DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG Jl. Merdeka No. 72 Telp Fax website

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Juknis Operasional SPM

RENCANA KINERJA (RENJA)

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

RENCANA KINERJA (RENJA)

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

INDIKATOR KINERJA UTAMA

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI PERIODE intensitas upaya-upaya pencegahan. yang melaksanakan pembinaan petugas kab/puskesmas KH)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

KATA PENGANTAR. Gorontalo, 25 Februari 2017 Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

Tabel IV.B.2.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kesehatan Tahun 2010

D I N A S K E S E H A T A N

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

PEMERINTAH KOTA AMBON Tahun Anggaran : 2014 TARGET KINERJA (KUANTITATIF)

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

B A B P E N D A H U L U A N

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2016

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

Transkripsi:

DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG Jl. Merdeka No. 72 Telp. 7-3565 Fax. 7-35523 E-mail: dinkes_palembang@yahoo.co.id, website :www.dinkes,palembang.go.id PALEMBANG

KATA PENGANTAR Dengan senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT, marilah kita bersamasama tetap melaksanakan amanah dalam bidang tugas kita masing-masing bagi kepentingan negara, nusa dan bangsa yang kita cintai ini. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 24 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, kami telah berusaha menyajikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kota Palembang Tahun 26 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kota Palembang Tahun 26 ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Perencanaan Strategis (Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan pemecahan masalahnya. Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kota Palembang ini dan semoga Allah SWT. senantiasa memberikan petunjuk serta memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan tugas pembangunan. Palembang, Februari 27 Plt.Kepala Dinas Sekretaris dr. Hj. Letizia, M.Kes. Pembina TK.I NIP : 9642499322 Laporan Kinerja Dinas Kota Palembang i

Daftar Isi Kata Pengantar i Daftar Isi ii Ikhtisar Eksekutif iii I. Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tugas dan Fungsi 4 C. Struktur Organisasi 5 D. Sistematika Penyajian 6 II. Perencanaan Kinerja Tahun 26 7 A. Umum 7 B. IKU 9 B. Arah Kebijakan 4 C. Program Utama 5 D. Strategi 6 E. Program dan Kegiatan Pokok 8 F. Rencana Strategis Tahun 23 28 2 G. Perjanjian Kinerja Tahun 26 24 III. Akuntabilitas Kinerja 27 A. Pengukuran Capaian Kinerja 27 B. Capaian Kinerja Organisasi 28 C. Sumber Daya 68 IV. Penutup 78 A. Simpulan 78 B. Saran 78 Lampiran. Struktur Organisasi 2. Rencana Kinerja Tahun 26 3. Tabel Pengukuran Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Kegiatan Laporan Kinerja Dinas Kota Palembang ii

Ikhtisar Eksekutif Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kota Palembang tahun 26 ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Perencanaan Strategis (Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan pemecahan masalahnya. Renstra Kota Palembang merupakan suatu rencana jangka menengah tahun 23-28 yang sangat menentukan dalam meningkatkan kinerja Dinas dan memuat (satu) pernyataan Visi, 4 (empat) pernyataan Misi yang diemban, serta 4 (empat) tujuan yang harus dicapai pada akhir tahun 28. Sesuai Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah disusun untuk tahun 26 terdapat 9 sasaran, 5 kebijakan, 32 progam, 48 kegiatan yang harus dicapai / dilaksanakan, dengan dukungan anggaran DPA-SKPD Dinas Kota Palembang Tahun 26 yang tersedia sebesar Rp 243.585.5.35,4,- termasuk belanja tidak langsung. Pencapaian Sasaran Nilai Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dari 4 indikator yang ada 25 telah mencapai target (), sedangkan yang belum mencapai ada 5 indikator yaitu Kelurahan Siaga Aktif, Obat esensial generik di sarana, Alat essensial puskesmas yang terkaliberasi, Jumlah Puskesmas yang memenuhi standar pelayanan, Pelayanan Dasar Pasien Masyarakat Miskin, pelayanan Gawat Darurat Level I yang harus diberikan di Sarana (RS) Kab/Kota, Pelayanan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin, sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa, Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia, Jumlah Rumah Sakit Pratama yang disediakan, Penyediaan alat untuk RS Pratama, penemuan penderita pneumonia balita, penemuan dan penanganan diare, pelayanan nifas. Laporan Kinerja Dinas Kota Palembang iii

Rencana dan Realisasi Anggaran Anggaran yang tersedia untuk Dinas Kota Palembang tahun 26 sebesar Rp 243.585.5.35,4,- Dana yang terealisasi sebesar Rp.2.37.789.75,76,- atau 86,64 dari anggaran tersebut. Laporan Kinerja Dinas Kota Palembang iv

