PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

PENGARUH KOMUNIKASI IBU TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SDN 53 KUBU RAYA TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Siswi SDN Tegal Gede 01 Dalam Rangka Menghadapi Menarche

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

PERILAKU REMAJA DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

ELSA PERNANDA UTARI NIM I

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN ANAK DALAM MENGHADAPI MENARCHE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila *

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

Eka Sofiyatul Luthfiyah Zebua ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.masa keserasian bersekolah ini

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI MENARCHE TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN SISWI SMP KELAS VII MENJELANG MENARCHE DI SMP NEGERI 1 SEMARAPURA.

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari

: Knowledge, Sources of information by peers, Attitude, Readiness, Menarche

173 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB I PENDAHULUAN. tumpuan harapan yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI IBU-ANAK DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Dengan Kesiapan Untuk Menghadapi Menarche Di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS VI DI SDN 14 SUNGAI RAYA TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENARCHE

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

Transkripsi:

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO 064023 MEDAN TAHUN 2017 Dina Indarsita, Yenni Purba Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan ` Abstrak Menarche (haid pertama) merupakan menstruasi yang terjadi pertama kali pada seorang remaja, dimana hal ini umumnya terjadi pada usia antara 10-16 tahun. Menarche juga salah satu tanda bahwa masa subur seorang remaja telah dimulai. Kesiapan menghadapi menarche adalah keadaan yang menunjukkan bahwa seseorang siap untuk mencapai salah satu kematangan fisik yaitu datangnya menstruasi pertama (menarche), hal ini ditandai dengan adanya pemahaman pengetahuan yang mendalam tentang proses menstruasi sehingga siap menerima dan mengalami menarche sebagai proses yang normal. Ketidaktahuan remaja tentang menstruasi dapat mengakibatkan anak sulit untuk menerima menarche. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan kesiapan remaja putri tentang menarche di SD Negeri No. 064023 Medan Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang. Hasil : Penelitian ini menunjukkan pengetahuan dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche tergantung seberapa banyak sumber informasi yang didapatkan. Karena semakin banyak informasi semakin banyak pengetahuan remaja tentang menarche. Remaja yang memiliki pengetahuan yang cukup kesiapannya menghadapi menarche positif. Simpulan : Pengetahuan remaja putri tentang menarche (menstruasi pertama) dikategorikan cukup sebesar 47,6%. Sedangkan kesiapan remaja putri menghadapi menarche ( menstruasi pertama ) diketegorikan positif sebesar 56,1%. Kata kunci : Pengetahuan, Kesiapan Menghadapi Menarche, Remaja Putri PENDAHULUAN Latar Belakang Populasi remaja di kota Medan berdasarkan data badan pusat statistik (BPS) kota medan. Tahun 2012 berjumlah 643.891 jiwa, tahun 2013 berjumlah 636.464 jiwa, tahun 2014 berjumlah 651.479 jiwa, tahun 2015 berjumlah 649.863 jiwa. Hal ini berarti populasi remaja di kota Medan mengalami peningkatan yang cukup pesat tahun 2013 ke tahun 2014, dan mengalami penurunan di tahun 2015 namun tidak dalam jumlah besar. Populasi remaja di kota Medan yang berusia 10-14 tahun berjumlah 89.405 jiwa. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi. Menstruasi adalah perdarahan periodik dan siklik dari uterus disertai pengelupasan (deskuamasi) endometrium. Menarche merupakan suatu tanda awal adanya perubahan lain seperti pertumbuhan lain seperti pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut daerah pubis dan aksila, serta distribusi lemak pada daerah pinggul. Di Amerika serikat, sekitar 95% remaja mempunyai tanda-tanda pubertas dengan menarche pada umur 12 tahun dan umur rata-rata 12,5 tahun yang diiringi dengan pertumbuhan fisik saat menrache. Di Maharashtra, India rata-rata usia menarche pada perempuan adalah 12,5 tahun. 24,92% menarche dini,(10-11 tahun), 64,77% menarche ideal (12-13 tahun) dan 10,30% menarche terlambat (14-15 tahun) (Rokade et al. 2009). Di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara,seorang remaja mendapat menarche rata-rata pada usia 12 tahun dan ada juga yang baru berusia 8 tahun sudah memulai siklus haid namun jumlah ini sedikit sekali. Usia paling lama mendapat menarche adalah 16 tahun. Usia mendapat menarche tidak pasti atau bervariasi, akan tetapi terdapat kecenderungan bahwa dari tahun ke tahun wanita remaja mendapat haid pertama pada usia yang lebih muda (Lestari, 2011). Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2010, bahwa 5,2% anak-anak di 17 provinsi di indonesia mengalami menarche di bawah usia 12 tahun. Sehingga Indonesia menempati urutan ke 15 dari 67 negara dengan penurunan usia menarche mencapai 0,145 tahun per dekade. Penelitiaan yang dilakukan di SMP N 30 Semarang pada tahun 2012 menunjukkan angka prevalensi menarche dini yaitu siswi yang mengalami menarche dibawah umur 12 tahun di sekolah tersebut sebesar 23,6%. Penelitian di Kota Medan pada tahun 2009 menunjukkan 183

