BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode penelitian adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan

PROPOSAL STUDI KASUS (Pendekatan Kualitatif)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan penelitian. Beberapa hal yang merupakan bagian dan. informasi, keterangan, fakta dan hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIN. Hulonthalangi. Penetapan lokasi penelitian karena secara geografis mudah dijangkau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan salah satu program penunjang dari rencana pembangunan jangka

2010; Hussey 2003; Leedy & Ormrod 2005). Penggolongan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Lexy J.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kerangka berpikir Arkeologi maka digunakan penelitian kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kota Surakarta. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini desainnya termasuk jenis penelitian kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 111 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebab merupakan langkah-langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif sebagai jenis penelitian. Data yang di kumpulkan terutama kata-kata,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bolaang Mongodow, Sulawesi Utara. Alasan dilakukannya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Balayudha kilometer 4,5 Palembang Sumatera Selatan. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. a. Sanggar Seni Santi Budaya Sukoharjo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Workshop Mandiri Craft yang. mengalami perkembangan. gempa pada tahun 2006.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut H.B

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan beberapa hal sebagai berikut. kawasan prioritas dalam hal pengelolaan sampah. memilih tempat tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. Pacitan. Pemilihan lokasi penelitian ini karena SMAN 1 Ngadirojo. berbagai prestasi yang diraih oleh siswa dan guru.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Jogokariyan, Karangkajen Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kreasi yang mempunyai arti tersendiri, yang kadang-kadang dihubungkan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN POLA BATIK MAGETAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. sosial sesuai dengan indicator yang dijasikan penelitian.dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu Februari sampai dengan Maret Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan dan Strategi Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, kualitatif deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel III. Waktu dan Tempat Penelitian. Agustus September Oktober November Desember Januari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara

BAB III Metode Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan Januari sampai Mei 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Dampak Sosial Relokasi Pasar pada Pedagang burung

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif.menurut Lincoln dan Guba (dalam Sutopo, 2006: 40) dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan atau memvaliditasi produk-produk yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Istilah lain metode di sini adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji objek penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian yang dimaksud adalah penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif tentang gejala yang diselidiki serta menggambarkan dan menafsirkan data tersebut. Alasannya adalah karena metode kualitatif lebih mampu mendekatkan peneliti dengan objek yang dikaji. Dalam hal ini penelitian difokuskan pada kajian pola batik Magetan. Beberapa hal yang merupakan bagian dan perangkat metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. B. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian digunakan untuk mendapatkan data, informasi, keterangan, fakta dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini lokasi yang diambil sebagai sasaran, tepatnya di Kecamatan Plaosan, Kecamatan Magetan dan Kecamatan Parang. 1. Kecamatan Plaosan. Peneliti memilih wilayah kecamatan Plaosan sebagai lokasi penelitian karena wilayah ini terdapat beberapa sentra pembatikan, seperti: Kelompok Usaha Bersama Mukti Rahayu, Kelompok Usaha Bersama Mukti Lestari, dan Kelompok Usaha Bersama Seruling Etan. Lokasi ini juga berperan dalam penggalian visual pola Batik Magetan. 25

26 2. Kecamatan Parang. Peneliti memilih wilayah kecamatan Parang sebagai lokasi penelitian karena wilayah ini terdapat lokasi pembatikan baru yaitu Kelompok Usaha Bersama Parang Selo Desa Pragak Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. Lokasi ini juga berperan dalam penggalian visual pola Batik Magetan. C. Sumber Data Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Informan Jenis sumber data ini berupa manusia, dalam penelitian pada umumnya dikenal sebagai responden. Istilah tersebut sangat akrab digunakan dalam penelitian kualitatif, dengan pengertian bahwa penelitinya memiliki posisi yang lebih penting daripada responden yang posisinya sekedar untuk memberikan tanggapan pada apa yang diminta atau ditentukan penelitinya. Manusia sebagai sumber data perlu dipahami bahwa mereka terdiri dari beragam individu yang juga memiliki beragam posisi. Adanya posisi yang beragam tersebut mengakibatkan adanya perbedaan akses dan kelengkapan mengenai berbagai informasi yang bisa diperoleh dan dimilikinya. Mereka bisa terdiri dari pelaku aktivitas, pengamat, orang yang secara langsung mengelola, kelompok sasaran progarm kegiatan, atau hanya sekedar penerima informasi tak langsung. (Sutopo, 2006 : 57-58). Informan dalam penelitian ini antara lain : a. Tikno, Mantan Kepala Desa Sidomukti dan Pimpinan KUBE Seruling Etan. Tikno sebagai tokoh masyarakat yang memberikan data terkait latar belakang pola batik di Magetan.