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan merupakan bagian integral dan terpenting dalam pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 945 pasal 28 H ayat () bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan nasional. Untuk meningkatkan derajat masyarakat yang lebih baik dimasa mendatang diperlukan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kota Palembang Tahun 26, yang berisi visi, misi serta tahapan-tahapan kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka mencapai target (indikator) yang telah ditetapkan. Dinas Kota Palembang sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Palembang mempunyai tugas untuk membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

di bidang dalam rangka mewujudkan visi Kota Palembang yaitu Palembang Emas Tahun 28 dan Misi Kota Palembang sebagai berikut :. Menciptakan Kota Palembang lebih aman untuk berinvestasi dan mandiri dalam pembangunan 2. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta peningkatan pelayanan masyarakat 3. Meningkatkan ekonomi kerakyatan dengan pemberdayaan masyarakat kelurahan 4. Meningkatkan pembangunan bidang keagamaan sehingga terciptanya masyarakat yang religius 5. Meningkatkan pembangunan yang adil dan berwawasan lingkungan di setiap sektor 6. Melanjutkan pembangunan Kota Palembang sebagai kota metropolitan bertaraf internasional, beradat, dan sejahtera Dari 7 misi tersebut misi yang sangat erat terkait dengan sektor adalah misi ke 5 (lima) dan 6 (enam) dan dalam mencapai Visi dan Misi Pemerintah Kota Palembang menetapkan bidang urusan pemerintahan dan program prioritas pembangunan yaitu :. Program obat dan perbekalan 2. Program upaya masyarakat 3. Program pengawasan obat dan makanan 4. Program pengembangan obat asli Indonesia 5. Program promosi dan pemberdayaan masyarakat 6. Program perbaikan gizi masyarakat 7. Program pengembangan lingkungan sehat 8. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 9. Program standarisasi pelayanan. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya. Program pengadaan, pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru 2. Program kemitraan peningkatan pelayanan 2

3. Program peningkatan pelayanan anak balita 4. Program peningkatan pelayanan lansia 5. Program pengawasan dan pengendalian makanan 6. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 7. Program peningkatan pelayanan BLUD. Program prioritas tersebut seluruhnya sangat berpengaruh terhadap pembangunan bidang, sedangkan program prioritas Kota Palembang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 25-28 dalam upaya Meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH), Menurunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan, Angka Kematian Bayi, dan Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang adalah sebagai berikut :. Peningkatan jaminan masyarakat 2. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang optimal dan bermutu 3. Pengentasan masalah penyakit menular dan tidak menular 4. Peningkatan mutu layanan dan SDM 5. Peningkatan ibu dan anak serta reproduksi 6. Perbaikan gizi masyarakat 7. Peningkatan kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat 8. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat (PHBS) 9. Penguatan sistem informasi. Peningkatan kualitas lingkungan. Peningkatan pelayanan khusus 2. Peningkatan akses terhadap pelayanan 3. Penguatan pelayanan rujukan Sebagai pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Kota Palembang selama tahun anggaran 26, disusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kota Palembang Tahun 26 sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 26 Tanggal 2 November 26 3

Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini semata-mata untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Dinas Kota Palembang mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja organisasi yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcome, disisi yang lain, penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kota Palembang juga dimaksudkan sebagai pengejawantahan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang merupakan pilar penting pelaksanaan good governance dan menjadi cermin untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat melaksanakan kinerja ke depan secara lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya. B. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 2 Tahun 22 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun 28 Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Palembang.. Kedudukan Dinas Kota Palembang unsur pelaksana urusan daerah dibidang berdasarkan kewenangan yang dimiliki berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah 2. Tugas Pokok Dinas Kota Palembang mempunyai tugas membantu Walikota Palembang dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dibidang. 3. Fungsi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kota Palembang menyelenggarakan fungsi: 4

) Perumusan kebijakan teknis dibidang, 2) Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang, 3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang 4) Pengaturan, pengawasan dan pemberian perizinan dibidang 5) Pelaksanaan pelayanan tekhnis ketatausahaan dinas 6) Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi 7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. C. Struktur Organisasi Untuk melaksanakan tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja tersebut, sesuai Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun 25 Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota, Kepala Dinas Kota Palembang, dibantu oleh:. Sekretariat, yang membawahi : ) Sub Bagian Penyusunan Program 2) Sub Bagian Tata Usaha 3) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan 2. Bidang Pelayanan, membawahi : ) Seksi Dasar 2) Seksi Rujukan 3) Seksi Khusus 3. Bidang Pengendalian Masalah, membawahi : ) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit 2) Seksi Pengendalian Wabah dan Bencana 3) Seksi Penyehatan Lingkungan 4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi ) Seksi Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan 2) Seksi Data dan Informasi 3) Seksi Registrasi, Perizinan dan Akreditasi 5

5. Bidang Jaminan dan Sarana, membawahi : ) Seksi Jaminan 2) Seksi Sarana dan Peralatan 3) Seksi Kefarmasian 6. Unit Pelaksana Tekhnis Dinas, 7. Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur Organisasi Dinas Kota Palembang terlampir. D. Sistematika Penyajian Pada dasarnya Laporan Kinerja ini berisi pencapaian kinerja Dinas Kota Palembang selama tahun 26. Capaian kinerja (performance results) 26 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja 26 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kota Palembang Tahun 26 adalah sebagai berikut ini. Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis Dinas Kota Palembang dan struktur organisasi; Bab II Perencanaan Kinerja 26, menjelaskan berbagai kebijakan umum Dinas Kota Palembang, rencana strategis Dinas Kota Palembang untuk periode tahun 25-28 dan penetapan kinerja untuk tahun 26. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Dinas Kota Palembang dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 26. Bab IV Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Dinas Kota Palembang tahun 26 ini dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja dimasa datang. 6

