Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

Lampiran 1. Hasil identifikasi Simplisia kulit batang Tanjung(Mimusopsi cortex)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap kultur primer sel

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2013 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 Februari 2009

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : -

PROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB 4 METODE PENELITIAN

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. asiatica L.) terhadap Pertumbuhan Sel Hepar Baby hamster yang Dipapar 7.12-

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

PROSEDUR TETAP PENGAMATAN EKSPRESI PROTEIN DENGAN METODE IMUNOSITOKIMIA

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

PROSEDUR TETAP UJI PENGAMATAN PROLIFERASI SEL (DOUBLING TIME)

BAB IV METODE PENELITIAN

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FARMASI UGM

PROTOKOL IN VITRO NO. JENIS PROTOKOL SUMBER TGL. DIBUAT 1 PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM 2 PEMBUATAN MEDIA KULTUR LENGKAP (MK) 28/02/08

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Fetus Hamster. Ginjal Fetus Hamster FBS

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

Uji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2014 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 April 2012

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap proliferasi sel ginjal fetus hamster yang dikultur primer merupakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan dua rancangan penelitian, yaitu : deskriptif

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang uji sitotoksisitas rebusan daun sirsak (Annona muricata L)

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Koloni bakteri endofit

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Mengganggu transport elektron pada Mitokondria

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan Ekstrak Bligo (mengacu Sugito 2010)

III. BAHAN DAN METODE. Pertanian, Universitas Lampung, dan Laboratorium Biokimia Puspitek Serpong.

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman jambu bol (Syzygiun malaccense L. Merr & Perry)

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN

Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Antikanker Payudara. Abstrak. Abstract

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Untuk analisis sitologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

Transkripsi:

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 2. Gambar daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) a Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia daun poguntano (SDP) b

Lampiran 3. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk SDPuntano a b c d e f g Keterangan (Perbesaran 10 x 40): a. Trikoma b. Sel epidermis c. Kristal kalsium oksalat bentuk prisma d. Stomata tipe diasitik e. Stomata tipe anomositik f. Berkas pembuluh angkut bentuk spiral g. Sel tetangga

Lampiran 4. Bagan ekstraksi serbuk simplisia secara maserasi bertingkat Serbuk simplisia dimaserasi dengan n-heksana Ampas Maserat dimaserasi dengan etil asetat dipekatkan Ampas Maserat Ekstrak n-heksana dimaserasi dengan etanol dipekatkan diskrining Hasil Maserat Ampas dipekatkan Ekstrak etil asetat* Ekstrak etanol diskrining Hasil diskrining Hasil Keterangan : * = Uji Sitotoksik dan Uji Kombinasi dengan doksorubisin

Lampiran 5. Perhitungan kadar air SDP, ENDP, EEADP dan EEDP volume air (ml) % Kadar air simplisia = x 100% berat sampel (g) Contoh : 0,2 ml % Kadar air SDP = x 100% 5,005 g % Kadar air SDP = 3,99% Nama SDP Berat sampel (g) 5,005 5,012 5,009 2,008 2,012 Volume awal (ml) 1,90 2,10 2,35 1,90 1,95 Volume akhir (ml) 2,10 2,35 2,55 1,95 2,00 Selisih volume 0,2 0,15 0,2 0,05 0,05 Kadar air (%) 3,99 4.98 3.99 2,49 2,48 Ratarata (%) 4,32 ENDP 2,48 2,009 2,00 2,05 0,05 2,48 2,004 1,90 1,95 0,05 2,49 EEADP 2,000 1,95 2,00 0,05 2,50 2,49 2,009 2,00 2,05 0,05 2,49 EEDP 2,007 2,012 2,019 1,90 2,05 2,20 2,05 2,20 2,40 0,15 0,15 0,2 7,47 7,45 9,90 8,27

