IMPLEMENTASI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

dokumen-dokumen yang mirip
Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri ABSTRAK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

,, Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, ISSN:

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2015

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

I. PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa alam dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep fisika.

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan. keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPA itu suatu cara atau metode mengamati Alam (Nash, 1963) maksudnya, membentuk suatu perspektif baru tentang objek yang diamati.

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1. Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Oleh Mike Akta Buana. Absatrak. Kata Kunci : Keaktifan dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

OLEH : AINUR ROKHMAH NIM : P

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Efektivitas, keterampilan proses, pendekatan induktif, sikap ilmiah

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB lvna Abstrak

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Oleh: Maelah SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 31, Nomor 2 April Juni 2016

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN BLONGSONG KECAMATAN BAURENO KABUPATEN BOJONEGORO MELALUI METODE EKSPERIMEN

LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VPADA MATERI GAYA DAN PEMANFATANNYA. Yuyu Hendawati 1, Cici Kurniati 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DAN HUBUNGAN ANTAR BANGUN DI KELAS V SD

UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN SISWA MERANGKAIKAN ALAT-ALAT PADA MATERI LISTRIK KELAS VI MELALUI METODE EKSPERIMEN DI SD BERTARAP INTERNASIONAL MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berpikir siswa. Untuk mengembangkan pola berpikir kritis

Transkripsi:

IMPLEMENTASI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP Supardiyono e-mail: idayono@yahoo.com Jurusan Fisika FMIPA UNESA Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, guru dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Salah satu cara yang digunakan untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran adalah dengan menerapkan metode Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi metode eksperimen dalam pembelajaran fisika terhadap ketrampilan proses sains siswa pada materi pembiasan cahaya di SMP. Hal ini dilatar belakangi oleh minimnya kegiatan belajar mengajar yang memanfaatkan sarana laboratorium sehingga berdampak ketuntasan belajar siswa dalam pelajaran fisika rendah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pada hasil analisis kinerja keterampilan proses sains, persentase rata-rata kemampuan proses sains berkategori baik dan sangat baik yang dimiliki siswa pada eksperimen I sebesar 51,03 %, eksperimen II sebesar 68,72 % dan pada eksperimen III sebesar 80,26 %. Maka dapat disimpulkan bahwa selama pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen kinerja keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan. Kata kunci : Metode eksperimen, Ketuntasan belajar, Keterampilan proses sains I. PENDAHULUAN Proses belajar mengajar dalam pendidikan merupakan upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar atau kemampuan yang telah dimiliki oleh anak. Menurut Blom faktor dasar tersebut terdiri dari tiga jenis kemampuan yaitu kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotor (Suharsimi, 2002 : 116). Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan ini sangat bergantung pada intelegensi atau kecerdasan siswa. Kemampuan afektif merupakan kemampuan yang mempertimbangkan perkembangan kepribadian dan perkembangan emosional siswa, sedangkan kemampuan yang terakhir adalah kemampuan psikomotor, merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan olah tangan yang berupa kerja praktik. Fisika merupakan bagian dari sains yang diajarkan pada jenjang sekolah tingkat pertama maupun jenjang sekolah tingkat atas di dalamnya mempelajari gejala-gejala di alam. Sains adalah bangun pengetahuan yang mengambarkan usaha, temuan, wawasan dan kearifan yang bersifat kolektif dari umat manusia. Disamping itu sains merupakan aktivitas manusia mengarah pada perkembangan yang lebih maju dan bertujuan menemukan keteraturan alam melalui pengamatan, pengukuran dan eksperimen (Depdiknas, 2003 : 1). Sementara menurut Wahyana (1986 : 3) sains didefinisikan secara umum sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Berdasarkan definisi dari sains tersebut, maka proses pembelajaran sains seharusnya tidak hanya menyangkut olah pikir, akan tetapi juga memperhatikaan olah tangan yang berupa kerja praktik Melalui kerja praktik ini, siswa dapat mengembangkan keterampilan proses sains dan konsep sains. Dalam kegiatan praktikum peserta didik sudah mulai dilatih untuk melakukan pengamatan/percobaan sederhana, mengidentifikasi variabel, merumuskan hipotesis berdasar pustaka bukan sekedar menurut dugaan yang rasional berdasar logika, mampu melakukan dan PF-231