BAB II PERENCANAAN KINERJA TAHUN 26 A. Umum Dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis yang ada di Kota Palembang, Dinas menyadari sepenuhnya akan peran di masa yang akan datang sebagai tumpuan dan harapan masyarakat kota untuk mengatasi masalah yang timbul akibat perubahan pola hidup masyarakat perkotaan. Masalah yang disadari antara lain masalah lingkungan pemukiman, gizi, reproduksi maupun penanggulangan penyakit menular yang ada di lingkungan kota maupun yang datang dari luar kota. Untuk menjalankan peran penting tersebut, Dinas Kota Palembang memiliki visi yaitu Tercapainya Palembang Sehat. Dilandasi dengan pemikiran di atas maka selayaknya Dinas bertanggung jawab untuk mengemban amanah yang diberikan Walikota Palembang yaitu memberikan pelayanan yang baik dan sesuai standar Kementerian RI pada masyarakat, seperti yang dinyatakan dalam visi GBHN yaitu Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air berkesadaran hukum dan lingkungan sehat, menguasai teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin Visi tersebut dinyatakan sejalan dengan perubahan - perubahan di era reformasi ini, yaitu Palembang sehat adalah penduduk yang hidup di lingkungan sehat, memperaktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menyediakan sehingga pelayanan yang bermutu secara adil dan merata, memiliki derajat yang optimal dengan indeks pembangunan manusia semakin baik antara lain dengan menurunnya Angka Kematian Bayi dari 25 menjadi 6 per. kelahiran hidup. menurunnya Angka Kematian Ibu dari 3 menjadi per. kelahiran hidup dan menurunnya prevalensi gizi buruk pada anak balita sampai dengan <.9. 7

Untuk mencapai visi tersebut diperlukan misi Dinas Kota Palembang sehingga hal yang abstrak pada visi akan terlihat lebih nyata. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh insan dan pihak yang berkepentingan dapat lebih mengenal cara hidup sehat di tengah-tengah masyarakat mengetahui program-program serta hasil yang akan dicapai di masa yang akan datang. Dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, terdapat 4 (empat) misi yang diemban dan akan dilaksanakan yaitu:. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat; 2. Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia; 3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan serta sarana dan prasarana yang bermutu prima 4. Menurunkan resiko kesakitan dan kematian. Dalam mempercepat Tercapainya Palembang Sehat dan sesuai dengan misi yang telah ditetapkan dijabarkan dalam bentuk kegiatan pembangunan yaitu Misi. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat, kegiatannya antara lain meningkatkan kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat, Misi 2. Meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia, kegiatan yang dilaksanakan antara lain tersedianya SDM yang berkualitas dan bekerja sesuai dengan Standard Of Procedure (SOP) yang ditetapkan. Misi 3 Memelihara dan meningkatkan pelayanan serta sarana dan prasarana yang bermutu prima kepada masyarakat yang membutuhkan sehingga pelayanan dapat dilaksanakan dengan tepat, cepat, dan nyaman. Misi 4 Menurunkan resiko kesakitan dan kematian merupakan upaya untuk meningkatkan derajat masyarakat dengan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA), serta meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Balita Kurang Gizi. 8

B. Indikator Kinerja Utama (IKU) Sasaran Indikator Kinerja Jumlah balita dengan gizi buruk Penanggung Jawab Ka. Bid. Yankes Jumlah kematian bayi Ka. Bid. Yankes Jumlah kematian ibu Ka. Bid. Yankes kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaa n masyarakat Kelurahan Siaga Aktif Ka.Bid. Jaminan dan Sarana kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat Rumah Tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat penjaringan siswa SD dan setingkat Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Meningkatkan Mutu Masyarakat Ka.Bid. Jaminan dan Sarana Keterangan Jumlah balita dengan gizi buruk adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor). Jumlah Kematian Bayi adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia tahun per kelahiran hidup di tahun yang sama. Jumlah Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain. kelurahan siaga aktif adalah desa yang mempunyai pos kelurahan (poskeskel) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dibandingkan dengan jumlah kelurahan siaga yang dibentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang dan berperan aktif dalam kegiatan di masyarakat. penjaringan siswa SD dan setingkat adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa nya oleh tenaga atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan di satu wilayah kerja pada lurun waktu tertentu 9

Sasaran Sarana dan Prasarana Sarana Prasarana dan Kualitas Pelayanan Pelayanan Khusus Indikator Kinerja Obat generik di sarana Penanggung Jawab Ka. Bid Jaminan dan Sarana Keterangan puskesmas berstandar manajemen mutu ISO Sekretariat Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO adalah Quality Managemen System ISO :28 adalah merupakan prosedur terdekumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen system,yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu,dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut di tentukan atau di spesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Alat Essensial Puskesmas yang Terkalibrasi Ka. Bid Jaminan dan Sarana alat esensial puskesmas yang terkalibrasi adalah alat yang di lakukan pengujian secara berkala sekurangkurangnya satu kali dalam setahun, untuk menjamin kebenaran nilai keluaran atau kinerja keselamatan pemakaian yang dilakukan oleh instansi pengujian fasilitas yang berwenang. Jumlah puskesmas yang Memenuhi Standar Pelayanan Ka. Bid Jaminan dan Sarana puskesmas yang memenuhi standar pelayanan adalah puskesmas yang memiliki alat yang minimal untuk melaksanakan pelayanan dasar dan alat tersebut telah di lakukan pengujian dan kalibrasi secara berkala oleh instansi yang berwenang Pelayanan Dasar Pasien Masyarakat Miskin Ka. Bid. Jaminan dan Sarana Pelayanan Dasar Pasien Masyarakat Miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyartkat miskin di sarana strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu Obat Generik di sarana adalah obat dengan nama, kandungan zat aktifnya serta khasiatnya sama, yang diadakan dengan sumber dana APBD dan APBN di sarana pelayanan pemerintah (Dinkes + RSUD BARI) dibandingkan dengan perkalian jumlah penduduk Kota Palembang dikalikan standar WHO (kebutuhan obat per orang)