Lampiran 6. Perhitungan kadar sari larut air SDP, ENDP, EEADP dan EEDP berat sari (g) 100 % Kadar sari larut dalam air = x x 100% berat sampel (g) 20 Contoh: 0,203g 100 % Kadar sari larut dalam air SDP = x x 100% 5,014 g 20 % Kadar sari larut dalam air SDP = 20,24% No. Berat Kadar sari Berat sari (g) sampel (g) larut air (%) Rata-rata (%) SDP 5,014 5,008 0,203 0,195 20,24 19,47 20,24 5,016 0,211 21,03 ENDP 2,009 2,020 0,005 0,006 1,24 1,49 1,40 2,023 0,006 1,48 EEADP 2,053 2,080 2,076 0,049 0,041 0,048 11,93 9,86 11,57 11,12 EEDP 2,045 2,076 2,023 0,302 0,275 0,345 73,84 66,23 85,27 75,11

Lampiran 7. Perhitungan kadar sari larut etanol SDP, ENDP, EEADP dan EEDP berat sari (g) 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% berat sampel (g) 20 Contoh: 0,239 g 100 % Kadar sari larut dalam etanol SDP = x x 100% 5,008 g 20 % Kadar sari larut dalam etanol SDP = 23,86% Nama Berat Kadar sari larut Berat sari (g) sampel (g) etanol (%) Rata-rata (%) SDP 5,008 5,002 0,239 0,249 23,86 24,89 24,76 5,010 0,256 25,24 ENDP 2,009 2,025 0,015 0,012 3,73 2,96 3,38 2,029 0,014 3,44 EEADP 2,089 2,009 2,032 0,232 0,211 0,209 55,52 52,51 51,42 53,15 EEDP 2,073 2,058 2,047 0,349 0,346 0,318 84,17 84,06 77,68 81,97

Lampiran 8. Perhitungan kadar abu total SDP, ENDP, EEADP dan EEDP berat abu (g) % Kadar abu total = x 100% berat sampel (g) Contoh: 0,0191 g % Kadar abu total SDP = x 100% 2,013 g % Kadar abu total SDP = 0,94% No. SDP ENDP EEADP EEDP Berat sampel (g) 2,013 2,018 2,052 2,004 2,054 2,037 2,087 2,076 2,003 2,036 2,098 2,023 Berat abu (g) 0,0191 0,0202 0,0196 0,0046 0,0039 0,0048 0,0054 0,0047 0,0049 0,0113 0,0107 0,0098 Kadar abu total (%) 0,94 1,00 0,95 0,22 0,18 0,23 0,25 0,22 0,24 0,55 0,51 0,48 Rata-rata (%) 0,96 0,21 0,24 0,51

Lampiran 9. Perhitungan kadar abu tidak larut asam SDP, ENDP, EEADP dan EEDP berat abu (g) % Kadar abu tidak larut asam= x 100% berat sampel (g) Contoh: 0,0051g % Kadar abu tidak larut asam SDP= x 100% 2,013 g % Kadar abu tidak larut asam SDP= 0,25% Nama SDP ENDP EEADP EEDP Berat sampel (g) 2,013 2,018 2,052 2,004 2,054 2,037 2,087 2,076 2,003 2,036 2,098 2,023 Berat abu (g) 0,0051 0,0035 0,0063 0,0018 0,0015 0,0016 0,0013 0,0016 0,0011 0,0024 0,0021 0,0015 Kadar abu total (%) 0,25 0,17 0,30 0,08 0,07 0,07 0,06 0,07 0,05 0,01 0,01 0,01 Rata-rata (%) 0,24 0,07 0,06 0,01

Lampiran 10. Perhitungan persen sel hidup sel MCF-7 a. Kontrol sel dan kontrol media Absorbansi kontrol sel 0,989 Rata-rata absorbansi kontrol sel Absorbansi kontrol media 0,150 Rata-rata absorbansi kontrol media Absorbansi kontrol sel dikurangi kontrol media 0,772 0,858 0,147 0,103 0,755 0,812 0,164 b. EEADP Contoh pada kadar 250 ug/ml: 0,337-0,103 % Sel Hidup= x 100% 0,755 % Sel Hidup= 31% Kadar % sel hidup Absorbansi Absorbansi rata-rata (µg/ml) rata-rata 250 0,331 0,367 0,314 0,337 31 125 0,567 0,475 0,492 0,511 54 62.5 0,565 0,603 0,586 0,585 64 31.25 0,643 0,699 0,687 0,676 76 15.625 0,765 0,799 0,751 0,772 89

