KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) DI AKPER YKY Rahmita Nuril Amalia 1, Dwi Juwartini 2, Yayang Harigustian 3 1, 2, 3 Staff Dosen Keperawatan Komunitas Universitas Padjadjaran Bandung Email: rahmitanurilamalia@gmail.com, Hp: 081328805002 ABSTRAK Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan bentuk kerjasama ekonomi dikalangan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN dan menjadi agenda utama negara ASEAN tahun 2015. Upaya Akper YKY dalam mewujudkan visi dan misi tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam proses pendidikan, kurikulum Akper YKY memiliki kurikulum inti dan kurikulum institusional yang telah disesuaikan untuk menunjang ketercapaian visi misi.tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesiapan mahasiswa menghadapi MEA di Akper YKY. Design penelitian adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling pada mahasiswa tingkat III Akper YKY. Hasil penelitian membuktikan bahwa mahasiswa Akper YKY menyatakan siap untuk menghadapi MEA berdasarkan kompetensi etik, kompetensi pengetahuan, kompetensi kapabilitas, kepedulian terhadap hak dan kemanusiaan, dan kompetensi analisis. Kata kunci : MEA, mahasiswa Akper YKY PENDAHULUAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan bentuk kerjasama ekonomi dikalangan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN dan menjadi agenda utama negara ASEAN tahun 2015. MEA menciptakan kesepakatan suatu situasi perdagangan bebas, dimana tidak ada hambatan tarif (bea cukai) bagi negara-negara anggotanya. MEA juga menciptakan kawasan Asia Tenggara yang berintegrasi dalam membangun ekonomi yang merata dan mengurangi kesenjangan sosial ekonomi bagi negara anggota ASEAN (Djani, 2008). Pemimpin negara anggota ASEAN bersepakat dalam menciptakan suatu masyarakat ASEAN yang terdiri dari tiga pilar ASEAN yaitu; 1). Komunitas Keamanan ASEAN, 2). Komunitas Ekonomi ASEAN, dan 3) Komunitas Sosial Budaya ASEAN (Keliat, 2013). ASEAN tidak hanya menjadi pasar tunggal, namun juga satu basis produksi tunggal yang mensyaratkan aliran faktor-faktor produksi yang bebas, termasuk modal dan tenaga kerja terampil dalam liberalisasi atau pembebasan pada sektor jasa (Jitdumrong, 2013). Dalam mendukung liberalisasi atau pembebasan pada sektor jasa terkait peredaran dan perpindahan tenaga kerja terampil, negara-negara anggota ASEAN menyetujui dan menandatangani MRA (Mutual Recognition Agreement) pada tanggal 19 November 2007 yang berasaskan keadilan. Terdapat beberapa dasar MRA diantaranya; 1) Negara tujuan harus mengakui sektor profesional serta berbagai muatan pelatihan yang didapatkan tenaga kerja terampil dari negara pengirim atau negara asal, 2) Negara asal tenaga kerja terampil diberi otoritas untuk menerima dan mengesahkan kualifikasi tenaga kerja dalam bentuk pelatihan yang bersertifikat, 3) Pengakuan tenaga kerja terampil, ditentukan oleh negara asal dan negara tujuan tentang standar dan aturan yang dapat diterapkan oleh masing-masing negara. MRA merupakan langkah awal dalam mobilisasi tenaga kerja terampil. MRA menyepakati capaian tenaga trampil diantaranya jasa teknik, arsitek, perawat, praktisi medis, praktisi gigi, akuntan, dan tenaga survey (Keliat, 2013). Permasalahan yang muncul dari perjanjian ini adalah kualitas dan kuantitas agar jasa keperawatan Indonesia agar dapat bersaing dalam pasar ASEAN. Perbedaan antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga ini menjadi persoalan bukan hanya dalam upaya meningkatkan daya saing akan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam segi kualitas tenaga perawat Indonesia lemah dalam bahasa asing, selain itu dalam aturan yang berkaitan dengan profesi perawat masih terdapat tumpang tindih kebijakan seperti proses sertifikasi dan jenjang pendidikan keperawatan, serta belum terbentuknya pengaturan teknis berupa Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri yang mengatur secara jelas tentang perawat. Akademi Keperawatan (Akper) YKY Yogyakarta merupakan salah satu intitusi pendidikan yang mencetak tenaga kerja perawat profesional. Akper YKY memiliki visi intitusi Menjadi intitusi pendidikan keperawatan yang mampu bersaing di era global tahun 2019 dengan salah satu misinya Meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berwawasan global dan berlandaskan kearifan lokal. Upaya Akper YKY dalam mewujudkan visi dan misi tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam proses pendidikan, kurikulum Akper YKY memiliki kurikulum inti dan kurikulum institusional yang telah disesuaikan untuk menunjang ketercapaian visi misi. Adapun penambahan mata kuliah dalam kurikulum institusional antara lain; Bahasa Inggris, Teknologi Informasi, Promosi Kesehatan, Keperawatan Transkultural, Riset Keperawatan, Keperawatan Komunitas, Praktek Keperawatan Anak, Praktek Keperawatan Jiwa, dan Praktek Keperawatan Maternitas. Akper YKY berupaya mencetak tenaga kerja profesional perawat yang diharapkan siap untuk menyongsong era MEA dari seluruh sistem pendidikan yang berlaku di Akper YKY. Input mahasiswa yang berbeda-beda latar belakang kemampuan berpikir dan ketrampilannya menyebabkan perbedaan kesiapan mahasiswa dalam menghadapi MEA. Dengan demikian, menjadi penting bagi peneliti untuk melakukan penelitian kesiapan mahasiswa menghadapi MEA di Akper YKY. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dimulai dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas pada intrumen penelitian. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Akper YKY tingkat III. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan dengan teknik total sampling, sebanyak 148 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner kesiapan sebanyak 41 item pertanyaan dengan skala Likert. Hasil uji validitas instrumen p < 0,05.
