BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

dokumen-dokumen yang mirip
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Halaman ini sengaja dikosongkan.

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Transkripsi:

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2011

Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi Bank Indonesia : Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan Tugas Bank Indonesia : 1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank. Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada Redaksi : Kelompok Kajian dan Survey Bank Indonesia Gorontalo Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo 96115 Telp : +62 435 824444 Fax : +62 435 827993 Web : www.bi.go.id

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian periode triwulan I-2011 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI Gorontalo sebagai economic intelligent and research unit yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo. Gorontalo, 9 Mei 2011 BANK INDONESIA GORONTALO Wahyu Purnama A. Pemimpin

Halaman ini sengaja dikosongkan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 BAB 6 PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL 1.1 Sisi Permintaan 2 1.1.1 Konsumsi 3 1.1.2 Investasi 5 1.1.3 Ekspor - Impor 6 1.2 Sisi Penawaran 9 1.2.1 Sektor Pertanian 10 1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 12 1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 13 1.2.4 Sektor Bangunan 14 1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 15 1.2.6 Sektor Industri Pengolahan 15 1.2.7 Sektor Lainnya 16 1.3 BOX KER I 18 PERKEMBANGAN INFLASI 2.1 Inflasi Gorontalo 23 2.1.1 Faktor Fundamental 24 2.1.2 Faktor Non - Fundamental 26 2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa 27 2.2.1 Inflasi Tahunan (y.o.y) 27 2.2.2 Inflasi Triwulanan (q.t.q) 28 2.3 BOX KER II 29 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1 Fungsi Intermediasi 33 3.1.1 Perkembangan Kantor Bank 33 3.1.2 Penyerapan Dana Masyarakat 34 3.1.3 Penyaluran Kredit 35 3.2 Stabilitas Sistem Perbankan 38 3.2.1 Risiko Kredit 39 3.2.2 Risiko Likuiditas 40 3.2.3 Risiko Pasar 41 3.3 BOX KER III 42 KEUANGAN DAERAH 4.1 Pendapatan Daerah 45 4.2 Belanja Daerah 47 4.3 Kontribusi Realisasi APBD Gorontalo Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 48 SISTEM PEMBAYARAN 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 51 5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow) 51 5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 51 5.1.3 Uang Palsu 52 5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 53 5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 53 5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS) 54 KESEJAHTERAAN 6.1 Pengangguran 55 6.2 Kemiskinan 56 6.3 Rasio Gini 57 6.4 IPM (Index Pembangunan Manusia) 58

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI 7.1 Outlook Makroekonomi Regional 61 7.2 Outlook Inflasi 63 7.3 Outlook Perbankan 64 LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 2 Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov 3 Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Barang dan Jasa 3 Grafik 1.4 Survei Konsumen 3 Grafik 1.5 Perkembangan Kredit Konsumsi 4 Grafik 1.6 Perkembangan Simpanan Masyarakat 4 Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4 Grafik 1.8 Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor 4 Grafik 1.9 Perkembangan NTP Petani 5 Grafik 1.10 Konsumsi BBM Rumah Tangga 5 Grafik 1.11 Perkembangan Kredit Investasi 6 Grafik 1.12 Realisasi Belanja Modal Pemprov 6 Grafik 1.13 Perkembangan Impor Semen 6 Grafik 1.14 Kredit Konstruksi 6 Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Luar Negeri 7 Grafik 1.16 Perkembangan Harga Gula Internasional 7 Grafik 1.17 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo 8 Grafik 1.18 Perkembangan Harga Jagung 8 Grafik 1.19 Ekspor Antar Provinsi 8 Grafik 1.20 Impor Semen 8 Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang 9 Grafik 1.22 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian 10 Grafik 1.23 Realisasi Panen Pertanian Tabama 10 Grafik 1.24 Perkembangan Luas Panen Jagung 10 Grafik 1.25 Perkembangan Luas Panen Padi 10 Grafik 1.26 Perkembangan Pajak Kendaraan 12 Grafik 1.27 Realisasi Penjualan BBM Transportasi 12 Grafik 1.28 Perkembangan Penumpang Pesawat 12 Grafik 1.29 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut 13 Grafik 1.30 Perkembangan Kargo Laut 13 Grafik 1.31 Kredit Perdagangan 14 Grafik 1.32 Volume Muat Pelabuhan 14 Grafik 1.33 Tingkat Hunian Hotel 14 Grafik 1.34 Penjualan Semen 14 Grafik 1.35 Belanja Modal APBD 14 Grafik 1.36 NIM Perbankan 15 Grafik 1.37 Perkembangan Pendapatan/Beban 15 Grafik 1.38 Konsumsi Listrik Industri 16 Grafik 1.39 Perkembangan Kredit Perdagangan 16 Grafik 1.40 Konsumsi BBM Industri 16 Grafik 1.41 Daya Listrik Tersambung PLN 16 Grafik 1.42 Realisasi Kredit Jasa-jasa 16

Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo 24 Grafik 2.2 Kapasitas Produksi 24 Grafik 2.3 Perkembangan Harga Emas Internasional 25 Grafik 2.4 Indeks Perubahan Harga Periode Akan Datang 25 Grafik 2.5 Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan 26 Grafik 2.6 Inflasi Kelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol 26 Grafik 2.7 Hasil Survei Pemantauan Harga 28 Grafik 3.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 34 Grafik 3.2 Komposisi Dana Pihak Ketiga 34 Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 36 Grafik 3.4 Komposisi Kredit Penggunaan 36 Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektoral 37 Grafik 3.6 Komposisi Kredit Sektoral 37 Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 38 Grafik 3.8 Perkembangan NPL 39 Grafik 3.9 NPL per Sektor 39 Grafik 3.10 Konsentrasi Kredit 40 Grafik 3.11 Perkembangan Portofolio DPK 40 Grafik 3.12 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo 41 Grafik 3.13 Perkembangan Kurs USD dan BI Rate 41 Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 51 Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan 51 Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo 53 Grafik 5.4 Rata-rata Perputaran Kliring Per Hari 53 Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo 53 Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan II-2011 61 Grafik 7.2 Perkembangan Luas Tanam Padi 62 Grafik 7.3 Perkembangan Luas Tanam Jagung 62 Grafik 7.4 Survei Konsumen Bank Indonesia 62 Grafik 7.5 Indeks Tendensi Konsumen BPS 62 Grafik 7.6 Proyeksi Inflasi Tahunan (y.o.y) 63 Grafik 7.7 Ekspektasi Harga Jual 63 Grafik 7.8 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan 64

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2 Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 9 Tabel 1.3 ARAM III Pertanian Padi 11 Tabel 1.4 ARAM III Pertanian Jagung 11 Tabel 1.5 Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang 16 Tabel 2.1 Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo 23 Tabel 2.2 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) 27 Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Sub - Kelompok Bahan Makanan 27 Tabel 2.4 Kelompok Barang dan Jasa (q.t.q) 28 Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo 46 Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 46 Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 47 Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 48 Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil 48 Tabel 4.6 Dampak APBD terhadap Uang Beredar 49 Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (dalam Rp. Ribu) 52 Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo 52 Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo 54 Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan 55 Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 56 Tabel 6.3 Presentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) 57 Tabel 6.4 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 57 Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo 58 Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota Tahun 2006-2007 58

Halaman ini sengaja dikosongkan

RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Gorontalo triwulan I-2011 tumbuh 8,42 % (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (9,26% y.o.y) Melemahnya kinerja konsumsi swasta dan ekspor mendorong kinerja ekonomi menurun selama triwulan I-2011 Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor industri pengolahan serta sektor pengangkutan & komunikasi Kinerja perekonomian Gorontalo triwulan I-2011 tumbuh 8,42% (y.o.y) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 9,26% (y.o.y). Angka pertumbuhan ekonomi dimaksud lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia sebelumnya yang berada pada kisaran 7,7-8,2% (y.o.y). Kebijakan ekspansi fiskal Pemda selama triwulan I-2011 diyakini mampu meredam perlambatan ekonomi yang terjadi. Di sisi permintaan, melemahnya perekonomian lebih disebabkan oleh kinerja konsumsi swasta dan ekspor. Tertundanya realisasi pembayaran Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) dan kenaikan gaji PNS yang baru direalisasikan bulan April 2011 menjadi salah satu hal yang mendorong melambatnya pertumbuhan konsumsi swasta. Sementara itu laju kontraksi ekspor masih terjadi pada triwulan I-2011 dan cenderung semakin menurun. Ekspor gula, rotan, dan kopra menurun cukup signifikan selama triwulan I- 2011. Harga kopra yang menurun cukup tajam di pasaran internasional pada bulan Maret 2011 mendorong pengusaha kopra menahan pengiriman kopra-nya. Sementara permasalahan pasokan bahan baku gula menjadikan produksi gula terkendala selama triwulan I-2011. Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor industri pengolahan serta sektor pengangkutan & komunikasi. Sektor pertanian sendiri pada triwulan I-2011 mengalami masa panen yang cukup baik, namun secara besaran pertumbuhannya relatif lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2010. Hal ini dapat dijelaskan secara statistik karena basis produksi pertanian triwulan IV-2009 berada pada titik terendah sehingga angka pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan IV-2010 menjadi yang tertinggi selama tiga tahun terakhir. Sementara itu tren pelemahan industri pengolahan masih terus berlangsung hingga triwulan I-2011. Sektor industri pengolahan utama seperti gula dan kayu mengalami tekanan yang cukup signifikan terkait ketersediaan BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 i

