1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( bisnis- jabar.com

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tempat pariwisata yang menarik. Berdasarkan data. Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, hingga bulan September 2011 sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Tabel 1.1 Jenis Industri Kreatif Fashion di Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini seringkali disebabkan oleh keseragaman target market yang dimiliki bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha dewasa ini terasa semakin ketat seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Retailing (eceran) adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang berada pada sistem perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. para penikmat kopi dimanapun ia berada. Saat ini sebagian masyarakat memiliki minat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya. pembangunan toko ritel yang berkonsep swalayan. Beberapa tahun terakhir,

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pembelian. Kebutuhan adalah hal-hal dasar yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan zaman saat ini, terjadi peningkatan yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. (

BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ritel dewasa ini di Indonesia semakin pesat, data terakhir

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk memberikan perbedaan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu industri yang paling dinamis saat ini, pemilik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. terhadap consumer purchase intention Mega Prima swalayan. Korelasinya

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jumlah Restoran dan Kafe

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan teknologi. globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi

BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini kota Bandung menjadi salah satu tujuan

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan di Indonesia diikuti pula dengan. perkembangan di bidang ekonomi. Sejalan dengan kemajuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERSEPSI PELANGGAN TENTANG HOTEL ATMOSPHERE PADA THE 1O1 HOTEL BANDUNG DAGO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil penelitian dengan menggunakan data primer menunjukan bahwa. Probabilitas signifikansinya sebesar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Visi : Misi :

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

DESAIN INTERIOR I PERANCANGAN RUANG PENJUALAN D W I R E T N O S A., M. S N

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii. DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

Transkripsi:

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota dari provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila (Grebangkertosusilo). Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada jaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Tentu saja, selain itu semua, banyak juga wisata alam dan pendidikan yang ada di kota ini sehingga saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata (fashion dan kuliner) dan pendidikan (temilnas2013.com/bandung/) Salah satu bentuk usaha yang bergerak dalam bidang kuliner adalah Bober Café, berdiri pada awal tahun 2004, dimulai dari sebuah resto tempat nongkrong anak muda.juni 2008 Bober Café memulai bisinis sederhana ini untuk mencoba memperluas area, memberikan fasilitas berteknologi tinggi guna memberikan rasa kepuasan tertinggi bagi pelangggan setianya.menurutmarsun (2000),restoran

18 adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua konsumennya baik berupa makanan maupun minuman. Tujuan operasional restoran adalah untuk mencari keuntungan sebagaimana tercantum dalam definisi Prof. Vanco Christian dari School Hotel Administration di Cornell University.Selain bertujuan bisnis atau mencari keuntungan, membuat puas para konsumennya pun merupakan tujuan operasional restoran yang utama. Cafe dari bahasa perancis, secara harfiah adalah (minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat dimana seseorang bisa minum-minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya. Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cafe & resto adalah tempat dimana seseorang dapat memesan makanan dan minuman, bertujuan bisnis atau mencari keuntungan serta memberikan pelayanan terbaik kepada para konsumennya.

19 Tabel 1.1 Pertumbuhan Restoran dan Café Di Jawa Barat Tahun 2007-2011 Tahun Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 1 2 3 4 5 6 Restoran 584 635 593 578 578 Meja 9,825 9,662 19,147 19,133 19,133 Kursi 34,868 34,182 28,453 28,450 28,450 Jumlah 45,277 44,479 48,193 48,161 48,161 Sumber: Disbudpar Kota di Provinsi Jawa Barat Berdasarkan hasil tanya-jawab (wawancara) awal yang penulis lakukan terhadap 25 responden konsumen yang datang dan melakukan pembelian pada Bober Café, hampir dari seluruh responden menyatakan mereka berkunjung karena menurut mereka café ini lokasinya strategis dan mudah dijangkau (Jalan Riau Nomor 124). Lalu, mereka memuji bahwa produk makanan dan minuman di Bober Café memiliki kualitas dan harganya sesuai dengan kualitas yang ditawarkan.serta pelayanannya pun baik.terakhir, entertainment program maupun event yang dijadikan Bober Café sebagai strategi pemasaran mudah konsumen dapatkan melaluin berbagai media sosial (twitter, facebook, dsb).menurut responden survey, event yang diadakan di Bober Café memberikan perbedaan dengan memberikan beragam seni hiburan di setiap harinya. Diantaranya adalah pergelaran nonton bareng sepakbola, live music (unplugged), serta sebuah hiburan yang membedakan Bober Café dengan café-café lainnya, yaitu stand up comedy yang mulai diminati oleh kawula muda di kota Bandung.

