BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA MASA ANTENATAL DENGAN KECEPATAN SEKRESI ASI POST PARTUM PRIMIPARA

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA MASA ANTENATAL DENGAN KECEPATAN SEKRESI ASI POSTPARTUM PRIMIPARA di KLINIK ADINDA KARANG SARI MEDAN TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEP

deskriptif korelation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit.

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. discriptive korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan. Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan Cross sectional, yaitu untuk mendeskripsikan secara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan antara perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat digambarkan sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen PERAWATAN PAYUDARA MASA ANTENATAL KECEPATAN SEKRESI ASI POST PARTUM B. Hipotesa Hipotesa adalah suatu kesimpulan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang harus diuji validitasnya (Aziz, 2007. hlm. 45). Adapun hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesa kerja atau hipotesa alternatif yang disingkat dengan Ha, dimana menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara perawatan payudara masa antenatal dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara.

C. Defenisi Operasional NO Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1. Perawatan payudara masa antenatal. 2. Kecepatan sekresi ASI postpartum. Perawatan payudara yang dilakukan oleh ibu hamil selama kehamilan. Kecepatan pengeluaran ASI sesudah melahirkan pada ibu postpartum. Kuisioner dengan jumlah 20 pernyataan dengan pilihan jawaban Ya= 1 Tidak = 0 Kuisioner dengan jumlah 1 pernyataan dengan pilihan jawaban Ya = 1 Tidak = 0 Melihat jawaban Responden Melihat jawaban responden 1. Perawatan payudara dilakukan dengan baik dengan skor 11-20. 2. Perawatan payudara dilakukan dengan cukup dengan skor 0-10 Rentang waktu melahirkan sampai dengan keluarnya ASI pertama dalam hitungan jam, yaitu: 1.Cepat<24 jam 2.Lambat>24 jam Ordinal Nominal

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriftif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel (Arikunto, 2007, hlm. 247). Jadi, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara perawatan payudara masa antenatal dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Ircham, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu postpartum yang ada di Klinik Adinda Karang Sari Medan periode bulan oktober s/d desember 2012 dengan jumlah 47 orang ibu postpartum. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Ircham, 2010). Pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan cara Total Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan seluruh jumlah populasi. Adapun kriteria sampel pada penelitian ini adalah : 1. Ibu postpartum primipara. 2. Ibu yang melahirkan dengan usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan anak lebih dari 2500 gr.

C. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Adinda Karang Sari Medan dengan alasan bahwa di Klinik Adinda banyak ibu postpartum primipara. Namun, keluarnya ASI dari semua ibu postpartum bervariasi ada yang lebih dari 24 jam dan ada juga yang kurang dari 24 jam. D. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari 2013 sampai Mei 2013. E. Etika Penelitian Segala penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek, harus disertai dengan pernyataan yang disetujui oleh komisi etika setempat (Hidayat. 2007) Adapun masalah etika yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Informed Consent, merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. 2. Anonimity (tanpa nama) 3. Kerahasiaan (Confedentiality) (Hidayat. 2007). Sebelum melakukan penelitian ini terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada pembimbing, mengajukan permohonan izin penelitian kepada Bidan Klinik Adinda Karang Sari Medan. Sedangkan kepada ibu postpartum sebagai calon responden, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selam dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuisioner. Data-data yang diperoleh

semta-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami maksud dan tujuan penelitian, maka responden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian kuisioner. F. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto. 2010). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah : 1. Kuisioner Penelitian Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto. 2010). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa formulir data demografi dan kuisioner perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara. a. Data Demografi Data karakteristik yang harus dilengkapai oleh responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan suku. b. Kuisioner Perawatan payudara Instrumen yang kedua ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengidentifikasi perawatan payudara dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup dengan menggunakan skala gutman dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Bila jawaban benar diberi 1 dan 0 untuk