Sasaran Pelayanan Khusus Indikator Kinerja Pelayanan Gawat Darurat Level yang Harus Diberikan Sarana (RS) di Kab/Kota Penanggung Jawab Ka. Bid. Yankes Keterangan Pelayanan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin Ka. Bid. Yankes rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien miskin di sarana strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan baru). Sarana Diperiksa Makanan Kadaluarsa Ka. Bid. Jaminan Sarana sarana yang di periksa makanan kadaluarsa adalah Sarana distribusi,toko, swalayan, supermarket,minimarket yang menjual makanan dan minuman berkemasan Puskesmas yang Merekomenda sikan Obat Asli Indonesia Ka. Bid. Yankes Puskesmas yang merekomendasi obat asli Indonesia adalah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan tradisional alternative dan komplementer (keterampilan dan herbal), serta melakukan pembinaan dan pemamfaatan taman Obat Keluarga (TOGA) Jumlah Klinik Upaya Kerja di Perusahaan Ka. Bid. Yankes Klinik Upaya kerja adalah tempat yang memberikan pelayanan terutama bidang pelayanan kerja di mana pelayanan yang diberikan berfokus kepada : a. Pendidikan Promosi yang berhubungan dengan pekerjaan yang bertujuan agar masyarakat pekerja berprilaku hidup dan bekerja secara sehat meliputi: a. Pendidikan penyuluhan PHBS di tempat kerja pelayanan gawat darurat level I adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/atau ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.

Sasaran pencegahan dan pemberantasa n penyakit Indikator Kinerja Penanggung Jawab Keterangan b. Perbaikan gizi kerja c. reproduksi pada pekerja d. Pemeliharaan tempat kerja e. Olahraga fisik dan kebugaran b. Pelayanan Kerja - Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan penyakit Akibat Hubungan kerja (PAHK) - Pelayanan perawatan umum,kuratif dan rehabilitative - Pencatatan, pelaporan dan dokumentasi c. Pembinaan lingkungan kerja Bentuk kegiatan pembinaan lingkungan kerja difokuskan pada asesmen risiko di lingkungan tempat kerja dan pengendalian risiko yang mungkin terjadi baik di sebabkan faktor fisik, kimia, biologi maupun psikososial. Jumlah kasus Acute Flacid Paralysys (AFP) Non Polio yang ditemukan di antara. penduduk < 5 tahun pertahun di satu wilayah tertentu Acute Flacid Paralysys (AFP) Ka. Bid. PMK Penemuan Penderita Pneumonia Balita Penemuan pasien baru TB-BTA Positif Ka. Bid. PMK Penemuan dan Penanganan Penderita DBD Ka. Bid. PMK Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar di satu wilayah dalam waktu (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang di temukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama Penemuan Penderita Diare Ka. Bid. PMK Penemuan Penderita Diare adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana dan kader di satu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun Ka. Bid. PMK Persentasi balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan diberikan sesuai tatalaksana sesuai standar di sarana di satu wilayah dalam waktu satu tahun Angka penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate (CDR) adalah persentasi jumlah penderita baru TB BTA Positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA Positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun 2

Sasaran Indikator Kinerja Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat (TTU) Penanggung Jawab Ka. Bid. PMK Air Bersih Rumah Tangga Ka. Bid. PMK Air Bersih Rumah Tangga adalah Air yang memenuhi syarat yang digunakan dalam kegiatan rumah tangga pada kurun waktu tertentu. status Gizi pemberian masyarakat makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan keluarga miskin balita gizi buruk mendapat perawatan Ka. Bid. Pelayanan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin Ka. Bid. Pelayanan Ibu dan Anak / Reproduksi Ka. Bid. Pelayanan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standarpaling sedikit 4 kali dalam satu wilayahkerja pada kurun waktu tertentu kualitas lingkungan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Ka. Bid. PMK Ka. Bid. PMK Keterangan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam adalah Desa/Kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam oleh Kab/Kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa/Kelurahan dimana > dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun Tempat Tempat Umum (TTU) adalah jumlah tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan maupun perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat umum, mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap serta mempunyai fasilitas yang memenuhi syarat 3

Sasaran Ibu dan Anak / Reproduksi Indikator Kinerja komplikasi kebidanan yang ditangani Penanggung Jawab Ka. Bid. Pelayanan Pelayanan Lansia Pertolongan Persalinan oleh tenaga yang memiliki kompetensi kebidanan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Ka. Bid. Pelayanan C. komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK) kunjungan usia lanjut yang berumur mulai dari pralansia 45 th s.d 59 th, lansia berumur 6 s.d 69 th dan resti > 75 th Ka. Bid. Pelayanan Pertolongan Persalinan oleh tenaga yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga yang mmiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Ka. Bid. Pelayanan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga terlatih di seluruh sarana pelayanan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis, paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu pelayanan anak balita adalah anak balita (2-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertunbuhan dan perkembangan Ka. Bid. kunjungan bayi Pelayanan pelayanan anak balita Keterangan Ka. Bid. Pelayanan Arah Kebijakan. Arah kebijakan pembangunan di Kota Palembang bidang yang merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 25 28 pada Sasaran kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat, kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, sarana prasarana dan kualitas pelayanan, pelayanan khusus, pencegahan dan penanggulangan penyakit, 4