27 b. Agus Sunarto sebagai pimpinan KUBE Mukti Lestari yang memberikan data terkait visualisasi pola pola yang berkembang dalam batik Magetan serta informasi perkembangan batik yang ada di Magetan. c. Siswanti sebagai pimpinan KUBE Mukti Rahayu yang memberikan data terkait visualisasi pola pola yang berkembang dalam batik Magetan serta informasi perkembangan batik yang ada di Magetan. d. Rusdi sebagai pimpinan KUBE Parang Selo yang memberikan data terkait visualisasi pola pola yang berkembang dalam batik Magetan serta informasi perkembangan batik yang ada di Magetan. e. Wasdiyana, staf bagian perindustrian Disperindag Kab. Magetan yang memberikan informasi mengenai Batik Magetan. f. Desi Nurcahyanti, selaku ahli akademik dosen prodi Seni Rupa Murni Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai narasumber dalam menganalisis pola batik Magetan. g. Sutini, selaku pengrajin batik di KUBE Seruling Etan Magetan. 2. Tempat dan peristiwa Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan, sering juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau tempat dimana aktivitas dilakukan, bisa digali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya, (Sutopo, 2006 : 60). Sehubungan dengan Kajian Pola Batik Magetan, peneliti menetapkan beberapa lokasi yang memang mempunyai hubungan dengan Batik Magetan. Lokasi tersebut antara lain Disperindag Kab.Magetan, Kelompok Usaha Bersama

28 Mukti Rahayu, Kelompok Usaha Bersama Mukti Lestari, Kelompok Usaha Bersama Seruling Etan dan Kelompok Usaha Bersama Parang Selo. 3. Benda Beragam benda yang terlibat dalam suatu peristiwa atau kegiatan yang melibatkan alat berupa benda sederhana sampai peralatan yang paling rumit, bisa menjadi sumber data yang penting untuk dimanfaatkan dalam penelitian. Benda sebagai alat perlengkapan, bisa juga menjadi sumber informasi mengenai bagaimana suatu kegiatan dilakukan, dan juga seberapa sering ia digunakan, akan tampak dari segi kondisi fisiknya. Beragam gambar yang ada dan berkaitan dengan aktivitas serta kondisinya bisa juga dimanfaatkan sebagai sumber data. Gambar tersebut bisa berupa gambar apa saja yang memang berkaitan dengan masalah yang dikaji, misalnya gambar peta, potret, dan juga gambar buatan tanga lainnya yang mungkin dibuat oleh orang yang terlibat dalam aktivitas itu. Sumber lain yang cukup penting posisinya juga bisa berupa rekaman yang bersifat audio maupun visual. Dalam hal ini perlu dipahami bahwa sumber data yang dimaksud misalnya rekaman, bukanlah yang secara sengaja dibuat oleh penelitinya pada waktu proses pengumpulan data. Bilamana rekaman dilakukan oleh peneliti, hal itu bereti hanya sebagai tambahan kelengkapan penunjang cara pengumpulan data untuk lebih memantapkan catatan lapangannya, (Sutopo, 2006 : 60-61 ). Benda yang sesuai dengan tema penelitian Batik Magetan ini dapat berupa karya Batik Magetan itu sendiri dengan berbagai macam polanya.

