Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Dengan Kesiapan Untuk Menghadapi Menarche Di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun 2015 ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Dengan Kesiapan Untuk Menghadapi Menarche Di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun 2015 ABSTRAK"

Transkripsi

1 Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Dengan Kesiapan Untuk Menghadapi Menarche Di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun 2015 Mestika Riza Helty, SKM, M.Kes Pauzya Sahrina Harahap Khairima Amalia ABSTRAK Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita di mana terjadi perubahan-perubahan siklus dari alat kandungan nya sebagai persiapan untuk kehamilan. Proses perubahan ini merupakan suatu hal yang kompleks, saling mempengaruhi dan merupakan suatu kerja sama yang harmonis antara korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (indung telur) serta pengaruh dari glandula tyroida, korteks adrenal dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarche, di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun Dalam penelitian ini akan menggunakan desain deskriftip korelasional dimana untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive Sampling yang dilakukan dengan didasarkan atas pertimbangan peneliti sendiri. maka sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang sisiwi. Hasil penelitian diperoleh 48 sampel mayoritas siswi yang berpengetahuan kurang yaitu berjumlah 22 orang (45,8%), mayoritas siswi yang mempunyai kesiapan dalam menghadapi menarche tidak siap yaitu 28 orang (58,3%). Hasil uji chi-squeare diperoleh p value 0,000 < α 0,05 menunjukan ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan dalam menghadapi menarche. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarchedi SMP. Pengetahuan dan kesiapan dalam menghadapi menarche sangat penting. Dimana seorang siswi harus perlu mengetahui dalam menghadapi menarche. Diharapkan siswi berusaha untuk merubah pandangan yang negatif terhadap kesiapan dalam menghadapi menarche. Kata Kunci : Pengetahuan, Kesiapan Untuk Menghadapi Menarche Daftar Pustaka : Buku 13 ( ) Internet 2

2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization ( WHO) tahun 2001 adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Seseorang dikatakan sehat tidak hanya memiliki tubuh dan jiwa yang sehat, tetapi juga dapat bermasyarakat yang baik. Jadi, kesehatan reproduksi adalah keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya dengan sehat dan aman. Menstruasi memang merupakan fitrah perempuan dan ini menandakan bahwa perempuan tersebut sehat serta sistem reproduksinya bekerja dengan normal. Sehingga, terjadinya menstruasi sangatlah penting, khususnya bagi kesehatan organ reproduksi seorang perempuan. Menstruasi juga menandakan bahwa seorang perempuan sudah mampu untuk dapat menghasilkan keturunan, dan tentunya hal ini sangat diharapkan oleh semua perempuan dan menstruasi pertama kali biasanya dialami oleh perempuan sekitar usia 10 tahun, namun bisa juga lebih dini atau lambat (Laila, 2014). Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita di mana terjadi perubahan-perubahan siklus dari alat kandungan nya sebagai persiapan untuk kehamilan. Proses perubahan ini merupakan suatu hal yang kompleks, saling mempengaruhi dan merupakan suatu kerja sama yang harmonis antara korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (indung telur ) serta pengaruh dari glandula tyroida, korteks adrenal dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya (Suciyanti, 2011). Seorang wanita memiliki dua ovarium yang masing-masing menyimpan sel telur yang telah matang (folikel). Normalya, hanya satu atau beberapa sel telur saja yang tumbuh setiap periode menstruasi, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba fallofi untuk kemudian dibuahi (Nirwana, 2011). Pada masa tingkat kesuburan seorang wanita mencapai puncaknya dan secara seksualitas sudah siap untuk memiliki keturunan. Menstruasi pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat reproduksi yang dipengaruhi hormon cukup baik untuk kehamilan. Pada keadaan normal, masa reproduksi dimulai ketika sudah terjadi pengeluaran sel telur yang matang (ovulasi) pada siklus menstruasi. Lamanya masa reproduksi sangat bergantung pada cadangan folikel yang masih tersedia dalam ovarium. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari, setelah berusia 40 tahun kesuburan (fertlisasi) seseorang wanita akan menurun ( Misaroh, 2013). Pertumbuhan organ reproduksi mengalami banyak perubahan pada masa pubertas. Pada remaja perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya adalah pertumbuhan payudara, yaitu terdiri dari penonjolan puting disertai pembesaran daerah aerola (usia 8-12 tahun). Menstruasi pertama ( menarche) terjadi pada