kualitas lingkungan, status gizi masyarakat, ibu dan anak serta reproduksi, dan kualitas pelayanan kantor. Arah kebijakan pembangunan adalah :. Menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan cakupan pelayanan dasar 2. Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini dan Penyelidikan Epidemiologi serta penanggulangan Kejadian Luar Biasa / KLB melalui deteksi dini KLB 3. Promosi dan pemberdayaan masyarakat. 4. Memberikan jaminan pelayanan bagi seluruh masyarakat D. Program Utama. Program Utama yang tercantum Rencana Strategis Dinas Kota Palembang Tahun 25 28 (Keputusan Kepala Dinas Kota Palembang Nomor 5/4636/Program/Kes/26) sejalan dengan sasaran pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN (Perpres No.7 Tahun 25) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Palembang Tahun 25 225 (Perda Nomor 5 Tahun 29) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun 23 28, Program Utama Dinas Kota Palembang sebagai berikut : ) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2) Program Peningkatan Disiplin Aparatur 3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerka Keuangan 5) Program Dana Alokasi Khusus (DAK) 6) Program Obat dan Perbekalan 7) Program Upaya Masyarakat 8) Program Pengawasan Obat dan Makananan 9) Program Pengembangan Obat Asli Indonesia 5

) Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat ) Program Perbaikan Gizi Masyarakat 2) Program Pengembangan Lingkungan Sehat 3) Program Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Menular 4) Program Standarisasi Pelayanan 5) Progran Pengadaan, peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya 6) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata 7) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan 8) Program Peningkatan Pelayanan Anak 9) Program Peningkatan Pelayanan Lansia 2) Program Pengawasan dan Pengendalian Makanan 2) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 22) Program Peningkatan Pelayanan BLUD. E. STRATEGI Strategi pembangunan dalam mempercepat tercapainya indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 26 adalah sebagai berikut : ) kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat a. kelurahan siaga aktif b. penjaringan siswa SD dan setingkatnya 2) budaya hidup bersih dan sehat a. rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 3) Meningkatkan sarana prasarana dan kualitas pelayanan a. Obat essensial generik di sarana b. Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO c. alat essensial puskesmas yang terkalibrasi d. Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan 4) kualitas pelayanan khusus a. pelayanan dasar pasien masyarakat miskin 6

b. pelayanan gawat darurat level yang harus diberikan sarana (RS di Kab/Kota c. pelayanan rujukan pasien masyarakat miskin d. puskesmas pengembangan penyakit tidak menular e. sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa f. Puskesmas yang merekomendasi obat asli Indonesia g. Jumlah upaya kerja di perusahaan 5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit a. desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI) b. Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per. penduduk <5 tahun c. penemuan penderita pneumonia balita d. penemuan pasien baru TB-BTA Positif e. penderita DBD yang ditangani f. penemuan penderita diare g. desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam 6) Kualitas Lingkungan : a. Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat (TTU) b. Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi syarat (TPM) c. penggunaan air bersih rumah tangga 7) Status Gizi Masyarakat : a. pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan dari keluarga miskin. b. balita gizi buruk mendapat perawatan 8) Ibu dan Anak / Reproduksi. a. pelayanan anak balita b. pelayanan lansia c. kunjungan ibu hamil (K4) d. komplikasi kebidanan yang ditangani e. pertolongan persalinan oleh tenaga yang memiliki kompetensi kebidanan 7

f. pelayanan nifas g. neonatus dengan komplikasi yang ditangani h. kunjungan bayi i. peserta KB aktif 9) Meningkatkanya Kualitas Pelayanan Kantor. a. Meningkatkan tingkat pelayanan administrasi perkantoran b. Meningkatkan tingkat ketersediaan sarana dan prasarana aparatur c. Meningkatkan tingkat disiplin aparatur d. Meningkatkan tingkat ketersediaan aparatur yang kompeten e. Meningkatkan rasio dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan yang disusun tepat waktu F. PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK. Seluruh tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan hanya dapat dicapai apabila telah disusun, ditetapkan dan dilaksanakannya strategi yang tepat. Strategi yang dibangun ini dilandasi informasi dan data yang relevan dari analisis lingkungan, nilai-nilai yang ada dan faktor-faktor kunci keberhasilan. Penjabaran strategi ini diwujudkan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pokok.. Program Dana Alokasi Khusus (DAK) a) DAK pelayanan farmasi b) DAK pelayanan dasar - Pengadaan mobil puskesmas keliling/ambulance - Pembangunan/rehabilitasi gedung puskesmas - Program pembangunan IPAL 2. Program Obat dan Perbekalan a) Pengadaaan obat dan perbekalan (larvasida dan reagensia) 3. Program Upaya Masyarakat a) Pemeliharaan dan pemulihan b) Peningkatan masyarakat c) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah d) Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. 8

