BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gorontalo Utara yang merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten Gorontalo Utara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Gorontalo. Ibu kotanya adalah Kwandang. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan undang-undang Nomor 11 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran ketiga Kabupaten Gorontalo. Kabupaten Gorontalo Utara terdiri atas 11 Kecamatan, dan 123 Desa dengan jumlah penduduk jiwa (data BPS 2011) serta luas 1.230,07 km² sehingga tingkat kepadatan penduduknya adalah 84,60 jiwa/km². Kabupaten Gorontalo Utara terletak di Wilayah pesisir pantai utara Provinsi Gorontalo. Adapun luas wilayah Kabupaten Gorontalo Utara adalah 1676,15 Km 2 atau 12,94 % dari luas wilayah Propinsi Gorontalo dengan posisi geografis pada Lu dan BT. Panjang garis pantai 320 km yang menjadi garis pantai terpanjang di Provinsi Gorontalo yang berhadapan dengan Samudra Pasifik. Secara administratif terbagi atas 11 Kecamatan yaitu : a. Kecamatan Kwandang. g. Kecamatan Anggrek. b. Kecamatan Tolinggula. h. Kecamatan Atinggola. c. Kecamatan Gentuma Ray.a i. Kecamatan Sumalata.

2 d. Kecamatan Biau. j. Kecamatan Ponelo Kepulauan. e. Kecamatan Tomilito k. Kecamatan Monano f. Kecamatan Sumalata timur. Adapun batas-batas Wilayah Kabupaten Gorontalo Utara adalah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi. b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato; dan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 bulan dari diterbitkannya SK penelitian sampai dengan penyusunan laporan akhir. Adapun lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar peta berikut:

3

4 3.2 Desain Penelitian Untuk penelitian ini langkah awal adalah mempersiapkan peta administrasi kabupaten gorontalo utara. Tujuan dari peta administrasi Kabupaten Gorontalo Utara adalah untuk mengetahui jumlah Kecamatan dan desa yang tersebar di seluruh Kabupaten Gorontalo Utara. setelah mengetahui jumlah Kecamatan dan Desa kemudian melakasanakan kegiatan survey. Kegiatan survey terdiri dari 2 bagian yaitu survey lapangan pertama dan survey lapangan kedua. Survey lapangan pertama meliputi wawancara kepada masyarakat dengan perwakilan kepala desa yang bertujuan untuk memperoleh informasi lokasi tempat terjadinya longsor sekaligus menampung informasi. Survey lapangan kedua meliputi pengecekan lapangan, Pengecekan lapangan disini bertujuan untuk mempermudah pengukuran perolehan titik-titik dan pengukuran titik ordinat. Kemudian dilakukan analisis terhadap data hasil penelitian dan langkah selanjutnya adalah Pembuatan peta dengan menggunakan Arc Gis dan pembagian titik-titik longsor daerah sebaran longsoran dengan yang

5 dituangkan dalam bentuk peta sehingga dapat diketahui daerah-daerah yang terkena longsor. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar 2 berikut : Digram Alir Penelitian Peta Administrasi Gorontalo Utara Survey Lapangan 1 Jumlah Kecamatan dan Desa Survey Lapangan 2 Wawancara dengan masyarakat Pengecekan lapangan Menampung Informasi Pengambilan titik sampel Analisis Data Pengukuran titik Kordinat Peta Sebaran Longsoran

6 Gambar 2: Diagram Alir Penelitian 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono : 2012 : 61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah sebaran longsoran dengan memperhatikan titik-titik longsor yang terjadi, dan sebagai indikatornya adalah tanah, batuan, curah hujan, tata guna lahan dan kemiringan lereng. 3.4 Populasi dan Sampel. Populasi merupakan kumpulan obyek yang ada pada suatu wilayah yang memiliki sifat yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wilayah Kabupaten Gorontalo Utara. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu titik longsoran. Dan untuk pengambilan sampel dilokasi penelitian dengan cara purposive sampling (sampel bertujuan). Dalam hal ini titik longsoran yang akan dijadikan sampel diperoleh berdasarkan informasi dari warga setempat dan dari hasil pengamatan lapangan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak titik longsor yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara. Adapun pertimbangan

7 pengambilan sampel sebanyak titik longsor yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara yaitu Karena tidak semua Desa yang ada di Gorontalo Utara rawan terhadap longsoran. 3.5 Tehnik Pengumpulan data Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. 1. Data primer Data primer yang diperoleh melalui penyelidikan dilapangan meliputi: a. Lokasi gerakan tanah baru dan lama. b. Peta situasi gerakan tanah. c. Jenis tanah. d. Jenis batuan. e. Jenis longsoran. f. Sifat fisik dan mekanik kaitannya dengan kemantapan lereng. g. Kemiringan Lereng. h. Tata guna lahan. 2. Data sekunder Data sekunder yang dapat diperoleh dilapangan dan melalui studi literatur, antara lain,meliputi: a. Data Curah Hujan. b. Data bencana alam tanah longsor yang pernah terjadi. c. Peta Administrasi Kabupaten Gorontalo utara. d. Data lahan kritis