bahan baku. Indikator tersebut nampak dari kosongnya pengiriman hasil industri olahan gula dan rotan ke luar negeri. Sementara untuk sektor pengangkutan dan komunikasi pelemahan didorong oleh menurunnya kinerja angkutan darat. Permasalahan pasokan BBM yang sempat terjadi di Gorontalo dalam periode triwulan laporan diperkirakan menjadi salah satu faktor pendorongnya. PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan I-2011 sebesar 5,77% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,43% (y.o.y) Inflasi inti dan administered price pada triwulan I-2011 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya Inflasi Gorontalo pada triwulan I-2011 sebesar 5,77% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,43% (y.o.y). Rendahnya tekanan inflasi terutama akibat dari menurunnya volatile food sebesar 8,57% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 16,30% (y.o.y). Melemahnya tekanan inflasi terutama disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi (i) panen padi yang terjadi bertepatan dengan akhir triwulan membawa tendensi penurunan harga beras, (ii) beberapa pasokan ikan cukup baik seperti ikan tude sehingga mengalami deflasi (m.t.m) selama dua bulan terakhir berturutturut, dan (iii) penurunan harga komoditas bumbu-bumbuan seperti cabe dan tomat. Core inflation atau inflasi inti pada triwulan I-2011 sebesar 3,53% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,68% (y.o.y) seiring dengan meningkatnya berbagai tekanan faktor fundamental meliputi output gap, imported inflation, dan ekspektasi inflasi. Melemahnya kapasitas produksi diperkirakan menambah munculnya Output gap negatif. Sementara itu, ekspektasi inflasi diperkirakan masih optimis meningkat pada periode kedepan walaupun dalam tren menurun dibandingkan periode sebelumnya. Di sisi lain, administered price sebesar 6,52% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,25% (y.o.y) terutama disebabkan naiknya cukai rokok yang ditunjukkan dengan kenaikan pada Subkelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol. ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Fungsi intermediasi perbankan pada triwulan I-2011 menunjukkan kinerja yang cukup - menggembirakan Dari aspek stabilitas sistem perbankan di Gorontalo,nilai LDR yang masih cukup tinggi perlu mendapat perhatian. Hal lainnya adalah angka NPLs pada BPR yang mencapai 18,75%. Fungsi intermediasi perbankan pada triwulan I-2011 menunjukkan kinerja yang cukup menggembirakan. Dana yang dihimpun tercatat sebesar Rp2,34 triliun, tumbuh sebesar 21,57% (y.o.y) dibandingkan triwulan I-2010 yang hanya tercatat Rp1,93 trilliun. Pertumbuhan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga terutama didorong oleh pertumbuhan komponen deposito yang tumbuh 27,54%. Dari angka statistik perbankan tersebut di atas, merefleksikan bahwa terdapat kecenderungan peralihan dana masyarakat dari simpanan jangka pendek (tabungan) ke jangka menengah (deposito). Secara ekonomis, hal ini cukup positif karena menunjukkan bahwa dana masyarakat tersebut bisa mengendap lebih lama pada perbankan sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu pembiayaan kepada masyarakat khususnya sektor usaha produktif. Sementara itu, penyaluran kredit tercatat sebesar Rp3,87 triliun, tumbuh 33,71% (y.o.y) namun relatif lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 38,10% (y.o.y). Pertumbuhan kredit yang relatif tinggi terutama didorong oleh perkembangan kredit investasi yang tercatat tumbuh sangat tinggi yaitu sebesar 166,23% (y.o.y) jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat hanya sebesar 63,14% (y.o.y). Kondisi tersebut mengindikasikan adanya perkembangan aktivitas dunia usaha di Gorontalo antara lain tercermin dari cukup maraknya pembangunan ruko dan perumahan oleh para pemilik modal Dari aspek stabilitas sistem perbankan di Gorontalo, fungsi intermediasi perbankan sangat baik sebagaimana tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 164,95% (bank umum) dan 129,31% (BPR), artinya bahwa dana yang diserap perbankan seluruhnya tersalurkan ke dunia usaha. Namun demikian, angka tersebut juga merefleksikan bahwa penghimpunan simpanan/dpk oleh perbankan masih perlu mendapat perhatian karena angka tersebut mengindikasikan bahwa sebagian kredit yang disalurkan perbankan bersumber dari dana dari perbankan BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 iii

