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman anggrek termasuk familia Orchidaceae terdiri atas

Persilangan dan Aklimatisasi pada Bibit Anggrek

I. PENDAHULUAN. Tingginya tingkat konsumsi beras di Indonesia harus diimbangi oleh produksi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tinggi karena memiliki warna dan tampilan yang memikat dengan ukuran

INDUKSI POLIPLOID DENGAN KOLKISIN PADA TANAMAN ANGGREK Dendrobium lasianthera (J.J. Smith) SECARA IN VITRO YOGO ARDI NUGROHO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENIHAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Fosfor Terhadap Pertumbuhan Pseudbulb. tanaman anggrek Dendrobium antennatum selama 10 minggu setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Di beberapa negara tropis produsen anggrek seperti Thailand, Singapura dan Taiwan,

CURRICULUM VITAE. Ir. Sri Hartati, MP

PENGARUH KONSENTRASI NAA DAN KINETIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS PISANG (Musa paradisiaca L. cv. Raja Bulu ) SECARA IN VITRO

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan

TINJAUAN PUSTAKA Phalaenopsis

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

INDUKSI MUTASI KROMOSOM DENGAN KOLKISIN PADA TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni) KLON ZWEETENERS SECARA IN VITRO

FORMULIR DESKRIPSI VARIETAS BARU

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan keragaman jenis dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah tanaman anggrek. Dari 20.000 spesies anggrek di dunia, Indonesia memiliki sekitar 5000 spesies anggrek alam (Irawati, 2002; Schuiteman, 2010). Anggrek Indonesia sangat menarik, memiliki keunikan bentuk dan warna bunga yang berbeda dengan anggrek manapun di dunia. Keragaman warna dan bentuk bunga anggrek merupakan faktor penting pada tanaman anggrek, semakin unik dan langka semakin tinggi nilai ekonominya (Handoyo dan Prasetya, 2006). Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang sangat potensial sebagai penghasil devisa negara dan sumber penghasilan masyarakat yang membudidayakannya. Budidaya anggrek terus mengalami perkembangan di Indonesia, produksi anggrek Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, pada tahun 2009 produksi anggrek Indonesia sebanyak 16.205.949 batang, tahun 2010 sebanyak 14.050.445 batang, tahun 2011 sebanyak 15.490.256 batang dan tahun 2012 sebanyak 20.714.137 batang (Badan Pusat Statistik, 2013). Indonesia juga telah melakukan ekspor anggrek tetapi daya saing anggrek Indonesia di pasar luar negeri masih sangat rendah karena mutu anggrek yang diproduksi juga masih rendah. Kondisi ini menyebabkan terjadinya fluktuasi nilai ekspor-impor anggrek Indonesia. Nilai ekspor anggrek secara keseluruhan selama lima tahun dari tahun 1

2 2008-2012 mengalami pasang surut. Tahun 2008 sebesar $ 740.751 meningkat sebesar $ 1.040.544 tahun 2009. Tahun 2010 ekspor anggrek mengalami penurunan sebesar $ 899.397, dan pada tahun 2011 penurunannya sebesar $ 783.784 dan tahun 2012 penurunannya sebesar $ 668.956 tahun 2012. Nilai total impor anggrek yang juga mengalami fluktuasi yaitu pada tahun 2008 nilai impor anggrek sebesar $ 78.265 meningkat menjadi $ 434.071 tahun 2009 dan tahun 2010 nilai impor anggrek turun hingga hanya mencapai $ 40.154. Tahun 2011 nilai impor anggrek meningkat sebesar $ 48.899 dan tahun 2012 kembali meningkat sebesar $ 49.272. Walaupun terjadi fluktuasi, dari data ekpor impor dapat diketahui bahwa terjadi surplus bagi Indonesia (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2012). Jenis-jenis anggrek yang sudah mendapat pasaran di dunia internasional antara lain Dendrobium, Arachis, Cymbidium, Phalaeonopsis, Vanda, dan Oncidium (Nurmalinda dkk., 1999). Vanda limbata Blume dan Vanda tricolor Lindl. var. suavis merupakan anggrek lokal Indonesia yang memiliki karakterkarakter unggul sebagai induk persilangan, sehingga diharapkan melalui persilangan kedua jenis anggrek lokal Indonesia tersebut akan dihasilkan anggrek hibrida yang memiliki sifat beranekaragam karena berasal dari spesies yang berbeda. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu anggrek atau untuk mendapatkan hibrida-hibrida baru yang menarik adalah dengan menyilangkan antara dua tetua anggrek yang mempunyai karakter-karakter tertentu. Oleh karena itu pemuliaan anggrek diupayakan untuk memperluas keragaman genetik pada