8 3.6 Alat dan Bahan penelitian. Dalam setiap melakukan penelitian memerlukan beberapa peralatan sebagai penunjang dalam kegiatan perolehan data. Adapun peralatan yang digunakan pada saat penelitian sampai pada penyusunan laporan akhir yaitu: 1. GPS yaitu untuk mengetahui titik kordinat tempat pengambilan sampel 2. Kamera digital yaitu untuk dijadikan sebagai alat pemotret pada saat pengambilan sampel (Dokumentasi). 3. Seperangkat computer untuk pengolahan data dengan system Arc gis. 4. perangkat alat laboratorium untuk analisis tanah dan batuan. 5. Rool meter untuk mengukur morfometri longsoran. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Peta Administrasi skala 1 : , untuk mengetahui luas wilyah, nama Kecamatan, batas wilayah dan informasi jalan. 3.7 Tehnik Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara observasi. sifat dari metode ini adalah mengadakan pengamatan gejala dan fakta guna memperoleh data sebagai landasan dalam pemberian sesuai dengan tujuannya. Pengolahan data karakteristik masing-masing parameter dilakukan dengan cara pengharkatan terhadap proses terjadi tanah longsor, harkat tiap parameter dimulai dari nilai 1 hingga 5 yang menunjukkan besarnya pengaruh terhadap proses terjadinya tanah longsor. Proses analisis data tersebut dilakukan berdasarkan data lapangan dan sekunder yang dilakukan pada setiap satuan pemetaan, meliputi 5 parameter yaitu: kemiringan lereng, curah hujan, Penggunaan lahan, Jenis tanah dan Jenis

9 batuan. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui kontribusi parameterparameter penyebab tanah longsor terhadap berbagai tingkat bahaya tanah longsor. Adapun pengharkatan pada setiap parameter adalah sebagai berikut: 1. Kemiringan lereng Kemiringan lereng, umumnya dinyatakan dalam persen yang merupakan derajat kemiringan tersebut. Tabel 1.Klasifikasi kemiringan Lereng Criteria Kelas Kemiringan Besar lereng Harkat lereng % Sangat baik Datar Baik Landai 4-8 ˉ Sedang Miring Jelek Agak curam Sangat jelek Curam >30 5 (sumber: M.Isa Darmawidjaya dalam Rudiyanto,2010) 2. Curah hujan. Curah hujan merupakan salah satu factor penentu tingkat potensi bahaya longsor didaerah penelitian.semakin tingi nilai curah hujanya, maka sudah dapat dipastikan bahwa wilayah tersebut mempunyai potensi tertinggi terjadi longsor, yang di ukur dengan alat penakar curah hujan. Tabel 2 Curah Hujan

10 Keterangan Curah Hujan(mm) Harkat Kecil < Sedang ˉ Agak besar Keterangan Curah Hujan Harkat Besar Sangat basar > (sumber:dirjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, 1998, dalam Rudianto, 2010) 3. Penggunaan lahan. 4. Pengunaan lahan menpunyai pengaruh besar terhadap kondisi air tanah,hal ini akan mempemgaruhi kondisi tanah dan batuan yang pada akhirnya juga akan mempenyaruhi keseimbangan lereng. Pengaruhnya dapat bersifat memperbesar atau memperkecil kekuatan geser tanah membentuk lereng. 5. Table 3 Kasifikasi Pengunaan Lahan NO Kriteria Harkat 1 Hutan 1 2 Tegala/belutan 2 3 Perkebunan 3 4 Sawah 4 5 Pemukiman 5 (sumber: Misdiyanto dalam rudiyanto,2010)

11 3.8 Tahapan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan secara sistematik berdasarkan tata cara survey medan yang dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan penelitan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Dalam melaksanakan penelitian memerlukan beberapa sarana yang dibutuhkan sebagai penunjang keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian. Adapun tahapan persiapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Studi literature yang terkait dengan objek penelitian. b. Pengumpulan bahan penelitian. c. Pengorganisasian dalam penelitian. d. Penentuan rancangan sampel penelitian. e. Orientasi lapangan. 2. Tahap Kerja Lapangan. Tahap kerja lapangan merupakan suatu proses dalam melakukan kegiatan dilapangan. Adapun kegiatan yang dilakukan selama tahap pelaksanaan yaitu: a. Memasukan surat tugas meneliti dikantor dinas pemuda dan olah raga Kabupaten Gorontalo Utara untuk memperoleh rekomendasi dalam rangka pelaksanaan penelitian. b. Pengumpulan data primer. c. Pengukuran dan pengamatan karakteristik medan. d. Pengukuran kemiringan lereng. e. Pengukuran kenampakan longsoran pada setiap titik sampel.

12 f. Wawancara dengan penduduk sebagai data pendukung. 3. Tahap penyelesaian. Tahap penyelesaian merupakan proses pengolahan data mentah menjadi data yang siap untuk di manfaatkan. Adapun tahap penyelesaian meliputi: a. Pengolahan data spasial dengan menggunakan Arc Gis. b. Analisis data fisik karakteristik medan. c. Penyusunan Laporan.