Lampiran 11. Perhitungan persen sel hidup sel T47D a. Kontrol sel dan kontrol media Absorbansi kontrol sel Rata-rata absorbansi kontrol sel Absorbansi kontrol media 0,950 0,099 0,989 0,957 0,097 0,923 0,105 Rata-rata absorbansi kontrol media Absorbansi kontrol sel dikurangi kontrol media 0,100 0,857 b. EEADP Contoh pada kadar 250 ug/ml: 0,323-0,100 % Sel Hidup= x 100% 0,857 % Sel Hidup= 26% Kadar % sel hidup Absorbansi Absorbansi rata-rata (µg/ml) rata-rata 250 0,306 0,321 0,343 0,323 26 125 0,534 0,528 0,513 0,525 50 62,5 0,658 0,623 0,650 0,644 63 31,25 0,705 0,734 0,699 0,713 71 15,625 0,803 0,854 0,821 0,826 85

Lampiran 12. Perhitungan persen sel hidup sel Vero a. Kontrol sel dan kontrol media Absorbansi kontrol sel Rata-rata absorbansi kontrol sel Absorbansi kontrol media 0,989 0,181 0,972 0,924 0,172 0,812 0,196 Rata-rata absorbansi kontrol media Absorbansi kontrol sel dikurangi kontrol media 0,183 0,741 b. EEADP Contoh pada kadar 250 ug/ml: 0,600-0,183 % Sel Hidup= x 100% 0,741 % Sel Hidup= 56% Kadar % sel hidup Absorbansi Absorbansi rata-rata (µg/ml) rata-rata 250 0,592 0,568 0,640 0,600 56 125 0,567 0,602 0,582 0,584 54 62,5 0,610 0,568 0,582 0,587 54 31,25 0,667 0,642 0,598 0,636 61 15,625 0,678 0,681 0,686 0,682 67

Lampiran 13. Bagan pembuatan media RPMI RPMI Sachet* 2 g Hepes 2 g NaHCO 3 Dimasukkan ke dalam erlenmeyer Ditambahkan 800 ml aquabidest steril Dihomogenkan menggunakan stirer magnet Diatur ph 7,2 7,4 (HCl 1 N atau NaOH 1 N) Larutan media Ditambahkan aquabidest steril sampai 1 liter Dilakukan sterilisasi dengan penyaringan Ditampung dalam botol steril Diberi identitas pada botol media Disimpan pada suhu 2 8 o C Media RPMI Keterangan : * = dapat diganti media DMEM atau M199 tergantung sel

Lampiran 14. Bagan pembuatan media komplit (MK) RPMI Fetal Bovine Serum (FBS) (10%) Penisilin- Streptomisin (2%) Fungizone (amphotericin B) (0,5%) RPMI ad 100% Dicampur Diberi identitas pada botol MK Disimpan pada suhu 2 8 o C Media Komplit (MK)

Lampiran 15. Bagan penumbuhan sel Sel MCF-7, T47D dan Vero Diambil diambil dari freezer Diambil beberapa tetes Konikel Dimasukkan ke dalam konikel yg berisi RPMI Disentrifus 6000 rpm selama 5 menit Dibuang supernatan Ditambahkan 4 ml MK RPMI Flask Diresuspensi hingga homogen Dimasukkan ke dalam flask Ditambahkan 5 ml MK ke dalam setiap flask Dihomogenkan Diamati kondisi sel dengan mikroskop inverted Diberi identitas pada flask Disimpan dalam inkubator CO 2 Sel MCF-7, T47D dan Vero

Lampiran 16. Bagan panen sel Sel MCF-7, T47D dan Vero Dipersiapkan dan dikondisikan Diamati apakah sel telah konfluen 80% Dibuang MK dari flask dengan mikropipet Sel yang melekat Dicuci sel 2 x dengan PBS Ditambahkan 400 µl trypsine-edta 0,25% Diinkubasi dalam inkubator CO 2 selama 5 menit Ditambahkan 4 ml MK Di resuspensi dengan mikropipet Diamati sel dibawah mikroskop inverted Diresuspensi kembali jika masih ada sel yang menggerombol Ditransfer sel ke dalam tabung konikel Panen Sel MCF-7, T47D dan Vero