3 bentuk dan warna yang unik sehingga disenangi konsumen, frekuensi berbunga tinggi, tahan terhadap patogen penyebab penyakit serta cekaman lingkungan (Soedjono, 1997). Usaha peningkatan anggrek secara kualitas dapat dilakukan dengan usaha perbaikan genetik melalui persilangan, sedangkan untuk peningkatan kuantitas dapat dilakukan dengan perbanyakan melalui kultur in vitro, jumlah anakan yang didapat lebih banyak dalam waktu yang relatif lebih singkat. Pengembangan tanaman anggrek di Indonesia banyak diusahakan melalui kegiatan persilangan. Padahal di negara-negara lain pengembangan jenis tanaman anggrek unggul tidak hanya melalui persilangan tetapi sudah menggunakan metode mutasi dan transgenik. Mutasi genetik makin banyak digunakan untuk memproduksi varietas baru dengan karakter fisik dan fenotip tertentu, seperti perubahan bentuk pertumbuhan, warna bunga, peningkatan ukuran dan daya adaptasi. Salah satu teknik mutasi yang dapat diterapkan pada tanaman adalah mutasi kimia menggunakan senyawa kolkisin. Perlakuan mutasi dengan kolkisin akan menyebabkan duplikasi kromosom (poliploidisasi) yang diikuti oleh peningkatan ukuran sel dan jaringan tanaman. Poliploid anggrek umumnya menunjukkan karakteristik yang lebih dibandingkan dengan tipe diploidnya. Beberapa karakter yang terkait dengan poliploidi adalah peningkatan vigor serta ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, ukuran bunga yang lebih besar dan warna bunga yang lebih jelas, serta ketahanan bunga yang lebih lama dibandingkan dengan jenis diploid (Zainuddin, 2006; Silalahi, 2011). Selain dapat menginduksi poliplodisasi,

4 kolkisin juga dapat meningkatkan kecepatan pertumbuhan tunas protokorm (multiple shoot) pada anggrek Phalaeonopsis amabilis (Prihastuti, 2010). Berbagai metode telah dilakukan untuk memberikan pengaruh kolkisin terhadap pertumbuhan tanaman. Perlakuan kolkisin yang sering dilakukan adalah teknik perendaman (Chaicaroen and Saejew, 1980; de Mello e Silva et al., 2000; Sulistianingsih dkk., 2004), mencampurkan langsung kolkisin pada media kultur in vitro (Griesbach, 1981; Atichart and Bunnag, 2007; Sarathum et al., 2010), larutan kolkisin disemprotkan atau diteteskan pada bagian titik tumbuh vegetatif (Wahyudi, 2007), mencampurkan kolkisin pada media kultur kemudian digoyang pada shaker dengan kecepatan 120 rpm dan suhu 25 0C (Samala and Te-chato, 2012). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik perendaman eksplan berupa protokorm dalam larutan kolkisin yang telah dilarutkan pada media kultur. Variasi konsentrasi dan lama perendaman dilakukan untuk mengetahui konsentrasi dan lama perendaman optimum yang dapat menghasilkan persentase yang paling tinggi dari sel-sel yang mengalami perubahan menjadi poliploid dan menghasilkan multiple shoot. B. Permasalahan 1. Bagaimanakah respon tanaman anggrek Vanda hibrida (Vanda limbata Blume X Vanda tricolor Lindl. var. suavis) pada fase pertumbuhan in vitro akibat perlakuan kolkisin? 2. Berapakah konsentrasi kolkisin dan lama perendaman yang paling efektif dalam menginduksi poliploidisasi anggrek Vanda hibrida (Vanda limbata Blume x Vanda tricolor Lindl. var. suavis)?

5 3. Pada fase pertumbuhan manakah anggrek Vanda hibrida (Vanda limbata Blume X Vanda tricolor Lindl. var. suavis) yang menghasilkan multiple shoot akibat perlakuan kolkisin? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengevaluasi respon tanaman anggrek Vanda hibrida (Vanda limbata Blume X Vanda tricolor Lindl. var. suavis) pada fase pertumbuhan in vitro akibat perlakuan kolkisin. 2. Menetapkan konsentrasi kolkisin dan lama perendaman yang efektif dalam menginduksi poliploidisasi anggrek Vanda hibrida (Vanda limbata Blume x Vanda tricolor Lindl. var. suavis). 3. Menentukan fase pertumbuhan anggrek Vanda hibrida (Vanda limbata Blume x Vanda tricolor Lindl. var. suavis) yang menghasilkan multiple shoot akibat perlakuan kolkisin. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi tentang metode poliplodisasi tanaman anggrek Vanda hibrida (Vanda limbata Blume X Vanda tricolor Lindl. var. suavis) yang dapat diaplikasikan dalam pemuliaan tanaman anggrek untuk mendapatkan tanaman dengan kualitas unggul, sehingga mampu meningkatkan nilai ekonominya. 2. Memberikan informasi mengenai manfaat kolkisin yang dapat menginduksi multiple shoot selain menginduksi poliploidisasi.

6 3. Diperoleh tanaman anggrek Vanda hibrida (Vanda limbata Blume X Vanda tricolor Lindl. var. suavis) unggul yang dapat mengatasi kendala dalam usaha budidaya anggrek. E. Ruang Lingkup Penelitian Buah persilangan Vanda limbata Blume x Vanda tricolor Lindl. var. suavis diperoleh dari koleksi Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM). Seluruh pekerjaan dalam tahap penelitian ini dilakukan secara in vitro dalam kondisi aseptis di Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Biologi, UGM. Bahan kimia yang digunakan untuk menginduksi poliploidisasi adalah kolkisin (MERCK) yang dilarutkan dalam medium VW (Vacin and Went) cair dalam enam variasi konsentrasi (0; 0,01; 0,05; 0,1; 0,5; dan 1 %) dan lima variasi lama perendaman (6 jam; 12 jam; 18 jam; 24 jam; 96 jam (4 hari)). Penelitian ini bertujuan menentukan konsentrasi kolkisin dan lama perendaman optimum yang dapat menghasilkan persentase yang paling tinggi dari sel-sel yang mengalami perubahan menjadi poliploid, serta fase pertumbuhan anggrek Vanda hibrida yang paling responsif dalam menghasilkan multiple shoot akibat perlakuan kolkisin yang dibuktikan dengan pengamatan karakter morfologis, anatomis dan sitologis. Pembuatan preparat anatomis dan kromosom dilakukan di Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Biologi, UGM.