Technical Information

dokumen-dokumen yang mirip
No. : Maret : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Ship Systems and Equipment (SSE 3)

Technical Information

Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Implementation of IMO Instrument (III 3)

Technical Information

Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang Sesi ke2 dari SubCommittee on Implementation of IMO Instruments (III 2)

Informasi Teknik. No. : Juni Perihal : Penerapan IMO Mandatory Instrument yang akan diberlakukan 01 Juli 2016

No. : Juni 2016

Informasi Teknik. 1. Berikut beberapa agenda yang didiskusikan pada sidang SDC 3 yang berkaitan dengan pekerjaan BKI:

Informasi Teknik. 2. Beberapa agenda yang didiskusikan selama pertemuan tersebut antara lain: Topik

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 98 (MSC 98)

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 97 (MSC 97)

Informasi Teknik. No. : Juni Perihal : Penerapan IMO Mandatory Instrument yang akan diberlakukan 01 Juli 2016

Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang IMO Meeting of Maritime Safety Committee (MSC) Sesi ke-95

Informasi Teknik. : Laporan Singkat IMO Sub Committee Carriage of Cargoes and Containers Sesi ke-3 (CCC 3)

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke-96 (MSC 96)

Informasi Teknik. : Semua Pengguna jasa dan Surveyor/Auditor BKI. Perihal : Ringkasan hasil sidang Komite Keselamatan Maritim IMO ke 94 (MSC 94)

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT. GEDUNG KARYA LANTAI 12 s/d 17

No. : Juni 2016

Reference. SOLAS Regulation VI/5-1. Note: mulai berlaku pada tanggal 1/1/2011. SOLAS regulation V/18.9. Note : mulai berlaku pada tanggal 1/7/2012

Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder

LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE JUNI TAHUN 2013

Selected Updates on IMO Regulations

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT SURVIVAL CRAFT AND RESCUE BOAT (SCRB)

Informasi Teknik. 1. Berikut beberapa agenda yang didiskusikan pada sidang SDC 3 yang berkaitan dengan pekerjaan BKI:

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION

Informasi Teknik. : Sistem Identifikasi Otomatis (Automatic Identification System (AIS)) Bagi Kapal Berbendera Indonesia

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT ADVANCED FIRE FIGHTING (AFF)

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 99 (MSC 99)

Technical Information

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

Technical Information

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Marine Environment Protection Committee sesi ke 71 (MEPC 71)

Reg. II/54.3/19.4 of SOLAS 1974

LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE JANUARI DAN FEBRUARI TAHUN 2013 International Maritime

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT INTERNATIONAL MARITIME DANGEROUS GOODS (IMDG) CODE

Technical Information

Pengantar Listrik Kapal

Informasi Teknik. : Persyaratan terbaru Australia terkait Manajemen Air Balas untuk Kapal yang Berlayar di Perairan Internasional.

Technical Information

Informasi Teknik. : Prosedur pelaksanaan verifikasi pertengahan (Intermediate verification) ISPS Code terhadap kapal.

Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Implementation of IMO Instrument (III 3)

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.04/BPSDMP-2017 TENTANG


RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSA DAN PENGUJI KESELAMATAN DAN KEAMANAN KAPAL

STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.

Technical lnformation

Rancangan Sistem Assessment Keselamatan Kebakaran Kapal Penyeberangan Roll On Roll Off

Technical Information

Plan Maintenance System untuk Safety Equipment di Kapal

BAB VIII PENGAWAKAN. Pasal 144. Pasal 145

V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK. 09/BPSDMP-2017 TENTANG

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Marine Environment Protection Committee sesi ke 70 (MEPC 70)

PERANCANGAN SISTEM ASSESSMENT KESELAMATAN KEBAKARAN KAPAL FERRY ROLL ON ROLL OFF

BAB I PENDAHULUAN I-1 A. LATAR BELAKANG.

