BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jatuhan batuan atau yang biasa disebut dengan istilah rockfall merupakan salah satu jenis gerakan massa yang terjadi berupa jatuhnya bongkahan batuan dari suatu lereng (Budetta, 2004). Fenomena ini terjadi dengan cepat baik secara vertikal maupun sub-vertikal. Jatuhan batuan paling sering terjadi di area yang berbukit dan bergunung, terutama pada area yang mengalami pemotongan lereng untuk sarana transportasi berupa jaringan jalan. Walaupun jatuhan batuan merupakan salah satu bahaya yang paling potensial terjadi di sepanjang ruas jalan yang mengalami pemotongan lereng, tidak semua ruas jalan tersebut memiliki potensi bahaya yang sama. Untuk mengetahui besar potensi terjadinya jatuhan batuan pada lokasi penelitian, perlu dilakukan penelitian mengenai kondisi geologi daerah penelitian, kualitas massa lereng, tinggi lereng, serta ukuran blok batuan pada lereng. Jalan Raya Parangtritis yang berlokasi di bagian selatan Provinsi D.I. Yogyakarta merupakan jaringan jalan yang menghubungkan Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Gunung Kidul. Wisata pantai yang berada di sepanjang pesisir Pegunungan Selatan merupakan objek wisata yang cukup dikenal di Provinsi D.I. Yogyakarta. Hal tersebut membuat Kecamatan Kretek di Kabupaten Bantul dan Kecamatan Purwosari di Kabupaten Gunung Kidul memiliki aktivitas yang cukup padat dan sangat sering dikunjungi oleh penduduk lokal maupun pengunjung atau wisatawan. Pada daerah Parangtritis, Sesar Girijati yang memiliki lereng curam dengan tinggi sekitar 250 meter diperkirakan sebagai penyebab utama pergerakan massa batuan pada daerah tersebut (Husein, et al., 2010). Pergerakan Sesar Girijati mengaktifkan Sesar Parangtritis sebagai ekstensi di sebelah baratnya. Kedua sesar ini menghasilkan mahkota longsoran batuan berbetuk semi-circular (Husein, et al., 2010) yang dilalui oleh jaringan jalan utama penghubung Desa Parangtritis dan Desa Girijati. Sementara itu pada ruas jalan utama memasuki bagian barat Kabupaten Gunung Kidul, pemotongan area perbukitan karst kerap dilakukan dalam rangka membangun sarana transportasi dalam menyokong sektor pariwisata yang makin berkembang. Pemotongan 1
perbukitan ini menghasilkan jaringan jalan yang memiliki lereng-lereng yang sangat curam dan panjang di sepanjang sisi ruas jalan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai zonasi bahaya jatuhan batuan pada jalan utama yang melewati rute Desa Parangtritis di Kabupaten Bantul hingga ke Desa Giricahyo di Kabupaten Gunung Kidul. Zonasi bahaya jatuhan batuan akan dibuat dengan menggunakan sistem pembobotan parameterparameter bahaya yang diperoleh dari pengambilan data lapangan. 1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimanakah zonasi bahaya jatuhan batuan di sepanjang jalan utama yang melewati rute Desa Parangtritis Kabupaten Bantul hingga Desa Giricahyo Kabupaten Gunung Kidul? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Membuat zonasi bahaya jatuhan batuan di sepanjang jalan utama yang melewati rute Desa Parangtritis Kabupaten Bantul hingga Desa Giricahyo Kabupaten Gunung Kidul. 2. Menentukan faktor-faktor geologi yang berpengaruh terhadap tingkat zonasi bahaya jatuhan batuan pada lokasi penelitian. 1.4. Lingkup Penelitian 1.4.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian meliputi ruas jalan yang melewati rute jalan utama melewati Desa Parangtritis di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, hingga ke Desa Girijati, Desa Giriasih, dan Desa Giricahyo di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Panjang ruas jalan tersebut adalah 14,04 km, dengan lebar jalan bervariasi dari 6 hingga 8 meter. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, lokasi penelitian merupakan jalan kabupaten, yaitu jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang yang menghubungkan antarpusat kegiatan lokal, serta merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder pada wilayah kabupaten. 2
