Paramitha S. Mokodompit., S.S. Pangemanan., I. Elim. Analisis Kinerja Keuangan ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU

dokumen-dokumen yang mirip
E.L. Tambuwun., S.S. Pangemanan., D.Afandi. Analisis Kinerja Keuangan. ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAHAN KOTA MANADO

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MASA OTONOMI DAERAH KABUPATEN NABIRE PROVINSI PAPUA

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

Nadya P. Kalalo., J.J. Tinangon., I. Elim. Pengukuran Kinerja Keuangan PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA MANADO

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN

ANALISIS KINERJA PENDAPATAN DAN BELANJA BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA TOMOHON

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA TOMOHON

O. Santosa., J.J. Tinangon., I. Elim. Analisis Kinerja Keuangan

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROVINSI SULAWESI UTARA

A.N.J. Dien., J. Tinangon., S. Walandouw. Analisis laporan realisasi

RASIO EFEKTIVITAS, PAJAK DAERAH TERHADAP PAD, DAN KEMANDIRIAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMKOT YOGYAKARTA TA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN ANGGARAN Susilowati 1) Suharno 2) Djoko Kristianto 3) ABSTRACT

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

Fidelius, Analisis Rasio untuk Mengukur. ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA MANADO.

Brian Sagay, Kinerja Pemerintah Daerah KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Abstrak. Kata Kunci : Kinerja Keuangan Daerah, Rasio Keuangan APBD,APBD. Keyword: Regional Financial Performance, Financial Ratios budget APBD, APBD

Selly Paat, Perbandingan Kinerja Pengelolaan. PERBANDINGAN KINERJA PENGELOLAAN APBD ANTARA PEMERINTAH KOTA TOMOHON DENGAN PEMERINTAH KOTA MANADO

ANALISIS FINANCIAL PERFORMANCE OF LOCAL GOVERNMENT OF SOUTH MINAHASA REGENCY OF BUGET YEAR

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENCATATANNYA PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MANADO

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN

JURNAL. Oleh: APRI DIANA EKA RAHAYU NPM: Dibimbing oleh : 1. Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si., Ak 2. Sigit Puji Winarko, SE, S.Pd., M.

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

Julliet A. Gozaliem, Analisis Pendapatan dan Belanja. ANALISIS PENDAPATAN DAN BELANJA PADA PEMERINTAH KOTA BITUNG. oleh: Julliet Angel Gozaliem

Marchelino Daling, Analisis Kinerja Realisasi. ANALISIS KINERJA REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAUR

ANALISIS KINERJA APBD KOTA SURAKARTA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PDRB HARGA KONSTAN DI ERA OTONOMI DAERAH TAHUN ANGGARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN

ANALISIS BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TAHUN ANGGARAN

ANALISIS KINERJA BELANJA DALAM LAPORAN REALISASI ANGGARAN PADA TIGA DAERAH PEMEKARAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

ANALISIS KINERJA BELANJA DAERAH DALAM LAPORAN REALISASI ANGGARAN PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DI KOTA KOTAMOBAGU

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN

ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS DAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN

Ardon F. Honga., Ventje Ilat. Analisis Realisasi Anggaran. ANALISIS REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA BITUNG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN

M. ARIF KURNIAWAN B

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017

PENDAPATAN ASLI DAERAH BERDAMPAK PADA KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH. Rosmiaty Tarmizi. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengatur pelimpahan kewenangan yang semakin luas kepada

ARTIKEL ILMIAH ANALISA KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri)

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DAERAH PROVINSI MALUKU

ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU

ANALISIS PERBANDINGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KERINCI DAN KOTA SUNGAI PENUH

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH UNTUK BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DI KABUPATEN JEMBRANATAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BERDASARKAN VALUE FOR MONEY AUDIT ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP KEMAMPUAN PEMBIAYAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH: STUDI PADA KOTA MANADO (TAHUN )

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

BAB VI PENUTUP. Langsung Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten

Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN BANJAR

Keywords : income, improvement, local, government, original, tax

E.D. Worotitjan., L. Lambey. Analisis Pendapatan dan ANALISIS PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA KABUPATEN MINAHASA SELATAN DAN MINAHASA TENGGARA