Informasi Teknik. Informasi lebih lanjut Pertanyaan sehubungan dengan Informasi Teknik ini dapat ditujukan ke:

LAPORAN MONITORING KONVENSI HASIL SIDANG INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION (IMO) PERIODE MEI TAHUN 2013 International Maritime Organization (IMO)

Technical Information

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Informasi Teknik. : Laporan Singkat IMO Sub Committee Carriage of Cargoes and Containers Sesi ke-3 (CCC 3)

JILID I PERATURAN KLASIFIKASI DAN SURVEY EDISI 2012

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan

WAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

ABSTRAK. Kata Kunci: crew boat, kebakaran, fire control plan, ruang penumpang, ruang mesin, heat detector, smoke detector, CO 2, evakuasi

Organisasi Tanggap Darurat Terpadu Transportasi B3

PROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347)

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Informasi Teknik. Informasi lebih lanjut Pertanyaan sehubungan dengan Informasi Teknik ini dapat ditujukan ke:

2015, No c. bahwa Menteri Perhubungan melalui Surat Nomor: PR.306/1/3 PHB 2015 tanggal 26 Maret 2015, telah mengajukan usulan perubahan terhad

Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Pemeriksaan Fire Protection Berbasis Web (Studi Kasus di PT. IPM Operation and Maintenance Indonesia)

KELOMPOK 1. Metode Pengembangan Sistem Informasi. Imelda Florensia Stefani. P.

PERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Continuity Management (ITSCM) akan membahas semua aktivitas yang

JADWAL SERTIFIKASI. 08 Agust sd 03 Sept. 21 nov sd 17 Des

Latar Belakang. Luaran yang Diharapkan Metodologi. Hasil analisa Kesimpulan dan Rekomendasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DESAIN AKSES OPTIMUM DAN SISTEM EVAKUASI SAAT KONDISI DARURAT PADA KM. SINAR BINTAN. Disusun Oleh: Nuke Maya Ardiana

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

KELOMPOK 1. Metode Pengembangan Sistem Informasi. Imelda Florensia Stefani. P. 1

ASME B31.3: Chapter 1

MODA TRANSPORTASI LAUT. Setijadi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

-2- c. bahwa usulan perubahan tarif layanan Badan Layanan Umum Politeknik Pelayaran Surabaya pada Kementerian Perhubungan, telah dibahas dan dikaji ol

ISPS CODE Seri: Manajemen Pelabuhan

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN


APLIKASI PENERAPAN PERATURAN SOLAS DALAM PERENCANAAN PERALATAN KESELAMATAN KMP LEGUNDI PADA LINTASAN MERAK-BAKAUHENI

Analisis Potensi Bahaya Dengan Metode Checklist dan What-If Analysis Pada Saat Commissioning Plant N83 Di PT. Gas Industri

Tugas Akhir (MO )

SKRIPSI EVALUASI SISTEM PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI KAPAL PENUMPANG KM. LAMBELU PT. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PT.

Transkripsi:

Kepada Technical Information No. : 125-2018 : Semua Pihak yang Berkepentingan 16 Maret 2018 Perihal : Laporan Singkat IMO Ship Systems and Equipment Sub-Committee sesi ke 5 (SSE 5) Ringkasan Informasi Teknik ini merupakan ringkasan hasil pertemuan ke 5 dari IMO Ship Systems and Equipment Sub-Committee (SSE 5) yang diselenggarakan dari tanggal 12 sampai dengan 16 Maret 2018, bertempat di Kantor Pusat IMO di London. Informasi 1. Informasi yang disediakan dalam Informasi Teknik ini adalah yang berkaitan erat dengan pekerjaan BKI atau informasi yang dianggap penting untuk disampaikan. 2. Beberapa agenda yang didiskusikan selama pertemuan tersebut antara lain: Agenda Number 3 Topic Safety objectives and functional requirements of the guidelines on alternative design and arrangements for SOLAS chapters II-1 and III 4 Develop new requirements for ventilation of survival crafts 5 Uniform implementation of paragraph 6.1.1.3 of the LSA Code 7 Review SOLAS chapter II-2 and associated codes to minimize the incidence and consequences of fires on ro-ro spaces and special category spaces of new and existing ro-ro passenger ships 8 Amendments to the FSS Code for CO2 pipelines in under-deck passageways 9 Amendments to MSC.1/Circ.1315 10 Requirements for onboard lifting appliances and anchor handling winches 11 12 Revised SOLAS regulations II-1/13 and II-1/13-1 and other related regulations for new ships Unified interpretation of provisions of IMO safety, security, and environmentrelated conventions 16 Any other business Halaman 1 dari 9

