BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dalam kehidupan sehari-hari. Pasta gigi merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif di dunia persaingan bisnis saat ini. Hal ini dapat terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. setiap kesempaatan. Pada umumnya riasan tebal tersebut hanya digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejak adanya pasar bebas ASEAN dan China (AC-FTA) yang berlaku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu alasan industri kosmetik tetap tumbuh. Pemerintah mengklaim

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut sangat lah penting dalam pemakaian bedak tabur muka.

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus memperhatikan aspek aspek yang dapat mempengaruhi

bukan lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik Berikut adalah tabel perkembangan pasar industri kosmetik di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya saja. Persaingan sekarang bukanlah apa yang diproduksi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Bahkan perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan image

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis sehingga terdapat dua

BAB I PENDAHULUAN. baik lokal maupun luar negeri, yang tengah membanjiri pasar konsumen di

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang, semakin mengharuskan setiap perusahaan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Produk yang memiliki kualitas baik berpengaruh besar di pilih oleh konsumen. Demikian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita tidak dapat dipisahkan dari kosmetik. Banyak beredar kosmetik di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kosmetik sebagian besar didominasi oleh wanita karena kebutuhan

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman dari waktu ke waktu wanita dan pria selalu

2015 PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN TERHAD AP PURCHASE D ECISION, SURVEI PAD A KONSUMEN ETUDE HOUSE TOSERBA YOGYA RIAU JUNCTION

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan industri kecantikan di

BAB I PENDAHULUAN. dalam produksi pembalut wanita dengan Charm sebagai merek dagangnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin majunya perkembangan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan dan khususnya di klinik kecantikan. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bahan-bahan kimia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman di era modern ini, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. wanita, dimana kosmetik yang digunakan dapat berupa skin care maupun make

BAB I PENDAHULUAN. deodoran, atau antiperspirant untuk menjaga agar aroma tubuh lebih segar.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Adanya berbagai macam masalah kulit pada wajah, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki keinginan membeli yang tinggi. Dalam menggunakan produk

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SIKAP TERHADAP MINAT BELI PRODUK POND S DI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk dapat berpikiran maju. Ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Zaman terus berkembang, begitu pula dengan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam. yaitu salah satunya melalui persaingan merek.

BAB I PENDAHULUAN. konsultan mandiri, yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2007: 44) perilaku konsumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar, setiap perusahaan berusaha menarik perhatian konsumen melalui. pemberian informasi tentang produk yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapannya. Sehingga berakibat pelanggan akan lebih cermat dan pintar

BAB I PENDAHULUAN. meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Industri kecantikan terus

BAB I PENDAHULUAN. Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Industri pakaian di era modern ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sekitar Rp. 11 triliun. Menurut Euromonitor Internasional, negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia sedang berkembang dengan pesatnya. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap suatu barang, salah satunya adalah kosmetik. Kosmetika

BAB I PENDAHULUAN. dunia kosmetik menjadi semakin ketat. Berdasarkan analisis data sekunder. diperoleh data pertumbuhan sektor industri kosmetik.

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk bukan lagi untuk memenuhikebutuhan (need), melainkan karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan kemajuan teknologi, dunia bisnis saat ini mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi produk kosmetik di Indonesia berkembang semakin pesat. Hal tersebut terlihat seiring dengan munculnya berbagai jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun sejenisnya yang memiliki beragam fungsi, baik produk dari dalam negeri maupun produk luar negeri. Bagi setiap wanita modern tampil cantik merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi, yaitu untuk menunjukkan jati dirinya dan untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam lingkungan sosial. Salah satu jenis produk kosmetika yang selalu menghiasi wajah dan tidak terlepas dari kebutuhan sehari-hari adalah bedak. Kaum wanita sangat selektif dalam pemilihan bedak sehingga persaingan antar industri kosmetika semakin kompetitif. Terbukti dengan banyaknya produsen yang membanjiri produk kosmetika di pasaran yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan selera konsumen. Dari mulai remaja sampai kaum dewasa sangat memperhatikan penggunaan bedak, karena pada dasarnya bedak memiliki banyak kegunaan seperti melembabkan kulit wajah, menyegarkan wajah, menutupi noda hitam di wajah, melindungi kulit wajah dari efek buruk sinar matahari dan membuat wajah tampak halus serta lembut. Merek produk bedak yang telah tersebar dan dikenal oleh masyarakat luas Indonesia antara lain wardah, pixy, sariayu, latulipe dan viva serta 1