jawaban yang salah. Jika pertanyaan dijawab dengan benar dengan jumlah skor 11-20 maka perawatan payudara dilakukan dengan baik, dan jika pertanyaan dijawab dengan skor 0-10 maka perawatan payudara dilakukan dengan cukup. c. Kuisioner Kecepatan sekresi ASI Postpartum Instrumen yang ketiga ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengidentifikasi kecepatan sekresi ASI postpartum dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Bila jawaban benar diberi nilai 1 dan 0 untuk jawaban yang salah. Jika pertanyaan dijawab dengan skor 1 maka sekresi ASI postpartum cepat, dan jika pertanyaan dijawab dengan skor 0 maka sekresi ASI lambat yang mana sebelumnya sudah diberitahukan kepada ibu sebelum bersalin untuk melakukan pemijatan areola pada payudara apakah ASI keluar atau tidak sebelum dan sesudah 24 jam. 2. Validitas Uji validitas dilakukan dengan menggunakan content validity yaitu dengan mengkonsulkan kuisioner kepada pembimbing atau kepada pakar. Dalam hal ini content validity dikonsulkan kepada ibu Diah Lestari, SST, M.Keb dengan menggunakan format content validity. Nilai yang diperoleh yaitu 0,7. Dengan demikian instrumen penelitian dinyatakan valid. 3. Reliabilitas Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel bila memberikan hasil skor yang konsisiten pada setiap pengukuran. Suatu pengukuran mungkin reliabel tapi tidak valid, tetapi suatu pengukuran tidak bisa dikatakan valid bila tidak reliabel. Stiap item dari masing-masing varibel dikatakan reliabel apabila r alpha > r tabel dan r alpha < r tabel dikatakan tidak reliabel dengan taraf signifikan = 5% (Arikunto. 2010). Uji reliabilitas dilakukan

pada 20 orang ibu postpartum primipara di Klinik Adinda Karang Sari pada bulan januari sampai bulan februari 2013 yang mempunyai kriteria sama dengan sampel, lalu diolah menggunakan SPSS dengan mencari koefisien reliabilitas, untuk perawatan payudara didapatkan nilai Alpha Cronbach = 0,884 dan untuk kecepatan sekresi ASI postpartum primipara didapatkan Alpha Cronbach = 0,873 ini berarti instrumen sudah dinyatakan reliabel. G. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada responden mengenai perawatan payudara masa antenatal dan kecepatan sekresi ASI postpartum. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent, kemudian peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner dan menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, data yang telah terkumpul dianalisis. Setelah diberi penjelasan tentang cara pengisian kuisioner, kuisioner diisi langsung oleh responden saat itu juga dan setelah kuisioner selesai diisi lalu dikumpulkan kembali dan bila terdapat kerusakan dan kekurangan data dilakukan pendataan ulang dengan cara memperbaiki dan melengkapi. I. Analisa Data Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada 4 tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui, yaitu :

1) Editing Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan pengisian formulir atau kuisioner diamana harus lengkap, jelas, frelevan dan konsisten. 2) Koding Koding merupakan kegiatan merubah data berbentuk hurup menjadi data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari koding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada entry data. 3) Processing Setelah semua isian kuisioner terisi penuh dan benar, dan juga sudah melewati pengkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan yang dilakukan peneliti adalah dengan sistem komputerisasi. 4) Cleaning Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak (Hidayat, 2007). Analisa data hasil penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Analisa data dilakukan denga dua cara yaitu : a. Analisa data univariat Yaitu dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik ibu postpartum yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan suku. b. Analisa data bivariat Yaitu untuk melihat hubungan antara dua variabel dengan menggunakan sistem komputerisasi. Uji hipotesa dilakukan dengan menggunakan chi square dengan taraf signifikan 0,05, untuk mengetahui hubungan perawatan payudara masa antenatal dengan kecepatan sekresi ASI postpartum.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan suku. Secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di Klinik Ananda Karang Sari Medan Tahun 2013 No Karakteristik Responden Jumlah (f) Persentase (%) 1. Umur 18-22 tahun 11 23,4 23-27 tahun 28 59,6 >27 tahun 8 17,0 2. Pendidikan SD 2 17,0 SMP 9 19,1 SMA 28 59,6 Perguruan tinggi 8 17,0 3. Pekerjaan Wiraswasta 15 31,9 IRT 27 57,4 PNS 5 10,6 4. Suku Jawa 28 59,6 Batak 16 34,0 Karo 3 6,4 Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa karakteristik responden di Klinik Ananda Karang Sari Medan mayoritas dengan umur 23-27 tahun sebanyak 28 orang (59,6%), berpendidikan terakhir SMA sebanyak 28 orang (59,6%), memiliki pekerjaan IRT sebanyak 27 orang (57,4%), memiliki suku Jawa sebanyak 28 orang (59,6%).