3. Agenda diatas adalah beberapa isu teknis yang dibahas pada saat pertemuan. Laporan singkat terkait isu teknis disampaikan pada lampiran dokumen ini. Informasi lebih lanjut Pertanyaan sehubungan dengan Informasi Teknik ini dapat ditujukan ke: BKI Statutory Division Yos Sudarso 38-40 Jakarta, 14320 Indonesia Phone : +62 21 436 1899, 436 1901, 436 1903, 436 1904 Fax : +62 21 4390 1974 Email : sta@bki.co.id Direktur Operasi - T T D - MOHAMAD CHOLIL Informasi Segala informasi maupun saran yang tersedia pada dokumen ini bukan merupakan tanggung jawab BKI dan BKI tidak dapat diperkarakan oleh siapapun dari kehilangan, kerusakan atau kerugian biaya akibat ketidakakuratan informasi yang disampaikan Halaman 2 dari 9

INFORMASI SINGKAT DARI IMO SHIP SYSTEMS AND EQUIPMENT SUB-COMMITTEE SESI KELIMA (SSE 5) A. SAFETY OBJECTIVES AND FUNCTIONAL REQUIREMENTS OF THE GUIDELINES ON ALTERNATIVE DESIGN AND ARRANGEMENTS FOR SOLAS CHAPTERS II-1 AND III (AGENDA NOMOR 3) Agenda item ini membahas masukan terkait metode kuantifikasi untuk merumuskan functional requirements (FR) dan expected performance (EP) untuk SOLAS Ch.III. Disampaikan juga bahwa tujuan dari agenda ini adalah untuk membuat alat bantu dalam mengevaluasi alternative design, dan untuk saat ini, bukan untuk merombak SOLAS Ch.III menjadi versi GBS. Maka dari itu, ditekankan bahwa pengembangan FR dan EP tersebut harus berdasarkan SOLAS Ch.III dan LSA Code yang ada saat ini. Menanggapi hal tersebut, disampaikan juga bahwa pengembangan FR dan EP pada akhirnya akan berguna untuk alternative design, sehingga dapat terus dilanjutkan pengembangannya. Terkait hal tersebut, mayoritas delegasi setuju untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai metode kuantifikasi untuk SOLAS Ch.III dan tetap menggunakan SOLAS Ch.III dan LSA code yang ada saat ini sebagai dasar. Working Group on Life-saving appliances (WG LSA) dibentuk dengan tugas berikut: 1. Melanjutkan pengembangan goals, functional requirements dan expected performance untuk memastikan penerapan yang konsisten dari SOLAS Ch.III/4.3, III/38 serta Guidelines on alternative design and arrangements for SOLAS chapters II-1 and III (MSC.1/Circ.1212), 2. Mempertimbangkan, apakah perlu dibentuk CG. Setelah melalui pembahasan lebih lanjut pada CG, ditemukan adanya perbedaan dalam penyajian FR dan EP dari dua dokumen dasar yang dijadikan acuan. Untuk itu, WG sepakat bahwa perlu dilakukan gap analysis dari dua dokumen tersebut. Dan diusulkan kepada Sub Komite untuk dapat membahasnya pada CG. Mempertimbangkan ToR yang diusulkan WG, Sub Komite setuju untuk membentuk CG dengan tugastugas tersebut. B. DEVELOP NEW REQUIREMENTS FOR VENTILATION OF SURVIVAL CRAFTS (AGENDA NOMOR 4) Agenda ini membahas hasil dari Correspondence Group (CG) LSA terkait rancangan persyaratan baru untuk survival craft (dalam hal ini fully enclosed lifeboat menjadi prioritas). Dalam laporannya, dengan mempertimbangkan pembahasan yang telah berlangsung dalam CG LSA, sub komite diminta untuk: 1. Menentukan apakah air quality atau ventilation rate yang disepakati sebagai persyaratan terkait microclimate. 2. Menentukan berapa lama kondisi di atas dipersyaratkan. Terkait microclimate, mayoritas berpandangan bahwa ventilation rate lebih mungkin untuk diaplikasikan dari pada membatasi kadar O2 atau CO2, hal ini juga mempertimbangkan proses Lampiran dari Informasi No: 125 2018 Halaman 3 dari 9