20 Namun, dibalik keunggulan-keunggulan diatas, kebanyakan konsumen mengeluhkan hal yang berhubungan dengan suasana toko. Diantaranya, konsumen mengeluh karena area parkir yang kurang luas untuk ukuran café hiburan, suhu di café yang kurang sejuk, jarak antar meja yang kurang memudahkan mereka untuk berlalu lalang, serta penunjukan fasilitas café seperti penunjuk mushola dan penunjuk toilet yang kurang jelas terlihat. Dari hasil survey tersebut, penulis menemukan kurang baiknya sektor store atmosphere di Bober Café. Sebagai café yang cukup lama berdiri di kota Bandung, Bober Café harus bisa bersaing dengan café-café baru lainnya yang siap untuk menjadi pesaing Bober Café. Pesaing dalam bidang bisnis entertainment kuliner ini sangat banyak dan sama-sama mencari cara yang bertujuan untuk menarik konsumen sebanyakbanyaknya. Oleh, karena itu Bober Café harus memiliki cara untuk mempengaruhi konsumen agar dapat merangsang mereka untuk melakukan keputusan pembelian.

21 Tabel 1.2 Data Penjualan Bober Café 2 Tahun Terakhir TAHUN/ %PTD BULAN 2012 2013 %PTD Januari 386,401,517 432,709,369 11.98% Februari 364,550,256 383,711,910 5.26% Maret 383,235,247 448,150,512 16.94% April 356,902,114 426,155,663 19.40% Mei 426,991,533 - - Juni 431,786,092 - - Juli 374,032,227 - - Agustus 420,662,860 - - September 381,568,016 - - Oktober 379,951,947 - - November 406,599,886 - - Desember 441,315,284 - - Sumber: Bober Café cabang Riau Salah satu bauran ritel yang signifikan dalam membentuk keputusan pembelian konsumen café adalah store atmosphere. Menurut Hendri Ma aruf (2005;201) bahwa: Store atmosphere adalah salah satu ritel marketing mix dalam gerai yang berperan penting dalam memikat pembeli, membuat mereka nyaman dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang ingin dimiliki untuk keperluan pribadi, maupun untuk keperluan rumah tangga.

22 Store atmosphere sangat penting bagi suatu bentuk usaha, karena store atmosphere itu sendiri akan menjadi salah satu faktor dalam keputusan pembelian konsumen selain promosi, harga dan bauran ritel lainnya. Atmosfer toko dengan suasana yang cozy minimalnya diharapkan membuat konsumen tidak bosan untuk berkunjung dan menumbuhkan persepsi baik tentang bentuk usahanya, karena konsumen yang akan berkunjung mulai melakukan konsumsi dengan adanya proses keputusan pembelian terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhannya. Skripsi yang ditulis oleh Bayu Prawiradisma Siregar (2012) dengan judul Pengaruh Hedonic Shopping Motives dan Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian di Starbucks Coffee Bandung Indah Plaza.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode penelitian Explanatory dan penelitian Deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel hedonic shopping yang diteliti dapat mewakili motif belanja terhadap keputusan pembelian konsumen dan variabel store atmosphere yang diteliti tidak mewakili motif belanja terhadap keputusan pembelian di Starbucks Bandung Indah Plaza. Skripsi yang ditulis oleh Okky Khairurrizky (2012) dengan judul Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Clio Café & Resto Bandung.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara store atmosphere dengan keputusan pembelian dapat dikatakan kuat. Besarnya pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian Clio Café & Resto Bandung sebesar 62% dan sisanya 38% dipengaruhi oleh factor lainnya yang tidak diteliti oleh penulis. Misalnya, promosi dan lain-lain.