EVALUASI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari. penelitian ini adalah:

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN DAERAH DALAM UPAYA MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH (STUDI KASUS KOTA SEMARANG TAHUN )

ANALISIS RASIO LAPORAN REALISASI ANGGARAN 2010 KOTA TANGERANG SELATAN

Analisis Kinerja Belanja Pemerintah daerah Kotamobagu dan Bolaang Mongondow Timur tahun Herman Karamoy

ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK PENERANGAN JALAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEKALONGAN SYAIFUL AMRI

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PAJAK DAERAH DI KOTA KOTAMOBAGU

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN KETERGANTUNGAN KEUANGAN DAERAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SAROLANGUN. Amelia Sutriani C0E013027

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SERANG (TAHUN ANGGARAN )

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

Fathiyah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Batanghari ABSTRACT

Y.S. Watuseke., J.J. Tinangon., S.K. Walamdouw. Analisis Belanja Modal. ANALISIS BELANJA MODAL DAN PELAPORANNYA PADA DINAS KESEHATAN KOTA MANADO

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN

EVALUASI KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA DENPASAR DALAM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL, RESTORAN, DAN HIBURAN TAHUN

ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI ERA OTONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

PENERAPAN AKUNTANSI PENERIMAAN DANA TRANSFER PADA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA

ANALISIS KINERJA REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH SERTA POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA KABUPATEN MINAHASA UTARA

Abstract. Kemandirian, Efektivitas, dan Efisiensi Pengelolaan Keuangan Daerah. Jefry Gasperz ISSN

Jurnal Ekonomi Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN

ANALISA KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH KOTA DEPOK WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KABUPATEN SUMBAWA SKRIPSI

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA MALANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI APBD

Poppy Kemalasari et al., Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah dan Tingkat Kemandirian Daerah di Era Otonomi Daerah

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DILIHAT DARI RASIO PENDAPATAN PADA APBD

Evaluasi Penerapan Akuntansi Penerimaan Dana Transfer Pada Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah Provinsi Sulawesi Utara

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU Oleh: Paramitha Sandy Mokodompit 1 Sifrid S. Pangemanan 2 Inggriani Elim 3 1,2,3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email: 1 mokodompit_mitha92@yahoo.com 2 psifrid@yahoo.com 3 e_inggriani@yahoo.com ABSTRAK Pengukuran kinerja adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi. Melalui pengukuran kinerja dapat diketahui kemajuan organisasi, serta meningkatkan kualitas dalam pengambilan keputusan, dan termasuk akuntabilitasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pemerintah kota Kotamobagu, penelitian dilakukan di kantor walikota dan data yang digunakan adalah data kuantitatif berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, untuk mengukur kinerja keuangan melalui rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukan, rasio derajat desentralisasi kinerja keuangannya, masih kurang, rasio ketergantungan keuangan daerah terhadap pemerintah pusat dan provinsi masih sangat tinggi, begitu juga dengan rasio kemandiriannya masih sangat rendah. Saran untuk pemerintah Kota Kotamobagu sebagaimana lebih meningkatkan PAD melalui penerimaan sektor pajak dan retribusi daerah. Kata kunci: rasio keuangan, kinerja keuangan ABSTRACT Performance measurement is a method or device used to record and assess the implementation of activities based on the achievement of goals, objectivies, and strategies. Performance measurement can be known through the organization progress, as well as improve the quality of decision making, and includes accountability. Purpose of this study to determine the financial performance Kotamobagu City government, the research was conducted in the mayor s office and the data used is quantitative data in the form of Budget Realization Report (LRA). Method used is descriptive quantitative method, to measure financial performance through financial ratios. Result of the study showed, the ratio of the degree of decentralization of financial performance, is still lacking, the ratio of area of financial dependence on the central government and provinces is still very high, as well as the independence ratio is still very low. Advice to the government of as much Kotamobagu increase revenue through receipts taxes and levies. Keywords: fiancial ratios, financial performance Jurnal EMBA 1521