29 4. Dokumen dan Arsip Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Sumber ini kebanyakan dari rekaman tertulis, namun juga bisa berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu. Bila merupakan catatan rekaman yang lebih bersifat formal dan terencana dalam organisasi sebagai bagian dari mekanisme kegiatannya, ia cenderung disebut arsip. (Sutopo, 2006 : 61). Dokumen yang dikumpulkan d a l a m p e n e l i t i a n i n i adalah berupa data dari Disperindag sehubungan dengan Batik Magetan maupun dari arsip KUBE kerajinan batik di Magetan seperti foto atau katalog. D. Pengumpulan Data Strategi pengumpulan data penelitian kualitatif secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua cara, yakni metode atau teknik pengumpulan data bersifat interaktif dan noninteraktif. Metode interaktif meliputi wawancara mendalam, observasi berperan dalam beberapa tingkatan (pasif, aktif, dan penuh), dan focus group discussion. Sedangkan non interaktif meliputi kuesioner, mencatat dokumen atau arsip (content analisys), dan juga observasi tak berperan, (Sutopo, 2006 : 66-67 ). Sesuai dengan penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yakni wawancara dan obeservasi. 1. Wawancara Proses wawancara bertujuan untuk menggali data dari narasumber. Di dalam penelitian kualitatif pada umumnya tidak dilakukan secara terstruktur dan

30 dengan pertanyaan tertutup seperti penelitian kuantitatif, namun disini pertanyaan yang diajukan bersifat sederhana hingga mengarah kepada yang sifatnya mendalam. Teknik wawancara tersebut juga dapat dikatakan sebagai wawancara mendalam. Wawanacara di dalam penelitian kualitatif pada umumnya tidak dilakukan secara terstruktur ketat dan dengan pertanyaan tertutup, tetapi dilakukan secara tidak terstruktur sebagai teknik wawancara mendalam, karena peneliti merasa tidak tahu mengenai apa yang terjadi dan ingin menggali informasinya secara mendalam dan lengkap dari narasumber. Dengan demikian wawancara ini dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat terbuka (open-ended) dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan secara tidak terstruktur, guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasi secara lebih jauh, lengkap dan mendalam, (Sutopo, 2006 : 68-69). Responden atau narasumber yang dipilih oleh peneliti sesuai dengan tema Kajian Pola Batik Magetan adalah pimpinan tiap tiap KUBE Batik Magetan, staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan, ahli akademik, dan pengrajin Batik Magetan. Hasil wawancara masing-masing membahas permasalahan dalam penelitian diantaranya: (a) latar belakang pola Batik Magetan (b) perkembangan Batik Magetan (c) visualisasi Batik Magetan. 2. Observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.

31 Observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau tak berperan, (Spradley dalam Sutopo, 2006 : 75). Observasi yang dilakukan peneliti sesuai dengan tema Kajian Pola Batik Magetan ini adalah teknik observasi yang berperan pasif. Observasi dilakukan secara formal dan nonformal. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan datadata yang terlihat atau teramati. 3. Mengkaji Dokumen dan Arsip (conten analysis) Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif.terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar brlakang atau berbagai peristiwa yang terjadi dimasa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti. Dokumen bisa memiliki beragam bentuk, dari yang tertulis sederhana sampai yang lebih lengkap dan kompleks, dan bahkan bisa berupa benda-benda lainnya sebagai peninggalan masa lampau. Demikian juga halnya arsip pada umumnya berupa catatan-catatan yang lebih formal bila dibandingkan dengan dokumen. Sebagai catatan formal arsip sering memiliki peran sebagai sumber informasi yang sangat berharga bagi pemahaman sebuah peristiwa, (Sutopo, 2006 : 80-81). Sinergi dengan hal tersebut maka data yang didapatkan baik melalui mencatat, memotret maupun merekam baik yang ada di KUBE melalui wawancara dengan narasumber, proses observasi maupun data yang di dapat dari peneliti terdahulu. Data yang di cari, di kritisi dan di catat untuk mendapat suatu kebenaran yang menjawab permasalahan yang telah diajukan. 4. Perekaman

