BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam

BAB III METODE PENELITIAN. tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. metode pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2002) bahwa penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

membeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau

BAB III METODE PENELITIAN. tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi. Di dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. (2003), penelitian korelasioanal merupakan penelitian untuk mengetahui ada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dimanipulasi atau diubah ubah. Dengan teknik regresi linier sederhana, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menyelidiki sejauh mana variabel berkaitan dengan. variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

BAB III METODE PENELITIAN. berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasi. Menurut. menyelidiki sejauh mana variabel berkaitan dengan variabel lain berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan suatu peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penilitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu

METODE PENELITIAN. variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependen adalah minat beli konsumen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB I II METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan dominant-less dominant.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara variabel satu dengan variabel lainnya Azwar (1998).

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam

variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variable- variabel yang digunakan penelitian ini adalah Variabel (X) : kecerdasan emosional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Korelasional adalah satu

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data numerical atau

BAB III METODE PENILITIAN. dengan kemandirian belajar mahasiswa. yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dependent dan independent. Variable dependent atu bisa disebut variable terikat adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana informasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian korelasional. Arikunto (2010) menyebutkan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional, penulis dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variabel lain. Besar atau tingginya tingkat hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Sifat penelitian ini melukiskan hubungan yang terdapat antara variabel bebas, yaitu kecerdasan emosional (X1) dan efikasi diri (X2) dengan variabel terikat, yaitu kreativitas verbal (Y) pada siswa kelas Teknik Produksi Pakaian Jadi SMK Muhammadiyah Suruh. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan atau dengan kata lain sekumpulan orang atau subjek yang diamati (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Teknik Produksi Pakaian Jadi (TPPJ) SMK Muhammadiyah Suruh dengan deskripsi sebagai berikut : 33

Tabel 3.1 Deskripsi Kelas TPPJ SMK Muhammadiyah Suruh No Kelas Jumlah Siswa 1 X TPPJ A 27 2 X TPPJ B 27 3 XI TPPJ A 33 4 XI TPPJ B 32 5 XII TPPJ A 36 6 XII TPPJ B 34 Jumlah 189 Dengan melihat tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa jumlah populasi penelitian yaitu siswa kelas TPPJ SMK Muhammadiyah Suruh berjumlah 189 orang siswa. 3.2.2 Sampel Sugiyono, (2011) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling, merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono 2011). Jenis sampelnya sendiri adalah simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono 2011). 34

Selanjutnya dalam penentuan jumlah sampel penelitian, penulis akan menggunakan rumus penentuan sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael (dalam Sugiyono 2011) sebagai berikut : S = λ².n.p.q d²(n-1)+λ².p.q Dalam penerapan rumus tersebut Sugiyono (2011) telah membuat tabel penentuan sampel dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Penggunaan tabel penentuan jumlah sampel disesuaikan dengan jumlah populasi yang dimiliki. Melalui tabel tersebut penulis menggunakan sampel dengan taraf kesalahan 5%. Penghitungan jumlah sampel diambil dari jumlah populasi siswa Teknik Produksi Pakaian Jadi SMK Muhammadiyah Suruh sejumlah 189 orang (dibulatkan menjadi 190 orang). Dengan jumlah 190 populasi, sampel yang dapat diambil dengan taraf kesalahan 5 % sesuai tabel penentuan sampel Sugiyono (2011) adalah 148 orang dan penulis melakukan pembulatasn keatas dengan mengambil 150 orang sampel penelitian. 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian sesuai pendapat Sugiyono (2011) pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu : 3.3.1 Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011). 35

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah efikasi diri (X1) dan kecerdasan emosional (X2). 3.3.2 Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kreativitas verbal (Y). 3.4 Definisi Operasional 3.4.1 Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan kemamuan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, shingga dapat mempengaruhi dan mengatur fungsi kemampuan individu melalui cara berpikir memotivasi diri sendiri, merasakan, dan proses pengambilan keputusan. Beberapa aspek yang diukur dalam tingkat efikasi diri adalah Outcome Expectancy, Efficacy Expectancy, Outcome Value. 3.4.2 Kecerdasan Emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami perasaan dan emosi diri sendiri, mampu mengolah emosi diri sendiri, mampu memotivasi diri sendiri dan orang lain, serta mampu mengenali emosi orang lain serta memiliki rasa empati terhadap orang lain. Adapun aspek kecerdasan emosional meliputi kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan. 3.4.3 Kreativitas verbal merupakan kemampuan atau cara berpikir seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, belum 36