Lampiran 17. Bagan penghitungan sel Kultur Sel T47D, MCF-7 dan Vero Jumlah Sel T47D, MCF-7 dan Vero Diambil 10 µl panenan sel Dipipetkan ke dalam hemositometer Dihitung jumlah sel dibawah mikroskop

Lampiran 18. Bagan pembuatan larutan uji EEADP Ditimbang sebanyak 50 mg Dimasukkan ke dalam polytube Dilarutkan dalam 1000 µl DMSO Divortex Dibuat pengenceran sampai diperoleh konsentrasi 250 µg/ml, 125 µg/ml, 62,5 µg/ml, 31,25 µg/ml, dan 15,63 µg/ml Larutan Uji

Lampiran 19. Bagan pengujian sitotoksik Sel Absorbansi Ditanam pada microplate 96 sumuran dengan 4 kepadatan 1 x 10 Diinkubasi selama 24 jam Dibuang medium Ditambahkan medium baru Ditambahkan larutan uji Diinkubasi selama 24 jam Dibuang media dan larutan uji setelah 24 jam Dicuci dengan PBS Ditambahkan 100 µl MK dan 10 µl MTT (5 mg/ml) Diinkubasi selama 4-6 jam Ditambahkan SDS (sebagai stopper) Dibungkus dengan aluminium foil Dibiarkan selama 1 malam Dibaca serapan dengan ELISA reader pada λ 595 nm Dihitung % sel hidup Dihitung IC 50 SPSS 17 dengan analisa probit menggunakan IC 50

Lampiran 20. Bagan pengujian flowsitometri Sel Profil Siklus Sel Ditanam pada microplate 6 sumuran dengan kepadatan 1 x 10 6 / sumuran Diinkubasi selama 24 jam Dibuang medium Ditambahkan medium baru Ditambahkan larutan uji Diinkubasi selama 24 jam Larutan dipindahkan ke dalam tabung konikel berdasarkan konsentrasi Dicuci dengan 1000 µl PBS. Hasil cucian dipindahkan konikel berdasarkan konsentrasi Ditambahkan 150 µl Tripsin - EDTA Ditambahkan MK untuk menginaktivasi Tripsin. Kumpulkan ke dalam konikel berdasarkan konsentrasi Dicuci lagi dengan PBS. Hasil cucian dipindahkan konikel berdasarkan konsentrasi Larutan yang terkumpul di masing-masing konikel disentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 2500 rpm Medium dibuang, ditambahkan PBS, diresuspensi. Suspensi dikumpulkan dalam polytube disentrifugasi selama 3 menit dengan kecepatan 3000 rpm larutan dibuang. Endapan di staining dengan Propidium Iodida diukur dengan Flowsitometer

Lampiran 21. Bagan pengujian imunositokimia Sel Dimasukkan 5 x 10 4 sel tiap sumuran yang telah diberi coverslip pada bagian dasarnya Diinkubasi selama 24 jam Dibuang medium Ditambahkan medium baru Ditambahkan larutan uji Diinkubasi selama 24 jam Dibuang media dan larutan uji setelah 24 jam Dicuci dengan PBS Difiksasi dengan metanol dingin selama 30 menit Metanol dibuang. Coverslip diambil dari masingmasing sumuran menggunakan pinset. Coverslip diletakkan di atas kaca objek Dicuci dengan PBS 2 x masing-masing 500 µl Dicuci dengan aquades masing-masing 500 µl, dikeringkan Ditambahkan 300 µl H 2 O 2 (1 : 9 dalam aquades). Dicuci dengan PBS 2 x masing-masing 500 µl, dikeringkan Ditambahkan prediluted blocking serum. Disimpan pada temperatur kamar. Didiamkan selama 15 menit. Ditambahkan antibodi primer Bcl-2/siklin D1. Didiamkan selama 60 menit. Dicuci dengan PBS 2 x masing-masing 500 µl, dikeringkan