3 stadium lanjut dari pubertas dan sangat bervariasi tiap individu ( rata-rata 10,5-15,5 tahun). Kemudian di ikuti dengan pertumbuhan rambut pada pubis (usia tahun). Pada remaja laki-laki terjadi pembesaran testis, yang merupakan tanda pubertas pertama pada 98% remaja laki-laki ( Misaroh, 2013). Menarche adalah menstruasi pertama yang berlangsung sekitar umur tahun. Rangsangan pancaindra di blok pubertas inhibitor (nukleus amigdale) Pada usia 8-9 tahun terdapat estrogen rendah dan pengeluaran FSH minimal. Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh kembang alat seks sekunder dan mempersiapkan uterus (endometrium) lebih matang untuk menerima rangsangan. Pada usia tahun terjadi perdarahan lucut endometrium, tanpa disertai ovulasi untuk lebih mematangkan uterus dengan endometrium dan alat seks sekunder (Manuaba, 2010). Saat menstruasi pertama datang (menarche) disertai dengan perasaan bingung, gelisah, tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan seorang wanita yang mengalami menstruasi untuk pertama kali (menarche). Menstruasi pertama atau menarche adalah hal wajar yang pasti dialami oleh setiap wanita normal dan tidak perlu digelisahkan, namun hal ini akan semakin parah apabila pengetahuan remaja mengenai mentruasi ini sangat kurang dan pendidikan dari orang tua yang kurang. Adanya anggapan orang tua yang salah bahwa hal ini merupakan hal yang tabu untuk diperbincangkan dan menganggap bahwa anak akan tahu dengan sendirinya, menambah rumitnya permasalahan. Gejala lain yang dirasakan yaitu sakit kepala, pegalpegal di kaki dan dipinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit perut. Sebelum periode ini terjadi, bisanya ada beberapa perubahan emosional seperti perasaan suntuk, marah dan sedih yang deisebabkan oleh adanya pelepasan beberapa hormon (Misaroh, 2013). Anak-anak perempuan di Amerika Serikat saat ini lebih cepat 9 bulan mendapatkan menstruasi pertama dibandingkan anak-anak perempuan 20 tahun lalu. Sementara itu usia rata-rata seorang anak perempuan mengalami menstruasi pertama tetap pada usia 12 tahun ( Misaroh, 2013). Di Indonesia usia remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10 hingga 16 tahun dan rata-rata menarche pada usia 12 tahun 5 bulan (Munda et all, 2013). Remaja yang akan mengalami menarche membutuhkan kesiapan mental yang baik. Kesiapan menghadapi menarche adalah keadaan yang menujukkan bahwa seseorang siap untuk mencapai salah satu kematangan fisik yaitu datangnya menarche (Fajri & Khairani, 2010). Dari hasil survey awal yang dilakukan di SMP Pahlawan Nasional dengan melakukan wawancara pada 7 siswi yang belum mengalami menarche, didapatkan bahwa 5 siswi mengatakan mereka belum begitu mengetahui tentang menarche, mereka mengatakan takut dan cemas jika nanti akan mengalami haid, karena hanya mendengar dari teman bahwa haid itu sakit dan nyeri yang berlebihan pada awal haid, sehingga banya siswa yang merasa takut dan cemas.

4 Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarche di SMP Pahlawan Nasional Jl. Durung No. 205 Tahun Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian adalah : Apakah ada hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarche di SMP Pahlawan Nasional tersebut. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarche, di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan responden tentang menstruasi. b. Untuk mengetahui tingkat kesiapan responden dalam menghadapi menarche. METODE PENELITIAN 3.1. J enis dan Desain Penelitian Jenis Penelitian Menurut Hidayat, (2012), salah satu bentuk statistik yang digunakan untuk mencari hubungan dua variabel atau lebih dilakukan secara kuantitatif. Pendekatan kuntitatif digunakan bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni pengetahuan remaja putri tentang menstruasi sebagai variabel bebas yang ditandai dengan X dan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche sebagai variabel terikat yang ditandai dengan Y Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriftip korelasional yaitu: untuk menggambarkan hubungan mentruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun Variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010 ). 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Pahlawan Nasional Jl. Durung No. 205 Medan Tahun Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu: a. Rendahnya pengetahuan remaja putri tentang Menarche

