1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Lokasi pengambilan sampel tanah di Pulau Gili Meno, Lombok Utara

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

PRODUKSI ENZIM AMILASE

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Isolasi bakteri kitinolitik dari Sumber Air Panas. Penentuan Isolat Terpilih

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis kadar protein

Daftar Pustaka Tidak ada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

KARAKTERISASI α-amilase DAN GLUKOAMILASE DARI BAKTERI PROTEOLITIK ASAL PENCERNAAN IKAN NILA GIFT

3. METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

PRODUKSI ENZIM MANANASE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

ISOLASI DAN PENGUJIAN AKTIVITAS ENZIM α AMILASE DARI Aspergillus niger DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CAMPURAN ONGGOK DAN DEDAK

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Lampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

3. METODOLOGI 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

7. LAMPIRAN. Gambar 19. Kurva Standar Protein

BABm METODA PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. PERHITUNGAN KARAKTERISTIK DAN KADAR NUTRISI.

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Bovine Serum Albumine (BSA) Absorbansi BSA pada berbagai konsentrasi untuk menentukan kurva standar protein yaitu:

Lampiran 1. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengujian aktivitas enzim (Grossowicz et al., 1950) (a). Reagen A 1. 0,2 M bufer Tris-HCl ph 6,0 12,1 gr

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

4 Hasil dan Pembahasan

BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada bulan Juli 2009 Oktober 2010.

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

METODE. Materi. Rancangan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

Lampiran 1 Rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

4. Total Soluble Carbohydrate (Metode Phenol-AsamSulfat)

] ; Lampiran I. Skema Kerja. 1. Peremajaan Jamur. Diambil satu ose jamur Gliocladium sp. TNC73 dan TNC59 secara aseptis

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

Transkripsi:

LAMPIRAN 10

11 Lampiran 1 Skema metode Bernfeld (1955) 1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS Dididihkan 5 menit Didinginkan 5 menit Absorbansi diukur pada λ 550 nm Blanko: enzim diganti dengan akuades steril. Kontrol: penambahan enzim dilakukan setelah ditambah DNS, sebelum dididihkan. Standar: larutan standar maltosa 100-500 ppm, dengan selang konsentrasi 100 ppm. Perasamaan aktivitas α-amilase (Unit/ml): [maltosa] x Fp BM maltosa x V x t Persamaan aktivitas spesifik α-amilase (Unit/mg protein): aktivitas α-amilase (Unit/ml) kadar protein (mg/ml) Keterangan: [maltosa]: konsentrasi maltosa (ppm) Fp: faktor pengenceran BM: bobot molekul maltosa (360.31 dalton) V: volume enzim yang digunakan (1 ml) t: waktu inkubasi (20 menit)

12 Lampiran 2 Skema metode Somogyi-Nelson (Nelson 1944 dalam Breuil & Saddler 1985) 0.1 ml enzim + 0.5 ml larutan pati + 0.4 ml bufer Diinkubasi (suhu optimum, 30 menit) + 1 ml Pereaksi A* Diambil 1 ml + 1 ml Pereaksi D* Dididihkan 20 menit Didinginkan 5 menit + 1 ml Pereaksi C*, Dikocok hingga tidak ada gelembung Diencerkan hingga 25 ml Absorbansi diukur pada λ 520 nm Blanko: enzim diganti dengan akuades steril. Kontrol: penambahan enzim dilakukan setelah ditambah pereaksi A, sebelum dididihkan. Standar: larutan standar glukosa 100-500 ppm, dengan selang konsentrasi 100 ppm. Persamaan aktivitas glukoamilase (Unit/ml): [glukosa] x Fp BM maltosa x V x t