Lampiran 21. (Lanjutan) Ditambahkan antibodi sekunder. Didiamkan 20 menit. Dicuci dengan PBS 2 x masing-masing 500 µl, dikeringkan. Ditambahkan 100 µl larutan label. Didiamkan 10 menit. Dicuci dengan PBS 2 x masing-masing 500 µl, dikeringkan. Ditambahkan 100 µl campuran 1 : 100 DAB Substrat. Didiamkan 10 menit. Dicuci dengan aquadest masing-masing 500 µl, dikeringkan. Digenangi dengan 100 µl Mayer Hematoxicilin. Didiamkan 10 menit. Dicuci dengan aquadest hingga bersih masing-masing 500 µl, dikeringkan. Ditambahkan etanol absolut Ditambahkan xylol Ditambahkan entelan untuk melekatkan coverslip Diamati di bawah mikroskop cahaya Ekspresi Bcl2/siklin D1

Lampiran 22. Sel MCF-7 dan T47D di bawah mikroskop a b Keterangan: a. Sel MCF-7 sebelum diberi larutan uji (perbesaran 10 x 10) b. Sel MCF-7 setelah diberi larutan uji (sel mengalami perubahan bentuk morfologi) (perbesaran 10 x 10) Keterangan: a. Sel T47D sebelum diberi larutan uji (perbesaran 10 x 10) b. Sel T47D setelah diberi larutan uji (sel mengalami perubahan bentuk morfologi) (perbesaran 10 x 10)

Lampiran 23. Sel Vero di bawah mikroskop a b Keterangan: a. Sel Vero sebelum diberi larutan uji (perbesaran 10 x 10) b. Sel Vero setelah diberi larutan uji (sel mengalami perubahan bentuk morfologi) (perbesaran 10 x 10)

Lampiran 24. Microplate-96 sumuran EEADP a b c d e f g Keterangan: microplate-96 sumuran yang berisi sel dan larutan uji a. 250 µg/ml b. 125µg/mL c. 62,5 µg/ml d. 31,25 µg/ml e. 15,625 µg/ml f. Kontrol media g. Kontrol sel

Lampiran 25. Hasil IC 50 EEADP pada sel MCF-7 dengan analisis probit SPSS 17 Confidence Limits 95% Confidence Limits for konsentrasi 95% Confidence Limits for log(konsentrasi) a Probabil ity Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower Bound Upper Bound PROBIT.010 6673.008 2882.312 24562.157 3.824 3.460 4.390.020 4168.311 1955.694 13460.396 3.620 3.291 4.129.030 3092.426 1528.632 9193.002 3.490 3.184 3.963.040 2470.362 1269.784 6901.849 3.393 3.104 3.839.050 2057.881 1091.759 5467.185 3.313 3.038 3.738.060 1761.527 959.923 4484.117 3.246 2.982 3.652.070 1537.014 857.407 3769.124 3.187 2.933 3.576.080 1360.382 774.870 3226.532 3.134 2.889 3.509.090 1217.431 706.666 2801.433 3.085 2.849 3.447.100 1099.159 649.152 2460.008 3.041 2.812 3.391.150 719.948 456.316 1437.743 2.857 2.659 3.158.200 514.345 344.281 939.694 2.711 2.537 2.973.250 385.443 269.906 653.534 2.586 2.431 2.815.300 297.469 216.491 472.586 2.473 2.335 2.674.350 233.978 176.055 350.806 2.369 2.246 2.545.400 186.311 144.242 265.227 2.270 2.159 2.424.450 149.457 118.447 203.206 2.175 2.074 2.308.500 120.312 97.007 157.253 2.080 1.987 2.197.550 96.851 78.819 122.664 1.986 1.897 2.089.600 77.693 63.157 96.311 1.890 1.800 1.984.650 61.865 49.595 75.971 1.791 1.695 1.881.700 48.661 37.924 59.975 1.687 1.579 1.778.750 37.554 28.034 47.060 1.575 1.448 1.673.800 28.143 19.809 36.312 1.449 1.297 1.560.850 20.106 13.097 27.082 1.303 1.117 1.433.900 13.169 7.721 18.873 1.120.888 1.276.910 11.890 6.790 17.312 1.075.832 1.238.920 10.640 5.904 15.765 1.027.771 1.198.930 9.418 5.061 14.228.974.704 1.153.940 8.217 4.260 12.692.915.629 1.104.950 7.034 3.498 11.145.847.544 1.047.960 5.859 2.775 9.570.768.443.981.970 4.681 2.086 7.939.670.319.900.980 3.473 1.427 6.196.541.154.792.990 2.169.783 4.198.336 -.106.623 a. Logarithm base = 10.