5 b. Belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama c. Tempat yang terjangkau Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan terhitung mulai dari bulan Januari sampai September 2015 dan dalam waktu tersebut kegiatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : dilakukan pengambilan dan pengolahan data meliputi kegiatan penelusuran perpustakaan, pengajuan judul, studi pendahuluan, seminar proposal, uji validitas, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan penelitian serta seminar akhir penelitian. 3.3 Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah seluruh subjek (manusia, hewan, tumbuhan) yang sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan (Notoadtmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi tingkat 1 (satu) dalam 12 ruangan dengan jumlah siswi sebanyak 240 yang ada di SMP Pahlawan Nasional Medan Sampel Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010). Sampel penelitian akan diambil sebanyak 20% dari populasi. Hal ini sesuai menurut Arikunto (2007) bahwa populasi lebih dari 100 bisa diambil 10 15%, 20 25%. Sehingga jumlah sampel 20% x 240 = 48 orang. Jadi penelitian ini menggunakan Purposive Sampling yaitu cara pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan peneliti sendiri (Hidayat, 2010). Dengan kriteria sampel yang akan diambil adalah : 1. Siswa yang belum haid 2. Siswa yang tidak haid 3. Bersedia menjadi responden 4. Siswa yang duduk di kelas satu 3.4. Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan kraktristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2010). Tabel 2. Defenisi Operasional Variabel Penelitian Defenisi Alat ukur Hasil ukur Skala

6 Independen : Pengetahuan tentang menstruasi Pengetahuan merupakan hasil tahu yang dimiliki remaja putri tentang menstruasi ( datang bulan) Kuesioner sebanyak 15 soal dengan jawaban Benar = 1 Kurang=0-5 Cukup=6-10 Baik=11-15 Ordinal Salah = 0 Dependent: Kesiapan menghadapi menarche Kesiapan remaja untuk menghadapi menarche ialah suatu periode dimana seorang anak perempuan telah benar benar siap secara biologis menjalani fungsi kewanitaannya. Angket Sebanyak 10 pertanyaan dengan jawaban Siap = 1 Tidak siap = 0 Tidak siap=0-5 Siap=6-10 Nomina l HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Pahlawan Nasional yang berlokasi di Jl. Durung No. 205 Medan Kelurahan Sirorejo Kecamatan Medan Tembung. SMP Pahlawan Nasional dibangun di atas tanah seluas 4,000 m 2 dan memiliki akses internet sebagai fasilitas untuk siswa-siswinya. SMP Pahlawan Nasional berstatus sebagai sekolah swasta dengan waktu penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan di Pagi hari. 4.2 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015 dengan sampel penelitian adalah kelas VII SMP Pahlawan Nasional yaitu sebanyak 48 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang menstruasi dan kesiapan siswa dalam menghadapi menarche. Lembar kuesioner pengetahuan terdiri dari sebanyak 15 pertanyaan dan kuesioner kesiapan siswa untuk menghadapi menarche sebanyak 10 pertanyaan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche di SMP. 4.3 Analisa Univariat Data Karakteristik Remaja Putri di SMP Pahlawan Nasional Tabel 5 Distribusi Frekuensi Data Karakteristik Responden

7 No Data Demografi Jumlah Remaja Putri Persentase untuk Menghadapi (%) 1 Umur (tahun) Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun Jumlah 48 Kesiapan Sumber Informasi Siswa N Jumla Persentas - Orang Tua 18 Menghada o 37.5 h e (%) - Guru 9 pi Internet 18 Menarche Televisi 31 Tidak Siap Jumlah 482 Siap Total Berdasarkan tabel 5 diatas diketahui bahwa mayoritas responden berada pada umur 12 tahun sebanyak 31 responden (64,6%) dan sumber informasi yang diperoleh mereka tentang menstruasi mayoritas diperoleh dari orang tua dan internet yaitu sebanyak 18 responden (37,5%) Data Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015 N o Pengetahua n Siswa Jumla h Persentas e (%) 1 Kurang Cukup Baik Total Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa pengetahuan remaja putri tentang menstruasi di SMP mayoritas kurang 22 orang Data Kesiapan Remaja Putri Untuk Menghadapi Menarche Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kesiapan Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa kesiapan remaja putri untuk menghadapi menarche di SMP mayoritas tidak siap sebanyak 28 orang. 4.4 Analisis Bivariat Analisa Bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan masingmasing variabel independen dan dependen. Pengujian ini menggunakan uji chi-square. Dikatakan ada hubungan yang bermakna secara statistik jika diperoleh p < 0,05 (Notoatmodjo, 2010) Hubungan antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun Tabel 8 Tabulasi Silang antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche di SMP Kesiapan Siswa No Pengetahuan Menghadapi Menarche To