13 Persamaan aktivitas spesifik glukoamilase (Unit/mg protein): aktivitas glukoamilase (Unit/ml) kadar protein (mg/ml) Keterangan: [glukosa]: konsentrasi glukosa (ppm) Fp: faktor pengenceran BM: bobot molekul maltosa (180.16 dalton) V: volume enzim yang digunakan (1 ml) t: waktu inkubasi (20 menit) *) Cara membuat: Pereaksi A: 2.5 g Na 2 CO 3 + 2.5 g NaKtartrat + 2 g NaHCO 3 + 20 g, keempat bahan dicampur dalam 50 ml akuades steril, lalu diencerkan hingga 100 ml. Pereaksi B: 30 g CuSO 4. 5H 2 O dilarutkan dalam 200 ml akuades steril yang mengandung 4 tetes asam sulfat pekat. Pereaksi C: 5 g amonium molibdat dilarutkan dalam 50 ml akuades yang mengandung 4.2 ml H 2 SO 4. Campuran lain disiapkan dengan melarutkan 0.6 g Na 2 HAsO 4. 7H 2 O dalam 5 ml akuades. Kedua campuran disatukan lalu diencerkan hingga 100 ml. Inkubasi semalam pada suhu 37-40 o C, dimasukkan ke dalam botol gelap dan disimpan pada suhu rendah. Pereaksi D: 25 ml pereaksi A + 1 ml pereaksi B Lampiran 3 Skema metode Bradford (1976) 0.1 ml sampel + 5 ml pereaksi Bradford (Coomasie)* Diinkubasi (±5 menit, < 1 jam) Absorbansi diukur pada λ 595 nm Standar: bovin serum albumin 0.1 0.5 mg/ml Blanko: akuades steril pengganti sampel *) Cara membuat pereaksi Bradford (Coomasie):

0.01 g Coomasie Brilian Blue (CBB) G-250 dilarutkan dalam 5 ml etanol 95% (v/v), lalu ditambahkan 10 ml asam fosfor 85% (v/v). Campuran dihomogenkan (dikocok kuat) lalu disaring dengan kertas saring dan disimpan dalam botol gelap dan suhu rendah. Stok pereaksi Bradford harus diencerkan lima kali sebelum digunakan. Lampiran 4 Hasil penapisan isolat bakteri amilolitik Kode isolat Hasil (24 jam, T = 37 o C) Ulangan 1 (mm) Ulangan 2 (mm) Ф koloni Ф zona IA Ф koloni Ф zona IA Ratarata NL 1 10 15.5 0.55 8.5 12 0.41 0.48 NL 2 14.5 21 0.45 12.5 21 0.68 0.57 NL 3 15 21.5 0.43 16.5 22 0.33 0.38 NL 4 5 9 0.8 5.5 8.5 0.54 0.67 NL 6 - - - - - - - NL 7 - - - - - - - NL 8 19 25 0.32 24 31 0.29 0.31 NL 9 13 0.65 0.65 13 21 0.62 0.64 NL 10 - - - - - - - NL 11 - - - - - - - NL 12 - - - - - - - NL 13 13 14.5 0.12 11.5 14 0.22 0.17 NL 14 22 23.5 0.07 13.5 17 0.26 0.16 NL 15 13 19 0.46 8 16.5 1.06 0.76 NL 16 7 11 0.57 6 9 0.5 0.54 NL 17 - - - - - - - NL 18 - - - - - - - NU 1 10.5 18.5 0.76 8.5 18 1.12 0.94 NU 2 5 14 1.8 11 18 0.64 1.22 NU 3 13 21.5 0.65 13.5 22.5 0.67 0.66 NU 4 - - - - - - - NU 5 6.5 6.5 0 7 7 0 0 NU 6 - - - - - - - NU 7 17 22 0.29 12 19 0.58 0.44 NU 8 - - - - - - - NU 9 15.5 26 0.68 15 26.5 0.77 0.73 NU 10 - - - - - - - NU 11 - - - - - - - NU 12 17.5 19.5 0.11 21.5 24.5 0.14 0.12 NU 13 8 10.5 0.31 9.5 12 0.26 0.29 14