Lampiran 26. Hasil IC 50 EEADP pada sel T47D dengan analisis probit SPSS 17 Probabil ity Confidence Limits 95% Confidence Limits for konsentrasi Estimate Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Limits for log(konsentrasi) a Estimate Lower Bound Upper Bound ROBIT.010 6238.630 2685.994 23184.415 3.795 3.429 4.365.020 3840.950 1801.761 12455.579 3.584 3.256 4.095.030 2823.499 1398.085 8400.517 3.451 3.146 3.924.040 2239.995 1154.965 6247.677 3.350 3.063 3.796.050 1855.518 988.582 4911.266 3.268 2.995 3.691.060 1580.723 865.871 4002.071 3.199 2.937 3.602.070 1373.479 770.786 3344.879 3.138 2.887 3.524.080 1211.083 694.470 2848.867 3.083 2.842 3.455.090 1080.123 631.583 2462.169 3.033 2.800 3.391.100 972.129 578.689 2152.979 2.988 2.762 3.333.150 628.505 402.404 1236.704 2.798 2.605 3.092.200 444.394 300.911 797.497 2.648 2.478 2.902.250 330.079 234.020 548.482 2.519 2.369 2.739.300 252.718 186.268 392.857 2.403 2.270 2.594.350 197.316 150.299 289.253 2.295 2.177 2.461.400 156.020 122.114 217.210 2.193 2.087 2.337.450 124.311 99.335 165.550 2.095 1.997 2.219.500 99.404 80.456 127.688 1.997 1.906 2.106.550 79.488 64.509 99.487 1.900 1.810 1.998.600 63.333 50.901 78.171 1.802 1.707 1.893.650 50.078 39.310 61.757 1.700 1.594 1.791.700 39.100 29.557 48.796 1.592 1.471 1.688.750 29.936 21.493 38.257 1.476 1.332 1.583.800 22.235 14.942 29.433 1.347 1.174 1.469.850 15.722 9.711 21.838 1.197.987 1.339.900 10.165 5.611 15.096 1.007.749 1.179.910 9.148 4.912 13.818.961.691 1.140.920 8.159 4.249 12.554.912.628 1.099.930 7.194 3.622 11.301.857.559 1.053.940 6.251 3.030 10.051.796.481 1.002.950 5.325 2.472 8.795.726.393.944.960 4.411 1.945 7.521.645.289.876.970 3.500 1.448 6.208.544.161.793.980 2.573.977 4.812.410 -.010.682.990 1.584.526 3.224.200 -.279.508 a. Logarithm base = 10.

Lampiran 27. Hasil IC 50 EEADP pada sel Vero dengan analisis probit SPSS 17 Probabi lity Confidence Limits 95% Confidence Limits for konsentrasi Estimate Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Limits for log(konsentrasi) a Estimate Lower Bound Upper Bound PROBIT.010 1.026E12.. 12.011...020 8.215E10.. 10.915...030 1.656E10.. 10.219...040 4.962E9.. 9.696...050 1.862E9.. 9.270...060 8.085E8.. 8.908...070 3.891E8.. 8.590...080 2.021E8.. 8.306...090 1.114E8.. 8.047...100 6.438E7.. 7.809...150 6651063.349.. 6.823...200 1094808.310.. 6.039...250 232873.130.. 5.367...300 58002.433.. 4.763...350 15997.534.. 4.204...400 4712.416.. 3.673...450 1444.373.. 3.160...500 451.084.. 2.654...550 140.876.. 2.149...600 43.179.. 1.635...650 12.719.. 1.104...700 3.508...545...750.874.. -.059...800.186.. -.731...850.031.. -1.514...900.003.. -2.500...910.002.. -2.738...920.001.. -2.997...930.001.. -3.282...940.000.. -3.599...950.000.. -3.962...960.000.. -4.387...970.000.. -4.910...980.000.. -5.606...990.000.. -6.703.. a. Logarithm base = 10.