32 Kamera foto dan video sering juga digunakan dalam penelitian kualitatif, hal ini karena alat tersebut dapat membantu didalam pengumpulan data. Keterlibatan alat perekam biasanya terjadi pada proses wawancara, ataupun mengamati suatu aktivitas yang terjadi, sesuai dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data dalam kajian pola batik Magetan ini peneliti menggunakan kamera untuk memperoleh gambar atau foto serta alat perekam untuk merekam wawancara. Data yang diperoleh melalui perekaman yaitu hasil wawancara melalui beberapa narasumber sedangkan data yang diperoleh melalui kamera (foto) adalah karya Batik Magetan untuk mengkaji visualisasi polanya. E. Teknik Cuplikan Teknik cuplikan atau sampel merupakan satu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (Sutopo, 2006 : 63). Pilihan sampel akan diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data yang penting berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Sesuai dengan penelitian kualitatif yang dilakukan, maka teknik pengambilan cuplikan atau sampel disini menggunakan teknik purposive sampling. Dalam teknik purposive sampling cuplikan diambil lebih bersifat selektif. Peneliti mendasarkan pada landasan kajian teori yang digunakan, keingin tahuan pribadi, karakteristik empiris yang dihadapi dan sebagainya. Purposive sampling dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informannya berdasarkan posisi dengan akses tertentu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan prmasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data, (Sutopo, 2006: 64).

33 Penerapan teknik ini mengarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki sumber data yang penting sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Pertama-tama peneliti menentukan terlebih dahulu apa saja data yang akan di cari berdasarkan permasalahan Kajian Pola Batik Magetan, kemudian mencari sumber-sumber yang berkompeten guna mendapatkan data sesuai dengan yang di butuhkan. Perwakilan dari populasi sesuai dengan tema penelitian adalah semua Kelompok Usaha Bersama yang bergerak di bidang kerajinan batik di Magetan baik di Kecamatan Plaosan maupun Kecamatan Parang. F. Validitas Data Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian. Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Pada dasarnya trianggulasi merupakan teknik yang didaari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Trianggulasi sumber menurut Patton (1984) juga disebut trianggulasi data. Cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber yang berbeda-beda yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Teknik trianggulasi sumber bisa menggunakan satu jenis sumber data misalnya informan, namun beberapa informan dan narasumber harus perlu diusahakan posisinya dari kelompok atau tingkatan yang berbeda-beda, misalnya didalam status atau posisi yang berkaitan dalam konteks tertentu, (Sutopo, 2006 : 92-93).

34 Sinergi dengan penjelasan mengenai validitas data yang diambil dengan teknik trianggulasi sumber, maka sumber informan yang digunakan berasal dari tiga kelompok berbeda. Informan pertama didapatkan dari staf Disperindag, informan kedua dari Pimpinan KUBE dan ketiga dari pengrajin batik Magetan. sumbersumber yang telah didapatkan kemudian dilakukan perbandingan dengan sumbersumber data sejenis yang telah didapatkan untuk dijadikan pembanding atau kroscek data yang disebut trianggulasi data. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen analisis dengan pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti bergerak di antara tiga komponen analisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi penelitinya.

35 Model Analisis Interaktif Pengumpulan Data Reduksi Data Sajian Data Penarikan Simpulan / Verifikasi Gambar 6. Bagan Model Analisis Interaktif Sumber: HB. Sutopo (2006 : 120) Prosesnya dapat dilihat pada waktu pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian data. Artinya data yang berupa catatan lapangan yang terdiri dari bagian deskripsi dan refleksinya adalah data yang telah digali dan di catat. Setiap data yang diperoleh dari hasil penelitian dilakukan analisis. Hal ini dilakukan di awal penelitian dan proses penelitian. Proses yang dilakukan peneliti adalah induktif, diawali dengan pengumpulan data secara teliti, mengembangkan teori dan menguji validitasnya, selanjutnya akan dilakukan analisis sebagai kesimpulan akhir.