bahwa usia rata-rata menarche pada remaja adalah 12,19 tahun (Rizvya Fildza, dkk, 2014). Selama ini sebagian masyarakat merasa tabu untuk membicarakan tentang masalah menstruasi dalam keluarga, sehingga remaja awal kurang memiliki pengetahuan dan sikap yang cukup baik. Kesiapan mental sangat diperlukan sebelum menarche karena perasaan cemas dan takut akan muncul, selain itu juga kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri yang diperlukan saat menstruasi. Hasil dari beberapa penelitian yang dilakukan Aboyeji et all (2005), menunjukkan bahwa kebanyakan remaja mempunyai harapan yang lebih negatif terhadap menstruasi pertama (menarche) dan merespon menstruasi pertama (menarche) secara negatif. Hal ini dideskripsikan oleh subjek dengan perasaan secara negatif seperti merasa takut, terkejut, sedih, kecewa, malu, khawatir dan bingung. Kasus lain yang memaparkan tentang dampak negatif dari ketidaktahuan remaja mengenai menstruasi pertama (menarche) dalam sebuah artikel, yaitu: S (11 tahun) ditemukan hampir pingsan di dalam kamar oleh orangtuanya dan segera dilarikan ke rumah sakit. Berhubung perawat terbatas dan sedang melayani pasien lainnya, maka segera dibawa masuk ke ruang tindakan dan ditangani oleh dokter. Menurut orangtuanya, mereka panik ketika melihat anaknya hampir pingsan dengan kondisi berdarah-darah. Mereka semakin panik karena anaknya tidak menjawab sewaktu ditanya apa yang terjadi. Keputusan yang pertama yang dipikirkan dalah membawa segera anaknya ke layanan kesehatan terdekat. Ternyata S mendapatkan menstruasi pertama kalinya. Solusi sederhana yang diberikan doktere adalah memberinya pembalut, resep vitamin dan konsultasi tentang kesehatan reproduksi terhadap remaja dan orang tuanya (Respati, 2011). Remaja yang akan mengalami menarche membutuhkan kesiapan mental yang baik. Kesiapan menghadapi menarche adalah keadaan yang menunjukkan bahwa seseorang siap untuk mencapai salah satu kematangan fisik yaitu datangnya menarche. Remaja yang belum siap menghadapi menarche akan timbul keinginan untuk menolak proses fisiologis tersebut, mereka akan merasa haid sebagai sesuatu yg kejam dan mengancam, keadaan ini dapat berlanjut ke arah yang lebih negatif(jayanti et all,2011). Tetapi berbeda bagi mereka yang telah siap dalam menghadapi menarche, mereka akan merasa senang dan bangga, dikarenakan mereka menganggap dirinya sudah dewasa secara biologis (Yanti yusuf, dkk, 2014). Menurut Budiati & Apriastuti, 2012 berpendapat bahwa remaja belum mendapatkan pengetahuan dan informasi yang benar tentang menstruasi sehingga memiliki informasi yang salah tentang menstruasi, bahkan cenderung mengkaitkan menstruasi dengan sesuatu yang negatif. Ketidaktahuan anak tentang menstruasi dapat mengakibatkan anak sulit menerima menarche. Hasil penelitian Leliana (2010), pengetahuan remaja putri SD Al-Azhar Medan terhadap kesiapan dalam menghadapi menarche menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 21 orang (95,5%) dengan sikap positif dalam menghadapi menarche, pengetahuan baik dengan sikap negatif sebanyak 1 orang (4,5%), pengetahuaqn tidak baik 12 orang (63,2%) dengan sikap dalam menghadapi menarche, sedangkan pengetahuan tidak baik dengan sikap negatif dalam menghadapi menarche sebanyak 7 orang (36,8%) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja putri terhadap kesiapan dalam menghadapi menarche. Hasil penelitian Indra yudha 2012, kesiapan remaja putri menghadapi menarche menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan siap yakni 22 responden (62,9%), sedangkan yang menyatakan tidak siap yakni 13 responden (37,1%). Hal ini dikarenakan pengetahuan responden yang sudah cukup baik serta informasi yang didapat cukup baik sehingga menimbul kesiapan yang positif pada diri mereka. Hasil penelitian Nur Fitri Jayanti, 2011, kesiapan remaja dalam menghadapi menarche di SD Negeri 1 Kretek Kecamatan Pangayungan Kabupaten Brebes, menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak siap dalam menghadapi menarche yaitu sebesar 48 anak (92,30%), sedangkan sebagian kecil adalah siap dalam menghadapi menarche sebesar 4 anak (7,69%). Kesiapan anak dalam menghadapi menarche secara emosional kesiapan anak dalam menghadapi menarche menunjukkan bahwa hampir s emua perasaan subjek mengalami cemas, bingung, takut dan deg-degan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri No. 064023 Medan dari 8 siswi yang diwawancarai terdapat 4 siswi belum mendapat haid pertama (menarche), belum memiliki pengetahuan tentang haid pertama, dimana dari keluarga belum penyampaian informasi tentang haid pertama sehubungan dengan remaja putri belum mendapat haid pertama. 2 siswi mengatakan belum siap mendapatkan menstruasi pertama kali karena malu, takut, dan merasa minder. Sedangkan 2 siswi mengatakan sudah siap mendapatkan menstruasi pertama kali. Berdasarkan data diatas, peneliti ingin meneliti tentang Pengetahuan dan Kesiapan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di SD Negeri No. 064023 Medan Tahun 2017. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan kesiapan remaja putri tentang Menarche di SD Negeri No. 064023 Medan Tahun 2017. Manfaat penelitian 1. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat terutama remaja putri dalam mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menarche 2. Dapat memberikan masukan dan materi dalam melakukan penyuluhan dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja khususnya menarche.. 184