di luar Gorontalo. Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah kredit bermasalah (NPLs) pada BPR yang masih cukup tinggi yaitu mencapai 18,75%. Sedangkan untuk NPLs bank umum cukup baik yaitu sebesar 3,13% (bruto), masih berada dibawah batas ketentuan BI yaitu 5%. Sedangkan nilai kurs rupiah terhadap Dollar Amerika hingga triwulan I-2011 masih terus menunjukkan apresiasi (penguatan). PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan I-2011 cenderung menurun Realisasi penerimaan APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan I-2011 meningkat Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan I-2011 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat Rp 118,21 Miliar dana APBD telah dibelanjakan dengan persentase realisasi mencapai 17,62%, lebih tinggi dibandingkan penyerapan belanja triwulan I- 2010 yang mencapai Rp 79,34 Miliar (13,97%). Meningkatnya penyerapan fiskal Pemda menjadi salah satu pendorong peredam laju pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ini terkait kegiatan peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo. Sementara itu disisi penerimaan APBD mengalami peningkatan realisasi. Realisasi penerimaan triwulan I-2011 sebesar Rp 161,09 Miliar dengan capaian 25,30% dari target anggaran APBD 2011. Capaian tersebut meningkat apabila dibandingkan triwulan I-2010 yang tercatat sebesar Rp 60,21 Miliar dengan capaian 10,91% dari target anggaran APBD 2010. Peningkatan terutama didorong oleh penghimpunan pajak daerah dan dana perimbangan. Kenaikan penerimaan Pemerintah Provinsi yang kurang diimbangi oleh penyerapan belanja mendorong terjadinya kontraksi fiskal terhadap jumlah uang beredar di masyarakat. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo diwarnai oleh net inflow dan peningkatan uang layak Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I- 2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai menunjukkan penurunan transaksi kliring dan RTGS. Net Inflow iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai menunjukkan penurunan transaksi kliring dan RTGS pada triwulan I-2011 sebesar Rp141,40 miliar merupakan cerminan dari arus dana yang kembali ke perbankan setelah pada triwulan sebelunya mengalami penarikan yang cukup signifikan terkait dengan berbagai kegiatan pada akhir tahun 2010. Sementara itu, Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada akhir triwulan I-2011 sebesar Rp99,15 miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Meningkatnya uang layak edar terkait dengan penyediaan uang untuk kebutuhan transaksi pada awal tahun 2011. Di sisi lain, pada triwulan laporan belum teridentifikasi temuan uang palsu di Kas Titipan Provinsi Gorontalo. Transaksi non tunai kliring mengalami pertumbuhan sebesar 8,28% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 28,21% (q.t.q). Sedangkan Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS ratarata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan I-2011 secara nominal sebesar Rp499 miliar atau terkontraksi secara triwulanan sebesar -22,96% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Tingkat kesejahteraan cukup baik, karena tingkat pengangguran relative menurun. Tingkat pengangguran terbuka di Gorontalo pada Februari 2011 menurun. Persentase penduduk miskin di maret 2010 menurun. Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Gorontalo menunjukkan perbaikan yang tercermin dari indikator menurunnya jumlah pengangguran terbuka dari 5,16 % pada Agustus 2010 menjadi 4,61 % pada Februari 2011. Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo pada bulan Februari 2011 tercatat sebanyak 458.579 jiwa atau meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2010 yang tercatat hanya 456.499 jiwa. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo mengalami penurunan dimana pada bulan Februari 2011 tercatat sebanyak 4,61%, menurun dibandingkan TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%. Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan pada tahun 2010 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo sebesar 23,19% atau mengalami penurunan dibandingkan periode Maret 2009 yang tercatat sebesar 25,01%. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 v

Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding IPM 2006 yang sebesar 68,01. PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Gorontalo triwulan II- 2011 diperkirakan tumbuh 7,0 7.5% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan I- 2011 Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2011 diperkirakan berkisar 7,0 7,5% (y.o.y) melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2011. Perlambatan yang terjadi diperkirakan sebagai dampak penurunan produksi pertanian setelah puncak masa panen di triwulan I-2011. Kondisi ini diperkirakan akan berimbas bagi kinerja ekspor mengingat pertanian menjadi komoditas utama ekspor Gorontalo. Namun perlambatan yang terjadi diperkirakan akan diredam oleh kegiatan konsumsi yang meningkat terkait realisasi kenaikan gaji PNS yang terlaksana di bulan April 2011. Hasil survei konsumen BI dan Indeks Tendensi Konsumen BPS menunjukkan optimisme konsumsi swsata relatif masih terjaga di triwulan II-2011 Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2011 diproyeksikan pada kisaran 7 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,77% (y.o.y) Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2011 diproyeksikan pada kisaran 7 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,77% (y.o.y). Tekanan permintaan kedepan diperkirakan meningkat seiring dengan adanya rapel dan realisasi kenaikan gaji PNS pada triwulan II-2011. Disisi lain, stok pasokan bahan makan diperkirakan sudah mulai menipis dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, harga-harga internasional yang terus menunjukkan tren peningkatan diperkirakan dapat mempengaruhi peningkatan harga barang impor di Gorontalo. Indikasi tekanan inflasi yang relatif tinggi vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

dapat ditunjukkan oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang menunjukkan bahwa ekspektasi harga jual oleh para produsen pada triwulan kedepan menunjukkan peningkatan. Aktivitas perbankan triwulan II-2011 diperkirakan meningkat yang bersumber dari meningkatnya aktivitas masyarakat. Aktivitas usaha perbankan pada triwulan II-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan, salah satunya diperkirakan bersumber dari potensi meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Meningkatnya aktivitas masyarakat antara lain dari permintaan domestik menjelang pilkada Gubernur Gorontalo, realisasi proyek yang bersumber dari APBN dan APBD biasanya dimulai pada triwulan II. Kondisi tersebut diperkirakan akan memberikan peluang bagi peningkatan penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 vii

Halaman ini sengaja dikosongkan viii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2011 tumbuh melambat 8,42% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 9,26% y.o.y. Bank Indonesia pada triwulan IV-2010 telah memproyeksikan bahwa kondisi perekonomian makro regional triwulan I-2011 akan mengalami perlambatan dengan angka perkiraan berkisar antara 7,7-8,2% (y.o.y), namun ekspansi fiskal Pemerintah Daerah yang cukup signifikan pada triwulan laporan ternyata cukup efektif dalam meredam perlambatan yang terjadi sehingga angka pertumbuhan ekonomi dapat didorong ke level 8,42% (y.o.y). Ekspansi fiskal dimaksud terkait peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo yang diperingati dengan beberapa agenda kegiatan baik yang dilaksanakan di dalam wilayah Gorontalo maupun di Jakarta. Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor industri pengolahan serta sektor pengangkutan & komunikasi. Sektor pertanian pada triwulan I-2011 mengalami produksi panen yang cukup baik, namun secara besaran pertumbuhan relatif lebih rendah dibandingkan triwulan IV- 2010. Hal ini dapat dijelaskan secara statistik karena basis produksi pertanian triwulan IV- 2009 berada pada titik terendah sehingga angka pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan IV-2010 menjadi yang tertinggi selama tiga tahun terakhir. Sementara itu tren pelemahan industri pengolahan masih terus berlangsung hingga triwulan I-2011. Sektor industri pengolahan utama seperti gula dan kayu mengalami tekanan yang cukup signifikan terkait kurangnya ketersediaan bahan baku yang berimplikasi pada output produksi. Indikator tersebut nampak dari kosongnya pengiriman hasil industri olahan gula dan rotan ke luar negeri. Sementara melemahnya kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi terutama didorong oleh menurunnya kinerja angkutan darat. Permasalahan pasokan BBM yang sempat terjadi di Gorontalo dalam periode triwulan laporan diperkirakan menjadi salah satu faktor penyebabnya. Disisi permintaan, perlambatan ekonomi terjadi karena melemahnya kinerja konsumsi swasta dan ekspor. Melambatnya konsumsi swasta terkait tertundanya realisasi Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) sampai bulan Maret 2011. Laju kontraksi ekspor masih terus terjadi hingga triwulan I-2011 dan cenderung semakin merosot. Ekspor gula, rotan, dan kopra menurun cukup signifikan selama triwulan laporan. Penurunan harga kopra yang cukup tajam di pasaran internasional pada bulan Maret 2011 mendorong pengusaha kopra menahan pengiriman kopra-nya. Sementara permasalahan pasokan tebu dan menurunnya harga gula Internasional menjadi kendala melemahnya ekspor gula Gorontalo. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 1