2 produk bedak lainnya. Langkah yang harus diambil produsen untuk dapat menarik hati konsumen dalam membeli suatu produk adalah dengan menawarkan harga yang ekonomis dan kualitas produk yang unggul dibandingkan produk sejenisnya, bervariasi serta memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satunya produk bedak wajah merek viva. Sejak awal berdirinya tahun 1962 di Surabaya oleh seorang ahli farmasi bernama Dr. Tiong Tiongho dengan nama perusahaan PT General Indonesian Producting Centre. Kemudian pada tahun 1964 nama perusahaan diganti menjadi PT Pabrik Pharmasi Vita dan pada tahun 1998 sekali lagi perusahaan berganti nama menjadi PT Vitapharm. Sebagai salah satu produsen kosmetika yang sudah dipercaya dan terkemuka oleh masyarakat global, viva cosmetics menyediakan berbagai jenis perawatan kecantikan wanita dari ujung kaki hingga ujung rambut meliputi produk perawatan tubuh, perawatan kulit wajah dan berbagai produk make up viva cosmetics seperti pensil alis, lipstik, pelembab hingga bedak yang memiliki berbagai varian yang disesuaikan dengan jenis penggunanya. Produsen harus mampu bersaing untuk dapat memuaskan hati konsumen, yaitu dengan memahami perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Berikut ini adalah data hasil penelitian pada kategori bedak wajah di Indonesia menurut survei pada brand value (nilai merek) pada tahun 2014-2016 yang dilakukan oleh majalah SWA.

3 Tabel 1.1 Brand Value Kategori Bedak Wajah 2014-2016 Peringkat 2014 (%) 1 Viva (41,6) 2 Pixy (34,3) 3 Sariayu (33,0) 4 Wardah (32,6) 5 Latulipe (27,8) Sumber : SWA 18/XXXII/1-14 September 2016 Brand Value 2015 (%) Viva (35,5) Pixy (34,4) Wardah \ (32,2) Sariayu (26,7) Latulipe (25,7) 2016 (%) Wardah (37,3) Viva (32,6) Pixy (31,0) Sariayu (28,5) Latulipe (-) Berdasarkan data tabel 1.1 brand value di atas menunjukkan bahwa produk bedak wajah Viva mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2014 sampai dengan 2016. Di mulai dari tahun 2014 produk bedak wajah Viva berada pada peringkat pertama dengan presentase brand value sebesar 41,6%, hal ini membuktikan bahwa nilai merek pada produk bedak wajah Viva sangat unggul. Pada tahun 2015 produk bedak wajah merek Viva mengalami penurunan brand value sebesar 6,1% sehingga presentase menjadi 35,5% walaupun tetap berada pada posisi pertama. Dan di tahun 2016 produk bedak wajah Viva kembali mengalami penurunan, tepatnya berada pada posisi kedua dengan presentase menjadi 32,6% sehingga produk bedak wajah merek Wardah unggul menjadi peringkat pertama di tahun tersebut. Pada dasarnya survei brand value dapat dijadikan sebagai parameter keberhasilan suatu merek.