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SDN 064023 Medan yang berlokasi di Jl. Jamin Ginting Km 12, Kemenangan Tani, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan. SDN 064023 Medan merupakan sekolah terakreditasi B. SDN 064023 Medan terdiri dari 9 ruang kelas, 1 perpustakaan dan 1 kantor kepala sekolah serta ruang BP yang berada di ruangan kepala sekolah. SDN 064023 1. Pengetahuan Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Menarche Di SD Negeri No. 064023 Medan Tahun 2017 Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik 16 19.5 Cukup 39 47.6 Kurang 27 32.9 Total 82 100.0 memiliki luas tanah 1.600 m 2. Jumlah siswa keseluruhan SDN 064023 yaitu 446 orang (kelas I-VI), siswa perempuan berjumlah 235 orang dan siswa laki-laki 211 orang. Sedangkan jumlah guru di SDN 064023 yaitu 19 orang. SDN 064023 menggunakan kurikulum 2013. Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa ada 39 orang (47,6%) responden yang tahu tentang menarche. 2. Kesiapan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kesiapan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di SD Negeri No. 064023 Medan Tahun 2017 Kesiapan Frekuensi Persentase Positif 46 56.1 Negatif 36 43.9 Total 82 100.0 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa ada 46 orang (56,1%) responden yang siap dalam menghadapi menarche. 3. Sumber Informasi Tabel 3 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Tentang Menarche di SD Negeri No. 064023 Medan Tahun 2017 Sumber Informasi Frekuensi Persentase Media cetak 20 24.4 Media elektronik 15 18.3 Keluarga 36 43.9 Tenaga kesehatan 11 13.4 Total 82 100.0 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa responden yang pernah mendengar tentang menarche dari keluarga sebanyak 36 orang (43,9%), dan tenaga kesehatan sebanyak 11 orang (13,4%). 4. Pengetahuan dengan Kesiapan Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kesiapan Dalam Menghadapi Menarche Berdasarkan Pengetahuan Responden di SD Negeri No. 064023 Medan Tahun 2017 Pengetahuan Kesiapan Total Positif Negatif Baik 15 1 16 Cukup 29 10 39 Kurang 2 25 27 Total 46 36 82 185

