KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK: SERTA TANTANGAN TAHUN 2019

dokumen-dokumen yang mirip
Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan.

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

I. PENDAHULUAN. tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2015

Disampaikan Oleh: SAUT SITUMORANG Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

BERITA RESMI STATISTIK

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perencanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

Lampiran 1 REALISASI DANA ALOKASI UMUM (DAU) KABUPATEN / KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (Tabulasi Normal dalam Rupiah) TAHUN

pemerintahan lokal yang bersifat otonomi (local outonomous government) sebagai

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Bagi Indonesia, kemiskinan sudah sejak lama menjadi persoalan

RINCIAN LABUHANBATU UTARA TEBING TINGGI BATUBARA ASAHAN TANJUNG BALAI NAMA DAN TANDA TANGAN KPU PROVINSI

Lampiran 1. Data Luas Panen dan Produksi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun

Lampiran 1. Tabel Daftar Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

Lampiran 1 Daftar Kabupaten/ Kota, Sampel

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2017 OLEH : DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA

MATRIK RENSTRA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1994). Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (Jiwa)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan

Tabel 1.1. Daftar Surplus/Defisit Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota T.A (dalam jutaan rupiah)

RAPAT KOORDINASI PELAPORAN RENCANA AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (PPK) B12 PEMERINTAH KOTATANJUNGBALAI TAHUN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2014

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem *

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan basis pembangunan bangsa. Apabila kita menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena pupuk kimia lebih mudah diperoleh dan aplikasinya bagi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. kerja pengelolaan pemerintahan, Indonesia dibagi menjadi daerah kabupaten dan. sendiri urusan pemerintahan dan pelayanan publik.

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan adalah hal yang sangat penting. Pada tahun 1950an, orientasi

3. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat terhadap Program keluarga Berencana yang responsive gender

Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Buah Manggis Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/ KOTA DI SUMATERA UTARA BERDASARKAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA MISKIN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CLUSTER SKRIPSI WIDYA REZA

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada hakekatnya pembangunan adalah kegiatan memanfaatkan sumberdaya

Pemerintahan Government

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas

BADAN PUSAT STATISTIK

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

NAMA SKPD : BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA TENGAH

LAMPIRAN. Lampiran 1 Jadwal dan Waktu Penelitian

Yulianta Siregar Departemen electrical engineering University of North Sumatera Bali 28 Mei 2010

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

Universitas Sumatera Utara

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

ALOKASI ANGGARAN DAERAH DALAM PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA Beryl Artesian Girsang

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam mengatur dan mengurus rumah

LAMPIRAN. Lampiran I JADWAL PENELITIAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)


Lampiran 1. Jumlah Penduduk Di Provinsi Sumatera Utara Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

Musrenbang RKPD Provinsi Sumatera Utara 2013 Hotel Santika, Selasa 2 April 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

Tahun Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

BAB V TABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KEBUTUHAN PENDANAAN BPPKB PROVINSI JAWA TIMUR

Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan melalui hubungan kelamin. Dahulu kelompok penyakit ini dikenal

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TERHADAP SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MEDAN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

KAJIAN FISKAL REGIONAL SUMATERA UTARA

Lampiran 1. Sampel. Universitas Sumatera Utara

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

Dra. Hj. Marhamah, MSi Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB Setdaprovsu Tahun 2016

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDORONG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya memegang peranan penting dari

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk yang menguntungkan kan adalah jamur konsumsi. konsumsi atau sering dikenal dengan istilah mushroom merupakan bahan

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG BADAN KOORDINASI PENGELOLAAN EKOSISTEM KAWASAN DANAU TOBA

bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan, SALINAN NOMOR 15 TAHUN 2017 Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1;" TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI SUMATERA UTARA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK: SERTA TANTANGAN TAHUN 2019 Drs. Jumsadi Damanik, SH, M. Hum ASISTEN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN SETDAPROVSU

HAK SETIAP WARGA NEGARA UNTUK MENIKMATI DAN BERPARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN DI BERBAGAI BIDANG

AGENDA 1. MENINGKATKAN PERANAN DAN KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM POLITIK DAN PEMBANGUNAN 2. MELINDUNGI ANAK, PEREMPUAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT MARJINAL

Gambaran Umum Sumatera Utara Proporsi Jumlah Penduduk Sumut perempu an 50,10 % laki laki 49,90 % Jumlah penduduk (BPS, 2017) 14.262.147 jiwa Laki-Laki : 7.116.896 jiwa (49%) Perempuan : 7.145.251 jiwa (51%) sex ratio : 99,60 (setiap 100 perempuan terdapat 99 laki-laki). Jumlah Penduduk Miskin (BPS, 2017) Perkotaan : 663.270 jiwa Perdesaan : 663.000 jiwa Total : 1.326.227 jiwa (9,30%)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia - Sumut 75,13 IPM SUMUT IPM INDONESIA 67,7 68,36 68,31 68,87 68,9 69,51 69,55 70 70,18 2012 2013 2014 2015 2016

Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia - Sumut Semakin besar perbedaan gender dalam pembangunan manusia, semakin rendah IPG dibandingkan dengan nilai IPM-nya IPG SUMUT IPG INDONESIA 90,07 90,07 90,19 90,26 90,34 90,96 91,03 90,82 90,82 70,76 2012 2013 2014 2015 2016 IPG digunakan untuk mengukur pencapaian dimensi dan variabel yang sama seperti IPM, tetapi mengungkapkan ketidakadilan dalam pencapaian antara lakilaki dan perempuan.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indonesia - Sumut IDG SUMUT IDG INDONESIA 69,82 70,07 70,08 70,46 70,68 70,83 69,07 71,39 67,81 66,69 2012 2013 2014 2015 2016 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan Indeks komposit yang tersusun dari beberapa variabel yang mencerminkan tingkat keterlibatan Perempuan dalam proses pengambilan keputusan di bidang Politik dan Ekonomi.

Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Sumut 2017

Jumlah Kasus Berdasarkan Tempat Kejadian Korban Berdasarkan Usia 415 628 302 318 354 17 51 Tempat Kerja Sekolah 135 Fasilitas Umum Lainnya Rumah Tangga 143 103 52 5 60+ 45-59 18-24 0-5 25-44 6-12 13-17 Jenis kekerasan yang dialami Korban 524 466 376 60 106 132 5 Korban Berdasarkan Pendidikan 392 290 237 245 131 43

Kota Medan Deli Serdang Asahan Tapanuli Tengah Labuhan Batu Kota Tebing Tinggi Langkat Serdang Bedegai Karo Labuhan Batu Utara Dairi Gunung Sitoli Tapanuli Selatan Mandailing Natal Simalungun Kota Padang Sidempuan Batu Bara Nias Selatan Labuhan Batu Selatan Kota Pematang Siantar Kota Tanjung Balai Tapanuli Utara Kota Sibolga Kota Binjai Nias Humbang Hasundutan Toba Samosir Padang Lawas Utara Nias Utara Samosir Padang Lawas Pakpak Barat Nias Barat 25 22 21 21 14 14 14 14 10 10 9 7 4 4 3 1 0 53 48 38 34 32 32 31 82 77 71 70 67 61 59 59 178 Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak per Kab/Kota, Sumut 2017

PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM NAWACITA N.2 Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan. b. Meningkatkan peranan dan keterwakilan perempuan dalam politik dan pembangunan. N.4 Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. b. Melindungi anak, perempuan dan kelompok masyarakat marjinal.

ISU STRATEGIS 1. Masih tingginya angka kekerasan dan kerentanan terhadap perempuan termasuk kasus TPPO; 2. Belum optimalnya kinerja lembaga layanan rujukan lanjutan dalam menangani kasus kekerasan tersebut termasuk TPPO; 3. Kurangnya lembaga pemerintah, non pemerintah, media massa, dan dunia usaha yang menyediakan layanan perlindungan perempuan dan anak; 4. Belum optimalnya pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dan partisipasi perempuan dalam berbagai bidang pembangunan; 5. Belum optimalnya upaya peningkatan ketahanan dan kualitas keluarga; 6. Belum optimalnya upaya pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak; 7. Belum optimalnya kualitas dan ketersediaan data dan informasi gender dan anak dalam mendukung perencanaan pembangunan.

STRATEGI & KEBIJAKAN

STRATEGI 1. Menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan termasuk TPPO melalui peningkatan kesadaran masyarakat dalam penanganan dan pencegahan kasus kekerasan terhadap perempuan termasuk TPPO; 2. Meningkatkan kualitas layanan rujukan lanjutan melalui peningkatan kapasitas SDM, penyedian sarana dan prasarana penunjang layanan.; 3. Meningkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi dengan lembaga layanan rujukan terhadap korban kekerasan perempuan dan anak termasuk TPPO yang memiliki standar layanan; 4. Pengarusutamaan gender melalui optimalisasi regulasi dan kebijakan pelaksanaan pengarusutamaan gender sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan komitmen pemerintah daerah, masyarakat dan swasta; 5. Meningkatkan kapasitas dan kualitas perempuan sebagai modal dalam pengembangan karir dan potensi termasuk hak politik sebagai kader atau calon anggota legislatif; 6. Meningkatkan keberdayaan perempuan melalui pembinaan kelompok, pemberian pelatihan dan keterampilan tambahan serta bantuan alat;

STRATEGI (lanjutan...) 7. Meningkatkan peran kelembagaan dan ketersediaan sumber daya pengelolaan Puspaga; 8. Meningkatkan Capaian KLA melalui pendampingan, fasilitasi, bimbingan tehnis, koordinasi, pelibatan lembaga non pemerintah, dunia usaha, media massa dan singkronisasi antar kabupaten/kota dengan provinsi; 9. Meningkatkan kelembagaan yang menyediakan layanan Anak Membutuhkan Pelayanan Khusus (AMPK) melalui pemetaan, pembinaan dan pendampingan kelembagaan; 10.Pelembagaan sistem data gender dan anak melalui advokasi, peningkatan kapasitas sumberdaya pengelola data dan informasi, dan penyediaan aplikasi data gender dan anak berbasis web.