ada sebelumnya berupa suatu gagasan, ide, hasil karya, serta respon dari situasi yang tidak terduga. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala pengkuran. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam penelitian ini akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2011). Skala dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. (Sugiyono,2011). Penelitian ini menggunakan tiga buah skala, skala kecerdasan emosional, skala efikasi diri dan skala kreativitas verbal. 1. Skala Kreativitas Verbal Kreativitas verbal diukur menggunakan skala kreativitas verbal yang disusun oleh Munandar (1999) sesuai teori Guilford (1975). Skala ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kemudian menerjemahkan kedalam bahasa inggris (Back Traslation) dalam penelitian ini. Skala kreativitas verbal disusun berdasarkan aspek-aspek kerativitas dalam teori Guilford (1975) yang meliputi fluency, orisinilitas, elaborasi, flexibility. Kreativitas verbal yang diukur sendiri adalah berpikir kreatif. 37

Alat ukur dibuat dalam bentuk skala likert dengan lima alternatif pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-ragu (R) Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Untuk pernyataan favorable, pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 1, Tidak Setuju (TS) mendapat skor 2, Ragu (R) mendapat skor 3, Setuju (S) mendapat skor 4 dan Sangat Setuju (SS) mendapat skor 5. Sebaliknya untuk pernyataan unfavorable, Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 5, Tidak Setuju (TS) mendapat skor 4, Ragu (R) mendapat skor 3 Setuju (S) mendapat skor 2 dan Sangat Setuju (SS) mendapat skor 1. Adapun kisi-kisi untuk skala kreativitas verbal yang dirancang oleh peneliti sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini. Tabel 3.4 Skala Kreativitas Verbal Aspek Indikator Item favorabel Item unfavorabel Total.Fluency (Kelancaran) Memproduksi sejumlah ide 12, 18 7,9 4 Jawaban-jawaban, atau 4,8 3 3 pertanyaan yang berfariasi Flexibility kemampuan yang 1,29,30 23,24 5 berhubungan dengan kesiapan mengubah arah atau memodifikaksi informasi.orisinility Elaborasi Kecepatan menghasilkan berbagai pemikiran Keaslian dari hasil karya, ide, gagasan ataupun pendapat Mengkombinasikan sebuah hasil karya atau pendapat Pengembangan suatu gagasan atau produk/hasil karya atau 11,27,6 19 4 31,32 28 3 25 13,20 3 5,4,17,22,10 4 38

ide Memperinci detail-detail suatu objek atau gagasan 2,15,21,26 4 Jumlah 23 9 32 2. Skala Kecerdasan Emosional skala kecerdasan emosional disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosional Salovey (Goleman, 2001; 2005), mengungkapkan lima aspek dalam kecerdasan emosional yang meliputi kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan. Skala Kecerdasan Emosional dibuat dalam bentuk skala likert dengan empat alternatif pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Untuk pernyataan favorable, pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 1, Tidak Setuju (TS) mendapat skor 2, Setuju (S) mendapat skor 3 dan Sangat Setuju (SS) mendapat skor 4. Sebaliknya untuk pernyataan unfavorable, Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 4, Tidak Setuju (TS) mendapat skor 3, Setuju (S) mendapat skor 2 dan Sangat Setuju (SS) mendapat skor 1. Adapun kisi-kisi untuk skala efikasi diri yang dirancang oleh peneliti sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini : Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kecerdasan Emosional 39