4 Berikut ini merupakan market share yang menggambarkan hasil rating produk di Indonesia berada pada daftar Top Brand Index (TBI) tahun 2013-2016 sebagai berikut : Tabel 1.2 Top Brand Index Kategori Bedak Wajah Top Brand Index Peringkat 2013 (%) 2014 (%) 2015 (%) 2016 (%) Pixy Pixy Wardah Wardah 1 (20,1) (17,3) (17,2) (25,0) Viva Wardah Pixy Pxy 2 (9,5) (12,4) (15,6) (14,6) Sariayu Viva Sariayu Sariayu 3 (8,9) (9,1) (9,0) (7,5) Latulipe Sariayu Latulipe Viva 4 (7,8) (8,9) (8,9) (7,1) Wardah Latulipe Viva Latulipe 5 (5,7) (8,4) (8,0) (6,9) Sumber : Frontier Consulting Group, 2017 Berdasarkan data pada tabel 1.2 Top Brand Index di atas dapat disimpulkan bahwa produk bedak wajah merek Pixy dan Wardah menduduki market share puncak pada tahun 2013 hingga 2016. Sedangkan produk bedak wajah merek Viva mengalami masalah, karena terjadi penurunan market share secara signifikan. Pada tahun 2014 berada pada urutan ketiga di Top Brand Index dengan presentase 9,1%. Di tahun 2015 bedak wajah merek Viva mengalami penurunan sebesar 1,1% dengan presentase 8,0% sehingga berada pada posisi kelima pada Top Brand Index di bawah Wardah, Pixy, Sariayu dan Latulipe. Dan di tahun 2016 mengalami penurunan kembali dengan presentase menjadi 7,1% namun pada Top Brand Index mengalami kenaikan di posisi keempat.

5 Dengan melihat Brand Value dan Top Brand Index mengindikasikan bahwa adanya penurunan kekuatan citra suatu merek. Konsumen menginginkan produk yang sesuai dengan kebutuhan, selera dan daya beli mereka, sehingga terjadinya persaingan yang cukup ketat karena tuntutan keinginan konsumen sangat kompleks. Konsumen cenderung menjadikan citra merek sebagai acuan sebelum melakukan pembelian. Keputusan konsumen membeli barang ataupun jasa sangat dipengaruhi oleh citra merek, sehingga konsumen memilih produk atau jasa yang memiliki citra merek yang positif (Sutojo, 2004:8). Harga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsumen melakukan keputusan pembelian, hal yang perlu diperhatikan yaitu dengan menetapkan harga yang tepat. Berikut range harga dari produk bedak wajah Viva dan merek lainnya. Tabel 1.3 Daftar Range Harga Kategori Bedak Wajah 2017 Merek Harga Wardah Rp 46.000 Rp 134.000 Pixy Rp 35.000 Rp 56.000 Viva Rp 11.000 Rp 30.000 Sariayu Rp 22.500 Rp 42.000 Latulipe Rp 60.000 Rp 84.000 Sumber : Data diolah peneliti, 2017 Berdasarkan tabel 1.3 terlihat harga produk bedak wajah merek Viva sangat terjangkau dibandingkan dengan produk bedak wajah merek lainnya. Berikut ini merupakan data pra survei penjualan produk bedak wajah merek Viva per bulan di wilayah Kunciran, Tangerang.

6 Pra Survey Total Penjualan Perbulan 11.3% 8.6% 35.2% Pixy 17.2% Wardah Sariayu 27.7% Viva Latulipe Sumber : Data diolah peneliti, 2017 Gambar 1.4 Pra survei Penjualan Perbulan Kategori Bedak Wajah Berdasarkan tabel 1.3 dan gambar 1.4 data pra suvei penjualan bedak wajah di atas, pada tanggal 25 28 Februari 2017 pada 10 toko penjual bedak wajah di wilayah Kunciran, Tangerang. Produk bedak wajah yang mengalami penjualan tertinggi dan mampu mendominasi adalah Pixy, namun jika dilihat pada tabel 1.3 harga bedak wajah Viva cukup terjangkau dan ekonomis. PT Vitapharm pada produk bedak wajah diharapkan mampu mengembangkan produknya sehingga dapat meningkatkan penjualan. Selain itu kualitas juga merupakan komponen penting atas suatu produk yang perlu diperhatikan produsen untuk dapat bersaing. Kualitas adalah syarat utama diterimanya produk di pasaran, konsumen akan merasa puas jika kebutuhannya dapat dipenuhi dengan baik. Presepsi konsumen akan membentuk sikap yang akan mempengaruhi konsumen pada keputusan pembelian.