verifikasi persyaratan tersebut.terkait lama waktu kondisi microclimate dapat dipertahankan, mayoritas setuju dengan lama waktu 24 jam, dengan catatan bahwa survival craft tersebut tidak beroperasi di daerah kutub. Terkait dengan hal tersebut, WG LSA ditugaskan untuk: 1. Finalisasi draf amandemen LSA Code 2. Jika memungkinkan, mempertimbangkan amandemen pada Revised recommendation on testing of life saving appliances and other related imo instruments (MSC.81(70)), 3. Mempertimbangkan, apakah perlu dibentuk CG untuk mengembangkan persyaratan baru untuk survival craft selain totally enclosed lifeboat. Setelah mendiskusikannya lebih jauh di WG LSA, disetujui ventilation rate minimal 5 m 3 /jam per orang, sebagaimana dinyatakan dalam final draft amandemen LSA Code. Sub-komite menyetujui draf amandemen LSA Code tersebut, dan memutuskan untuk meneruskan ke MSC 100 untuk disetujui. C. UNIFORM IMPLEMENTATION OF PARAGRAPH 6.1.1.3 OF THE LSA CODE (AGENDA NOMOR 5) Pada agenda ini, diusulkan perubahan pada LSA Code terkait sarana yang harus dipersiapkan untuk memastikan keselamatan kru dalam proses embarkasi rescue boat yang operasional peralatan peluncurannya dilakukan secara manual. Beberapa delegasi berpendapat bahwa seharusnya amandemen tersebut dimasukkan pada SOLAS Ch.III. Disampaikan juga terkait aplikasi dari draf amandemen tersebut, dimana kapal penumpang juga dimungkinkan untuk menggunakan manual operation pada proses peluncuran rescue boat. Terkait hal tersebut, mayoritas delegasi tidak menyetujui, mengingat bahwa manual operation berpotensi memperlambat proses peluncurannya. Terkait application date, disampaikan bahwa seharusnya tidak ada application date dari rancangan amandemen ini, karena amandemen ini bersifat memperbolehkan hal yang sebelumnya tidak diperbolehkan. Selanjutnya, WG LSA ditugaskan untuk finalisasi draf amandemen LSA Code paragraf 6.1.1.3. Setelah pembahasan pada WG, Sub komite menyetujui draf amandemen LSA Code tersebut, dan memutuskan untuk meneruskan ke MSC 100 untuk persetujuan. D. REVIEW SOLAS CHAPTER II-2 AND ASSOCIATED CODES TO MINIMIZE THE INCIDENCE AND CONSEQUENCES OF FIRES ON RO-RO SPACES AND SPECIAL CATEGORY SPACES OF NEW AND EXISTING RO-RO PASSENGER SHIPS (AGENDA NOMOR 7) Agenda item ini membahas beberapa hal berikut: 1. Cara-cara untuk mengatasi kebakaran pada ro-ro spaces dan special category spaces 2. Cara-cara untuk mengatasi resiko kebakaran pada pengangkutan kendaraan berpenggerak elektrik Lampiran dari Informasi No: 125 2018 Halaman 4 dari 9