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 1.1 SISI PERMINTAAN Melemahnya kinerja konsumsi swasta dan ekspor memberikan tekanan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi, namun dampak tersebut sedikit diredam oleh ekspansi fiskal pemerintah daerah yang cukup baik selama triwulan laporan. Kebijakan Pemerintah Daerah untuk peningkatan penyerapan fiskal pada triwulan I-2011 dianggap cukup tepat disisi perekonomian karena komponen konsumsi swasta yang selama ini menjadi pendukung utama pertumbuhan ekonomi berada pada kondisi stagnan dan relatif menurun. Ekspansi fiskal terkait peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo mampu mendorong pertumbuhan konsumsi pemerintah hingga 20,83% (y.o.y) sementara disisi belanja modal, ekspansi fiskal mampu mendorong kinerja investasi hingga tumbuh 13,39% (y.o.y). Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan KOMPONEN 2009 2010 2011 I II III IV I II III IV I *) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 468,554.30 479,928.08 502,656.80 503,256.26 519,781.38 546,905.22 579,340.60 615,388.70 629,851 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 6,600.64 6,801.54 7,319.05 7,284.71 7,397.20 7,751.85 7,934.48 7,834.86 8,043 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 228,903.64 253,896.50 282,639.50 316,842.83 257,619.45 286,452.64 319,783.80 359,567.76 311,284 Pembentukan Modal Tetap Bruto 225,808.66 231,846.75 247,303.20 267,096.83 228,748.60 244,262.90 262,781.92 286,938.92 259,373 Perubahan Stok (68,456.31) (81,357.95) (97,849.95) (198,005.23) (72,223.32) (119,132.46) (159,815.77) (228,365.83) (117,857.03) Ekspor Barang dan Jasa 100,657.74 105,038.60 100,093.60 103,622.45 104,818.96 110,994.57 118,845.65 95,707.01 93,093 Impor Barang dan Jasa 314,934.18 320,973.57 323,267.29 330,570.07 344,759.21 352,582.16 368,958.34 405,605.96 423,380 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 647,134.48 675,179.94 718,894.91 669,527.79 701,383.06 724,652.56 759,912.34 731,465.46 760,407.19 KOMPONEN 2009 2010 2011 I II III IV I II III IV I *) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 11.66 12.57 11.11 8.17 10.93 13.96 15.26 22.28 21.18 Pengeluaran Lembaga Nirlaba 9.81 8.01 9.63 4.74 12.07 13.97 8.41 7.55 8.73 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6.40 8.51 9.75 11.34 12.54 12.82 13.14 13.48 20.83 Pembentukan Modal Tetap Bruto 12.41 3.53 1.57 4.13 1.30 5.36 6.26 7.43 13.39 Perubahan Stok (26.78) (43.01) 12.61 3.19 5.50 46.43 63.33 15.33 63.18 Ekspor Barang dan Jasa (6.18) (2.24) 5.69 (4.43) 4.13 5.67 18.73 (7.64) (11.19) Impor Barang dan Jasa 23.81 42.34 10.13 5.15 9.47 9.85 14.13 22.70 22.80 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 7.66 7.22 6.60 8.78 8.38 7.33 5.71 9.25 8.42 *) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL 1.1.1 KONSUMSI Pada triwulan I-2011 konsumsi secara keseluruhan terkontraksi 3,42% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 18,78% (y.o.y). Melambatnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh kinerja konsumsi swasta, sementara konsumsi pemerintah menunjukkan peningkatan. Konsumsi swasta tumbuh 21,18% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercarat sebesar 22,28% (y.o.y) sementara konsumsi pemerintah tumbuh 20,83% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,48% (y.o.y). Rangkaian peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo diperkirakan memberikan dorongan yang cukup signifikan bagi kegiatan konsumsi pemerintah daerah. Beberapa kegiatan berskala regional diselenggarakan di Gorontalo dan Jakarta seperti UFTR (Update From The Region) di Jakarta, atraksi penerbangan pesawat Sukhoi TNI-AU, pagelaran konser musik di beberapa lokasi kabupaten/kota serta peringatan yang dilakukan SKPD di wilayah Pemprov Gorontalo menjadi salah satu indikator besarnya belanja konsumsi pemerintah selama triwulan I-2011. Secara kuantitatif, penyerapan anggaran belanja rutin Pemprov pada triwulan I-2011 mencapai Rp 100,19 Miliar, atau yang terbesar selama kurun waktu tiga tahun terakhir (TW I-2008 = Rp 56,59 M; TW I-2009 = Rp 73,40M; TW I-2010 = 73,47 M) dengan motor utama penyerapan belanja barang dan jasa yang tumbuh 57,78% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2010 sebesar 9,26% (y.o.y) maupun triwulan IV- 2010 sebesar -21,07 %(y.o.y). Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan Belanja Barang dan Jasa Sementara itu kinerja konsumsi swasta meskipun berada pada level optimis namun masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Grafik 1.4 Survei Konsumen BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 3