23 Karena hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh store atmosphere dalam keputusan pembelian konsumen. Dan selanjutnya, hasil penelitian ini akan penulis tuangkan dalam skripsi yang berjudul: PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA BOBER CAFÉ BANDUNG. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian tentang latar belakang penelitian, maka penulis mencoba mengemukakan identifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan oleh Bober Café Bandung. 2. Bagaimana proses keputusan pembelian konsumen di Bober Café Bandung. 3. Seberapa besarpengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian di Bober Café Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang memberikan gambaran tentang pelaksanaan store atmosphere serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada Bober Café Bandung. Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan oleh Bober Café Bandung. 2. Untuk mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian konsumen di Bober Cafe Bandung.

24 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh store atmosphere yang dilakukan oleh Bober Café Bandung terhadap keputusan pembelian 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan serta bermanfaat, terutama bagi: a. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran serta informasi yang berguna bagi perusahaan mengenai pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen di Bober Café Bandung. b. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pendalaman penulis sebagai implementasi dari ilmu dan teori pemasaran yang didapatkan selama di bangku perkuliahan. Selain itu, hasil penelitian ini ditujukan untuk penyusunan tugas akhir pada program studi Manajemen S1 Universitas Widyatama. c. Bagi Pihak Lain Diharapkan hasil penelitian ini mempunyai kegunaan pula sebagai referensi dan bahan bacaan serta pembanding akademis bagi rekan-rekan, khususnya mahasiswa Universitas Widyatama serta masyarakat luas pada umumnya.

25 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Dalam menghadapi persaingan di bisnis café, yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah memberikan sesuatu yang menarik konsumen agar mau mengunjungi toko, melakukam pembelian, merasa puas, dan pada akhirnya melakukan pembelian ulang. Salah satunya adalah dengan cara menampilkan store atmosphere yang kuat dan kreatif yang merupakan perpaduan unsur-unsur tampilan di dalam maupun diluar toko dengan segala suasananya. Dengan itu, konsumen diharapkan datang dan tidak akan beralih pada pesaing. Adapun pengertian store atmosphere menurut Berman dan Evans (2007;454): Atmosphere refers to the store s physical characteristics that project an image and draw customer. Sedangkan pengertian store atmosphere menurut Levy dan Weitz (2007:576) yaitu: Design environment via visual communication, lighting, colour, music and scent to stimulate customer perceptual and emotional response and ultimatel to affect their purchase behavioral. Berdasarkan pengertian diatas, penulis berpendapat bahwa store atmosphere merupakan perpaduan unsur-unsur penampilan dari suatu toko yang dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Dari definisi tersebut dapat diartikan, rancangan dari suatu desain lingkungan melalui beberapa hal.adapun hal tersebut adalah komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan penciuman untuk merangsang persepsi dan emosi dari pelanggan, dan akhirnya mempengaruhi perilaku konsumen. Store atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Menurut Berman dan Evans (2007;545), elemen-elemen store atmosphere dibagi kedalam empat elemen:

26 1. Exterior Bagian depan toko merupakan keseluruhan physical exterior dari suatu toko. Didalamnya termasuk pintu masuk, jendela, teras, papan nama toko, dan konstruksi material lainnya. Terkadang konsumen menilai suatu toko dari bagian eksteriornya. 2. General Interior Perasaan konsumen dalam suatu toko dipengaruhi oleh general interior dari toko tersebut, maka hendaknya dapat dibuat kesan yang nyaman dan menyenangkan.contohnya dengan dibuat ruang gerak yang cukup untuk lalu lintas konsumen, penerangan yang baik, atap yang cukup tinggi, dan pajangan yang penuh warna. 3. Store Layout Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari peralatan barang dagangan di dalam toko, serta fasilitas toko. 4. Interior (Point of Purchased) Displays Sangat menentukan bagi suasana toko, karena memberikan informasi kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan dan laba toko, yang termasuk dalam interior displays adalah poster, tanda penunjuk lokasi, display barang-barang pada hari khusus seperti hari raya dan tahun baru. Adapun pengertian keputusan pembelian menurut Suharno (2010;96): Keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya

27 Store atmosphere dapat dijadikan instrumen oleh perusahaan dalam kegiatan pemasaran produknya, dilihat dari faktor-faktor store atmosphere (exterior, general interior, store layout, interior display). Atmosfer yang dibentuk oleh Bober Café merupakan salah satu variabel yang berada diluar individu yang dapat berpengaruh dalam proses pembelian. Akibat adanya faktor yang mempengaruhi konsumen, maka keinginan dan kebutuhan kosumen pun akan berubah, sehingga para pemasar lebih sulit untuk memahami selera dan kebutuhan konsumen akan suatu produk. Untuk meraih keberhasilan, perusahaan harus melewati berbagai macam pengaruh yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Menurut Kotler & Keller (2007;235) keputusan pembelian adalah: Suatu proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Sebagai pemasar juga harus bisa mengidentifikasikan siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian. Menurut Kotler & Keller (2007;235), bahwa tahapan proses pembelian suatu produk bila diurutkan adalah sebagai berikut: 1. Pengenalan Masalah Tahap pertama proses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhan.

28 2. Pencarian Informasi Tahap proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif 3. Pengevaluasian Alternatif Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif didalam serangkaian pilihan. 4. Keputusan Pembelian Tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. 5. Perilaku Setelah Pembelian Tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

29 Gambar 1.1 Paradigma Penelitian Store Atmosphere 1. Exterior 2. General Interior 3. Store Layout 4. Interior Point of Purchase Displays Keputusan Pembelian 1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Berbagai Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Pasca Pembelian Berman & Evans (2007;545) Philip Kotler (2002;204) Dalam prakteknya, hanya sedikit pesan yang mampu membawa konsumen melakukan semua tahap. Tetapi teori keputusan pembelian dalam model AIDA mengusulkan mutu yang diharapkan dari pertama kalinya konsumen melihat, sampai terjadinya keputusan pembelian. Teori keputusan pembelian (Tjetjep Djatnika, 2007;52) yang dikutip dari (E.K Strong; 1925) dalam model AIDA dijelaskan dalam empat dimensi sebagai berikut: Tahap Menaruh Perhatian (Attention) Tahap Ketertatikan (Interest) Tahap Berhasrat/Berniat (Desire) Tahap Memutuskan untuk Aksi Beli (Action)

30 Teori AIDA yang mendalilkan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya diawali dengan tahap menaruh perhatian (attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika mampu memberikan kesan, dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut. Jika intensitas ketertarikannya kuat, berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat, baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar, maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan untuk membeli (action to buy) barang atau jasa yang ditawarkan. Kreativitas dalam penataan toko dapat menguatkan persepsi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Apabila toko ditata dengan kreativitas yang baik, interior display yang tepat, desain bangunan yang menarik, pemilihan warna dan pencahayaan yang pas, maka akan menciptakan suasana yang tidak hanya akan memberikan nilai tambah dari produk yang dijual, tetapi juga dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa store atmosphere yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan pengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut: Store Atmosphere berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian.

31 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, fluktual, dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.(moh. Nazir, 2009;56). Sedangkan, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan survey dengan cara menyebarkan kuesioner. Data yang berhasil dikumpulkan selama penelitian kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan dasar-dasar teori yang ada, sehingga dapat memperjelas gambaran objek yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Penelitian Lapangan Penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti untuk memperoleh data primer dilakukan melalui: a. Wawancara Yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan dan mempunyai wewenang untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. b. Kuesioner Yaitu menyebarkan beberapa pertanyaan dimana alternatif jawaban sudah dipersiapkan yang diberikan kepada responden yang telah ditetapkan sebagai sampel.

32 c. Observasi Yaitu melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung mengenai objek yang diteliti, melihat, mengamati, dan mencatat data yang diperlukan. 2. Penelitian Kepustakaan Dengan membaca berbagai literatur dan bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas untuk mencari teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di Bober Café Bandung yang berlokasi di Jalan Riau No. 124 Bandung.Pelaksanaan penelitian ini dilakukan oleh penulis dari bulan Mei 2013 sampai dengan selesai.