3. Usulan terkait sambungan listrik terhadap kendaraan atau muatan lainnya pada ro-ro spaces dan special category spaces 4. Revisi dan Implementasi dari guidelines terkait desain dan persetujuan fixed water-based fire extinguishing system mengenai pengaturan untuk pengoperasiannya, 5. Usulan terkait pengangkutan kendaraan berpenggerak elektrik yang menggunakan baterai lithium, 6. Usulan untuk memperbaiki fire safety pada ro-ro spaces dan special category spaces pada kapal penumpang ro-ro, Terkait pembahasan agenda ini, WG on Fire Safety dengan tugas-tugas sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi aturan SOLAS dan instrumen yang membutuhkan perubahan 2. Berdasarkan identifikasi diatas, agar dipertimbangkan cakupan dan struktur dari draf interim guidelines 3. Melanjutkan pengembangan draf amandemen SOLAS berserta instrument terkaitnya, 4. Mempertimbangkan hal apa saja yang harus diambil oleh HTW 5 terkait dengan training, 5. Menyiapkan draf amandemen revised guidelines for the design and approval of fixed water based fire-fighting systems for ro-ro spaces and special category spaces, 6. Mempertimbangkan apakah diperlukan pembentukan CG untuk melanjutkan pembahasan Setelah melalui pembahasan pada WG: 1. WG telah mengidentifikasi aturan yang membutuhkan perubahan yang dikelompokkan dalam kategori berikut: - Prevention/ignition - Detection and decision - Extinguishment - Containment - Integrity of LSA and evacuation 2. WG telah membuat draf susunan dari interim guidelines, 3. WG telah menyiapkan draf revised guidelines for the design and approval of fixed water based firefighting systems for ro-ro spaces and special category spaces, 4. Diusulkan untuk membuat CG untuk mengembangkan interim guidelines dan draf amandemen SOLAS serta instrumen terkait lainnya. Mempertimbangkan laporan WG tersebut, Sub komite menyetujui draf amandemen the Revised guidelines for the design and approval of fixed water-based fire-fighting systems for ro-ro spaces and special category spaces (MSC.1/Circ.1430) serta draf revisi UI terkait Chapter 15 FSS Code (MSC.1/Circ.1582), dan memutuskan untuk meneruskan ke MSC 100 untuk persetujuan. E. AMENDMENTS TO THE FSS CODE FOR CO2 PIPELINES IN UNDER-DECK PASSAGEWAYS (AGENDA NOMOR 8) Agenda ini membahas usulan terkait tambahan persyaratan pada sistem pemadam kebakaran tetap pada under-deck passageways. Tambahan persyaratan ini adalah mengenai mitigasi resiko terjadinya kebocoran pada sistem perpipaan CO2 pada under-deck passageways. Usulan perubahan khususnya menyoroti jenis sambungan yang disyaratkan, dimana diusulkan untuk tidak diperbolehkan lagi Lampiran dari Informasi No: 125 2018 Halaman 5 dari 9