Supardiyono / Implementasi Metode Eksperimen melaporkan percobaan/ pengamatan baik secara tertulis maupun lisan. Jika hal seperti itu dapat diterapkan dengan baik, maka hasil belajar yang dicapai akan memuat unsur kognitif, unsur afektif dan unsur psikomotor. Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu eksperimen tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil eksperimennya (Winarno, 1986 : 87). Sedangkan Djamarah (2006 : 84) menyatakan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Metode eksperimen memberikan kesempatan pada siswa untuk mengalami dan melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, dan menarik kesimpulan secara mandiri. Hal ini sesuai dengan yang termuat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dimana pembelajaran fisika hendaknya dilaksanakan secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. (Depdiknas, 2006 : 377). Metode eksperimen juga bertujuan meningkatkan kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotor yang dimiliki siswa. Kemampuan kognitif ditingkatkan dengan melatih siswa untuk menemukan suatu konsep secara mandiri. Kemampuan afektif ditingkatkan dengan menekankan sikap jujur dalam mendapatkan dan menuliskan hasil Sedangkan kemampuan psikomotor ditekankan pada pemahaman fungsi dan cara penggunaan alat ukur yang digunakan dalam Selain bertujuan meningkatkan kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotor, metode eksperimen juga mengajarkan keterampilan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains tersebut meliputi kemampuan merumuskan masalah, kemampuan merumuskan hipotesis, kemampuan menentukan dan mendefinisikan variabel, kemampuan menganalisis data dan kemampuan menyimpulkan hasil Keterampilan proses sains penting untuk diajarkan pada siswa karena dapat menunbuhkan sikap ilmiah pada diri siswa. Dengan sikap ilmiah ini siswa diharapkan dapat menumbuhkan sikap eksploitasi sains dan teknologi sehingga akan terbina manusia yang dapat membawa terobosanterobosan baru dengan penemuan sebagai hasil eksperimennya, yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang implementasi metode eksperimen dalam pembelajaran fisika di SMPN Maduran Lamongan. II. TINJAUAN TEORI Dalam pelajaran fisika, eksperimen memiliki arti penting dalam meningkatkan penguasaan dan pemahaman materi fisika. Hal ini disebabkan karena dalam melakukan eksperimen dapat mencakup cara kerja dan cara berfikir siswa yang digunakan secara bersama-sama. Metode eksperimen merupakan suatu cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Sudirman,1991:163). Menurut Winarno metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu eksperimen tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil eksperimenya (Winarno, 1986 : 87). Menurut Djamara metode eksperimen adalah Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamara,2006 : 84) Dengan metode eksperimen siswa diberi kesempatan mengikuti suatu proses, mengamati objek, menganalisis, dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Dengan demikian siswa dituntut untuk mencari suatu kebenaran atau mencoba mencari data baru yang diperlukannya, melakukan pengolahan data, membuktikan suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya. Metode eksperimen yang banyak dilakukan oleh siswa di sekolah-sekolah memiliki kelebihan mendasar diantaranya sebagai berikut: Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Metode eksperimen dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri. PF-232

Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi ekplorasi (penjalajahan) tentang sains dan teknologi. Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif. Membangun sikap berfikir ilmiah. Hasil belajar akan terjadi dalam bentuk retensi (tahan lama diingat) dan internalisasi (menyatu dengan jiwa-raga siswa). (Sudirman 1991, 164) Selain memiliki kelebihan seperti yang diuraikan diatas, metode eksperimen juga memiliki kelebihan khusus yang hanya dimiliki ini, yaitu metode eksperimen mengajarkan keterampilan proses sains pada siswa. Keterampilan proses sains yang diajarkan tersebut adalah kemampuan merumuskan masalah, kemampuan merumuskan hipotesis, kemampuan menentukan dan mendefinisikan variabel, kemampuan menganalisis data dan kemampuan menyimpulkan hasil Keterampilan proses sains penting untuk diajarkan pada siswa sebab dapat menunbuhkan sikap ilmiah pada diri siswa. Dengan sikap ilmiah ini siswa diharapkan dapat menumbuhkan sikap eksploitasi sains dan teknologi sehingga akan terbina manusia yang dapat membawa terobosanterobosan baru dengan penemuan sebagai hasil eksperimennya, yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. Selain kelebihan yang dimilikinya, metode eksperimen memiliki beberapa kekurangan yaitu: Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketangguhan tinggi dari pelakunya. Hasil eksperimen hanyalah usaha untuk mendekati kebenaran, bukanlah berupa kebenaran mutlak. Tidak semua meteri dalam pelajaran dapat dijadikan meteri eksperimen karena terbatasnya biaya, fasilitas dan waktu. Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian. (Sudirman 1991, 165) Meskipun metode eksperimen memiliki beberapa kekurangan, tetapi tetap dianggap baik digunakan dalam pembelajaran asalkan dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan dilaksanakan secara efektif mengingat manfaat metode ini yang banyak membawa kemajuan dalam penguasaan konsep pada siswa. Dalam penelitian ini pelaksanaan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika mengikuti tahap-tahap sebagai berikut: Tabel 1. Tahap-Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen Tahap-Tahap Jenis Kegiatan Belajar Mengajar 1. Tahap persiapan 2. Tahap pelaksanaan 3. Tahap evaluasi 1. Guru menciptakan kondisi belajar untuk melaksanakan eksperimen dengan cara: Memberikan motivasi kepada siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Siswa melaksanakan kegiatan eksperimen Merumuskan masalah berdasarkan motivasi. Merumuskan hipotesis. Mengumpulkan data. Menguji hipotesis. 3. Guru meminta siswa melakukan kegiatan: Membuat kesimpulan atas kegiatan eksperimen yang dilakukan Membuat dan mengumpulkan laporan Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama (Djamarah, 2006 : 101) PF-233