8 Tidak Siap Siap menstruasi itu sendiri baik secara F % F % formal F maupun % non formal. Karena 1 Kurang siswi 22 tersebut 45.8 mengaku belum 2 Cukup mendapatkan pelajaran khusus tentang ,000 3 Baik kesehatan reproduksi wanita Total khususnya ,0 tentang menstruasi. Berdasarkan tabel 8 di atas diketahui bahwa dari 22 orang (45.8%) yang berpengetahuan kurang memiliki kesiapan untuk menghadapi menarche sebanyak 21 orang (43.8%) tidak siap dan 1 orang (2.1%) siap. Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,000 (p<0,05) artinya Hipotesis Alternatif (Ha) diterima sehingga disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarche. Hasil X 2 hitung sebesar menunjukkan bahwa remaja putri yang berpengetahuan baik tentang menstruasi cenderung kali merasa siap untuk menghadapi menarche dibandingkan dengan remaja putri yang memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi. 1.5 Pembahasan Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi di SMP Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas remaja putri memiliki pengetahuan yang kurang tentang menstruasi di SMP. Hasil ini menunjukkan bahwa para remaja putri masih banyak yang kurang mengerti tentang menstruasi. Dalam hal ini mungkin saja dikarenakan responden masih berada pada kelas VII dan masih belum mendapatkan pengetahuan tentang Berdasarkan hasil kuesioner dari responden didapatkan mayoritas menjawab salah tentang kuesioner pengetahuan yang diberikan siswa banyak yang tidak tahu tentang apakah yang dimaksud dengan siklus menstruasi, apa yang menyebabkan kebanyakan remaja putri sering mengalami sakit di bagian bawah perut sewaktu menstruasi dan perubahan fisik yang terjadi saat seorang dikatakan remaja. Menurut Kenzie (2013) dalam dunia pendidikan kesehatan dasar tentang sistem reproduksi manusia harus diberikan. Karena dengan pengetahuan yang baik tentang menstruasi, remaja akan merasa tenang dan siap menghadapi dan mengatasi masalah yang terjadi saat menstruasi berlangsung. Jika menstruasi disertai dengan pengetahuan yang benar, remaja putri akan merespon menstruasi dengan hal-hal atau perilaku yang positif. Remaja putri yang kurang memahami bahwa menstruasi adalah peristiwa yang normal yang terjadi pada wanita, pada umumnya tidak mengetahui hal-hal yang mendasar yang berkaitan dengan menstruasi antara lain adalah pengertian, mekanisme terjadinya menstruasi, dan siklus menstruasi. Sikap tertutup tersebut menyebabkan merekakurang mendapat informasi mengenai menstruasi. Seharusnya remaja putri memiliki sikap terbuka supaya dapat menerima berbagai informasi