HASIL PENELITIAN Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik subjek penelitian (n=148) Tabel 1.1 Karakteristik partisipan (n=148) Karakteristik Jumlah Persentase (%) Gender Laki-laki 53 36 Perempuan 95 64 Usia <20 tahun 132 89,1 >20 tahun 16 10,8 Sudah Mengenal MEA Ya 101 68,2 Tidak 47 31,7 Lama Mengenal MEA 0 tahun 47 31,7 1 tahun 38 25,6 2 tahun 43 29,1 3 tahun 20 13,5 Kampus sudah memfasilitasi untuk menghadapi MEA Ya 122 82,4 Tidak 26 17,5 Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa karakteristik partisipan berdasarkan gender yang paling banyak yaitu perempuan (64%), usia yang paling banyak <20 tahun (89,1%), sudah mengenal MEA paling banyak ya (68%), lama mengenal MEA paling banyak 0 tahun (47%), fasilitas kampus tentang MEA paling banyak ya (82,4%). Tabel 1.2 Distribusi frekuensi kesiapan mahasiswa menghadapi MEA di Akper YKY (n=148) Kesiapan Mahasiswa Sangat siap Siap Kurang siap % % % % Kompetensi 25,3 73,4 1,2 0 etik Kompetensi 3,7 79,9 30,4 0 Sangat tidak siap pengetahua n Kompetensi kapabilitas Kepedulian terhadap hak dan kemanusiaa n Kompetensi analisis 2,4 59,2 38,2 0 30,8 67,9 1,24 0 0 69,1 30,8 0 Berdasarkan tabel 1.2 diketahui bahwa dari 148 mahasiswa memiliki kesiapan dalam kompetensi etik paling banyak menyatakan siap (73,4%), kompetensi pengetahuan paling banyak menyatakan siap (79,9%), kompetensi kapabilitas paling banyak menyatakan siap (59,2%), kepedulian terhadap hak dan kemanusiaan paling banyak menyatakan siap (67,9%), dan kompetensi analisis paling banyak menyatakan siap (69,1%). PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan mahasiswa Akper YKY dalam menghadapi MEA berada dalam kategori siap. Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa dapat dilihat bahwa terdapat beberapa aspek yang dinilai sangat siap, diantaranya: 1. Kompetensi etik Berdasarkan 148 kuesioner terhadap 8 item pertanyaan tentang kompetensi etik, terdapat 46 responden yang paling banyak menyatakan sangat siap. Apabila ditelusuri dalam keempat aspek kompetensi etik, maka mahasiswa Akper YKY paling banyak merasa siap pada aspek moral dan etika. Hal tersebut dibuktikan dengan sebanyak 25,3% mahasiswa menjawab sangat setuju pada item pertanyaan kuesioner nomor 1 yang menyatakan Saya berusaha mematuhi dan melaksanakan kode etik keperawatan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Selain itu sebanyak 36 mahasiswa Akper YKY menyatakan sangat setuju pada item pertanyaan nomor 3 yang menyatakan bahwa Dalam melaksanakan tugas kuliah, saya berusaha tepat waktu, yang artinya mahasiswa Akper YKY telah memiliki tanggung jawab pada tugas dan kewajibannya. 2. Kepedulian tentang hak dan kemanusiaan Terdapat sebanyak 37 mahasiswa Akper YKY yang peling banyak menyatakan sangat setuju pada item nomor 1 bahwa Saya selalu memberikan kemampuan terbaik dalam setiap tugas kuliah dan organisasi. Sebanyak 35 mahasiswa Akper YKY yang paling banyak menyatakan setuju pada item no. 2 bahwa Saya selalu berfikir positif dalam menghadapi kesukaran saat mengerjakan
tugas. Dengan demikian dapat disimpulkan mahasiswa Akper YKY mempunyai kepedulian pada nilai dan hak manusia utamanya pada aspek kebahagiaan kerja. Sebanyak 64 mahasiswa Akper YKY atau 39,5% sampel menyatakan sangat setuju pada item nomor 8 yang menyatakan Saya menghargai hak teman atau rekan untuk beribadah sesuai dengan agama masingmasing. Selain itu sebanyak 54 mahasiswa Akper YKY menyatakan setuju pada item pernyataan no.7 bahwa Saya menghormati perbedaan suku dan ras pada rekan dan orang di sekitar saya. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu mahasiswa Akper YKY telah mempunyai toleransi yang merupakan salah satu bentuk kepedulian pada nilai dan hak manusia. Secara umum kesiapan mahasiswa Akper YKY dalam menghadapi MEA berada pada kategori siap. Hal tersebut dibuktikan dengan rerata skor yang mencapai 2,79. Selain itu tiga dari lima kompetensi yang dijadikan indikator pengukur kesiapan mahasiswa Akper YKY memiliki rerata skor pada kondisi siap. Berdasarkan UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit. Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang telah berada dipelupuk mata dan sudah menjadi keharusan bagi masyarakat Indonesia guna menyiapkan diri untuk menghadapinya. Hal ini sangat mungkin membawa Indonesia pada kondisi terpuruk jika tidak ada kesiapan yang matang pada segala bidang (Beritajatim, 2015). Kesiapan dalam hal ini juga dilakukan oleh perawat Indonesia. Kesiapan bukan hanya untuk menerima kedatangan perawat asing yang mencari nafkah di Negara tercinta. Namun, kesiapan dalam mengirim perawat berkualitas dan profesional ke luar negeri. Amanat UU 38 tahun 2014 pasal 2 poin (d) menekankan bahwa dalam pelaksanaan pemberian praktik keperawatan seorang perawat harus memperhatikan etka dan profesionalitas. Disebutkan juga dalam Kerangka Kompetensi Perawat Indonesia yaitu praktik keperawatan berbentuk praktik profesional, etik, legal dan peka budaya. Semua ini akan mendukung pencapaian perawat Indonesia dalam menghadapi MEA dengan menganut karakteristik khusus dan nilai marketing yang menjadikan perawat Indonesia dipilih oleh masyarakat selaku klien. Nilai ini juga yang membuat perawat Indonesia dipilih oleh klien sebagai pemberi pelayanan keperawatan dalam menyikapi tuntutan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). SIMPULAN Kesiapan mahasiswa Akper YKY dalam menghadapi MEA yang ditinjau dari lima kompetensi dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kesiapan mahasiswa Akper YKY ditinjau dari aspek ethical competency termasuk dalam kategori siap, dengan pencapaian persentase sebesar 73,46%. Sebanyak 25,31% mahasiswa Akper YKY pada kategori sangat siap dan hanya 1,23% yang masuk dalam kategori kurang siap. Hal tersebut berarti sebagian besar mahasiswa Akper YKY mempunyai kesiapan yang ditinjau dari ethical competency pada kategori siap. 2. Kesiapan mahasiswa Akper YKY ditinjau dari aspek knowledge competency termasuk dalam kategori siap, dengan pencapaian persentase sebesar 75,93%. Sebanyak 3,7% mahasiswa Akper YKY pada kategori sangat siap dan 20,37% yang masuk dalam kategori kurang siap. Hal tersebut berarti sebagian besar mahasiswa Akper YKY mempunyai kesiapan yang ditinjau dari knowledge competency pada kategori siap. 3. Kesiapan mahasiswa Akper YKY ditinjau dari aspek capability competency termasuk dalam kategori siap, dengan pencapaian persentase sebesar 59,26%. Sebanyak 2,47% mahasiswa Akper YKY pada kategori sangat siap dan 38,27% yang masuk dalam kategori kurang siap. Hal tersebut berarti sebagian besar mahasiswa Akper YKY mempunyai kesiapan yang ditinjau dari capability competency pada kategori siap. 4. Kesiapan mahasiswa Akper YKY ditinjau dari aspek respect about human right and value termasuk dalam kategori siap, dengan pencapaian persentase sebesar 67,9%. Sebanyak 30,86% mahasiswa Akper YKY pada kategori sangat siap dan 1,24% yang masuk dalam kategori kurang siap. Hal tersebut berarti sebagian besar mahasiswa Akper YKY mempunyai kesiapan yang ditinjau dari respect about human right and value pada kategori siap. 5. Kesiapan mahasiswa Akper YKY ditinjau dari aspek analysis competency termasuk dalam kategori siap, dengan pencapaian persentase sebesar 69,14%. Sebanyak 30,86% mahasiswa Akper YKY pada kategori kurang siap. Hal tersebut berarti sebagian besar mahasiswa Akper YKY mempunyai Kesiapan Kerja yang ditinjau dari analysis competency pada kategori siap.
DAFTAR PUSTAKA Agus Fitri Yanto. (2006). Ketidak Siapan Memasuki Duia Kerja Karena Pendidikan. Jakarta. Dinamika Cipta. Djani, D. T. (2008). ASEAN Selayang Pandang. Direktur Jendral Kerjasama ASEAN. Jakarta. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.