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa dari 39 orang responden yang berpengetahuan cukup tentang menarche ada 29 orang yang berpengetahuan cukup siap dalam menghadapi menarche. 5. Pengetahuan dengan Sumber Informasi Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Menarche Berdasarkan Sumber Informasi di SD Negeri No. 064023 Medan Tahun 2017. Sumber informasi Pengetahuan Total Media cetak Media elektronik Keluarga Tenaga Kesehatan Baik 7 1 6 2 16 Cukup 10 12 12 5 39 Kurang 3 2 18 4 27 Total 20 15 36 11 82 Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa dari 39 orang responden yang berpengetahuan cukup tentang menarche ada : 12 orang responden yang mendapatkan sumber informasi tentang menarche dari keluarga dan 12 orang responden yang mendapatkan sumber informasi tentang menarche dari media elektronik 6. Kesiapan dengan Sumber Informasi Tabel 6 Distribusi Frekuensi Kesiapan dalam Menghadapi Menarche Berdasarkan Sumber Informasi di SD Negeri No. 064023 Medan Tahun 2017. Sumber informasi Kesiapan Media cetak Media elektronik Keluarga Tenaga kesehatan Total Positif 15 9 17 5 46 Negatif 5 6 19 6 36 Total 20 15 36 11 82 Berdasarkan tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa dari 46 orang responden yang siap menghadapi menarche ada 17 orang yang mendapatkan informasi tentang menarche dari keluarga dan 15 orang dari media cetak. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup tentang menarche sebanyak 39 orang (47,6%) dan minoritas responden berpengetahuan baik tentang menarche sebanyak 16 orang (19,5%). Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan responden mengenai pengetahuan remaja putri tentang menarche di SD Negeri No. 064023 Medan termasuk dalam kategori pengetahuan cukup sebanyak 39 orang (47,6%). Ini menunjukkan bahwa secara umum responden sudah cukup tahu mengenai pengetahuan tentang menarche. Hal ini dipengaruhi informasi dan pendidikan tentang menarche. Hasil analisa yang didapatkan bahwa remaja putri yang berpengetahuan cukup banyak mendapat informasi dari keluarga dan media elektronik. Hasil penelitian Yanti Yusuf dkk tentang hubungan pengetahuan menarche dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SMP Negeri 3 Tidore kepulauan menunjukan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup dikarenakan sebagian besar informasi yang diperoleh dari orang tua dan teman sebanyak 19 responden (54,3%). Menurut Notoatmojodjo (2003), dimana semakin banyak informasi yang didapat seseorang maka akan semakin baik pengetahuan seseorang terutama pengetahuan mengenai menarche. Selama ini sebagian masyarakat merasa tabu untuk membicarakan tentang masalah menstruasi dalam keluarga, sehingga remaja awal kurang memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang perubahanperubahan fisik dan psikologis terkait menarche, selain itu juga kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri yang diperlukan saat menstruasi. Pengalaman merupakan guru terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman 186

yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Penyebab lain adalah keadaan lingkungan yang tidak mendukung, misalnya kurangnya persediaan buku-buku tentang kesehatan dan kesehatan reproduksi khususnya tentang menarche di perpustakaan sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2002:121) yang mengatakan bahwa faktor lingkungan sering merupakan faktor dominan yang mewarnai prilaku seseorang. Menurut Kartono (2006) dalam Buku Psikologi Wanita Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Orang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga organisasi, media cetak dan tempat pelayanan kesehatan. Jadi sebagian besar pengetahuan responden yang cukup dipengaruhi oleh kesadaran dan minat baca yang baik yang diterima remaja putri yang berasal dari pesatnya kemajuan tehknologi informasi baik media cetak maupun media elektronika sehingga banyak dari mereka yang berwawasan luas. 2. Kesiapan remaja menghadapi menarche Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa responden memiliki kesiapan positif sebanyak 46 orang (56,1%) dan responden memiliki kesiapan negatif sebanyak 36 orang (43,9%). Kesiapan remaja menghadapi menarche di SD Negeri No. 064023 Medan. Dari hasil penelitian ditemukan 46 responden memiliki kesiapan yang positif. Dapat bisa disimpulkan bahwa kesiapan remaja putri dalam kategori positif dalam menghadapi menarche. kesiapan yang positif disebabkan karena sumber informasi yang diperoleh responden paling banyak adalah dari keluarga yaitu sebanyak 36 responden (43,9%). Hal tersebut diperkuat dengan penelitian Jayanti dan Purwanti (2011) tentang Deskripsi Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Anak Dalam Menghadapi Menarche Di SD Negeri 1 Kretek Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes didapatkan bahwa dari 52 responden yang siap dalam menghadapi menarche sebanyak 4 anak, dan semua anak (100%) mendapatkan informasi tentang menarche dari keluarga Kesiapan remaja putri untuk menerima menarche tergantung beberapa hal, salah satunya dipengaruhi oleh faktor perilaku orang tua sebagian ibu mengajari anak perempuan mereka tentang menstruasi, seperti usia mendapatkan menstruasi, lama menstruasi, dan pemeliharaan kesehatan selama menstruasi (Suci Musvita Ayu, 2011). Hal ini berarti peran orangtua yang mendasarkan dalam kehidupan remaja putri. Penilaian penilaian terhadap pengetahuan dan kesiapan didasarkan pada kriteria yang telah ada. Jadi walaupun informasi sudah tersebar secara bebas, tetap baik tidaknya pengetahuan tergantung pada kemampuan masing masing individu dalam pemahaman, penghayatan, kesediaan, hal ini sesuai dengan mengenai teori kesiapan. Kesiapan menghadapi menarche merupakan salah satu kondisi yang memerlukan penyesuaian fisik dan psikologis dari remaja putri. Maka dengan adanya sumber-sumber informasi sosial disekitar remaja putri akan dapat meningkatkan kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche. 3. Pengetahuan dan Kesiapan Dari tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan pengetahuan dengan kesiapan responden mayoritas pengetahuan cukup dengan kesiapan positif dalam menghadapi menarche sebanyak 29 orang dan minoritas berpengetahuan kurang dengan kesiapan positif dalam menghadapi menarche sebanyak 2 orang. Semua responden memiliki kesiapan yang positif dan dengan pengetahuan yang berbeda-beda. Dari hasil penelitian didapatkan 29 responden pengetahuan cukup memiliki kesiapan yang positif dalam menghadapi menarche. Dapat disimpulkan bahwa kesiapan dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang dan jika pengetahuan seseorang baik maka kesiapannya positif. Pengetahuan yang diperoleh remaja tentang menstruasi akan mempengaruhi persepsi remaja tentang menstruasi pertama (menarche). Remaja yang akan mengalami menstruasi pertama (menarche) membutuhkan kesiapan mental yang baik. 4. Pengetahuan dengan Sumber Informasi Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan dengan sumber informasi dari keluarga dan media elektronik mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 12 orang dan minoritas responden berpengetahuan baik mendapat sumber informasi dari media elektronik sebanyak 1 orang. Dari hasil penelitian didapatkan 12 responden berpengetahuan cukup mendapat sumber informasi dari keluarga. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak sumber informasi yang kita terima dapat meningkatkan pengetahuan yang lebih baik dan sumber informasi berhubungan dengan pengetahuan. 5. Kesiapan dengan Sumber Informasi Dari tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa kesiapan dalam menghadapi menarche dengan sumber informasi dari keluarga mayoritas memiliki kesiapan positif sebanyak 17 orang dan minoritas responden memiliki kesiapan negatif mendapat sumber informasi dari media cetak sebanyak 5 orang. Dari hasil penelitian didapatkan 17 responden memiliki kesiapan positif mendapat sumber informasi dari keluarga. Dapat disimpulkan bahwa sumber informasi dengan kesiapan yang positif yang paling banyak didapat responden adalah dari keluarga hal ini menunjukkan bahwa dukungan dari keluarga sangat baik di berikan kepada remaja putri untuk menghadapi menarche. 187