9 mengenai kesehatan reproduksi khususnya menstruasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas sumber informasi tentang menstruasi yang diperoleh siswa bersumber dari orang tua dan internet. Dukungan dari orang tua dan internet berupa pemberian informasi mengenai menstruasi juga sangat dibutuhkan bagi remaja putri, sehingga pengetahuan mereka bertambah. Keluarga seharusnya memberikan pemahaman dan pengenalan mengenai organ reproduksi kepada putrinya sebelum mereka mengalami perubahan organ reproduksi. Hal ini akan meningkatkan pengetahuan remaja putri sehingga mereka akan merespon terjadinya menstruasi dengan memiliki kesiapan yang baik untuk menghadapi menarche Kesiapan Remaja Putri Untuk Menghadapi Menarche di SMP Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja putri merasa tidak siap untuk menghadapi menarche dismp. Hasil ini menunjukkan bahw masih banyak remaja putri merasa tidak siap menghadapi menarche. Sebagian remaja putri mengalami kegelisahan, adanya rasa takut, kerisauan dan kecemasan ketika menghadapi menarche. Mereka merasa malu karena adanya perubahan fisik pada tubuh mereka. Misalnya bertambah besarnya buah dada, tumbuhnya rambut disekitar kemaluan dan ketiak serta mulai berfungsinya organ reproduksi. Berdasarkan hasil kuesioner dari responden didapatkan mayoritas menjawab salah tentang kuesioner kesiapan yang diberikan kepada siswa banyak yang tidak tahu pernyataan saat ini saya belum mengalami menstruasi, menganggap menstruasi sebagai suatu hal yang akan merepotkan karena saat menstruasi harus membawa pembalut kemanamana dan takut akan menghadapi menstruasi pertama. Ketidaksiapan dapat terjadi pada remaja putri yang pertama kali mengalami mentruasi (menarche), karena ketidaktahuan dan adanya rasa nyeri yang dirasakan. Disamping itu, remaja juga merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dewasa, sehingga psikisnya juga dalam tahap perkembangan dan relatif tidak stabil. Sehingga remaja membutuhkan dukungan dari orang yang lebih dewasa dalam menghadapi hal-hal baru dalam hidupnya termasuk dalam menghadapi menarche (Soetjiningsih, 2010). Kesiapan berarti menunjukkan seseorang sudah mampu untuk melakukan sesuatu, jadi berkaitan dengan kesiapan seseorang menghadapi menarche merupakan peristiwa penting dalam perkembangan hidup seorang wanita dan tidak semua meresponnya secara positif, bahkan ada yang menganggap sebagai pengalam traumatis. Dan merupakan satu periode dimana seorang anak perempuan telah benarbenar secara biologis menjalani fungsi kewanitaannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi menarche dari aspek pemahaman dimana pengalam

10 seseorang terhadap kejadian yang dialaminya dan seseorang mengerti dan mengetahui akan kejadian yang dialaminya juga bisa dijadikan sebagai salah satu jaminan bahwa ia akan merasa siap menghadapi nya, aspek penghayatan dimana kondisi seseorang merasa siap secara alami akan menimpa hampir semua orang adalah sesuatu yang wajar, normal dan tidak perlu dikhawatirkan dan aspek kesedihan dimana suatu kondisi psikologis seseorang sanggup atau rela untuk berbuat sesuatu sehingga dapat mengalami langsung segala hal yang seharusnya dialami sebgai salah satu proses kehidupannya Hubungan Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015 Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengetahuan reemaja putri tentang mentruasi dengan kesiapan menghadapi menarche di dapat bahwa dari 22 orang (45.8%) yang berpengetahuan kurang dan memiliki kesiapan untuk menghadapi menarche sebanyak 21 orang (43.8%) tidak siap dan 1 orang (2.1%) siap. Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,000 (p<0,05) artinya Hipotesis Alternatif (Ha) diterima sehingga disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarche. Hasil X 2 hitung sebesar menunjukkan bahwa remaja putri yang berpengetahuan baik tentang menstruasi cenderung kali merasa siap untuk menghadapi menarche dibandingkan dengan remaja putri yang memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh yanti yusuf (2014) tentang hubungan pengetahuan remaja tentang menarche dengan kesiapan untuk menghadapi menarche di SMP Negri 3 Tidore Kepulauan bahwa disimpulkan terdapat ada hubungan dengan nilai p-value=0,017. Dan sesuai dengan penelitian oleh mutia (2014) tentang hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche di mi rukoh banda aceh tahun 2014 bahwa disimpulkan terdapat ada hubungan dengan nilai p-value=0,028. Menurut asumsi peneliti pengetahuan berhubungan dengan kesiapan dalam menghadapi menarche hal ini di karena kan pengetahuan yang baik dan tinggi akan menyebabkan penyerapan informasi lebih mudah dan baik sehingga dengan pengetahuan tinggi akan membuat kesiapan semakin meningkat dan pengetahuan yang baik tentang menarche pada siswi maka akan meningkatkan kesiapan seseorang untuk menghadapi menarche tersebut, sebab mereka sudah tahu apa yang akan dilakukan nanti nya ketika terjadi menarche dan pengetahuan yang baik akan membuat rasa cemas, ketakutan berkurang. Dan dengan berkurang nya rasa cemas dan takut akan meningkatkan kesiapan terhadap menarche tersebut. Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari

11 pengalaman dan penelitian juga terbukti bahwa prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bagus dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Sebelum seseorang mangadopsi perilaku, dia harus tahu terlebih dahulu apa arti manfaat prilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Pengetahuan disini menyangkut segala sesuatu yang dipahami dan diketahui oleh responden tentang menstruasi. Dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang menstruasi remaja putri tersebut bisa segera menyadari bahwa menstruasi sebagai proses fisiologis merupakan. Menarche sebagai pengalaman baru bagi remaja putri usia pubertas berkaitan dengan faktor psikis, seperti malu, bingung, dan menganggap menstruasi sebagai peristiwa yang tidak menyenangkan. Remaja putri tersebut bisa segera menyadari bahwa menstruasi sebagai proses fisiologis merupakanmenstruasi dan berespon positif terhadap menarche. Sebaliknya pengetahuan yang tidak baik, kesalahan persepsi dan pemikiran yang salah dapat mendorong ketakutan, kecemasan, dan perilaku yang negatif bagi remaja putri dalam menghadapi menarche. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarche di SMP. Diharapkan kepada pelayanan kesehatan dan juga institusi pendidikan agar memperhatikan dengan menggalakkan penyuluhan tentang menarche agar pengetahuan siswi meningkat dan kesiapan akan lebih baik. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi di SMP mayoritas berpengetahuan kurang. 2. Kesiapan Remaja Putri untuk Menghadapi Menarche di SMP mayoritas merasa stidak siap. 3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun Dengan nilai p-value sebesar 0, Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas saran yang dapat diajukan penulis adalah : 1. Bagi Institusi Pendidikan Dalam pendidikan keperawatan perlu diberikan penekanan materi mengenai menstruasi, sehingga dapat memberikan informasi ysang lebih banyak tentang menarche dan perawatan diri selama menstruasi kepada remaja putri, Untukmempersiapkan remaja putri dalam menghadapi menarche

12 2. Bagi responden Bagi remaja putri yang masih memiliki pengetahuan tidak baik, sebaiknya berusaha untuk merubah pandangan yang negatif terhadap kesiapan dalammenghadapi menarche agar terbentuk suatu sikap yang positif yang akan membawa kebaikan 3. Bagi peneliti selanjutnya perlu dikembangkan lagi penelitian yang sejenis dengan jumlah sampel yang lebih besar dan area penelitian yang lebih luas mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan menstruasi dan kesiapan remaja putri untuk menghadapi menarche. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rinneka Cipta. Handayani, alva, Anak anda bertanya seks? Khazanah Intelektua, Bandung, 120 hlm Hidayat, Aziz Alimul (2010). Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data, Jakarta, Salemba Medika. Kenzie. (2013). Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Laila, Najmi Nur (2014). Buku Pintar Menstruasi,Banguntapan Jogjakarta. Manuaba, DKK (2010). Buku Ajar Ginekologi, Jakarta, EGC. Misaroh, Siti, DKK (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna, Ruha Medika. Mubarak, Wahit Iqbal (2012). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Jakarta, Salemba Medika. Mohammad Asrori, Mohammad Ali (2008). Psikologi Remaja, Jakarta Nirwana Benih Ade (2011). Psikologi Kesehatan Wanita, jl. Sorowajan Baru No.408A. yogjakarta Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rinneka Cipta. Riyanto, Agus (2011). Pengolahan data dan analisis data kesehatan, Yogyakarta, Nuha Medika Soetjiningsih Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta Suciyanti, DKK (2011). Menstruasi dan Permasalahannya, Jogjakarta Waryana (2014). Gizi Reproduksi, Pustaka Riham, Jogjakarta Fajri, Ayu., Khairani, Maya Hubungan Antara Komunikasi Ibu-Anak Dengan Kesiapan Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi Smp Muhammadiyah Banda Ace h. ex.php/psikologi/article/downloa d/2885/2568. dibuka tanggal 14 Mei 2015 jam Wib Machfoedz, irham (2010). Metode Penelitian Kuantitatif &Kualitatif Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran, Disertai Contoh

13 KTI, Skiripsi, Tesis, Yogyakarta, Fitramaya

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Menurut beberapa ahli, selain istilah