Lokasi geografis titik awal lokasi penelitian adalah 110⁰18 55,28 BT dan 07⁰59 20 LS (koordinat E424552 dan S9116870 pada sistem proyeksi UTM), dan lokasi geografis titik akhir dari lokasi penelitian adalah 110⁰22 33,66 BT dan 08⁰01 40,22 LS (koordinat E431242 dan S9112577 pada sistem proyeksi UTM). Lokasi penelitian ditunjukan pada Gambar 1.1. Gambar 1.1. Peta penunjuk lokasi penelitian yang terdapat pada Provinsi D.I. Yogyakarta (kiri) dan diperbesar di sekitar lokasi penelitian (kanan). 1.4.2. Lingkup Studi Penelitian ini fokus pada pemetaan bahaya jatuhan batuan pada lokasi penelitian. Langkah awal dari proses pemetaan ini adalah membuat inventarisasi kondisi kekuatan lereng yang dianggap memiliki potensi bahaya. Area-area tersebut diidentifikasi dan diperingkatkan dengan memberikan nilai pada tiap parameter. Nilai akhir dari penjumlahan tiap area digunakan untuk mengetahui area jatuhan batuan yang lebih berbahaya. Output yang dihasilkan dari penelitian ini adalah berupa peta zonasi bahaya jatuhan batuan di sepanjang jalan utama yang melewati rute Desa Parangtritis di Kabupaten Bantul, hingga Desa Girijati, Desa Giriasih, dan Desa Giricahyo di Kabupaten Gunung Kidul. 3
1.5. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang akan dilakukan, diharapkan dapat diketahui daerahdaerah yang memiliki potensi bahaya jatuhan batuan sesuai dengan kelas bahayanya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi oleh masyarakat atau pemerintah setempat dalam rangka mitigasi dan penanggulangan bahaya jatuhan batuan di lokasi penelitian. Hasil penelitian juga diharapkan dapat diterapkan pada daerah lain yang memiliki kemiripan kondisi geologi seperti pada daerah penelitian. 1.6. Batasan Penelitian Beberapa hal yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Penelitian, pengambilan data, dan pengambilan sampel dilakukan di sepanjang jalan utama yang melewati rute Desa Parangtritis di Kabupaten Bantul, hingga Desa Girijati, Desa Giriasih, dan Desa Giricahyo di Kabupaten Gunung Kidul. Lokasi penelitian yang merupakan rute jalan dimulai ketika jalan utama memasuki wilayah administrasi Desa Parangtritis dan berakhir ketika jalan utama keluar dari wilayah administrasi Desa Giricahyo. 2. Sistem klasifikasi bahaya jatuhan batuan yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan Rockfall Hazard Rating System (RHRS) oleh Budetta (2004) yang telah dimodifikasi. Parameter-parameter yang diteliti adalah Slope Mass Rating (SMR), tinggi lereng, dan ukuran blok batuan. 3. Pengujian kuat tekan uniaksial batuan, yang merupakan bagian dari Slope Mass Rating (SMR), dilakukan di seluruh stasiun pengambilan data dengan metode pengukuran langsung menggunakan Schmidt Hammer. Kuat tekan uniaksial batuan yang diuji di laboratorium hanya dilakukan pada satu buah sampel yang mewakili masing-masing unit litologi yang ditemui. 1.7. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada lokasi penelitian yang serupa adalah sebagai berikut: 1. Rahardjo, et al. (1977) Rahardjo, et al. melakukan pemetaan geologi di Yogyakarta dengan hasil Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa, 1408-2, berskala 1:100.000. Peta tersebut memberikan informasi mengenai formasi batuan penyusun daerah penelitian. 4
2. Sudarno (1997) Sudarno menulis thesisnya yang berjudul Kendali Tektonik Terhadap Pembentukan Struktur Pada Batuan Paleogen dan Neogen di Pegunungan Selatan, D.I. Yogyakarta dan Sekitarnya pada tahun 1997. Dalam penelitiannya, Sudarno mengkaji hubungan aktivitas tektonik dengan struktur geologi yang terbentuk di Pegunungan Selatan. 3. Fatmarani (2008) Dalam skripsinya yang berjudul Analisis Risiko Geologi Teknik Daerah Parangtritis dan Sekitarnya Terhadap Rencana Pembangunan Terowongan Jalur Lintas Selatan D.I. Yogyakarta, Fatmarani melakukan penyelidikan geologi teknik pada jalur lintas selatan D.I. Yogyakarta. 4. Mardiko (2008) Mardiko melakukan penelitian yang berjudul Interpretasi Citra Landsat Daerah Karst Pegunungan Selatan Ditinjau dari Pola Struktur Pulau Jawa untuk mengetahui pola struktur yang terdapat di daerah karst Pegunungan Selatan. 5. Husein, et al. (2010) Husein, et al. melakukan penelitian yang berjudul Paleostress Analysis to Interpret The Landslide Mechanism: A Case Study in Parangtritis, Yogyakarta. Penelitian ini mengkaji analisis paleostress yang digunakan dalam interpretasi mekanisme landslide di sekitar Pantai Parangtritis. 5