Lampiran 5 Aktivitas amilase dari isolat bakteri NU-2 yang diproduksi pada media NB dengan substrat 0.5% (b/v) pati tapioka dan tepung ikan. Suhu inkubasi enzim yang digunakan yaitu 37 o C dengan ph 7.0 Jenis Aktivitas (Unit/ml) Aktivitas spesifik (Unit/mg protein) Substrat α-amilase glukoamilase α-amilase glukoamilase Pati tapioka 0.051 0.121 0.358 0.785 Stdev ±0.0014 ±0.0916 ±0.0679 ±0.4667 Tepung ikan 0.073 0.204 0.293 0.795 Stdev ±0.0252 ±0.0785 ±0.1266 ±0.2376 Lampiran 6 Karakterisasi α-amilase dari isolat bakteri NU-2 pada berbagai suhu dan ph Aktivitas α-amilase isolat NU-2 yang diproduksi pada tepung ikan dan tepung pati pada berbagai suhu. Pengukuran aktivitas pada ph 7.0 Aktivitas α-amilase (Unit/ml) pada suhu ( o C) Jenis Substrat 30 37 40 50 60 Pati tapioka 0.044 0.069 0.065 0.05 0.044 Stdev ±0.0105 ±0.00001 ±0.00001 ±0.00003 ±0.000009 Tepung ikan 0.056 0.083 0.077 0.067 0.052 Stdev ±0.0119 ±0.0231 ±0.014 ±0.0224 ±0.0028 Aktivitas α-amilase isolat NU-2 yang diproduksi pada tepung ikan dan pati tapioka pada berbagai ph. Pengukuran aktivitas pada suhu optimum 37 o C Jenis Aktivitas α-amilase (Unit/ml) pada ph Substrat 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 Pati tapioka 0.04 0.045 0.072 0.032 0.06 0.04 Stdev ±0.0002 ±0.0003 ±0.0003 ±0.0056 ±0.0133 ±0.0003 Tepung ikan 0.039 0.041 0.063 0.071 0.062 0.063 Stdev ±0.0182 ±0.0224 ±0.0035 ±0.0252 ±0.0287 ±0.0042 15

16 Lampiran 7 Karakterisasi glukoamilase dari isolat bakteri NU-2 pada berbagai suhu dan ph Aktivitas glukoamilase isolat NU-2 yang diproduksi pada tepung ikan dan pati tapioka pada berbagai suhu. Pengukuran aktivitas pada ph 7.0 Jenis Substrat Aktivitas glukoamilase (Unit/ml) pada suhu ( o C) 30 37 40 50 60 Pati tapioka 0.176 0.093 0.185 0.093 0.074 Stdev ±0.1178 ±0.00001 ±0.0523 ±0.0523 ±0.000009 Tepung ikan 0.102 0.213 0.296 0.139 0.084 Stdev ±0.0654 ±0.0654 ±0.0523 ±0.0393 ±0.0131 Aktivitas glukoamilase isolat NU-2 yang diproduksi pada tepung ikan dan pati tapioka pada berbagai ph. Pengukuran aktivitas pada suhu optimum 40 o C Jenis Substrat Aktivitas glukoamilase (Unit/ml) pada ph 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 Pati tapioka 0.121 0.074 0.352 0.056 0.075 0.084 Stdev ±0.0131 ±0 ±0.2237 ±0 ±0.0262 ±0.0131 Tepung ikan 0.111 0.167 0.204 0.158 0.139 0.121 Stdev ±0 ±0 ±0.2093 ±0.1178 ±0.0393 ±0.0393 Lampiran 8 Kandungan nutrisi tepung ikan dan pati tapioka (Alamsyah 2005) Jenis tepung Tepung ikan Pati tapioka protein 55.7 2.6 karbohidrat 2.9 65.84 lemak 8.1 0.7 Serat kasar 1.5 5.67 abu 20.3 4.69 kalsium 4.75 0.17 fosfor 2.45 0.19 Energi metabolisme (ME) (kkal/kg) 3190 3720