Latar Belakang PENDAHULUAN Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategik planning. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu maupun kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja merupakan proses untuk mengukur kesesuaian realisasi dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu organisasi pada umumnya diturunkan dari perencanaan strategis, yaitu dimulai dari visi dan misi, falsafah dan kebijakan. Selanjutnya perumusan tujuan, sasaran, penyusunan program dan anggaran serta penetapan tugas dan fungsi harus mengacu pada perencanaan strategis yang sudah ditetapkan. Analisis kinerja keuangan bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja pemerintah, mengukur potensi mendapatkan atau sumber ekonomi, mengetahui konsisi keuangan, mengetahui kemampuan pemerintah dalam memenuhi kewajibannya, dan menyakini bahwa pemerintah telah melaksanakan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Salah satu alat untuk menganalisis kinerja keuangan adalah dengan rasio keuangan. Mahmudi (2010:142) analisis rasio keungan terdiri dari derajat desentralisasi, rasio ketergantungan keuangan daerah, dan rasio kemandirian keuangan daerah. Kota Kotamobagu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Kotamobagu. Bahwa maksud dari pembentukan kota Kotamobagu diharapkan akan dapat mendorong peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Luas wilayah kota Kotamobagu yang sebesar 68,06 Km 2 terdiri dari empat kecamatan, yaitu Kecamatan Kotamobagu Utara, Kecamatan Kotamobagu Timur, Kecamatan Kotamobagu Selatan dan Kecamatan Kotamobagu Barat. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menganalisis kinerja keuangan pemerintah kota Kotamobagu dengan menggunakan rasio keuangan. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pemerintah Kota Kotamobagu, khususnya pada tahun anggaran 2011 dan 2012. TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Akuntansi ialah seni mencatat, mengelompokkan, mengikhtisarkan menurut cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai uang, semua transaksi serta kejadian yang sedikit-sedikitnya bersifat dinancial dan dari catatan itu dapat ditafsirkan hasilnya. Warren (2008:10) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi sektor swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi tersebut disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi. Mardiasmo (2009:3) organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks dan turbulence. Komponen lingkungan yang mempegaruhi organisasi sektor publik meluputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan demografi. Konsep Dasar Pengukuran Kinerja Sektor Publik Mahsun (2013:25) kinerja bisa diketahui hanya jika individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya. Elemen Pokok Pengukuran Kinerja Elemen pokok dalam pengukuran kinerja antara lain: 1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi. 2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja. 1522 Jurnal EMBA

3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi. 4. Evaluasi kinerja (feedback, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas). Fokus Pengukuran Kinerja Sektor Publik Mahsun (2013:29) pemilihan indikator dan ukuran kinerja dan penetapan target untuk setiap ukuran ini merupakan upaya kongkrit dalam memformulasikan tujuan strategis organisasi sehingga lebih berwujud dan terukur. Indikator dan ukuran kinerja financial dan non financial untuk target-target operasional tertentu memberikan garis pedoman (guidelines) bagi manajemen menengah dan bawah. Hasil aktual yang dicapai untuk setiap indikator dan ukuran yang terpilih. Review hasil aktual dengan ukuran kinerja yang ditetapkan memberikan masukan untuk diambilnya tindakan korektif untuk perbaikan dan peningkatan kinerja selanjutnya (feedback). Aspek-Aspek Pengukuran Kinerja Sektor Publik Mahsun (2013:31) oleh karena sifat dan karakteristiknya yang unik, maka organisasi sektor publik memerlukan ukuran penilaian kinerja yang lebih luas, tidak hanya tingkat laba, tidak hanya tingkat efisensi dan juga tidak hanya ukuran financial. Pengukuran kinerja sektor publik meliputi aspek-aspek antara lain: (1) kelompok masukan (input); (2) kelompok proses (process); kelompok keluaran (output); kelompok hasil (outcome); (5) kelompok manfaat (benefit); kelompok dampak (impact). Peran Indikator Kinerja Mahsun (2013:128) rangka mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah jelas oleh stakeholders. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkah kinerja, baik dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Dengan demikian, tanpa adanya indikator kinerja, sulit bagi kita untuk menilai tingkat keberhasilan dan ketidakberhasilan kebijaksanaan maupun program suatu instansi pemerintah. Dengan indikator kinerja, suatu organisasi mempunyai wahana yang jelas bagaimana dia akan dikatakan berhasil atau tidak berhasil dimasa mendatang. Rasio Keuangan Sebagai Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Mahmudi (2010:142), analisis rasio keuangan terdiri dari: 1. Derajat Desentralisasi Derajat Desentralisasi = 2. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Rasio Ketergantungan = Keuangan Daerah 3. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pendapatan Transfer Rasio Kemandirian = Transfer Pusat +Provinsi x 100% Penelitian Terdahulu 1. Punu (2008) dengan judul analisis laporan keuangan pemerintah daerah untuk mengevaluasi hasil kinerja pembangunan provinsi sulawesi utara. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis laporan keuangan pemerintah daerah sebagai indikator untuk mengevaluasi hasil kinerja pembangunan provinsi. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukan pemerintah Sulawesi utara lebih banyak menggunakan dana yang tersedia untuk aktivitas operasi dibanding aktivitas pembangunan. Jurnal EMBA 1523