2. Perawatan Payudara Perawatan payudara pada penelitian ini dikategorikan menjadi baik, cukup dan kurang. Secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Perawatan Payudara di Klinik Ananda Karang Sari Medan Tahun 2013 Perawatan Payudara F % 1. Baik 19 40,4 2. Cukup 28 59,6 Jumlah 47 100,0 Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan perawatan payudara mayoritas dengan kategori cukup sebanyak 28 orang (59,6%), sedangkan minoritas ibu melakukan perawatan payudara dengan baik sebanyak 19 orang (40,4%). 3. Kecepatan Sekresi ASI Postpartum Kecepatan sekresi ASI pada penelitian ini dikategorikan menjadi cepat dan lambat. Secara rinci dapat diihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum di Klinik Ananda Karang Sari Medan Tahun 2013 No Kecepatan Sekresi F % ASI 1 Cepat 23 48,9 2 Lambat 24 51,1

Jumlah 47 100,0 Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara di Klinik Ananda Karang Sari Medan Tahun 2013 hampir sama yaitu lambat sebanyak 24 orang (51,1%). dan kecepatan sekresi ASI postpartum cepat sebanyak 23 orang (48,9%). 4. Hubungan Perawatan payudara dengan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum Primipara. Hubungan Perawatan payudara dengan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum Primipara pada penelitian yang telah dilakukan di Klinik Ananda Karang Sari Medan Tahun 2013 secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Hubunngan Perawatan Payudara dengan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum di Klinik Ananda Karang Sari Medan Tahun 2013 Variabel Perawatan Payudara Kecepatan Sekresi ASI Jumlah Cepat Lambat N % N % N % Nilai p 1. Baik 16 84,2 3 15,8 19 40,4 0.000 2. Cukup 7 33,3 21 75 28 59,6 Jumlah 23 24 47 100

Berdasarkan tabel 5.4 terlihat bahwa diperoleh ibu yang melakukan perawatan payudara yang memiliki kategori baik dengan kecepatan sekresi ASI yang cepat sebanyak 16 orang, ibu hamil yang melakukan perawatan payudara yang memiliki kategori baik dengan kecepatan sekresi ASI dengan lambat sebanyak 3 orang, ibu hamil yang melakukan perawatan payudara yang memiliki kategori cukup dengan kecepatan sekresi ASI dengan cepat sebanyak 7 orang, serta ibu hamil yang melakukan perawatan payudara yang memiliki kategori cukup dengan kecepatan sekresi ASI dengan lambat sebanyak 21 orang. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% dan df = 1 diperoleh adanya hubungan yang signifikan antara perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara dengan menunjukkan nilai p = 0.000. B. Pembahasan 1. Perawatan payudara Dari hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Adinda Karang Sari Medan pada tabel 5.2 diperoleh pahwa mayoritas responden melakukan perawatan payudara dengan kategori cukup sebanyak 28 orang. Dari segi pendidikan masih tergolong rendah, hal demikian mempengaruhi pengetahuan responden terhadap perawatan payudara yang mungkin mengakibatkan masih belum baik pelaksanaan perawatan payudara pada ibu hamil tersebut. Menurut Pramitasari dan Saryono (2008), pada negara berkembang, khususnya di daerah yang penduduknya berpendidikan rendah, pengetahuan rendah dan tingkat ekonomi rendah, pengetahuan ibu mengenai perawatan payudara masih kurang.

Umumnya pengetahuan tentang perawatan payudara diperoleh dari keluarga ataupun teman. Untuk menghindari kebiasaan yang salah, diperlukan bantuan dari petugas kesehatan yang dapat memberikan pendidikan kesehatan yang benar tentang perawatan payudara). Pada penelitian ini yang dijadikan responden adalah ibu postpartum primipara, hal ini pengalaman mungkin mempengaruhi pelaksanaan perawatan payudara pada ibu. Dengan demikian responden belum mempunyai pengalaman melakukan perawatan payudara sehingga responden belum baik dalam melakukan perawatan payudara. Usia responden pada penelitian ini juga mempengaruhi pelaksanaan ibu melakukan perawatan payudara selama hamil, karena dari hasil penelitian diperoleh yang berumur 23-27 sebanyak 28 orang. Menurut Notoadtmodjo (2002), menyebutkan faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, usia, pengalaman, dan informasi. Tingkat pendidikan menentukan mudah atau tidaknya sesorang untuk memahami serta menyerap pengetahuan yang diperoleh dari bangku pendidikannya. Pada umumnya, semakin tinggi pendidikannya semakin tinggi pula pengetahuan yang dimiliki. Usia juga merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Menurut Wiknyosastro (1991) dijelaskan bahwa perawatan yang dilakukan pada payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga setelah melahirkan ibu dapat sesegera mungkin memberikan ASI kepada bayinya. Perawatan payudara yang dilakukan selama hamil atau pada masa antenatal menurut Soetjiningsih (1997) mempunyai banyak manfaat, antara lain menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan punting susu, melenturkan dan menguatkan punting susu