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen berada pada level 128,43 menurun dibandingkan kondisi pada triwulan IV-2010 sebesar 134,58. Penurunan tersebut lebih didorong oleh keyakinan konsumen bahwa kondisi ekonomi di triwulan I-2011 relatif kurang baik dibandingkan kondisi ekonomi triwulan sebelumnya. Melambatnya kinerja konsumsi swasta tercermin dari beberapa indikator ekonomi lainnya seperti melambatnya kredit konsumsi, tingkat konsumsi listrik rumah tangga serta tingkat penyerapan pajak kendaraan bermotor di Gorontalo. Salah satu faktor utama melambatnya kinerja konsumsi swasta diperkirakan dampak dari terlambatnya realisasi kenaikan gaji pegawai negeri dan pembayaran Tunjangan Kinerja Daerah (TKD). Masyarakat sendiri diperkirakan kurang mempergunakan simpanannya di bank dalam mendukung kegiatan konsumsi selama triwulan I-2011 yang tercermin dari perkembangan jumlah simpanan yang relatif meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Grafik 1.5 Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi Perkembangan Simpanan Masyarakat Grafik 1.7 Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor Namun masih terjaganya pertumbuhan NTP selama triwulan I-2011 diperkirakan memberikan daya redam bagi perlambatan konsumsi regional. NTP bulan Maret 2011 tumbuh 4,08% (y.o.y) lebih baik dibandingkan pertumbuhan NTP bulan Desember 2010 sebesar 2,77% (y.o.y). Petani sendiri diperkirakan meningkatkan konsumsi rumah tangganya selama bulan Maret 2011. Tercatat konsumsi rumah tangga petani tumbuh 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL 6,41% (y.o.y) lebih baik dibandingkan kondisi Desember 2010 yang tumbuh 4,60% (y.o.y). Naiknya harga komoditas pertanian serta panen yang dilaksanakan pada triwulan I-2011 diperkirakan sebagai salah satu alasan perbaikan pendapatan di tingkat petani. Grafik 1.9 Grafik 1.10 Perkembangan NTP Petani Konsumsi BBM Rumah Tangga 1.1.2 INVESTASI Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan I-2011 tumbuh 13,39 % (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,43% (y.o.y). Peningkatan investasi ini tercermin dari realisasi kredit investasi perbankan serta belanja modal APBD yang cukup signifikan. Disisi pemerintah, realisasi pembiayaan investasi fisik yang bersumber dari APBD terlihat cukup baik. Penyerapan belanja modal sampai dengan triwulan I-2011 tercatat sebesar Rp 18 Milyar, atau tumbuh 206.36% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan IV- 2010 yang terkontraksi 59,04% (y.o.y) maupun triwulan I-2011 yang terkontraksi 79,18% (y.o.y). Sementara pembiayaan investasi dari swasta yang tercermin dari kredit investasi perbankan juga menunjukkan tren yang meningkat. Kredit investasi pada Maret 2011 tercatat tumbuh 162,72% (y.o.y) lebih baik dibandingkan kondisi Desember 2010 yang tumbuh sebesar 110,64% (y.o.y). Kinerja investasi bangunan maupun non bangunan diperkirakan cukup baik. Indikator tumbuhnya investasi bangunan nampak pada perkembangan penjualan semen di Gorontalo, meskipun masih terkontraksi namun dengan besaran yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu proyek infrastruktur masih terus dikerjakan seperti penyelesaian by-pass bandara dan proyek pelebaran jalan arteri kawasan Nani Wartabone kota Gorontalo. Disisi pembiayaannya investasi bangunan pada triwulan I- 2011 diperkirakan masih didukung oleh dana PEMDA mengingat tingkat pertumbuhan kredit konstruksi cenderung melambat. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 5