4. Program Pengawasan Obat dan Makanan a) Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya 5. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia a) Pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alam Indonesia 6. Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat a) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat b) Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat c) Peningkatan pendidikan pramuka saka bakti husada 7. Program Perbaikan Gizi Masyarakat a) Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi b) Pemberian tambahan makanan dan vitamin c) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya d) Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi e) Penanggulangan gizi lebih 8. Program Pengembangan Lingkungan Sehat a) Pengkajian pengembangan lingkungan sehat b) Penyuluhan lingkungan sehat c) Pengendalian dampak lingkungan d) Pengembangan Kota Sehat 9. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular a) Penyemprotan/fogging sarang nyamuk b) Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah c) Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik d) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah. Program Standarisasi Pelayanan a) Penyusunan standarisasi pelayanan b) Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan c) Pembangunan dan pemuktahiran data standar pelayanan. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana & Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringan a) Pembangunan puskesmas 9

b) Pembangunan puskesmas pembantu c) Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas d) Pengadaan puskesmas keliling e) Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas f) Rehabilitasi sedang/berat puskesmas dan puskesmas pembantu 2. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata a) Pembangunan rumah sakit b) Pengadaan alat-alat rumah sakit 3. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan a) Kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis b) Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan 4. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Anak a) Penyuluhan anak balita b) Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita c) Monitoring evaluasi dan pelaporan 5. Program Peningkatan Pelayanan Lansia a) Pelayanan pemeliharaan b) Pendidikan dan pelatihan perawatan lansia 6. Program Pengawasan dan Pengendalian Makanan a) Pengawasan dan pengendalian keamanan dan makanan hasil produksi rumah tangga b) Pengawasan dan pengendalian keamanan dan makanan restoran 7. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak a) Penyuluhan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu b) Perawatan secara berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu c) Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang mampu 8. Program Peningkatan Pelayanan BLUD a) Penyediaan Pelayanan BLUD 2

G. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Dinas Tahun 25 28, merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang yang terdiri dari sasaran dan indikator kinerja yang harus dicapai Dinas Kota Palembang selama 5 tahun mulai 25 28, yaitu sebagai berikut : Tabel MATRIKS PROGRAM LIMA TAHUNAN RPJMD DI BIDANG KESEHATAN Program Kota Palembang Indikator Kinerja Satuan 24 25 26 27 28 desa siaga aktif rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat 7 7 7 7 6 62 63 64 65 3 penjaringan siswa SD dan setingkat Program Obat dan Perbekalan Program Standarisasi Pelayanan 4 Obat essensial generik di sarana.4.4.4.4.4 5 5 7 8 2 5 75 Program Dana Alokasi Khusus (DAK) 7 pkm 39 4 4 4 42 Program Upaya Masyarakat 8 Puskesmas berstandar manajemen mutu ISO alat essensial puskesmas yang terkalibrasi Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan pelayanan dasar masyarakat miskin US $ per pddk pkm Pkm 8 9 2 Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat 2 6 9 pelayanan gawat darurat level yang harus diberikan sarana (RS) di kab/kota pelayanan rujukan pasien masyarakat miskin puskesmas pengembangan penyakit tidak menular 2

Program Kota Palembang Program Pengawasan Obat dan Makanan Program Pengembanga n Obat Asli Indonesia Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Program Pencegahan dan Penanggulang an Penyakit Menular Program Pencegahan dan Penanggulang an Penyakit Menular Program Pengembanga n Lingkungan Sehat Indikator Kinerja Satuan 24 25 26 27 28 2 sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa objek 2 2 3 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia pkm 2 4 6 8 4 Jumlah klinik upaya kerja di perusahaan klinik 2 4 6 8 2 5 penderita TB Paru BTA positif yang ditangani 6 penemuan dan penanganan penderita DBD 52 5 5 49 49 7 penemuan penderita diare 8 penderita pneumonia balita 9 AFP rate per. penduduk <5 tahun 2 kelurahan UCI 2 kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi kurang< 24 jam Tempat-tempat umum memenuhi syarat 8 82 83 84 85 rumah tangga yang menggunakan air bersih 9 92 93 94 95 22 23 22

Program Kota Palembang Program Pengawasan dan Pengendalian Makanan Program Perbaikan Gizi Masyarakat Indikator Kinerja 24 25 26 Satuan 24 25 26 27 28 Pengawasan tempat pengolahan makanan memenuhi syarat 8 82 83 84 85 pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan kurang gizi keluarga miskin balita gizi buruk mendapat perawatan Program Peningkatan Pelayanan Anak Balita Program Pelayanan Lansia 27 pelayanan anak balita.5 9 9.5 92 92.5 28 pelayanan lansia 7 72 73 74 75 Program Peningkatan Ibu Melahirkan dan Anak 29 kunjungan ibu hamil (K4) 94 94.5 95 95 95 3 komplikasi kebidanan yang ditangani pertolongan persalinan oleh tenaga dengan kompetensi kebidanan pelayanan nifas.5 9 9.5 92 93 33 neonatus dengan komplikasi yang ditangani 34 kunjungan bayi 35 peserta KB aktif 7 7 72 73 75 3 32 Program Peningkatan Ibu Melahirkan dan Anak 23