menggunakan sambungan flange. Selain itu, teknologi pengelasan juga sudah cukup matang untuk dapat digunakan di kapal. Beberapa delegasi berpendapat bahwa masih ada beberapa jenis sambungan yang lain selain flange dan welding, sehingga beberapa pilihan tersebut perlu juga dipertimbangkan. Selain itu, disampaikan juga pandangan bahwa insiden yang terjadi bukan semata-mata karena jenis sambungan, sehingga usulan ini perlu ditinjau ulang. Dan jika tujuannya adalah untuk melindungi kru kapal, maka pengujian berkala (leakage test) masih dapat dilakukan untuk menjamin tidak adanya kebocoran. Memperhatikan beberapa dokumen yang masuk, tidak ada data yang cukup untuk membenarkan usulan ini sebagai kebutuhan yang mendesak. Sehingga disepakati bahwa usulan ini tidak perlu dibahas lebih lanjut dan tidak ada pembahasan agenda item ini pada WG F. AMENDMENTS TO MSC.1/CIRC.1315 (AGENDA NOMOR 9) Agenda item ini membahas tentang bahan yang digunakan pada fixed dry chemical powder fireextinguishing systems pada gas carrier. Disampaikan bahwa pada guidelines for approval for fixed dry chemical powder fire-extinguishing systems, definisi dari dry chemical powder adalah hanya yang berbahan sodium atau potassium bicarbonate. Selanjutnya, disampaikan juga bahwa dry chemical powder yang berbahan dasar sodium harus dihilangkan karena dapat mengurangi tingkat keamanan kinerja fire extinguisher akibat penyumbatan. Pendapat lain menyatakan bahwa seharusnya tidak perlu menyebutkan secara spesifik bahan dasar dari medium yang digunakan, sehingga tetap dapat mengakomodir perkembangan teknologi terkait bahan dasar dari medium fire extinguisher tersebut. Memperhatikan komentar-komentar yang disampaikan, Sub komite memutuskan bahwa sodium bicarbonate tidak boleh digunakan lagi. Untuk itu, WG Fire Safety ditugaskan untuk menyiapkan draf amandemen Guidelines for the approval of fixed dry chemical powder fire-extinguishing systems for the protection of ships carrying liquefied gases in bulk. Setelah melalui pembahasan pada WG, disepakati bahwa saat ini masih terlalu prematur untuk menyiapkan draf amandemen karena kurangnya tenaga ahli dalam WG ini, dan diusulkan untuk melanjutkan pembahasan ini pada CG. Mempertimbangkan laporan WG tersebut, Sub Komite menyetujui untuk dibentuk CG terkait Fire Protection. G. REQUIREMENTS FOR ONBOARD LIFTING APPLIANCES AND WINCHES (AGENDA NOMOR 10) Agenda item ini membahas hasil Correspondence Group terkait Onboard Lifting Appliances and anchor handling Winches (OLAW). Beberapa hal yang diminta kepada sub komite untuk diputuskan adalah: Lampiran dari Informasi No: 125 2018 Halaman 6 dari 9

Terkait alat-alat yang terkena penerapan regulasi ini, terdapat dua pilihan, yakni list of inclusions with some exclusions atau list of exclusions saja. List of exclusion dipilih karena ada beberapa peralatan yang sudah diatur oleh regulasi lainnya, seperti pada LSA dan lain-lain. Sedangkan List of inclusion with some exclusion dipertimbangkan karena akan menjadi lebih jelas alat apa saja yang termasuk dan tidak termasuk. Kemudian diusulkan juga bahwa hal tersebut dapat diatur dengan inclusion list saja, hal ini dapat menjadi instruksi yang jelas, bahwa alat apa saja yang harus diperiksa. Mempertimbangkan semua komentar dalam plenary, dan bahwa konsensus tidak dapat tercapai, Sub Komite memutuskan hal ini untuk diteruskan ke MSC 100 untuk meminta pertimbangan. Apakah MODU code juga akan dimasukkan dalam list of exclusion tersebut. Karena pembahasan terkait list of exclusion tidak mencapai konsensus, maka hal ini tidak dapat dilanjutkan pembahasannya. Batasan SWL untuk OLAW dengan pilihan 1000 kg atau 500 kg. Mayoritas pendapat mendukung batasan 1000 kg, karena opsi 500 kg berpotensi menambah beban sertifikasi dan inspeksi. Selain itu disampaikan juga pendapat bahwa seharusnya tidak ada batasan, karena hal ini menyangkut masalah keselamatan, dimana tidak ada perbedaan dampak kegagalan alat dengan SWL 1000 kg ataupun 500 kg. Dengan memperhatikan komentar pada sesi plenary, Sub Komite memutuskan untuk melihat terlebih dahulu keputusan MSC 100 terkait list of inclusion,dan kemudian membahas consequential decision terkait SWL pada SSE 6. Kualifikasi dan training dari personel darat yang terlibat dalam operasional OLAW Sub Komite menyetujui secara prinsip Dokumen SSE 5/10/2 dan 5/10/4 dan menugaskan WG untuk membahasnya lebih lanjut. Terkait dengan penanganan dari loose gear yang dibawa dari darat dan kelanjutan pengembangan draf SOLAS Disetujui untuk dilanjutkan pembahasannya di WG. Kelanjutan pengembangan guidelines Disetujui untuk dilanjutkan pembahasannya di WG, namun karena waktu yang terbatas, hal ini masih belum dapat dibahas. Selain hal tersebut diatas, kembali disampaikan hal terkait bagian mana dari SOLAS yang perlu diamandemen. Terkait hal ini, beberapa pendapat yang disampaikan antara lain: - Jika dimasukkan dalam Ch.II, akan berdampak pada item survey sesuai Ch.I, yang juga akan berdampak pada detensi kapal akibat OLAW. - Beberapa delegasi mengusulkan untuk dibuat Chapter Baru. - Ch II-1 dipertimbangkan lebih tepat karena berkaitan dengan konstruksi. Lampiran dari Informasi No: 125 2018 Halaman 7 dari 9