Supardiyono / Implementasi Metode Eksperimen Dalam penelitian ini eksperimen dilakukan dengan menggunakan petunjuk yang telah dibuat oleh guru berupa lembar kegiatan siswa. Petunjuk ini dibuat untuk memberikan arah pada siswa dalam melakukan eksperimen dengan harapan tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan III. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian tindakan kelas yang tiap siklusnya terdiri dari: perencanaan, tindakan, refleksi dan revisi. Sasaran penelitian adalah siswa kelas VIII- A SMPN Maduran Lamongan. Instrumen penelitian terdiri dari : rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kegiatan siswa dan lembar observasi. Lembar kegiatan siswa merupakan panduan siswa dalam melakukan kegiatan Sedangkan lembar observasi berkaitan dengan sepuluh ketrampilan proses sains siswa. Lembar observasi merupakan suatu lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat (observer) dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan diprioritaskan pada ketrampilan proses siswa. Teknik analisis data digunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data hasil pengamatan (observasi) baik yang dilakukan oleh guru maupun pengamat selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dari observasi baik secara langsung maupun tidak langsung akan dikemukakan apa adanya sesuai dengan informasi yang diperoleh peneliti. Analisis ini dilakukan tiap siklus sebagai bahan revisi untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Deskriptif Berdasarkan hasil pengamatan yang ditekankan pada penilaian keterampilan proses sains siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Kemampuan merumuskan masalah Pada aspek ini siswa diharuskan mampu merumuskan masalah berdasarkan motivasi yang diberikan oleh guru. Dari hasil pengamatan pada kegiatan eksperimen I siswa masih belum bisa merumuskan masalah dengan baik. Kemudian guru memberikan arahan tentang bagaimana merumuskan masalah yang baik, sehingga pada kegiatan eksperimen II dan III banyak siswa yang dapat merumuskan masalah berdasarkan motivasi yang disampaikan dengan baik dan benar. Dari data hasil pengamatan terlihat bahwa adanya peningkatan kemampuan siswa dalam merumuskan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah bisa merumuskan masalah dengan baik dan benar pada kegiatan eksperimen dengan materi pembiasan cahaya. 2. Kemampuan merumuskan hipotesis Pada aspek ini siswa diharapkan dapat merumuskan hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan. Dari hasil pengamatan pada kegiatan eksperimen I siswa masih belum bisa merumuskan hipotesis dengan baik dan benar. Sedangkan pada kegiatan eksperimen II dan III, banyak siswa yang telah dapat merumuskan hipotesis dengan baik dan benar hal ini karena guru selalu memberikan arahan pada siswa. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat terlihat bahwa adanya peningkatan kemampuan siswa dalam merumuskan hipotesis. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah bisa merumuskan hipotesis dengan baik dan benar pada kegiatan eksperimen dengan materi pembiasan cahaya. 3. Kemampuan menentukan variabel eksperimen Pada aspek ini siswa mampu menentukan variabel yang harus ditentukan berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan. Variabel-variabel eksperimen yang ditentukan sendiri oleh siswa terdiri atas tiga variabel yaitu: variabel menipulasi, variabel respon dan variabel kontrol. Pada kegiatan eksperimen I, banyak siswa yang masih mengalami kesulitan untuk menentukan variabel manipulasi, variabel kontrol dan variabel respon. Kemudian siswa diberi arahan lebih lanjut sehingga pada kegiatan eksperimen II dan III telah banyak siswa yang berhasil dalam menentukan variabel variabel Dari hasil pengamatan yang dilakukan nampak adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menentukan variabel-variabel eksperimen dengan baik. Hal PF-234

