BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya telah siap mendukung kegiatan tersebut. Oleh karenanya, pusat kota akan menjadi semakin padat dan perlu diupayakan optimalisasi lahan. Pembangunan juga diprioritaskan untuk bangunan yang bersifat vertikal. Kota Medan yang merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, yakni setelah Jakarta dan Surabaya, juga berupaya mengoptimalkan penggunaan lahan di pusat kotanya. Apalagi mengingat pertumbuhan penduduk kota Medan yang semakin tahun semakin meningkat, tentunya perlu diimbangi dengan penyediaan fasilitas untuk melayani kebutuhan kota. Selain itu, gaya hidup masyarakat yang modern dengan segala aktivitasnya menuntut adanya kemudahan, terutama dalam pencapaian, sehingga kebanyakan terpusat di kota. Akan tetapi, kendala yang dihadapi adalah keterbatasan dan tingginya harga lahan di perkotaan, sedangkan kebutuhan akan berbagai fungsi bangunan di kota semakin meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu suatu usaha untuk mengurangi kecenderungan penggunaan lahan yang tidak efisien dan efektif. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui pembangunan yang mencakup berbagai fungsi dan kegiatan di dalamnya atau yang disebut multifungsi. Proyek multifungsi juga menjadi tren di kalangan pengembang besar seperti di Jakarta. Mereka menawarkan beberapa proyek sekaligus dalam satu lokasi yang umumnya berupa kawasan hunian yang dipadukan dengan pusat bisnis, kantor, dan pusat belanja. Hal ini tentunya sesuai dengan kebutuhan masyarakat zaman sekarang yang tinggal, bekerja dan berbelanja di satu tempat saja. Untuk mewujudkan konsep one stop business di pusat kota Medan, serta meningkatkan kegunaan lahan maka muncul gagasan untuk mewujudkan bangunan yang bersifat multifungsi di kawasan pusat kota, yaitu di jalan Palang Merah Medan. 1
Dilihat dari bidang usaha potensial untuk perekonomian kota Medan, kegiatan perdagangan, hotel dan restoran mendominasi. Apalagi Medan yang kini merupakan pintu gerbang masuknya wisatawan, para investor tidak ragu untuk menginvestasikan modal mereka, salah satunya untuk pembangunan akomodasi berupa hotel. Di samping merupakan akomodasi untuk menampung wisatawan baik mancanegara maupun lokal, hotel juga menjadi suatu kebutuhan di era global ini. Bisnis perhotelan diyakini mampu mendatangkan banyak devisa bagi negara. Selain hotel, investasi di Medan juga mendorong munculnya kebutuhan terhadap fungsi komersial lain, yaitu perkantoran. Keinginan perusahaan untuk memiliki ruang perkantoran di pusat kota sekarang agak sulit. Untuk mewadahi kebutuhan tersebut, fungsi kantor sewa sangatlah cocok untuk ditempatkan di pusat kota. Kantor sewa yang dibangun tentunya harus memiliki efisiensi dan efektivitas dalam berbagai hal. Semakin banyak keunggulan yang dimiliki dan ditawarkan sebuah perkantoran, maka persentase luas kantor yang disewa juga akan meningkat. Selain itu, kedua fungsi tersebut harus didukung fungsi lainnya yaitu fasilitas perbelanjaan seperti shopping mall yang menjadi generator aktivitas di kawasan tersebut. Dengan adanya bangunan multifungsi, diharapkan kota Medan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan wisatawan serta menuju ke arah yang lebih baik. Proyek ini juga menyerap banyak tenaga kerja sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran di kota Medan ini. Selain itu, proyek multfungsi juga berfungsi untuk menyiasati suasana sepi pada waktu tertentu akibat single land use yang terdapat di kota selama ini. Keuntungan lainnya dari konsep multifungsi ini adalah mampu memenuhi gaya hidup masyarakat zaman sekarang yang melakukan aktivitas beragam dalam satu lokasi sehingga dapat mencapai aksesibilitas yang cepat dan meningkatkan efisiensi waktu. 1.2 Maksud dan Tujuan Proyek Adapun maksud dan tujuan dari perancangan ini adalah: Mengoptimalkan dan meningkatkan kegunaan lahan, khususnya di area perkotaan. Menyediakan efektivitas bagi masyarakat melalui kemudahan pencapaian dalam melakukan aktivitas yang terintegrasi dalam satu lokasi. 2