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017 PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO 064023 MEDAN TAHUN 2017 Dina Indarsita, Yenni Purba Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan ` Abstrak Menarche (haid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa yang lebih dewasa. Ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang sangat penting sekali dalam perkembangan seseorang remaja putri. Pada tahap ini remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari

Lebih terperinci

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan pada Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di MI Salafiyah Simbang Kulon 02 Kabupaten Pekalongan. Ervina Ulfa dan Rizky Ajeng Mardiyana Aida Rusmariana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan seperti perkembangan fisik, emosional, maupun sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk

Lebih terperinci

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK SIKAP REMAJA PUTRI USIA -5 TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG Devi Gurita Melati, Septi Fitrah N,SST, Fikri Mubarok, S.Kep.,Ns Program Studi D Kebidanan STIKES Pemkab Jombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan pada saat menstruasi adalah cara yang sangat penting bagi wanita untuk memelihara tingkat kebersihan selama menstruasi. Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang gadis pada masa pubertas, yang biasanya muncul usia 11 sampai 14 tahun. Perubahan penting terjadi

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa kehidupan individu dimana terjadi perkembangan psikologis untuk menemukan jati diri. Pada masa peralihan tersebut, seorang remaja akan mengembangkan

Lebih terperinci

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X Ida Susila* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No 53 A Lamongan ABSTRAKS Premenstension

Lebih terperinci

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik maupun psikis. Perubahan tersebut meliputi kematangan mental, emosional, dan sosial. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN : 2089-8592 HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MASA PUBERTAS DI DESA PERTUMBUKEN KECAMATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN Hafriani 1, Defiyani 2 1 Dosen Program Studi D III Kebidanan STIKes Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran orang tua baik ayah maupun ibu, dalam pertumbuhan dan perkembangan anak menuju dewasa sangat berpengaruh dan dapat menentukan bagaimana kesehatan anak di masa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama biasanya terjadi pada wanita usia 12-16 tahun. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau menstuasi pertama kali.

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016 HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016 Sri Musfiroh 1 Siti Difta Rahmatika 2 dan Euis Kartika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih dikenal dengan masa pubertas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah periode yang dimulai dari usia 6-12 tahun. Anak dalam usia sekolah disebut sebagai masa intelektual, dimana anak mulai berpikir secara konkrit

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS Sevi Budiati & Dwi Anita Apriastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI 16 HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI Yuli Irnawati 1 Yulia Diana 2 Anik Siti Juariyah 3 Email : billa_yuli@yahoo.com Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati Jl. Ki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah usia antara masa anak-anak dan dewasa, yang secara biologis antara 10 sampai 19 tahun. Perubahan terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini di Indonesia 62 juta remaja sedang tumbuh di tanah air. Artinya satu dari lima orang Indonesia berada dalam rentang usia remaja. Mereka adalah calon generasi

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya menstruasi pertama

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78 dan Lingkungan Hidup, 2/ (206), 69-78 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206 Maria Haryanti Butarbutar* *Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS Sukatmi*, Nikmaturohmah.** *) Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **) Perawat Puskesmas Badas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menarche merupakan perdarahan pertama kali dari uterus yang terjadi pada wanita di masa pubertas sekitar usia 10-16 tahun. Menarche merupakan perubahan yang menandakan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan sebagai peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 10-19 tahun. Remaja juga identik dengan dimulainya

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Nur Aini Rahmawati 1), Siti Komariyatun 2) Abstrak : Haid adalah perdarahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 213 PERMATA SHANTI Mahasiswa Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abtract Menarche

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada

Lebih terperinci

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI Hery Ernawati Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo heryernwati@gmail.com, 08125967858 ABSTRAK Remaja

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015 ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG DISMENOREA DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI DISMENOREA PADA SISWI KELAS VII DI SMP NEGERI 8 PONTIANAK TENGGARA TAHUN 2015 Wuriani, S.Kep, Ns..M,Pd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

Lebih terperinci

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : GITA FITRIA SUNDARI 201410104232 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menempati urutan nomor 4 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Jawa Barat pada tahun 2005 dihuni

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA 4-4 TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN Dwi Asihani, Sutrismi Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Data dari Badan Pusat

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS VI DI SDN 14 SUNGAI RAYA TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS VI DI SDN 14 SUNGAI RAYA TAHUN 2015 ABSTRAK ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS VI DI SDN 14 SUNGAI RAYA TAHUN 2015 Lestari Makmuriana, S.Kep., Ns., M.Pd 1, Indar Lestiana 2 1 Dosen STIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,