KEBIJAKAN 1. Membangun kemitraan dengan lembaga layanan terkait perlindungan perempuan; 2. Pelaksanaan KIE dan Sosialisasi kepada masyarakat mengenai pencegahan dan penanganan kekerasan difokuskan pada daerah yang rawan terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk TPPO; 3. Meningkatkan kualitas layanan yang diprioritaskan pada SDM yang bertugas di Lembaga P2TP2A serta sarana prasarana yang menunjang secara langsung kinerja pelayanan; 4. Membangun jejaring kelembagaan layanan rujukan terhadap korban kekerasan perempuan dan anak termasuk TPPO yang memiliki standar layanan pada tingkat propinsi dan kab/kota; 5. Peningkatan pelaksanaan pengarusutamaan gender dengan fokus pada kebijakan teknis PUG, pelatihan penyusunan dan pendampingan PPRG, optimalisasi peran dan fungsi kelembagaan PUG; 6. Peningkatan dan pelibatan perempuan dalam berbagai proses dan tahapan pembangunan;

KEBIJAKAN (lanjutan...) 7. Peningkatan kemandirian ekonomi dengan fokus pada penguatan akses modal dan jaringan pada kelompok usaha perempuan; 8. Optimalisasi fasilitasi dan pendampingan pembentukan Puspaga di Kabupaten/Kota sesuai standar; 9. Peningkatan Capaian KLA dengan fokus pada pembentukan forum anak, pengembangan percontohan SRA (Sekolah Ramah Anak), pengembangan layanan kesehatan ramah anak, pengembangan ruang bermain ramah anak dan koordinasi antar kabupaten/kota dengan provinsi; 10.Peningkatan peran dan layanan kelembagaan dengan fokus pada peningkatan kapasitas SDM layanan Anak Membutuhkan Pelayanan Khusus (AMPK) dari 15 kategori baik lembaga pemerintah dan non pemerintah; 11.Penyiapan aplikasi data gender dan anak dengan fokus pada update data dan peningkatan kapasitas SDM pengelola data.

PROGRAM PRIORITAS 1. Program Peningkatan Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak; 2. Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Kualitas Keluarga; 3. Program Peningkatan Pemenuhan Hak Anak; 4. Program Peningkatan Sistem Data Gender dan Anak.

KEGIATAN PRIORITAS I. Program Peningkatan Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak 1. Penguatan dan Fasilitasi Perempuan dan Anak Dalam Kondisi Tertentu; 2. Advokasi pengintegerasian materi KDRT dalam kursus calon pengantin; 3. Fasilitasi dan Pelatihan SDM anggota gugus tugas pecegahan dan penanganan TPPO; 4. Pembinaan dan Fasilitasi Kelompok Bina Keluarga TKI (BK-TKI); 5. Pelatihan Fasilitator Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM).

KEGIATAN PRIORITAS lanjutan... II. Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Kualitas Keluarga 1. Advokasi pelaksanaan kebijakan PUG bidang sosial, politik dan Hukum; 2. Penguatan PUG Bidang Ekonomi; 3. Pelatihan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) bagi pelaku industri Rumahan; 4. Fasilitasi pelaksanaan PUG bidang Pembangunan Keluarga; 5. Pemantauan, Evaluasi, Pelaporan Kebijakan PUG bidang Sosial, Politik, Hukum, Ekonomi dan Pembangunan Keluarga.

KEGIATAN PRIORITAS lanjutan... III. Program Peningkatan Pemenuhan Hak Anak 1. Penguatan Penyelenggaraan PRA (Puskesmas Ramah Anak); 2. Fasilitasi pemenuhan hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak; 3. Penguatan/pembentukan Pusat Informasi layak anak; 4. Penguatan/pembentukan Kab/Kota Layak Anak; 5. Penguatan Penyelenggaraan SRA (Sekolah Ramah Anak); 6. Penguatan tentang pemenuhan hak Anak Atas Pendidikan, Kreativitas, dan Budaya; 7. Fasilitasi Pengembangan Forum Anak.

KEGIATAN PRIORITAS lanjutan... IV. Program Peningkatan Sistem Data Gender dan Anak 1. KIE pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; 2. Penguatan Forum Data Terpilah Gender dan Anak; 3. Penyusunan profil pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

PERMASALAHAN & TANTANGAN 1. Belum optimalnya upaya percepatan pembangunan dan pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak melalui PUG dan PUHA dengan sasaran lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah; 2. Belum memadainya jumlah SDM potensial dalam pelaksanaan program dan kegiatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; 3. Belum optimalnya dukungan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya pemberdayaan bagi perempuan pada situasi dan kondisi tertentu (bencana alam, konflik, disable, lansia dll); 4. Belum optimalnya penanganan kasus korban kekerasan pada perempuan dan anak yang dilaksanakan secara terpadu dan berbasis gender; 5. Belum optimalnya penguatan dan perluasan jejaring pengampu urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang melibatkan seluruh stakeholder dan masyarakat melalui Lembaga Masyarakat; 6. Belum optimalnya penyusunan perencanaan berbasis data terpilah.

TERIMA KASIH