7 Produk bedak wajah merek Viva telah memperoleh sertifikat CPKB (Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik) dan bedak wajah merek Viva sangat mengutamakan kualitas, yaitu dengan menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi dalam pembuatannya serta kandungan bedak yang telah teruji dan aman. Berdasarkan pengalaman konsumen yang menggunakan bedak wajah merek Viva, dari segi kualitas sangat ringan dan lembut di wajah. Bedak wajah merek Viva tidak tahan lama dalam penggunaannya, hanya mampu bertahan sekitar 2-3 jam saja, berbeda dengan bedak wajah merek lainnya yang cukup tahan lama sampai 5 jam. Sehingga banyak konsumen yang beralih menggunakan bedak wajah merek-merek lainnya. Berdasarkan pada urian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Citra Merek, Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Bedak Wajah Merek Viva (Studi Kasus di Wilayah Kunciran, Tangerang). 1.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang akan dibahas diantaranya : 1.2.1. Identifikasi Masalah 1. Adanya persaingan ketat antara Pixy, Wardah, Sariayu, Viva dan Latulipe sehingga menyebabkan menurunnya Brand Value pada tahun 2014-2016 dan penurunan Top Brand Index pada tahun 2013-2016 pada

8 produk bedak wajah merek Viva yang berdampak pada keputusan pembelian. 2. Citra merek bedak wajah merek Viva adalah citra merek yang cukup lama tetapi dari tahun ke tahun citra merek mengalami penurunan yang signifikan pada Brand Value tahun 2014-2016 sehingga berdampak pada keputusan pembelian. 3. Harga bedak wajah merek Viva sangat terjangkau dan ekonomis namun belum mampu menguasai pangsa pasar sehingga berdampak pada keputusan pembelian dan tingkat penjualan. 4. Kualitas pada produk bedak wajah merek Viva yang tidak mampu tahan lama pada penggunaanya sehingga konsumen bedak wajah merek Viva menurun dan banyak konsumen yang beralih ke produk bedak wajah merek lainnya. 1.2.2. Pembatasan Masalah 1. Penelitian ini hanya mengukur sejauh mana pengaruh citra merek, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. 2. Penelitian ini hanya membatasi masalah pada produk bedak wajah merek Viva. 3. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kunciran, Tangerang. 1.3. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut :

9 1. Apakah terdapat pengaruh citra merek secara parsial terhadap keputusan pembelian bedak wajah merek Viva di wilayah Kunciran, Tangerang? 2. Apakah terdapat pengaruh harga secara parsial terhadap keputusan pembelian bedak wajah merek Viva di wilayah Kunciran, Tangerang? 3. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk secara parsial terhadap keputusan pembelian bedak wajah merek Viva di wilayah Kunciran, Tangerang? 4. Apakah terdapat pengaruh citra merek, harga dan kualitas produk secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian bedak wajah merek Viva di wilayah Kunciran, Tangerang? 5. Faktor manakah yang paling dominan antara citra merek, harga dan kualitas produk yang mempengaruhi keputusan pembelian bedak wajah merek Viva di wilayah Kunciran, Tangerang? 1.4. Tujuan Penelitian Untuk lebih mengarahkan pada inti persoalan yang terdapat di rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian bedak wajah merek Viva di wilayah Kunciran, Tangerang. 2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian bedak wajah merek Viva di wilayah Kunciran, Tangerang. 3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian bedak wajah merek Viva di wilayah Kunciran, Tangerang.

10 4. Untuk mengetahui pengaruh citra merek, harga dan kualitas produk secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian bedak wajah merek Viva di wilayah Kunciran, Tangerang. 5. Untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan antara citra merek, harga dan kualitas produk yang mempengaruhi keputusan pembelian bedak wajah merek Viva di wilayah Kunciran, Tangerang. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat bagi PT Vitapharm dalam strategi mengembangkan dan meningkatkan perusahaan, pada segi citra merek, harga dan kualitas produk yang berdampak bagi keputusan pembelian. 2. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang ilmu pemasaran khususnya mengenai citra merek, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. 3. Bagi Pihak Lain Diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai sumber referensi bagi mahasiswa dimasa yang akan datang. Terutama di bidang pemasaran yang berkaitan dengan citra merek, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.