PEMBERIAN DISPENSASI NIKAH OLEH PENGADILAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN. ( STUDI KASUS PENGADILAN AGAMA KABUPATEN TEGAL )

dokumen-dokumen yang mirip
PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN HAK ASUH ANAK KEPADA AYAH AKIBAT PERCERAIAN. ( STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

S K R I P S I. Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna menyelesaikan program pendidikan Sarjana Ilmu Hukum

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

BAB I PENDAHULUAN. selalu hidup bahagia, damai dan sejahtera yang merupakan tujuan dari perkawinan yaitu

PERKAWINAN SIRRI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMER 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM SKRIPSI

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

PROSES PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA SALAH SATU PIHAK DIPENJARA (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas IA Semarang) SKRIPSI

PENERAPAN SANKSI PIDANA BAGI PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK. Skripsi. Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk

Disusun Oleh : Adelia Ramadhini Putri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN NAFKAH BAGI ANAK PASCA PERCERAIAN MENURUT UU NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

DISPARITAS PIDANA DALAM KASUS TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DIPUTUS PENGADILAN NEGERI SEMARANG

MASIH TERIKATNYA PERKAWINAN SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PERKAWINAN (Studi Kasus No. 3071/Pdt.G/2014/PA Smg)

KEPUTUSAN PEREMPUAN UNTUK MELAKUKAN ABORSI DITINJAU DARI HAK-HAK ASASI PEREMPUAN ( STUDI KASUS DI PKBI SEMARANG )

BAB V PENUTUP. 1. Persamaan dan perbedaan putusan ijin poligami No. 0258/ Pdt. G/ 2011/ No. 0889/ Pdt. G/2011/ PA. Kds. ditinjau dari hukum

PELAKSANAAN PENGESAHAN PENGANGKATAN ANAK MELALUI PENGADILAN NEGERI SEMARANG. SKRIPSI

DISKRIMINASI HAK-HAK DALAM PRAKTEK POLIGAMI SKRIPSI

PERBEDAAN PANDANGAN PERKAWINAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK JALANAN YANG DIAKIBATKAN OLEH PENELANTARAN RUMAH TANGGA (Studi Kasus: LSM Yayasan Setara) Skripsi

PERLINDUNGAN HAK ASASI TERSANGKA DALAM PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (Studi Kasus Polwiltabes Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan aturan terhadap suatu perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

SKRIPSI. Disusun oleh : Nama : Ivana Allen Gunawan NIM :

P E N E T A P A N Nomor: 0021/Pdt.P/2010/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. perdata tertentu pada tingkat pertama, dalam persidangan Majelis Hakim, telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam setiap perjalanan hidupnya, sudah pasti memiliki

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi tugas Dalam menyelesaikan Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Hukum Dengan Kekhususan HUKUM PERDATA.

ANALISA YURIDIS MENGENAI KEWAJIBAN HUKUM PARA PIHAKDALAM KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA PATI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai umatnya. Serta ayat-ayat Al-qur an yang Allah SWT. khaliknya dan mengatur juga hubungan dengan sesamanya.

Halangan Perkawinan Menurut UU No 1 tahun 1974 dan Menurut Kitab Hukum Kanonik. Disusun Oleh : Nama : Anna Kiti Astuti NIM :

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkawinan ini menjadi sebuah ikatan antara seorang laki-laki dan seorang

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

( Studi Kasus Perkara Pidana No.13/PID.B/2006/PN.SMG )

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 82 A. Kesimpulan 82 B. Saran. 86 DAFTAR PUSTAKA 88

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

P U T U S A N. Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu

PERANAN BALAI HARTA PENINGGALAN (BHP) SEMARANG DALAM PENDAFTARAN DAN PEMBUKAAN SURAT WASIAT

P E N E T A P A N Nomor : 0014/Pdt.P/2010/PA.Bn

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB VI PENUTUP. menolak permohonan dispensasi nikah yang diajukan ke Pengandilan Agama pada

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 perkawinan adalah ikatan

PENETAPAN. Nomor 0067/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARANYA : : : : :

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

PRAKTEK PENGGELAPAN ASAL USUL ANAK, STUDI KASUS DI KOTA SEMARANG SKRIPSI. Disusun Oleh : Bernadus Gunawan R. NIM : Fakultas : Hukum

P E N E T A P A N NOMOR : 0018/Pdt.P/ 2013/PA.Kbm BISMILAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DESKRIPSI PENGUSAHA SARANG BURUNG WALET DI SEMARANG BERDASARKAN TEORI JOSEPHSON. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

PERAN DOKTER AHLI FORENSIK DALAM MENGUNGKAP PERKARA PIDANA SAMPAI PADA TINGKAT PENYIDIKAN. Skripsi

I. PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman. dibicarakan di dalam maupun di luar peraturan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Hikmahnya ialah supaya manusia itu hidup

BAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN sembarangan. Islam tidak melarangnya, membunuh atau mematikan nafsu

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

MEKANISME PEMBAGIAN HARTA BERSAMA AKIBAT PERCERAIAN MENURUT UU No. 1 TAHUN 1974 SKRIPSI

BAB III IMPLIKASI HAK KEWARISAN ATAS PENGAKUAN ANAK LUAR

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

KEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR KAWIN YANG DIAKUI. Oleh: Mulyadi, SH., MH. ( )

IDENTIFIKASI SEPULUH KRITERIA ENTREPRENEUR MENURUT GEOFFREY G. MEREDITH TERHADAP PENGUSAHA UD. PULUNG TUNGGAL

P E N E T A P A N Nomor : 277/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