Lebih terperinci

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa, pada masa remaja seseorang akan mengalami pubertas. Pubertas adalah masa ketika seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan manusia. Pertumbuhan dan perkembangan manusia dewasa mengalami suatu tahap yang disebut masa pubertas. Pubertas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Menarche adalah menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas adalah masa ketika seseorang anak

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI WIWI SARTIKA Program Studi D-III Kebidanan, Universitas Abdurrab Jalan Riau Ujung No.73 Pekanbaru Telp (0761)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan terjadinya perubahan biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut WHO (2009), adalah 12-24 tahun.

Lebih terperinci

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA Ita Rahmawati 1 INTISARI Perubahan tanda-tanda fisiologis dari kematangan seksual yang tidak langsung

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini. STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini Dewi Elliana*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : elliana_dewi@yahoo.com ABSTRAK Masa remaja adalah

Lebih terperinci

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea) Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea) Rusmin Rivai *), Agust Dwi Djajanti *), Arnia Sri Ramdana **) *) Akademi Farmasi Yamasi Makassar

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012 Intisari RITA PURNAMA SARI Mahasiswa STIKes U Budiyah Banda Aceh

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Dwi Helynarti, S.Si *) Abstrak Kanker serviks uteri merupakan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam perkembangannya melewati beberapa fase, salah satunya adalah masa remaja. Menurut Hurlock ( 2008) masa remaja adalah masa transisi atau peralihan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konsep Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan perubahan fisik pada masa remaja, dimana variabel independent adalah peran teman sebaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja diawali dari suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SUMBER INFORMASI DAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SELAMA MENSTRUASI PADA SISWI SMP N I KEBONARUM KABUPATEN KLATEN Skripsi ini disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional pada hakekatnya bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Kecemasan Pada Remaja Putri Kelas VII di SMP Tarakanita Solo Baru Sukoharjo (The Correlation Knowledgeable About Mentrual With the Anxiety

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH Mila Wiretno 1, Akmal 2, H. Indar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Data demografi menunjukan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk dunia

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden menurut Usia Karakteristik usia responden menunjukan distribusi tertinggi adalah usia 9-11 tahun sebanyak 16 responden (53%) dan sisanya

Lebih terperinci

A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain atau rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mengatur latar (setting) penelitian agar memperoleh data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan perempuan, terutama kesehatan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut kehamilan

Lebih terperinci

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Yuli Irnawati 1, Vivi Nur Setyaningrum 2 1,2 DIII Kebidanan, Akbid

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 3 KOTA Irma Harahap 1 *, Erris 2 1 Akademi Keperawatan Jambi 2 Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kesehatan Lingkungan *Korespondensi

Lebih terperinci

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Oleh : Siti Maimunah S.Kep.,Ns dan Endri Eka Yanti,S.Kep.,Ns ABSTRAK Latar belakang : Setiap remaja putri

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*) HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Nurhidayati 1*) 1 Dosen Diploma-III Kebidanan Universitas Almuslim *) email : yun_bir_aceh@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan jiwa yang dikarekteristikkan oleh emosi negatif yang kuat dan mengatasi rasa takut dimasa depan. Biasanya ditandai dengan gejala kecemasan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE MENSTRUASI DI DESA KEDUNG KUMPUL KECAMATAN SARIREJO KABUPATEN LAMONGAN Siti Asiyah Mardani*, Arifal Aris**, Priyoto***.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI IBU TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SDN 53 KUBU RAYA TAHUN 2014.

PENGARUH KOMUNIKASI IBU TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SDN 53 KUBU RAYA TAHUN 2014. ORIGINAL RESEARCH PENGARUH KOMUNIKASI IBU TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SDN 53 KUBU RAYA TAHUN 2014 Ramadhaniyati (Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pubertas merupakan suatu tahapan yang sangat penting bagi wanita. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Perubahan tersebut meliputi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Zulliati 1, Muhammad Basit 2,Tria Dwi Putri 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI Annysa Yanitama, Iwan Permana, Dewi Hanifah Abstrak Salah satu masalah remaja adalah masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, di mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015 Oom Komalassari ABSTRAK Menstruasi adalah pengeluaran darah

Lebih terperinci