Dengan memperhatikan komentar tersebut diatas, Sub Komite meminta WG untuk mempertimbangkan hal ini dalam memutuskan bagian mana dari SOLAS yang lebih tepat diamandemen terkait agenda item ini. Setelah dibahas lebih lanjut pada WG, kesepakatan masih belum dapat dicapai, dan WG setuju bahwa hal ini belum perlu diselesaikan untuk saat ini. Memperhatikan hasil dari WG, Sub Komite mencatat progres yang dicapai WG, dan menyetujui secara umum, dan CG dibentuk untuk melanjutkan beberapa pembahasan yang belum selesai. H. REVISED SOLAS REGULATIONS II-1/13 AND II-1/13-1 AND OTHER RELATED REGULATIONS FOR NEW SHIPS (AGENDA NOMOR 11) Sebelumnya disampaikan bahwa usulan mengenai perindungan terkait bahaya terjepit oleh pintu kedap air telah dimasukkan pada SSE 3, namun diputuskan untuk tidak dilanjutkan karena informasi yang ada dipertimbangkan tidak cukup. Kemudian dibentuklah CG untuk mengidentifikasi standar industri terkait Anti Crushing Protection yang dapat diterapkan pada pintu kedap air tersebut. Pada SSE 4, setelah mempertimbangkan laporan CG, diputuskan bahwa ada cukup informasi untuk melanjutkan pembahasan ini pada SSE 5. Selanjutnya, usulan yang diajukan pada SSE 5 adalah dengan memberikan tanda peringatan yang terlihat di kedua sisi pintu yang menunjukkan waktu yang aman untuk melewati pintu. Beberapa pendapat yang disampaikan menyatakan bahwa melewati pintu kedap air yang sedang bergeser untuk menutup adalah tetap tidak aman, sehingga usulan ini tidak banyak membantu. Mayoritas delegasi berpendapat bahwa output ini tidak dapat diteruskan. Mempertimbangkan komentar yang disampaikan, dan jika tidak ada pencapaian lain yang dibuat, akan diputuskan pada SSE 6 terkait penyelesaian dari agenda ini, baik dengan atau tanpa hasil. I. UNIFIED INTERPRETATION OF PROVISIONS OF IMO SAFETY, SECURITY, AND ENVIRONMENT RELATED CONVENTIONS (AGENDA NOMOR 12) Unified interpretation berikut telah disetujui oleh Sub-komite, dengan beberapa catatan: o SSE 5/12/8 Application of the design temperature for piping, fittings and related components (paragraph 11.3.6 of the IGC Code). Usulan UI ini terkait dengan IGC Code 11.3.6 yang mempersyaratkan bahwa semua perpipaan, fitting dan komponen terkait yang berada diantara cargo space harus mampu menahan panas hingga 925⁰C. Berkenaan dengan hal tersebut, IACS berpandangan bahwa water-spray system yang terletak diatas tangki bahan bakar yang terletak dibagian paling belakang atau depan dari hold space seharusnya juga terkena persyaratan yang sama, karena tetap diperlukan perlindungan apabila terjadi kebakaran di area tersebut. Sub Komite menyetujui pemahaman tersebut dan meminta IACS untuk memasukkan draf UI pada sesi berikutnya. o SSE 5/12/1 Unified interpretation on Lifeboat Equipment (paragraph 4.4.8.1 of the LSA Code). UI ini terkait dengan LSA Code paragraf 4.4.8.1 dan MSC/Circ980/Add.1 yang menjelaskan bahwa lifeboat dengan dua penggerak yang independen, tidak perlu membawa kelengkapan sesuai LSA Code paragraf 4.4.8.1, serta harus dipastikan bahwa lifeboat harus memiliki kemampuan manuver yang cukup jika salah satu sistem propulsi mengalami kegagalan. Lampiran dari Informasi No: 125 2018 Halaman 8 dari 9