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Sementara investasi non bangunan mulai tumbuh yang tercermin dari dioperasikannya mesin-mesin pembangkit listrik baru oleh PLN. Kapasitas daya listrik sendiri tumbuh dari 106.000 VA menjadi 108.000 VA pada triwulan I-2011. Grafik 1.11 Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov. Grafik 1.13 Grafik 1.14 Perkembangan Impor Semen Kredit Konstruksi. 1.1.3 EKSPOR IMPOR Tren melemahnya ekspor masih terus berlanjut pada triwulan I-2011, setelah pada triwulan IV-2010 ekspor terkontraksi 7,64% (y.o.y), hingga saat ini laju kontraksi ekpor terus meningkat menjadi 11,19% (y.o.y). Sementara kinerja impor relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Merosotnya nilai ekspor terjadi untuk ekspor luar negeri maupun ekspor domestik. Nilai ekspor luar negeri hanya mencapai US$ 517.136 atau terkontraksi 78,9% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 2.541.995 yang tumbuh 4,9% (y.o.y). Nilai ekspor luar negeri Gorontalo pada triwulan I-2011 merupakan yang terendah sejak tiga tahun terakhir. Demikian juga untuk kinerja ekspor antar provinsi yang ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan turut menunjukkan penurunan. Volume muat barang mencapai 37.734 ton atau terkontraksi 12.80% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 40,90% (y.o.y). Tekanan ekspor luar negeri terjadi pada komoditas rotan, kopra dan gula, sementara untuk komoditas jagung 6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL sendiri belum beranjak meningkat dibandingkan beberapa triwulan sebelumnya meskipun produksi jagung domestik cukup baik. Grafik 1.15 Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional Melemahnya kinerja ekspor gula disebabkan oleh dua hal yaitu keterbatasan tebu serta harga gula dipasaran dunia yang semakin turun. Produktivitas tanaman tebu sebagai bahan baku pasokan untuk PG Gorontalo semakin merosot beberapa bulan terakhir. Pemerintah daerah bekerjasama dengan PG Gorontalo saat ini mengembangkan varietas Tolangohula 1, Tolangohula 2 dan GTO 3 untuk memacu produktivitas tebu. Diharapkan penggunaan varietas baru ini dapat meningkatkan produksi tebu di periode ke depan. Disisi lain harga gula dipasaran internasional sampai dengan bulan Maret 2011 terus mengalami penurunan hingga mencapai US$ 31/pound atau merosot dibandingkan posisi Desember 2011 sebesar US$ 36/pound. Sementara itu kinerja ekspor Kopra yang sempat meningkat diawal triwulan kemudian terkoreksi tajam di bulan Maret 2011 sehingga mendorong beberapa pedagang kopra menghentikan pengiriman kopranya. Harga Kopra pada bulan Januari sempat menyentuh Rp 12.000/kg kemudian turun tajam hingga mencapai Rp 6.000/kg di bulan Maret 2011. Pedagang kopra masih menunggu harga terkoreksi naik sehingga ekspor Kopra dilakukan kembali. Ekspor ikan menurun cukup signifikan, hasil liaison kepada salah satu pengusaha eksportir ikan menyatakan bahwa pada awal 2011 rata-rata penjualan berkisar Rp 1,4-1,6 Miliar/bulan sementara pada triwulan sebelumnya rata-rata Rp 2 Miliar/bulan. Penurunan produksi tersebut disebabkan oleh kurangnya pasokan bahan baku ikan dari nelayan karena pengaruh cuaca seperti hujan, dan ombak tinggi yang hingga saat ini masih sering terjadi di perairan lepas. Kondisi persaingan dagang dengan negara Vietnam dan China turut memberikan pengaruh negatif menurunnya kinerja ekspor ikan Gorontalo. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 7

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL. Grafik 1.17 Grafik 1.18 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo Perkembangan Harga Jagung Grafik 1.19 Grafik 1.20 Ekspor Antar Provinsi Impor Semen Sementara kinerja ekspor Jagung masih belum menunjukkan pertumbuhan yang berarti setelah menurun cukup signifikan pada triwulan IV-2010. Nilai ekspor Jagung pada triwulan I-2011 mencapai US$ 484.000 sementara pada triwulan sebelumnya hanya sebesar US$ 439.622. Sedikit kenaikan ini terkait produksi jagung yang membaik, serta didorong oleh harga Jagung yang meningkat baik di sisi domestik/luar negeri Perkembangan impor Gorontalo triwulan I-2011 menunjukkan tren yang meningkat terutama untuk impor luar negeri. Nilai impor luar negeri mencapai US$ 1.204.995 meningkat lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai US$ 698.219. Impor luar negeri lebih didominasi oleh barang modal untuk kepentingan pembangkit listrik. Negara asal impor bulan Februari 2011 adalah Cina dan Malaysia. Jenis komoditi yang diimpor pada adalah Bahan Bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan serta Mesin Listrik dan Perlengkapannya. Kinerja impor impor antar pulau juga menunjukkan peningkatan. Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar di beberapa pelabuhan di Gorontalo. Impor barang konsumsi masih berada pada level stabil sementara penurunan terjadi pada impor barang konstruksi. 8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011 BANK INDONESIA