PERENCANAAN SUKSESI DALAM BISNIS KELUARGA SHOWROOM MOBIL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

P U T U S A N. Nomor: 0061/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita sebagai suami-isteri, dengan tujuan untuk membentuk keluarga

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARANYA

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

P E N E T A P A N Nomor /Pdt.P/2015/PA Sgr.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PROSES PERCERAIAN BAGI PNS DI PENGADILAN AGAMA DITINJAU DARI PP NO. 10 TAHUN 1983 jo PP No. 45 TAHUN 1990 (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Semarang)

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM MENETAPKAN WALI ADHAL DALAM PERKAWINAN BAGI PARA PIHAK DI PENGADILAN AGAMA KELAS 1A PADANG

PENETAPAN. Nomor 7/Pdt.P/2017/PA.Kras. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. penetapan dalam perkara pengesahan nikah yang diajukan oleh:

PENETAPAN Nomor XXXX/Pdt.P/2015/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PEMBERIAN DISPENSASI NIKAH OLEH PENGADILAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN. ( STUDI KASUS PENGADILAN AGAMA KABUPATEN TEGAL ) SKRIPSI diajukan kepada Fakultas Hukum guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata I dalam Ilmu Hukum Disusun Oleh : Nama : Bernadus Pulung Wicaksono Nim : 02.20.0043 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008

ABSTARKSI Tuhan menjadikan manusia berpasang-pasangan, menjadikan manusia laki-laki dan perampuan. Hikmahnya ialah supaya manusia hidup sebagai suami isteri, membangun rumah tangga yang damai dan teratur. Untuk itu harus diadakan ikatan dan pertalian yang kokoh yang diharapkan tidak pernah putus. Pada umumnya setiap pasangan yang akan menikah menginginkan tetap terbinanya tali Perkawinan yang akan dijalankan dan dalam Perkawinan diharapkan ditemukannya kebahagiaan kekal. Perkawinan tersebut harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-undang, salah satu syarat antara lain, ketentuan batas umur. Jika seseorang yang akan menikah tetapi umur tersebut belum sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang maka orang tua dan Kantor Urusan Agama tidak bersedia mencatatkan perkawinannya maka Orang Tua mengajukan Permohonan Dispensasi Nikah kepada Pengadilan. Pemberian Dispensasi Nikah oleh Pengadilan semata-mata demi kepentingan dan masa depan anak. Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini kemudian diberi judul : PEMBERIAN DISPENSASI NIKAH OLEH PENGADILAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN (STUDI KASUS PENGADILAN AGAMA KABUPATEN TEGAL). Pelaksanaan pemberian Dispensasi Nikah dan Bentuk pemberian Dispensasi Nikah yang diberikan oleh Pengadilan sebagai salah satu ketentuan jika seseorang yang ingin melangsungkan Perkawinan tetapi umur belum sesuai dengan ketentuan Undangundang No. 1 Tahun 1974. Pertimbangan Majelis Hakim dalam memberikan Dispensasi Nikah selain berpegangan pada Undang-undang juga harus memperhatikan keadaan dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi kepentingan calon mempelai. Dari hasil penelitian ditentukan bahwa Pelaksanaan pemberian Dispensasi Nikah oleh Pengadilan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kedua mempelai sudah berhubungan/berpacaran cukup lama, sudah pernah berhubungan badan sehingga calon isteri hamil, orang tua tidak dapat mengontrol keadaan anak yang bekerja jauh dari orang tua. iii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... i HALAMAN PENGESAHAN. ii ABSTRAKSI.. iii KATA PENGANTAR iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN. v DAFTAR ISI.. vi BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah... 1 1.2. Perumusan Masalah..... 4 1.3. Tujuan Penelitian..... 4 1.4. Kegunaan Penelitian..... 5 1.5. Metode Penelitian...... 5 1.6. Sistematika Penulisan.... 11 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN..... 11 1. Pengertian Perkawinan 1.1. Menurut Undang-undang No. 1 tahun 1974......12 1.2. Menurut KUHPerdata.... 14 1.3. Menurut Hukum Adat.... 15 1.4. Menurut Kompilasi Hukum Islam..... 16

1.5. Menurut Kitab Hukum Kanonik...... 17 2. Syarat-syarat Perkawinan 2.1 Syarat Perkawinan Materiil... 19 2.2 Syarat Perkawinan Formil..... 22 3. Tujuan Perkawinan 3.1 Menurut Undang-undang No. 1 tahun 1974... 23 3.2 Menurut Hukum adat........ 24 B TINJAUAN TENTANG PERWALIAN SERTA KEDUDUKAN ORANG TUA DALAM PERKAWINAN 1. Pengertian Perwalian..... 25 2. Jenis-jenis Perwalian..... 28 3. Berakhirnya Perwalian.. 29 4. Kekuasaan Orang Tua... 30 C TINJAUAN UMUM TENTANG BATAS UMUR DALAM UNDANG-UNDANG, PROSES PENDEWASAAN SESEORANG DAN TATA CARA PERKAWINAN 1. Ketentuan Batas Umur dalam Perkawinan..... 34 2. Perlunakan atau Pendewasaan ( Hanlichting ).. 36 3. Tata Cara Pelaksanaan Perkawinan... 39 BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Pemberian Dispensasi... 42

2. Bentuk pemberian Dispensasi... 64 B PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan Pemberian Dispensasi Nikah oleh Pengadilan Dalam Perkawinan... 66 2. Bentuk pemberian Dispensasi.... 75 BAB IV : PENUTUP Kesimpulan, Saran dan lampiran........ 77