Lampiran 28. Indeks kombinasi (IK) EEADP - doksorubisin pada sel MCF-7 I = (D) 1 /(Dx) 1 + (D) 2 /(Dx) I = IK Dx = konsentrasi dari satu senyawa tunggal (IC 50 ) (D) 1 dan (D) 2 = besarnya konsentrasi kedua senyawa untuk memberikan efek yang sama 2 Absorbansi (tunggal) µg/ml EEADP 60 0,697 0,655 0,584 45 0,649 0,621 0,698 30 0,635 0,706 0,680 15 0,652 0,594 0,575 µg/ml Doksorubisin tunggal Kontrol sel 4 0,480 0,504 0,524 0,688 0,658 0,632 0,659 3 0,433 0,458 0,497 2 0,486 0,515 0,628 Kontrol media 1 0,497 0,465 0,506 0,104 0,101 0,115 0,107 % Sel hidup (tunggal) µg/ml EEADP (%) Rata-rata (%) 60 106,82 99,22 86,37 97,47 45 98,13 93,06 107,00 99,40 30 95,60 108,44 103,74 102,59 15 98,67 88,18 84,74 90,53 µg/ml Doksorubisin (%) Rata-rata (%) 4 67,55 71,89 75,51 71,65 3 59,05 63,57 70,63 64,41 2 68,64 73,88 94,33 78,95 1 70,63 64,84 72,26 69,24

Lampiran 28. (Lanjutan) Absorbansi (kombinasi) Dokso 4 µg/ml Dokso 3 µg/ml EEADP 60 0,510 0,522 0,503 0,499 0,515 0,445 µg/ml 45 0,535 0,547 0,549 0,518 0,431 0,511 30 0,547 0,592 0,603 0,790 0,730 0,566 15 0,587 0,545 0,538 0,562 0,633 0,484 Dokso 2 µg/ml Dokso 1 µg/ml EEADP 60 0,522 0,482 0,513 0,464 0,458 0,457 µg/ml 45 0,529 0,537 0,520 0,473 0,463 0,538 30 0,561 0,582 0,519 0,517 0,601 0,559 15 0,539 0,542 0,458 0,463 0,771 0,412 % Sel hidup (kombinasi) Dokso 4 (%) Dokso 3 (%) EEADP 60 72,98 75,15 71,71 70,99 73,88 61,22 µg/ml 45 77,50 79,67 80,04 74,43 58,69 73,16 30 79,67 87,82 89,81 123,64 112,79 83,11 15 86,91 79,31 78,05 82,39 95,24 68,28 Dokso 2 (%) Dokso 1 (%) EEADP 60 75,15 67,91 73,52 64,66 63,57 63,39 µg/ml 45 76,42 77,86 74,79 66,28 64,48 78,05 30 82,21 86,01 74,61 74,25 89,45 81,85 15 78,23 78,77 63,57 64,48 120,21 55,25 EEADP µg/ml Dokso µg/ml 0 4 3 2 1 0 100 71,65 64,41 78,95 69,24 60 97,47 73,28 68,70 72,20 63,87 45 99,40 79,07 68,76 76,36 69,60 30 102,59 85,77 106,51 80,94 81,85 15 90,53 81,42 81,97 73,52 79,98

Lampiran 28. (Lanjutan) Dokso tunggal µg/ml 4 3 2 1 4 9,939 8,829 9,676 7,661 3 11,341 8,844 10,684 9,048 2 12,962 17,986 11,794 12,013 1 11,911 12,042 9,998 11,560 EEADP µg/ml 60 45 30 15 60 50,272 70,736 55,119 92,276 45 24,423 70,466 36,540 66,697 30 5,464 98,089 16,076 12,038 15 13,922 11,499 49,195 20,384 Indeks Kombinasi Dokso µg/ml EEADP µg/ml 4 3 2 1 60 0,79 0,51 0,88 0,52 45 1,49 0,30 1,04 0,56 30 5,80 0,47 1,70 2,41 15 0,74 1,06 0,10* 0,65