Program Kota Palembang Program Pengadaan/ Peningkatan Sarana & Prasarana Rumah Sakit Indikator Kinerja Satuan 24 25 26 27 28 36 Jumlah rumah sakit pratama RS 37 penyediaan alkes RS pratama H. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 26 Sasaran umum pembangunan Kota Palembang sejalan dengan sasaran pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN (Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 25) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun 25 28 Tabel 2 Sasaran dan Indikator Kinerja Dinas Kota Palembang Tahun 26 No Sasaran Indikator Kinerja Mutu 2 Masyarakat 3 2 3 4 4 kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat Meningkatkan 5 kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan 6 sehat sarana prasarana dan kualitas pelayanan 7 8 9 Jumlah balita dengan gizi buruk Jumlah kematian bayi Jumlah kematian ibu Satuan Target <,9 Per KH Per. KH 23 2 kelurahan siaga aktif 7 rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 63 penjaringan pada siswa SD dan setingkat US $.4 pkm 8 pkm 4 obat generik di sarana puskesmas berstandar manajemen mutu ISO alat essensial puskesmas yang terkalibrasi Jumlah puskesmas yang memenuhi standar pelayanan 24

No 5 Sasaran pelayanan khusus Indikator Kinerja 2 3 6 pencegahan dan penanggulangan penyakit 5 sarana yang diperiksa makanan kadaluarsa objek 6 Puskesmas yang merekomendasikan obat asli Indonesia pkm 4 7 Jumlah klinik upaya kerja di perusahaan klinik 6 8 Jumlah Rumah Sakit pratama yang disediakan RS 9 Penyediaan Alkes untuk RS Pratama 5 83 93 83 2 2 25 26 27 28 29 status gizi masyarakat pkm 24 8 puskesmas pengembangan penyakit tidak menular 23 kualitas lingkungan Target 4 22 7 pelayanan dasar masyarakat miskin pelayanan gawat darurat level yang harus diberikan sarana (RS) di kab/kota pelayanan rujukan pasien masyarakat miskin Satuan 3 3 penderita penyakit TB paru BTA positif yang ditangani penemuan dan penanganan penderita DBD penemuan penderita diare penemuan penderita pneumonia balita AFP rate per. penduduk usia <5 tahun kelurahan UCI kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat rumah tangga yang menggunakan air bersih pengawasan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin balita gizi buruk mendapat perawatan 25

No 9 Sasaran ibu dan anak serta reproduksi Indikator Kinerja Satuan Target 32 pelayanan anak balita 9.5 33 pelayanan lansia 73 34 kunjungan ibu hamil (K4) 95 pelayanan nifas neonatus dengan komplikasi yang ditangani 9.5 39 kunjungan bayi 4 peserta KB aktif 72 35 36 37 38 komplikasi kebidanan yang ditangani pertolongan persalinan oleh tenaga dengan kompetensi kebidanan 26

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai degan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi pemerintah Kota Palembang. Kinerja Pemerintah Kota Palembang diukur berdasarkan tingkat capaian sasaran dan indikator kinerja sasaran serta menggambarkan pula tingkat capaian pada program/kegiatan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat capaian sasaran dan program/kegiatan dilakukan. A. Kerangka Pengukuran Kinerja Capaian Indikator Kinerja Sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi indikator kinerja sasaran melalui media Formulir Pengukuran Kinerja pada Indikator Kinerja Utama sebagaimana disajikan berikut ini : ) Semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus : Persentase capaian rencana tingkat capaian = Realisasi x Rencana 2) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah capaian kinerja, maka digunakan rumus Persentase capaian rencana tingkat capaian = Rencana (Realisasi-Rencana) x Rencana A.2 Kategori Pengukuran kinerja Untuk mempermudah kategori atas capaian indikator kinerja sasaran dan program/kegiatan diberlakukan nilai disertai makna/kategori dari nilai tersebut yaitu: 85 s.d. > = Baik Sekali 7 s.d. <85 = Baik 55 s.d. <7 = Cukup > s.d <55 = Kurang - = Tidak bisa di ukur 27

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis capaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapainya atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Sesuai dengan Indikator Kinerja Utama Tahun 26 terdiri dari 4 Indikator kinerja program untuk mendukung 9 sasaran strategik. Capaian kinerja (perfomance results) selama tahun 26 terdapat 25 indikator kinerja yang mencapai dan 5 indikator kinerja yang belum mencapai target. Capaian untuk masing- masing sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Mutu Masyarakat Target Realisasi Capaian Program <.9. 98.9 23.54 97 2 34.5 66.6 26 No Sasaran Indikator Kinerja mutu masyarakat 2 3 Jumlah balita dengan gizi buruk Jumlah Kematian Bayi Jumlah Kematian Ibu. Sasaran : Mutu Masyarakat dengan 3 indikator yang seluruhnya telah mencapai target, dengan penjelasan sebagai berikut: a. Indikator Kinerja Jumlah balita dengan gizi buruk adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor). Target tahun 26 angka gizi buruk <,9, jumlah gizi buruk yang ada 9 balita dari 46.356 balita yang ada, maka cakupan masih dibawah sehingga capaian kinerja 98.9. Hal ini didukung oleh peran aktif petugas puskesmas, kader posyandu, dan peran aktif masyarakat dalam penemuan dan tatalaksana kasus. Juga didukung oleh meningkatnya kegiatan deteksi dini gangguan pertumbuhan 28