sehingga memudah-kan bayi untuk menyusui, merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi banyak dan lancar, dapat mendeteksi kelainan-kelaianan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya, mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui. 2. Kecepatan Sekresi ASI Postpartum Dari hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Adinda Karang Sari Medan pada tabel 5.4 diperoleh bahwa kecepatan sekresi ASI postpartum primipara responden hamper sama yaitu lambat sebanyak 24 orang dan cepat 23 orang, yang artinya bahwa kecepatan sekresi ASI postpartum primipara masih belum baik dalam pengeluaran ASI yang sangat berpengaruh terhadap bayi. Salah satu faktor kecepatan sekresi ASI adalah perawatan payudara yang dilakukan selama hamil namun faktor lain juga mempengaruhi seperti psikologis, kondisi puting susu dan kondisi saluran susu. Pada hasil penelitian terlihat bahwa responden mayoritas masih memiliki kategori cukup dalam melakukan perawatan payudara sehingga mempengaruhi pengeluaran ASI menjadi lambat. Menurut Nichols (2000), pengeluaran (sekresi) ASI diduga juga dapat disebabkan oleh faktor lainnya selain perawatan payudara, karena meskipun ibu telah melakukan perawatan payudara, namun ternyata ada juga yang sekresi ASI nya masih belum keluar ketika sebelum melahirkan dan bahkan ada 20% yang belum juga keluar saat setelah melahirkan. Jika dikaitkan dengan perawatan ketika masa antenatal, maka hal itu diduga dapat disebabkan oleh faktor rendahnya kerutinan dalam melakukan perawatan payudara, atau kurang optimalnya dalam melakukan perawatan payudara yang dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mereka tentang bagaimana cara melakukan perawatan

payudara secara benar, dan sebagainya. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain selain perawatan payudara masa antenatal, terutama dari faktor ibu yang meliputi kondisi puting susu, kondisi saluran susu dan kondisi psikis ibu untuk meningkatkan kecepatan sekresi ASI nya pada saat setelah melahirkan. 3. Hubungan Perawatan Payudara dengan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum Primipara Dari hasil uji statistik diperoleh adanya hubungan yang bermakna antara perawatan payudara ibu post partum dengan kecepatan sekresi ASI di Klinik adinda karang sari Medan. Hal ini menunjukkan bahwa perawatan payudara secara rutin pada masa antenatal sangat berpengaruh terhadap kelancaran sekresi atau keluarnya ASI lebih cepat setelah ibu melahirkan atau perawatan payudara yang dilakukan dengan baik selama masa hamil atau pada masa antenatal akan dapat mempercepat sekresi (pengeluaran) ASI ibu ketika sudah melahirkan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase sebanyak 28 responden yang melakukan perawatan payudara dengan kategori cukup, sebanyak 21 responden sekresi ASI-nya lambat dan hanya 7 responden sekresi ASI-nya cepat, Menurut Nichols (2000), apabila ibu tidak melakukan perawatan payudara pada masa antenatal dengan baik, maka dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain dapat menyebabkan payudara menjadi bengkak, puting susu lecet/luka ketika menyusui bayi, puting susu datar atau mendalam sehingga ibu akan kesulitan dalam memberikan ASI setelah melahirkan, dapat menyebabkan radang payudara (mastitis), atau saluran susu tersumbat sehingga air susu menjadi tersumbat dan tidak dapat keluar dengan lancar terutama setelah melahirkan.