Menghidupkan kawasan kota untuk meningkatkan kualitas dan karakter visual kota baik secara tatanan fisik maupun fungsional dengan memanfaatkan potensi yang ada. Menyediakan akomodasi bagi para pengunjung yang melakukan kegiatan bisnis, berdagang, menginap di kota Medan dengan berbagai fasilitas dan pelayanan yang menarik dan nyaman sesuai kebutuhan pengguna. Meningkatkan pertumbuhan perekonomian di kota Medan melalui peningkatan di bidang komersil. Menyerap tenaga kerja sehingga mampu mengurangi tingkat pengangguran di kota. 1.3 Perumusan Masalah Permasalahan yang dihadapi dalam kasus ini adalah: Bagaimana mewujudkan bangunan yang mampu menampung berbagai fungsi kegiatan yang terintegrasi pada satu lokasi di pusat kota. Bagaimana mengatasi permasalahan pada desain seperti aksesibilitas, sirkulasi, aktivitas, fungsi, kenyamanan, utilitas, pencahayaan, keamanan, dan dimensi ruang. Bagaimana mengatasi terbatasnya lahan yang berada pada pusat kota. Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema terhadap desain agar tercipta bangunan yang sesuai dan tanggap terhadap lingkungan di sekitarnya. Bagaimana menciptakan ruang luar dan ruang dalam yang nyaman untuk kegiatan dan harmonis sehingga dapat menunjang interaksi manusia dengan lingkungan di sekitarnya, serta tidak merusak kualitas ruang kota. 1.4 Pendekatan Pendekatan dalam penyelesaian masalah pada perancangan dilakukan dengan: Studi literatur untuk memahami persyaratan mengenai bangunan multifungsi, mendapatkan data awal dan landasan teori tentang proyek, referensi mengenai standar perancangan hotel, kantor dan shopping mall serta syarat-syarat yang dibutuhkan dalam perancangannya, yang diperoleh melalui buku dan berbagai standar. Studi lokasi yang berkaitan dengan karakteristik, aktivitas, fungsi eksisting, potensi kawasan, serta permasalahan yang terdapat pada kawasan tersebut. Studi banding untuk mengetahui program ruang, konsep rancangan, data tentang proyek sejenis, fasilitas pendukung dalam bangunan, melakukan pendekatan terhadap 3
permasalahan yang terjadi pada proyek sejenis yang diperoleh melalui berbagai sumber seperti buku, internet, dan sumber penting lainnya. 1.5 Lingkup Batas Lingkup atau batasan proyek ini meliputi: Perancangan bangunan multifungsi berupa hotel bisnis, kantor sewa yang didukung oleh shopping mall dengan memperhatikan potensi yang terdapat pada kawasan tersebut. Perancangan memperhatikan aspek fisik dan non fisik, seperti perancangan tapak, massa bangunan, estetika, pemakai, pengunjung, struktur, kebutuhan ruang, sirkulasi dalam dan luar, fungsi bangunan di sekitar, gaya bangunan, intensitas pembangunan di sekitarnya, dll. 1.6 Kerangka Berpikir Adapun kerangka berpikir dalam penyusunan laporan ini dapat dilihat pada Diagram 1.1 yaitu: Feedback Diagram 1.1 Kerangka Berpikir 4
1.7 Sistematika Laporan Adapun sistematika dalam penulisan laporan ini adalah: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang pemilihan, maksud dan tujuan, perumusan masalah, pendekatan, lingkup batas, kerangka berpikir dan sistematika laporan. BAB II TINJAUAN UMUM Berisi tentang pengertian dan kriteria bangunan multifungsi secara umum, serta kriteria hotel, kantor dan shopping mall. BAB III TINJAUAN KHUSUS Berisi tentang penjelasan proyek, potensi daerah, lokasi, kriteria pemilihan site dan studi banding proyek sejenis. BAB IV ELABORASI TEMA Berisi tentang pengertian, latar belakang pemilihan tema, keterkaitan tema dengan judul, tinjauan tema dan studi banding bangunan dengan tema sejenis. BAB V ANALISIS Berisi tentang analisa kondisi tapak dan bangunan, masalah, potensi, pemecahan masalah, pemakai dan aktivitas, kebutuhan ruang, organisasi ruang, penzoningan, dan program ruang. BAB VI KONSEP PERANCANGAN Berisi tentang konsep tapak, bangunan, struktur, dan sistem utilitas bangunan yang akan dipakai. BAB VII PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi gambar-gambar hasil perancangan bangunan dan foto maket. 5