ini menunjukkan bahwa siswa sudah bisa menentukan variabel variabel penelitian dengan baik dan benar. 4. Kemampuan mempersiapkan alat Pada aspek ini siswa diharapkan dapat mempersiapkan alat alat yang digunakan dalam kegiatan Hal ini diharapkan menumbuhkan sikap mandiri dan tidak bergantung pada orang lain dalam mempersiapkan Berdasarkan data hasil pengamatan nampak bahwa pada kegiatan eksperimen I siswa masih banyak yang kurang dapat mempersiapkan peralatan saat eksperimen, hal ini disebabkan siswa masih binggung dalam memilih peralatan yang akan digunakan karena mereka baru mengenal alat tersebut. 5. Kemampuan merangkai alat Pada aspek ini siswa diharapkan dapat merangkai alat dengan benar berdasarkan modul yang telah diberikan. Pada kegiatan ekperimen I banyak siswa yang belum bisa memahami gambar rancangan ekperimen yang digunakan sehingga hasil rangkaiannya juga banyak yang salah. Tetapi pada kegiatan eksperimen II dan III telah banyak siswa yang berhasil merangkai alat sesuai dengan modul. Hal ini karena guru memberikan arahan pada siswa pada akhir kegiatan 6. Kemampuan menggunakan alat ukur Pada aspek ini diharapkan siswa mampu menggunakan alat ukur dengan baik dan benar. Pada kegiatan eksperimen ini banyak siswa yang dapat menggunakan alat ukur dengan baik dan benar, hal ini karena alat ukur yang dipakai dalam eksperimen ini telah biasa mereka gunakan pada ekegiatan eksperimen sebelumnya. 7. Kemampuan menuliskan data eksperimen Pada aspek ini siswa mampu menuliskan data eksperimen yang diperoleh darikegiatan penilaina pada aspek ini ditekankan pada kemampuan siswa menuliskan data eksperimen dalam notasi ilmiah, serta penggunaan satuan yang benar. Kemampuan siswa dalam menuliskan hasil eksperimen pada kegiatan eksperimen I masih kurang baik. Guru kemudian memberikan bimbingan pada penulisan hasil eksperimen II sehingga pada kegiatan eksperimen III telah banyak siswa yang berhasil menuliskan hasil eksperimen dengan baik dan benar. 8. Kemampuan menganalisis data eksperimen Pada aspek ini siswa mampu melakukan kegiatan menganalisis data hasil eksperimen yang telah mereka lakukan. Dari hasil pengamatan pada kegiatan eksperimen I siswa masih belum lengkap dan baik dalam menganalisis data kemudian guru memberikan arahan serta bimbingan untuk kegiatan eksperimen II. Pada eksperimen II dan III sudah banyak siswa yang mampu melakukan analisis dengan baik data yang diperoleh. 9. Kemampuan mempresentasikan hasil eksperimen Pada aspek ini siswa mampu mempresentasikan hasil praktikum yang dilakukannya. Hal ini menunjukkan bahwa mereka berani mempresentasikan dan mempertanggung jawabkan hasil analisis data yang diperoleh dalam kegiatan praktikum di depan kelas. Pada presentasi pertama siswa sudah mampu dalam mempresentasikan hasil analisis data dengan baik tetapi belum secara keseluruhan tiap-tiap kelompok memperesentasikan dengan baik. Namun pada presentasi kedua, setelah siswa diberi arahan tentang bagaimana melakukan presentasi yang baik dan benar hampir seluruh kelompok dapat melakukan presentasi dengan benar. Sedangkan pada presentasi ketiga seluruh kelompok sudah dapat melakukan presentasi dengan baik dan benar. Dengan demikian tampak bahwa adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah mampu dengan baik menyampaikan suatu informasi melalui kegiatan presentasi. 10. Kemampuan menyimpulkan hasil eksperimen Pada aspek ini siswa mampu menyimpulkan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan Penilaian aspek ini ditekankan pada bagaimana keterkaitan antara kesimpulan yang diungkapkan dengan rumusan masalah dan tujuan Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil eksperimen pada kegiatan eksperimen I hasilnya cukup baik. Sedangkan pada kegiatan eksperimen II dan III siswa sudah dapat menyimpulkan data eksperimen dengan sangat baik Sehingga tampak bahwa adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah mampu dengan baik menarik suatu kesimpulan berdasarkan kegiatan yang mereka lakukan. PF-235