Aspek Kesadaran Diri Mengelola Emosi Memotivasi diri sendiri Mengenali Emosi Orang lain (Empati) Membina Hubungan Indikator a) Mengenali perasaan saat perasaan terjadi b) Menyadari seluruh pikirannya c) Mengetahui kemampuan diri a) Mengungkapkan perasaan dengan tepat b) Mampu mengelola, mengatur dan menyeimbangkan emosi c) Kemampuan untuk bangkit dari perasaan yang menekan a) Mampu mengambil inisiatif, keputusan atau gagasan b) Mampu bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi c) Memiliki rasa optimis yang tinggi dalam mencapai tujuan a) Mampu memahami perasaan orang lain b) Mampu menerima sudut pandang orang lain a) Mampu membaca situasi b) Terampil dalam berkomunikasi dengan orang lain c) Mampu bekerjasama dengan orang lain Item favorabel 1 5 2 6 3 7 8 4 9 10 Item unfavorabel 11 12 20 21 13 22 14 15 23 24 16 17 25 26 18 19 27 28 TOTAL 10 18 28 Total 4 4 6 7 7 3. Skala Efikasi Diri Efikasi diri diukur menggunakan skala efikasi diri yang disusun berdasarkan teori Bandura (1997). Skala sikap ini mengungkapkan efikasi diri siswa dengan jumlah item sebanyak 30. Skala efikasi diri mengungkap dimensi efikasi diri yaitu luas pengharapan, besar pengharapan, dan kemantapan pengharapan, sehingga dapat diketahui tinggi atau rendahnya efikasi diri. Skala efikasi diri yang digunakan yaitu skala efikasi diri yang disusun berdasarkan teori Bandura (1997) yang dimodifikasi oleh Telahele (2005). Skala 40

efikasi diri dibuat dalam bentuk skala likert dengan empat alternatif pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Untuk pernyataan favorable, pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 1, Tidak Setuju (TS) mendapat skor 2, Setuju (S) mendapat skor 3 dan Sangat Setuju (SS) mendapat skor 4. Sebaliknya untuk pernyataan unfavorable, Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 4, Tidak Setuju (TS) mendapat skor 3, Setuju (S) mendapat skor 2 dan Sangat Setuju (SS) mendapat skor 1. Adapun kisi-kisi untuk skala efikasi diri yang dirancang oleh peneliti sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini. Tabel 3.3 Tabel Kisi-Kisi Skala Efikasi Diri (Self Efficacy) Aspek Indikator Item favorabel Item unfavorabel Total Outcome Expectancy Efficacy Expectancy Outcome Value Suatu kemungkinan hasil dari suatu perilku yaitu suatu perkiraan tingkah laku yang bersifat khusus. Mengandung keyakinan sejauh mana perilaku tertentu akan menimbulkan konsekunsi tertentu Menunjukkan bahwa harapan seseorang berkaitan dengan kesanggupan melakukan suatu perilaku yang dikehendaki. Nilai yang mempunyai arti dari konsekunsi-konsekunsi yang terjadi bila suatu pilihan dilakukan dan seseorang harus mempunyai outcome Value yang tertingi untuk mendukung outcome expectancy yang dimiliki 2, 5, 11, 18, 25 1, 8, 17, 22, 28 3, 7, 14, 21, 27 9,15, 20, 24, 30 6, 12, 16, 23, 29 4, 10, 13, 19, 26 10 10 10 41

Jumlah 15 15 30. 3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.6.1 Validitas Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu melakukan uji coba instrument untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas instrument. Karena dalam suatu alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabelitas, alat ukur yang tidak reliable atau tidak valid akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subyek atau model dikenai tes (Azwar,2001). Validitas adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut Sugiyono (2005). Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari Ali (1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memilki coefisien corrected item to total correlation 0,20 dengan kategori sebagai berikut : 0,00 0,20 : tidak valid 0,21 0,40 : validitas rendah 0,41 0,60 : validitas sedang 0,61 0,80 : validitas tinggi 0,81 1,00 : validitas sangat tinggi 42

Tabel 3.5 Validitas skala Kreativitas verbal No Corrected Item- Keteragan Total Correlation 1.233 Valid 2.327 Valid 3.620 Valid 4.643 Valid 5.240 Valid 6.591 Valid 7.287 Valid 8.515 Valid 9.626 Valid 10.435 Valid 11.286 Valid 12.423 Valid 13.406 Valid 14.575 Valid 15.349 Valid 16.545 Valid 17.332 Valid 18.288 Valid 19.575 Valid 20.502 Valid 21.329 Valid 22.618 Valid 23.370 Valid 24.575 Valid 25.250 Valid 26.472 Valid 27.310 Valid 28.311 Valid 29.540 Valid 30.591 Valid 31.276 Valid 32.719 Valid 43