KESIMPULAN 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang menarche (menstruasi pertama) dikategorikan cukup sebanyak 39 orang (47,6%) sedangkan kategori kurang sebanyak 16 orang (19,5%). 2. Hasil penelitian menunjukkan kesiapan remaja dalam menghadapi menarche dikategorikan kesiapan positif sebanyak 46 orang (56,1%) sedangkan kategori kesiapan negatif sebanyak 36 orang (43,9%). SARAN 1. Diharapkan agar responden lebih aktif mencari informasi tentang menarche terutama tanda awal menarche, faktor-faktor mempengaruhi menarche dan gangguan psikologis saat menarche dari sumber-sumber informasi yang bisa digunakan. 2. Disarankan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pengetahuan siswi dan penyuluhan kesehatan dengan menjalin hubungan dengan puskesmas serta tenaga kesehatan lainnya agar remaja putri benar-benar paham dan mengerti tentang menarche. Dalam hal ini disarankan kepada BP agar meningkatkan program pendidikan kesehatan dengan membentuk sebuah unit kesehatan sekolah (UKS). DAFTAR PUSTAKA BPS Kota Medan. 2014. Medan Dalam Angka. Medan. BPS Kota Medan. 2015. Medan Dalam Angka. Medan. BPS Kota Medan. 2016. Medan Dalam Angka. Medan. Budiati, S., dan Apriastuti. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas di Dukuh Carikan. Magelang: Jurnal Kebidanan Vol IV. http://journal.akideub.ac.id/index/php/57. (Diakses tanggal 7 Februari 2017) Ellya, E., dkk. 2016. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Trans Info Media. Fildza, R., dkk, 2014. Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian menarche pada siswi di SMP swasta Harapan 1 dan 2 Medan. http://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/article/downlo ad/8574/4350. (Diakses tanggal 7 Februari 2017). Jayanti dan Purwanti. 2011. Deskripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Anak Dalam Menghadapi Menarche Di SD Negeri 1 Kretek Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. Purwokerto: Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto. Tersedia dalam file:///c:/users/user/downloads/11-19-1-sm.pdf. (Diakses tanggal 17 januari 2017). Leliana. 2010. Pengetahuan Remaja Putri SD AL-Azhar Terhadap Kesiapan dalam Menarche. Medan: Prodi S1 Keperawatan Universitas Negeri Medan. Tersedia dalam http://www.library.unimed.ac.id. (Diakses tanggal 19 Januari 2017). Nurhayati, I. 2015. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Medan: Politeknik Kesehatan Kemenkes. Proverawati, A., dan Misaroh, S. 2015. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha medika. Respati. 2011. Problematika Remaja Akibat Kurangnya Informasi Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul. http://www.esaunggul.ac.id/wpcontent/upload/2012 /12esaunggul.ac.co.id.edit.pdf (Diakses tanggal 17 januari 2017) Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara. Setiawati, N., dan Suratini. 2014. Hubungan peran orang tua dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi kelas IV dan V di SDN Serangan Yogyakarta. http://opac.unisayogya.ac.id/1152/1/naskah%20 Publikasi%20fix.pdf. (Diakses tanggal 19 Januari 2017). Wawan, A., dan Dewi, M. 2016. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Winkjosastro. 2008. Ilmu Kandungan Edisi 2.Jakarta: EGC Yudha, I. 2012 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kecemasan Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas VI. http://digilib.unimus.ac.id/dowload.php?id=5718. (Diakses tanggal 7 Januari 2017) Yusuf, Y., dkk. 2014. Hubungan pengetahuan menarche dengan kesiapan remaja putri menghadapi menarche di SMP Negeri 3 Tidore Kepulauan. http://ejournal.unsrat.a c.id/index.php/jkp/article/download/5272/4785. (Diakses tanggal 14 desember 2016). 188