Lampiran 29. Indeks kombinasi (IK) EEADP - doksorubisin pada sel T47D I = (D) 1 /(Dx) 1 + (D) 2 /(Dx) I = IK Dx = konsentrasi dari satu senyawa tunggal (IC 50 ) (D) 1 dan (D) 2 = besarnya konsentrasi kedua senyawa untuk memberikan efek yang sama 2 Absorbansi (tunggal) µg/ml EEADP 50,0 0,712 0,665 0,681 37,5 0,750 0,759 0,752 25,0 0,823 0,648 0,730 12,5 0,903 0,735 0,798 µg/ml Doksorubisin Kontrol sel 1,00 0,439 0,530 0,527 0,761 0,842 0,707 0,77 0,75 0,398 0,471 0,400 0,50 0,226 0,218 0,221 Kontrol media 0,25 0,220 0,211 0,210 0,102 0,110 0,110 0,107 Sel hidup (tunggal) µg/ml EEADP Rata-rata 50,0 91,25 84,15 86,57 87,32 37,5 96,98 98,34 97,28 97,54 25,0 108,00 81,59 93,96 94,52 12,5 120,07 94,72 104,23 106,34 µg/ml Doksorubisin Rata-rata 1,00 50,05 63,78 63,33 59,05 0,75 43,86 54,88 44,16 47,64 0,50 17,91 16,70 17,15 17,25 0,25 17,00 15,64 15,49 16,05

Lampiran 29. (Lanjutan) Absorbansi (kombinasi) Dokso 1 µg/ml Dokso 0,75 µg/ml EEADP 50,0 0,512 0,505 0,484 0,534 0,551 0,565 µg/ml 37,5 0,597 0,565 0,577 0,521 0,581 0,632 25,0 0,588 0,532 0,563 0,519 0,475 0,520 12,5 0,537 0,572 0,545 0,489 0,474 0,596 Dokso 0,50 µg/ml Dokso 0,25 µg/ml EEADP 50,0 0,218 0,212 0,276 0,198 0,241 0,189 µg/ml 37,5 0,208 0,213 0,241 0,220 0,227 0,197 25,0 0,214 0,205 0,287 0,253 0,223 0,198 12,5 0,238 0,251 0,209 0,202 0,183 0,217 % Sel hidup (kombinasi) Dokso 1,00 (%) Dokso 0,75 (%) EEADP 50,0 61,07 60,01 56,84 64,39 66,59 69,06 µg/ml 37,5 73,89 69,06 70,88 62,42 71,48 79,18 25,0 72,54 64,08 68,76 62,12 55,48 62,27 12,5 64,84 70,12 66,05 57,60 55,33 73,74 Dokso 0,50 (%) Dokso 0,25 (%) EEADP 50,0 16,70 15,79 25,45 13,68 20,17 12,32 µg/ml 37,5 15,19 15,95 20,17 17,00 18,06 13,53 25,0 16,10 14,74 27,11 21,98 17,45 13,68 12,5 19,72 21,68 15,34 14,29 11,42 16,55 Doksorubisin µg/ml EEADP 0 1,00 0,75 0,50 0,25 µg/ml 0 100 59,05 47,64 17,25 16,05 50,0 87,32 59,31 66,80 19,32 15,39 37,5 97,54 71,28 71,03 17,10 16,20 25,0 94,52 68,46 59,96 19,32 17,71 12,5 106,34 67,00 62,22 18,91 14,08

Lampiran 29. (Lanjutan) Dokso tunggal µg/ml 1,00 0,75 0,50 0,25 1,00 1,960 5,064 14,605 16,231 0,75 6,919 6,815 15,522 15,897 0,50 5,752 2,231 14,605 15,272 0,25 5,148 3,168 14,772 16,773 EEADP µg/ml 50,0 37,5 25,0 12,5 50,0 95,409 62,823 269,279 286,338 37,5 43,358 44,451 278,902 282,838 25,0 55,605 92,566 269,279 276,277 12,5 61,948 82,725 271,028 292,024 Indeks Kombinasi Doksorubisin µg/ml EEADP µg/ml 1,00 0,75 0,50 0,25 50,0 0,06 0,64 0,22 0,19 37,5 0,72 0,73 0,17 0,15 25,0 0,28 0,09 0,13 0,11 12,5 0,20 0,10 0,08 0,01

Lampiran 30. LAF (Laminar Air Flow), inkubator CO 2 dan mikroskop inverted Keterangan: Laminar Air Flow Keterangan : Mikroskop inverted Keterangan : Inkubator CO 2

Lampiran 31. ELISA reader dan Flowsitometer Keterangan : ELISA reader Keterangan: Flowsitometer