2. Talamati (2008) dengan judul analisis kinerja keuangan pemerintah daerah kota kotamobagu pada masa otonomi daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kemandirian kota kotamobagu pada tahun 2007-2009, untuk menganalisis perkembangan efektivitas kota kotamobagu pada tahun 2007-2009, untuk menganalisis perkembangan efisien kota Kotamobagu pada tahun 2007-2009. Metode yang digunakan adalah dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kemandirian kota Kotamobagu pada tahun 2007-2009 masih sangat rendah, rasio efektivitas kota Kotamobagu pada tahun 2007-2009 belum efektif. Dan rasio efisien kota Kotamobagu pada tahun 2007-2009 sudah efisien. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan berupa penelitian statistika deskriptif, dimana peneliti mengumpulkan, mengolah dan kemudian menyajikan data observasi agar pihak lain dapat dengan mudah memperoleh gambaran mengenai sifat (karakteristik) obyek dari data tersebut. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pemerintah kota Kotamobagu pada dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah pada bidang akuntansi yang dilaksanakan pada bulan Februari 2014. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi. 2. Merumuskan masalah dalam penelitian ini. 3. Mengumpulkan teori pendukung 4. Menarik kesimpulan dan saran atas hasil analisis tersebut. Metode Pengumpulan Data Jenis Data Kuncoro (2009:145) jenis data dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Data kualitatif adalah data yang dapat diukur dengan skala numerik. 2. Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik (angka). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa Laporan Realisasi Anggaran. Sumber Data Kuncoro (2009:148) sumber data dibagi menjadi dua yaitu: 1. Data primer. Data primer biasanya diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data orisinal. 2. Data sekunder. Data sekudnder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa gambaran umum Kota Kotamobagu dan Laporan Realisasi Anggaran tahun 2011 dan 2012. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1. Studi kepustakaan, yaitu memperlajari teori-teori dan artikel-artikel yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti. 2. Studi lapangan, melakukan penelitian ke kantor pemerintah kota Kotamobagu dan mewawancarai langsung kepada bidang akuntansi dalam guna untuk mendapatkan Laporan Realisasi Anggaran. Data tersebut diperoleh dari dinas pendapatan, keuangan dan asset daerah (DPPKAD). 1524 Jurnal EMBA

Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk membahas permasalahan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Metode analisis ini digunakan untuk mengukur kinerja keuangan dengan rasio keuangan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan Pemerintah kota Kotamobagu adalah Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran 2011 dan 2012. Di dalam Laporan Realisasi Anggaran terdiri atas Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah, namun komponen dalam LRA yang digunakan hanyalah Pendapatan Daerah. Untuk mengukur kinerja keuangan tersebut digunakan perhitungan rasio keuangan. Tabel 1., Transfer Pemerintah Pusat, Transfer Pemerintah Provinsi, Total Pendapatan Daerah, Belanja, Total Belanja. Rasio Keuangan 2011 2012 9.355.251.155 11.188.179.886 Transfer Pemerintah Pusat 325.566.748.616 344.427.017.991 Transfer Pemerintah Provinsi 9.179.875.157 11.364.523.826 Total Pendapatan Daerah 398.888.262.348 366.979.721.703 Belanja 264.029.843.119 280.304.318.884 Total Belanja 380.609.742.183 367.995.280.935 Sumber: Pemerintah Kota Kotamobagu, 2014. Tabel 1 menunjukan pada tahun 2011 pendapatan asli daerah, transfer pemerintah pusat dan transfer pemerintah provinsi mengalami kenaikan pada tahun 2012, tetapi total pendapatan daerahnya menurun, yang awalnya pada tahun 2011 adalah 398.888.262.348 menurun menjadi 366.979.721.703. Realisasi anggaran belanja pada tahun 2011 meningkat pada tahun 2012, akan tetapi total belanja pengalami penurunan, pada tahun 2011 adalah 380.609.742.183 menurun pada tahun berikutnya menjadi 367.995.280.935. 1. Derajat Desentralisasi Rasio ini dihitung dengan membandingkan dengan Total Pendapatan Daerah. Derajat Desentralisasi = Tabel 2. Hasil Perhitungan Menggunakan Rasio Derajat Desentralisasi Rasio Keuangan 2011 (%) 2012 (%) Rasio Derajat Desentralisasi 2,345 3,029 Sumber: Data olahan, 2014. Perhitungan kinerja keuangan melalui derajat desentralisasi, di dapat 2,345% pada tahun 2011 dan 3.029% pada tahun 2012. Derajat desentralisasi kota Kotamobagu meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012, akan tetapi derajat desentralisasi kota Kotamobagu masih sangat rendah. 2. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Rasio ini dihitung dengan membandingkan jumlah pendapatan transfer dengan total penerimaan daerah. Rasio Ketergantungan = Keuangan Daerah Pendapatan Transfer Jurnal EMBA 1525

Tabel 3. Hasil Perhitungan Dengan Menggunakan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Rasio Keuangan 2011 (%) 2012 (%) Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah 90,69 96,95 Sumber: Data olahan, 2014. Ketergantungan keuangan daerah kota Kotamobagu masih sangat tinggi terhadap pendapatan yang pemerintah pusat dan provinsi. Bisa dilihat dari analisis rasio ketergantungan keuangan, ketergantungan pemerintah kota Kotamobagu terhadap pemerintah pusat dan provinsi adalah 90,69% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 adalah 96,95%. 3. Rasio Kemandirian Daerah Rasio ini dihitung dengan membandingkan pendapatan asli daerah dengan transfer pusat ditambah dengan transfer provinsi. Rasio Kemandirian = Transfer Pusat +Provinsi x 100% Tabel 4. Hasil Perhitungan Menggunakan Rasio Keuangan Daerah Rasio Keuangan 2011 (%) 2012 (%) Rasio Kemandirian Daerah 9,179 11,364 Sumber: Data olahan, 2014. Tingkat kemandirian kota Kotamobagu pada tahun 2011 adalah 9,179% sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 11,369. Meskipun meningkat, tetapi tingkat kemandirian kota Kotamobagu masih sangat rendah, itu juga yang mengakibatkan ketergantungan pemerintah pusat dan provinsi masih sangat tinggi. Pembahasan Perhitungan diatas diketahui bahwa pada tahun anggaran 2011 kemampuan pemerintah kota Kotamobagu menjalankan proses desentralisasi daerah hanya sekitar 2.345% dan sisanya 97,655% berarti pemerintah kota Kotamobagu masih belum bisa menjalankan proses desentralisasi daerah. Begitu juga dengan tahun anggaran 2012, hasil perhitungan derajat desentralisasi pemerintah kota Kotamobagu hanya 3,029%. Berarti pada tahun 2012 kota Kotamobagu memiliki 96,971% kemungkinan proses desentralisasi daerah kota Kotamobagu tidak bisa berjalan. Proses desentralisasi kota Kotamobagu sangat rendah karena kota Kotamobagu baru saja terbentuk menjadi kotamadya. Perhitungan diatas dapat dilihat bahwa ketergantungan keuangan daerah kota Kotamobagu pada tahun anggaran 2011 adalah 90,69% sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu sebesar 96,95%. Hal ini menunjukan bahwa peran pemerintah pusat dan provinsi masih sangat dominan dalam ketergantungan keuangan daerah. Kemandirian keuangan daerah menunjukan tingkat kemampuan suatu daerah membiayai sendiri. Seperti yang bisa dilihat dari hasil perhitungan diatas, bisa dilihat bahwa tingkat kemandirian kota Kotamobagu pada tahun anggaran 2011 adalah sebesar 9,179% dan tingkat kemandirian kota Kotamobagu pada tahun anggaran 2012 adalah sebesar 11,364%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kemandirian kota Kotamobagu pada tahun anggaran 2011 dan 2012 masih rendah sekali. Pada peneliti sebelumnya Talamati (2008), hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kemandirian kota Kotamobagu pada tahun 2007-2009 masih sangat rendah, rasio efektifitas kota Kotambagu belum efektif, tetapi rasio efisien kota Kotamobagu pada tahun 2007-2009 sudah efisien. Dan Punu (2008), dalam penelitiannya pada pemerintah Sulawesi Utara, lebih banyak menggunakan dana yang tersedia untuk aktivitas operasi dibanding aktivitas pembangunan. 1526 Jurnal EMBA

PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah: Kemampuan desentralisasi kota Kotamobagu pada tahun anggaran 2011 dan 2012 masih sangat rendah yang berarti masih belum mampu untuk menjalankan proses desentralisasi. Keuangan pemerintah kota Kotamobagu masih sangat bergantung pada pemerintah pusat dan provinsi. Tingkat kemandirian keuangan pemerintah kota Kotamobagu pada tahun 2011 dan 2012 masih sangat rendah. Saran Saran yang disampaikan penulis adalah: 1. Pemerintah kota Kotamobagu sebaiknya dapat meningkatkan PAD, melalui penerimaan sektor pajak dan retribusi daerah. Agar pemerintah dapat menjalankan proses desentralisasi, tidak terlalu bergantung soal keuangan kepada pemerintah pusat dan provinsi, serta tingkat kemandirian keuangan pemerintah Kotamobagu dapat meningkat. Dengan tingkat kemandirian yang tinggi, kota Kotamobagu tidak akan terlau bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Tetapi bukan berarti kota Kotamobagu tidak membutuhkan lagi dana dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Karena bantuan dana dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dapat membantu mempercepat pembangunan daerah. 2. Penulis menyarankan untuk dapat melakukan penelitian tentang kinerja keuangan di instansi pemerintahan yang lain untuk kemudian dapat dibandingkan sehingga menjadi masukan dalam rangka peningkatan kinerja pemerintahan daerah pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Kuncoro Mudrajat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis? Edisi 3. Penerbit Erlangga. Jakarta. Mahsun. Muhamad. 2013. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Penerbit BPFE, Yogyakarta. Mahmudi. 2010. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.. Penerbit Andi. Yogyakarta. Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 24 tentang, Standar Akuntansi Keuangan. Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 71 Tahun tentang Standart Akuntansi Keuangan. Punu, Meifa Julia. 2008. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Untuk Mengevaluasi Hasil Kinerja Pembangunan Provinsi Sulawesi Utara. Skripsi (Tidak Dipublikasikan) Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Hal. 9-11 Talamati, Eka Sari. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota Kotamobagu Pada Masa Otonomi Daerah. Skripsi (Tidak Dipublikasikan) Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Hal. 45-49 Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2007 No.4 tentang Pembentukan Kota Kotamobagu. Warren. 2008. Pengantar Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta Selatan. Jurnal EMBA 1527