pada balita melalui kegiatan penimbangan di posyandu, meningkatnya kualitas hidup atau derajat ibu hamil termasuk remaja putri, meningkatnya akses masyarakat terhadap informasi tentang ASI Ekslusif, pemberian ASI eksklusif di tempat kerja yang cenderung meningkat, meningkatnya kompetensi petugas dalam tatalaksana gizi buruk sehingga mutu pelayanan semakin baik di fasilitas tingkat pertama (puskesmas) maupun fasilitas lanjutan (rumah sakit), adanya kebijakan yang mendukung kualitas hidup bayi yaitu Perda No 2 Tahun 25 tentang ASI Eksklusif termasuk mensosialisasikannya ke lintas sektor terkait, serta meningkatnya pembentukan kelompok pendukung ibu menyusui. Selain dukungan, masih ada hambatan yang ditemukan yaitu seluruh kasus gizi buruk didasari oleh penyakit penyerta, tetapi penanganannya terutama didominasi oleh sektor, keterlibatan lintas sektor terkait masih kurang. Intervensi gizi sensitif ini (keterlibatan lintas sektor) mempunyai kontribusi yang cukup besar (7) dalam penanganan masalah gizi. Kesadaran masyarakat untuk menimbang bayi/balitanya setiap bulan ke posyandu masih kurang, terutama setelah jadwal imunisasi selesai. Serta kerjasama lintas sektoral untuk menggerakkan masyarakat di bidang masih kurang, misalnya kegiatan di posyandu atau poskeskel. Untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut, beberapa strategi telah disusun antara lain meningkatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan (surveilans gizi) pada anak balita dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program terkait. Meningkatkan promosi tentang dan gizi, meningkatkan akses dan mutu pelayanan dan gizi dengan pendekatan siklus kehidupan terutama fokus pada hari pertama kehidupan (sejak hamil sampai anak berusia 2 tahun), meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dalam perbaikan gizi, serta penguatan peran lintas sektoral dalam intervensi masalah gizi sensitif dan spesifik. 29

b. Indikator kinerja 2 Jumlah Kematian Bayi adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia tahun per kelahiran hidup di tahun yang sama. Target tahun 26 sebesar 23 per kelahiran hidup yang ditetapkan berdasarkan target MDG s. Di Kota Palembang tahun 26 jumlah kematian bayi sebanyak 6 kasus dari 29.366 kelahiran hidup atau.54 per kelahiran hidup. Angka tersebut diperoleh dari kematian bayi yang terlaporkan pada sarana dan masih dibawah target MDG s. Jumlah kematian bayi masih dibawah target, keberhasilan ini didukung oleh beberapa faktor antara lain sistem pelaporan, pelacakan dan pendataan kematian bayi pada semua fasilitas layanan baik milik pemerintah maupun swasta dan rumah sakit yang ada semakin baik. Juga meningkatnya akses dan mutu pelayanan bayi sudah semakin membaik, terutama dalam penanganan kasus kegawatdaruratan neonatal. Termasuk adanya kegiatan kajian kasus kematian maternal perinatal yang fokus pada pembelajaran dan perbaikan mutu pelayanan KIA, tidak hanya menyalahkan. Serta meningkatnya kegiatan pembinaan fasilitas pemberi pelayanan KIA. Hambatan yang masih ditemui antara lain cakupan pelayanan neonatal sudah sangat baik, namun kualitas pelayanan masih belum optimal. Disamping itu kompetensi tenaga dalam penanganan kegawatdaruratan masih kurang (perlu di-update), juga peran rumah sakit PONEK yang belum optimal. Serta penyebab tersering kematian bayi terkait masalah gizi (BBLR) dan infeksi, sehingga untuk penangannya memerlukan keterlibatan lintas sektor terkait. Strategi untuk perbaikan ke depan adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan ibu hamil sesuai standar (T) dengan distribusi --2, meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan remaja di puskesmas dan sekolah (melalui kegiatan UKS dan skrinning anak sekolah) sesuai dengan standar nasional PKPR, meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan neonatal dengan 3

menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), meningkatkan kompetensi tenaga dalam penanganan kegawatdaruratan neonatal secara berkala, serta menjamin ketersediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan bayi. c. Indikator Kinerja 3 Jumlah Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian pengelolaannya, yang tetapi disebabkan bukan karena karena kehamilannya sebab-sebab lain atau seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain. Target tahun 26 jumlah kematian ibu sebesar 2 per. kelahiran hidup, sesuai dengan target MDG s. Di Kota Palembang tahun 26 jumlah kematian ibu sebanyak kasus dari 29.366 kelahiran hidup atau 34.5 per. kelahiran hidup. Angka ini masih dibawah angka target dari MDG s. Faktor yang mendukung keberhasilan capaian ini antara lain akses dan mutu pelayanan KIA di fasilitas tingkat pertama dan rujukan yang sudah semakin membaik, termasuk sistem pelaporan, pelacakan, dan pendataan kematian ibu yang juga membaik. Adanya kegiatan kajian kasus kematian perinatal yang fokus pada upaya pembelajaran dan perbaikan mutu pelayanan KIA, tidak hanya menyalahkan. Serta meningkatnya upaya perbaikan gizi pada ibu hamil dan remaja putri. Sedangkan hambatan yang masih ditemui adalah peran puskesmas PONED dan rumah sakit PONEK belum optimal, belum seluruh fasilitas pemberi layanan KIA (Bidan Praktek Mandiri dan Rumah Bersalin) memberikan pelayanan antenatal sesuai standar antenatal terpadu (T), kompetensi tenaga dalam penanganan kegawatdaruratan neonatus (asfiksia) dan deteksi dini dan ibu hamil resiko tinggi masih kurang, serta sistem rujukan yang belum optimal. Untuk mengatasi hambatan tersebut, beberapa strategi telah disusun antara lain optimalisasi peran puskesmas PONED dan rumah 3