BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hal yang penting dalam perawatan ortodonti adalah diagnosis, prognosis dan rencana perawatan yang tepat untuk mendapatkan hasil maksimal. 1-5 Maloklusi Klas II merupakan maloklusi yang paling sering dijumpai dalam perawatan ortodonti yang ditandai dengan prognasi maksila dan mandibula normal, retrognasi mandibula dan maksila normal, ataupun kombinasi dari keduanya. Profit mengatakan sekitar 80% dari ras Kaukasia pada pasien maloklusi Klas II memiliki mandibula yang retrognasi, sedangkan sekitar 20% maksila yang prognasi. 1,2,5-7 Penanganan maloklusi Klas II dapat dilakukan dengan cara modifikasi pertumbuhan yaitu menghambat pertumbuhan maksila dan di saat yang sama merangsang pertumbuhan mandibula. Perawatan ini hanya dapat dilakukan pada masa pertumbuhan dengan piranti fungsional. Pada pasien dewasa diskrepansi skeletal dapat dikamuflase dengan pergerakan gigi secara ortodonti dengan atau tanpa pencabutan. Pada kasus dengan diskrepansi yang sangat berat, pilihan perawatan terbaik adalah kombinasi perawatan ortodonti dengan bedah ortognatik. 3,7-11 Pada umumnya pasien menolak dilakukan perawatan pembedahan, walaupun terdapat diskrepansi sagital yang berat sehingga tindakan pencabutan gigi merupakan pilihan perawatan untuk menutupi diskrepansi skeletal. Dengan dilakukan tindakan pencabutan gigi, setelah perawatan akan terlihat dimensi vertikal yang terkontrol
perubahan profil wajah, bibir yang kompeten, stabilitas hasil perawatan dan peningkatan kepercayaan diri pasien serta kualitas hidup. 6,7 Klasifikasi maloklusi diperlukan untuk mengelompokkan maloklusi agar lebih mudah mengingat gambaran suatu maloklusi, namun demikian klasifikasi maloklusi tidak dapat menggambarkan kompleksitas maloklusi secara objektif. Kesulitan suatu kasus dipengaruhi oleh keilmuan, pengalaman dan keterampilan operator, serta piranti dan teknik yang digunakan. Diperlukan suatu indeks untuk dapat menggambarkan kompleksitas suatu maloklusi secara objektif berupa kategori atau numerik. 5,12 Gramling mengembangkan suatu indeks yang dinamakan Indeks Probabilitas yang merupakan suatu metode untuk meningkatkan suatu diagnosis dan prognosis serta evaluasi hasil perawatan berdasarkan pada pengamatan dan perhitungan terperinci dari gambaran sefalometri. 13 Penelitian Gramling menggunakan lima pengukuran sefalometri kranial dan dental. Lima sudut yang dipilih adalah (1) sudut dataran mandibula Frankfort (FMA); (2) sudut titik A-Nasion-titik B (ANB); (3) sudut dataran oklusal, dataran Frankfort; (4) sudut Frankfort-Insisivus mandibula (FMIA) (5) sudut sella-nasion-titik B. Gramling menyatakan nilai rerata untuk keberhasilan suatu perawatan yaitu FMA harus memiliki nilai 20-30 ; ANB 6 atau kurang; OCC PL 7 atau kurang; FMIA 60 atau lebih dan SNB 80 atau lebih. 13-15 Penelitian Gramling menunjukkan distribusi Indeks Probabilitas pada 40 sampel maloklusi Klas II yang berhasil dikoreksi tidak satupun kasus memiliki Indeks Probabilitas di atas 100. Tiga kasus memiliki indeks lebih dari 90 dan hanya
enam memiliki indeks lebih besar dari 80. Rerata Indeks Probabilitiasnya adalah 54. 13,14 Distribusi Indeks Probabilitas pada 40 sampel Klas II yang kurang berhasil dikoreksi, terdapat 16 kasus lebih besar dari 100 dengan Indeks Probabilitas tertinggi adalah 222. Dua pertiga dari kasus tersebut memiliki Indeks Probabilitas lebih dari 80. Rerata Indeks Probabilitasnya adalah 98. 13,15 Observasi lain menemukan rerata Indeks Probabilitas di sampel berhasil berubah dari 54 menjadi 36 melalui perawatan ortodonti atau perbaikan 65%. sedangkan pada sampel kurang berhasil rerata Indeks Probabilitas sebelum perawatan adalah 98 dan sesudah perawatan adalah 96. Hanya sedikit terjadi perubahan dari hasil perawatan ortodonti. 13-15 Gramling menyimpulkan Indeks Probabilitas tidak hanya berguna dalam memprediksi kemampuan perbaikan suatu maloklusi Klas II, namun juga bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja ortodontis dalam perawatan ortodonti Klas II. Singkatnya, semakin besar pengurangan Indeks Probabilitas dari suatu maloklusi Klas II, semakin baik metode perawatannya. 13 Pada penelitian ini penulis ingin melihat perubahan skor Indeks Probabilitas sebelum perawatan dan sesudah perawatan berdasarkan 5 sudut pada maloklusi Klas II yang dirawat di RSGMP FKG USU dengan dan tanpa pencabutan.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perubahan skor Indeks Probabilitas sebelum perawatan dan di RSGMP FKG USU dengan pencabutan. 2. Bagaimana perubahan skor Indeks Probabilitas sebelum perawatan dan di RSGMP FKG USU tanpa pencabutan. 3. Bagaimana perbedaan perubahan skor Indeks Probabilitas sebelum perawatan dan sesudah perawatan berdasarkan 5 sudut pada maloklusi Klas II yang dirawat di RSGMP FKG USU dengan pencabutan dan tanpa pencabutan. 1.3 Hipotesa Penelitian 1. Ada perubahan skor Indeks Probabilitas sebelum perawatan dan sesudah perawatan berdasarkan 5 sudut pada maloklusi Klas II yang dirawat di RSGMP FKG USU dengan pencabutan. 2. Ada perubahan skor Indeks Probabilitas sebelum perawatan dan sesudah perawatan berdasarkan 5 sudut pada maloklusi Klas II yang dirawat di RSGMP FKG USU tanpa pencabutan.
3. Ada perbedaan perubahan skor Indeks Probabilitas sebelum perawatan dan di RSGMP FKG USU dengan pencabutan dan tanpa pencabutan. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui perubahan skor Indeks Probabilitas sebelum perawatan dan sesudah perawatan pada maloklusi Klas II yang dirawat di RSGMP FKG USU dengan pencabutan. 2. Mengetahui perubahan skor Indeks Probabilitas sebelum perawatan dan sesudah perawatan pada maloklusi Klas II yang dirawat di RSGMP FKG USU tanpa pencabutan. 3. Mengetahui perbedaan perubahan skor Indeks Probabilitas sebelum perawatan dan sesudah perawatan pada maloklusi Klas II yang dirawat di RSGMP FKG USU dengan pencabutan dan tanpa pencabutan 1.5 Manfaat Penelitian Dengan menganalisa hasil perawatan maloklusi Klas II, diharapkan hasil ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Membantu dalam menegakkan prosedur diagnosis. 2. Sebagai acuan dalam panduan prosedur perawatan. 3. Melihat dan mengevaluasi hasil perawatan ortodonti yang dilakukan di RSGMP FKG USU.