Pada penelitian penelitian oleh Astari dan Djuminah di RSU Dr. Saiful Anwar Malang dilaporkan bahwa 80% dari kelompok ibu postpartum primipara yang melakukan perawatan payudara masa antenatal ASI sudah keluar setelah melahirkan sedangkan kelompok ibu postpartum primipara yang tidak melakukan perawatan payudara masa antenatal hanya 26,7% ibu yang ASI nya keluar setelah melahirkan. Pada penelitian ini juga diperoleh dari 19 responden yang melakukan perawatan payudara baik, sebanyak 3 responden kecepatan sekresi ASI nya lambat dan sebanyak 16 responden kecepatan sekresi ASInya cepat, jadi dapat disimpulkan bahwa ibu post partum yang melakukan perawatan payudara baik kecepatan sekresi ASI-nya lebih cepat dibandingkan kecepatan sekresi ASI-nya lambat. Pada penelitian oleh Astari dan Djuminah di RSU Dr. Saiful Anwar Malang tentang perawatan payudara pada masa antenatal pada pasien ibu primipara post partum di RSU Dr Saiful Anwar Malang diketahui bahwa 87,6% kelompok ibu primipara post partum yang melakukan perawatan payudara secara rutin melakukan perawatan payudara pada masa antenatal 2 kali sehari, namun hanya 1 orang (6,6%) yang ASI nya sudah keluar pada masa antenatal. Sedangkan pada kelompok ibu yang tidak melakukan perawatan payudara pada masa antenatal, seluruhnya memang tidak melakukan pearwatan secara rutin 2 kali sehari, sehingga seluruh ibu tersebut ASI nya belum keluar pada masa antenatal. Salah satu faktor penyebab tidak cepatnya sekresi ASI post partum diduga disebabkan oleh kurang adekuatnya perawatan payudara semasa hamil yang bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga mempercepat sekresi ASI. Apabila ibu tidak melakukan perawatan payudara pada masa antenatal dengan baik, maka dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain dapat menyebabkan payudara

menjadi bengkak, puting susu lecet/luka ketika menyusui bayi, puting susu datar atau mendalam sehingga ibu akan kesulitan dalam memberikan ASI setelah melahirkan, dapat menyebabkan radang payudara (mastitis), atau saluran susu tersumbat sehingga air susu menjadi tersumbat dan tidak dapat keluar dengan lancar terutama setelah melahirkan (Nichols, 2000). Oleh karena itu para ibu hamil ketika masa antenatal atau sebelum melahirkan memerlukan manajemen laktasi, karena pada penerapannya lebih menganjurkan dalam persiapan fisik payudara untuk laktasi, yaitu melakukan pengurutan payudara dengan tangan. Selain itu, manajemen laktasi juga bertujuan untuk membuang sekresi pertama kolostrum dan sisa sel dari sistem duktus untuk memungkinkan aliran yang cukup, juga dimaksudkan untuk menghilangkan sumbatan air susu. Serta peradangan yang menyertainya dan mencegah timbulnya mastitis (Lokakarya Manajemen Lactasi, Perinasi- Path Edisi pertama 1991). Dengan demikian, agar ibu postpartum dapat berhasil menyusui, maka diperlukan perawatan payudara sejak dini secara teratur, karena perawatan selama kehamilan bertujuan agar selama masa menyusui kelak produksi ASI cukup, tidak terjadi kelainan pada payudara dan agar bentuk payudara tetap baik setalah menyusui. Namun, para ibu post partum harus tetap memperhatikan kebersihan/hygiene payudara, papila harus disiapkan agar menjadi lentur, kuat dan tidak ada sumbatan, sehingga sekresi ASI akan lancar dan dapat diberikan kepada bayi setelah melahirkan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan kesimpulan dan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 47 responden di Klinik Ananda Karang Sari Medan Tahun 2013 sebagai berikut : 1. Mayoritas responden berdasarkan perawatan payudara dengan kategori cukup sebanyak 28 orang (59,6%). 2. Responden berdasarkan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara hampir sama yaitu lambat sebanyak 24 orang (51,1%) dan cepat sebanyak 23 orang (48,9%). 3. Perawatan payudara masa antenatal berhubungan dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara dengan menunjukkan nilai p = 0.000.

B. SARAN Adapun saran pada penelitian ini yaitu : 1. Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan payudara masa antenatal dapat mempengaruhi kecepatan seksresi ASI postpartum primipara, maka penting mengintegrasikan materi ini dalam pendidikan kebidanan terutama dalam materi pembelajaran asuhan kebidanan pada ibu hamil mengenai perawatan payudara masa antenatal. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan payudara masa antenatal dapat mempengaruhi kecepatan seksresi ASI postpartum primipara. Oleh karena itu, penting untuk diinformasikan kepada ibu hamil dan diterapkan bahwa perawatan payudara mempunyai manfaat yang banyak khusunya untuk kecepatan sekresi ASI postpartum primipara. 3. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan dapat meneliti dengan cara melihat dari sisi korelasi, agar dapat dilihat apakah ada hubungan antara perawatan payudara selama kehamilan terhadap kecepatan sekresi ASI postpartum primipara dan faktor-faktor lain yang belum diteliti oleh peneliti berkaitan dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara seperti makanan dan gizi ibu saat hamil dan kondisi psikis sehingga dapat lebih terbukti serta perlu diadakan penelitian di tempat yang berbeda dengan judul yang sama.