Sub komite setuju dengan draf UI tersebut, dengan menghapus teks terkait kemampuan manuver, mempertimbangkan perlunya kriteria dari kemampuan manuver yang dianggap cukup. Sub Komite memutuskan untuk meneruskan darf UI ini ke MSC 100 dengan maksud untuk dapat disetujui. J. DEVELOPMENT OF GUIDELINES FOR COLD IRONING OF SHIPS AND OF AMENDMENTS TO SOLAS CHAPTERS II-1 AND II-2 (AGENDA NOMOR 13) Sebelumnya disampaikan bahwa MSC 98 telah menyetujui proposal untuk mengembangkan aturan terkait pengambilan daya listrik dari darat (selama berlabuh) serta panduan pengoperasian terkait 'Power Supply On-shore' (OPS) di pelabuhan. Pada sesi ini disampaikan usulan draf guidelines on safe operation of onshore power supply (OPS) service in port for ships engaged on international voyages. Beberapa komentar yang disampaikan menggarisbawahi duplikasi penulisan standar yang digunakan serta edisi dari standar tersebut. Selain itu, Section 5 terkait personnel dinilai terlalu preskriptif, sehingga diusulkan juga untuk meminta review dari Sub komite HTW terkait hal ini. Memperhatikan komentar yang disampaikan, mayoritas delegasi berpendapat bahwa isi dari draf ini belum dapat dibahas pada Drafting Group (DG) dan memerlukan pembahasan lebih lanjut. Dan Sub komite sepakat bahwa DG dapat ditugaskan untuk membuat term of reference untuk CG yang akan diusulkan untuk dibuat untuk kelanjutan pembahasan agenda ini. Setelah dilakukan pembahasan pada DG, Sub komite setuju untuk membuat CG untuk melanjutkan pengembangan draf guidelines tersebut serta perubahan lain yang dibutuhkan pada SOLAS Ch. II-1 dan II-2 jika ada. K. ANY OTHER BUSSINESS (AGENDA ITEM 18) Adapun bahasan lainnya pada SSE 5 yang disetujui oleh Sub komite adalah: Amendments to the Revised recommendation on testing of life-saving appliances (resolution MSC.81(70)), as amended Dijelaskan usulan perubahan pada MSC.81(70) terkait referensi standar ISO yang digunakan. Disampaikan bahwa MSC.81(70) menggunakan standar ISO 12402-7 terkait flotation device. Dalam hal ini, diusulkan untuk diperjelas bahwa standar yang digunakan adalah ISO 12402-7 edisi 2006. Sub komite sepakat untuk meminta sekretariat menyiapkan draf corrigenda dari MSC.81(70) untuk memperjelas versi standar ISO yang digunakan. Lampiran dari Informasi No: 125 2018 Halaman 9 dari 9