Dari tabel 3.5 telihat dari 32 item pada skala kreatiivitas yang telah diuji dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh corrected item to total correlation (besar nilai r) 0,2. Dikemukakan oleh Ali (1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation 0,2. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,0 0,20. Ada 15 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,21 0,40. Ada 12 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,41 0,60. Ada 5 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,61 0,80. Dan tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,81 1,00. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid. Tabel 3.6 Validitas Skala Efikasi Diri No Corrected Item-Total Correlation Item 1.527 Valid 2.524 Valid 3.500 Valid 4.262 Valid 5.541 Valid 6.353 Valid 7.272 Valid 8.497 Valid 9.382 Valid 10.429 Valid 11.524 Valid 44

12.399 Valid 13.262 Valid 14.541 Valid 15.353 Valid 16.381 Valid 17.432 Valid 18.285 Valid 19.382 Valid 20.402 Valid 21.399 Valid 22.607 Valid 23.426 Valid 24.527 Valid 25.504 Valid 26.608 Valid 27.472 Valid 28.480 Valid 29.512 Valid 30.377 Valid Dari tabel 3.6 di atas terlihat dari 30 item pada skala efikasi diri siswa di yang telah diuji dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh Corrected item to total correlation (besarnya nilai r) 0,2. Dikemukakan oleh Ali (1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation 0,2. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,0 0,20. Ada 12 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,21 0,40. Ada 16 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,41 0,60. Ada 2 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,61 0,80. Dan tidak ada item yang 45

memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,81 1,00. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid. Tabel 3.7 Validitas Skala Kecerdasan Emosional No Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted 1.430.901 2.350.902 3.335.902 4.511.900 5.214.904 6.500.899 7.273.903 8.237.904 9.293.903 10.203.904 11.446.901 12.798.894 13.452.900 14.486.900 15.660.897 16.486.900 17.354.902 18.680.896 19.623.897 20.729.895 21.531.899 22.555.898 23.522.899 24.362.902 25.347.902 26.649.896 27.560.898 28.568.898 Dari tabel 3.7 di atas terlihat dari 28 item pada skala emotional intelegence di yang telah diuji dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh Corrected 46

item to total correlation (besarnya nilai r) 0,2. Dikemukakan oleh Ali (1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation 0,2. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,0 0,20. Ada 8 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,21 0,40. Ada 13 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,41 0,60. Ada 7 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,61 0,80. Dan tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,81 1,00. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid. 3.6.2 Reliabilitas Guna menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh George & Mallery (1995) sebagai berikut : α > 0,9 sangat bagus ( excellent) α > 0,8 dikatakan bagus ( good) α > 0,7 dapat diterima (acceptable) α > 0,6 dapat dipertanyakan ( questionable) α > 0,5 jelek ( poor) α < 0,5 tidak adapat diterima ( unacceptable) 47

Tabel 3.8. Reliabilitas Skala Kreativitas verbal Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.897 32 Tabel 3.8 di atas diperoleh angka koefisien Alpha = 0,897. Menurut George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat reliabilitas bagus (good). Untuk itu, creativity scale yang disusun oleh Munandar (1999) dapat digunakan. Sedangkan uji reliabilitas skala efikasi diri sebagai berikut : Tabel 3.9. Reliabilitas Skala Efikasi Diri Cronbach's Alpha N of Items.888 30 Tabel 3.9. diperoleh angka koefisien Alpha Cronbach s = 0,888. Menurut George dan Mallery (1995) angka tersebut termasuk dalam tingkat reliabilitas bagus (good). Untuk itu, skala sikap self efficacy yang disusun berdasarkan teori Bandura (1997) yang dimodifikasi dari Telahele (2005) dapat digunakan. Sedangkan uji reliabilitas skala kecerdasan emosional sebagai berikut : 48

Tabel 3.10. Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional Tabel 3.10. diperoleh angka koefisien Alpha Cronbach s = 0,888. Menurut George dan Mallery (1995) angka tersebut termasuk dalam tingkat reliabilitas sangat bagus (excelent). Untuk itu, skala kecerdasan emosional Salovey ( dalam Goleman, 2001; 2005) dapat digunakan Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.903 28 3.7 Teknik Analisis Data Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik untuk melihat keterkaitan antar variabel. Dalam analisa secara deskriptif, data yang diperoleh dari responden ditabulasi, diolah, dan dideskripsikan. Metode penghitungan yang digunakan adalah korelasi Spearman's rho. Sedangkan bantuan perangkat lunak SPSS 16.0 digunakan untuk mengolah semua data. 49