Supardiyono / Implementasi Metode Eksperimen 4.2. Pembahasan Tabel 2. Persentase Ketrampilan Proses Sains NO Aspek Penilaian Persentase Siswa Memiliki Keterampilan Proses Sains Kategori Baik Dan Sangat Baik Eksperimen 1 Eksperimen 2 Eksperimen 3 1 Merumuskan masalah 43,59 % 71,79 % 84,62 % 2 Merumuskan hipotesis 51,28 % 66,67 % 82,05 % 3 Menentukan variabel dalam eksperimen 48,72 % 71,79 % 79,49 % 4 Persiapan peralatan sebelum 53,85 % 74,36 % 71,79 % 5 Merangkai alat sesuai rancangan 51,28 % 61,53 % 87,18 % 6 Menggunakan alat ukur dalam 48,72 % 69,23 % 82,05 % 7 Menuliskan data eksperimen pada laporan. 58,97 % 69,23 % 71,79 % 8 Menganalisis data hasil 56,41 % 61,53 % 82,05 % 9 Mempresentasikan hasil 53,85 % 66,67 % 79,49 % 10 Menyimpulkan hasil 43,59 % 74,36 % 82,05 % Persentase Rata - Rata 51,03 % 68,72 % 80,26 % Berdasarkan tabel di atas tentang hasil analisis deskriptif data pengamatan yang diperoleh pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran didapatkan persentase rata rata siswa yang memiliki kemampuan keterampilan proses sains berkategori baik dan sangat baik pada eksperimen I sebesar 51,03 %, pada eksperimen II sebesar 68,72 % dan pada eksperimen III sebesar 80,26 %. Terlepas dari hasil siswa yang kurang baik dalam beberapa aspek kinerja keterampilan proses sains diatas, setidaknya pembelajaran dengan metode eksperimen bisa membantu siswa berlatih meningkatkan kemampuan kinerja keterampilan proses sains, sehingga dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnya siswa bisa lebih aktif. Selain itu pembelajaran yang dihasilkan pada akhirnya mendapatkan budaya kerja serta penerapan konsep dan informasi yang baik dalam memahami materi pembiasan cahaya. Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen dapat meningkatkan kinerja keterampilan siswa. V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan data yang terkumpul dari tes dan lembar observasi, maka peneliti berkesimpulan: Pada hasil analisis kinerja keterampilan proses sains, persentase rata-rata kemampuan proses sains berkategori baik dan sangat baik yang dimiliki siswa pada eksperimen I sebesar 51,03 %, eksperimen II sebesar 68,72 % dan pada eksperimen III sebesar 80,26 %. Maka dapat disimpulkan bahwa selama pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen kinerja keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan. 5.2. Saran Berdasarkan hasil yang didapatkan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan saran: Penggunaan metode eksperimen ini sebagai salah satu solusi dalam pemilihan metode pembelajaran khususnya fisika. PF-236

Penelitian ini dapat ditindak lanjuti untuk pengembangan metode eksperimen dengan menggunakan materi yang berbeda ataupun dengan matapelajaran yang lain dengan tujuan untuk lebih mengetahui manfaat metode DAFTAR PUSTAKA Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Disampaikan Dalam Rangka Rapat Kerja Kepala SD-SMP-SMA-SMK se Kota Surabaya Tanggal 6-15 November 2006. Jakarta: Depdiknas. Djamarah & Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP, MTs dan SMPLB Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas. Mulyasa. E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik Dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nur, Mohamad. 2002. Keterampilan-Keterampilan Proses Sains. Makalah Yang Disampaikan Pada Pelatihan Pembelajaran Yang Berkaitan Dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi Kepada Para Guru MIPA SMU Negeri Kabupaten Sidoarjo Pada Tanggal 13-14 Maret 2002 Di Pusat Sains Dan Matematika Sekolah Program Pascasarjana Unesa. Surabaya: Upres UNESA. Prabowo. 1993. Metodologi Penelitian. Surabaya: Upres IKIP Surabaya. Sudjana. 1996. Metoda Statistik. Bandung: Tarsino. Sudirman dkk. 1991. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suharsimi A. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Yogyakarta: Bumi Aksara. Supriyadi. 2003. Kajian Penilaian Belajar Fisika. Technical Cooperation Project For Decelopment Of Science Mathemathics Teaching For Primary And Secondary Edukation In Indonesia (IMSTEP). Sunarti, Titin & Wasis. 2005. Restrukturisasi Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA UNESA. Penelitian tidak dipulikasikan. Surakhmad, Winarno. 1986. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars. PF-237