BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rata-rata dengan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan hal paling penting dalam diri manusia untuk menjadikan kita individu yang patuh dan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Bentuk Partisipasi Orang tua Terhadap Pelaksanaan. Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

I. PENDAHULUAN. tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN. hasil temuan yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Konsep Internalisasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMPN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2009), hlm Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB IV PELAKSANAAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM MENANAMKAN NILAI KEDISIPLINAN SISWA MI MIFTAHUL AKHLAQIYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI HUKUMAN (Studi Tentang Pandangan Stakeholder di SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sekolah. Kedisiplinan itu ditunjukkan dengan sikap dan perilaku siswa dalam

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Dalam Negara manapun remaja adalah penerus. pertanda akan merosotnya akhlak anak bangsa. 1

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semua orang, terutama menjadi guru maupun lingkungan masyarakat. Karena

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

Transkripsi:

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman kedisiplinan siswa di MI Nurussibyan. Wawancara yang dilaksanakan untuk memperoleh data problematika penanaman kedisiplinan siswa. Hasil wawancara diperkuat dengan observasi langsung dan melihat dokumentasi berupa penanaman kedisiplinan yang telah dilakukan oleh seorang guru. Penulis juga melakukan pengamatan ketika pembelajaran berlangsung di kelas serta diluar kelas dan melakukan studi dokumentasi. 1. Problematika Penanaman Kedisiplinan Siswa MI Nurussibyan a. Problematika Penanaman Kedisiplinan Siswa MI Nurussibyan Problematika penanaman kedisiplinan menjadi hantu bagi dunia pendidikan terlebih persaingan global dan modernisasi zaman yang sangat merajalela. Guru dituntut dapat mengajar dan mendidik siswanya dengan baik demi terwujudnya generasi yang cerdas, berakhlak mulia dan dapat berperilaku disiplin. 49

Perubahan kurikulum dari kurikulum 2013 ke KTSP lagi, tidak meruntuhkan semangat Bapak/Ibu guru untuk mendidik perilaku siswanya. Namun ada ibarat di setiap menanam padi pasti tumbuh rumput. maksudnya walaupun Bapak/Ibu guru mengajari berperilaku disiplin pasti ada siswa yang berperilaku tidak disiplin. Hal ini yang dirasakan Ibu Masamah, S. Ag. di tahun pelajaran ini. Tahun pelajaran 2015/2016 Kedisiplinan siswa MI Nurussibyan baik tetapi berkurang sedikit, ujar Masamah, S. Ag. selaku kepala sekolah. 39 Katanya banyak yang keluar kelas saat pembelajaran, baju tidak dimasukkan, belum sepenuhnya menggunakan atribut sekolah, dan ada siswa1-3 yang terlambat masuk sekolah. Menurut Masamah, S. Ag. mendidik anak zaman sekarang beda dengan zaman dulu, kalau dulu siswa di nasehati nurut, tapi tidak dengan sekarang, bahkan ketika ada guru di kelas sedang menjelaskan materi ada siswa yang keluar masuk kelas tanpa izin dan ngobrol dengan teman sebelahnya sendiri. 40 Lain halnya dengan Nur Sahid, S. Pd. I dan Siti Nur Khamidah, S. Pd. I, beliau lebih tahu dan paham betul dengan sikap serta tingkah laku siswanya dalam lingkungan sekolah setiap hari, karena beliau lah yang mengajar kelas sekaligus menjadi wali kelas untuk 39 Wawancara Kepala Sekolah, 18 Maret 2015, hlm. 8. 40 Wawancara Kepala Sekolah, 18 Maret 2015, hlm. 8. 50

kelas 4 ( Nur Sahid, S. Pd. I) dan kelas 6 (Nur Khamidah, S. Pd. I). Dari pendapatnya yaitu: Problematika penanaman kedisiplinan siswa MI Nurussibyan yang paling menonjol ialah keluarga, guru itu sendiri, lingkungan masyarakatnya dan diri siswanya sendiri 41 Dari beberapa pendapat diatas jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa problematika penanaman kedisiplinan siswa MI Nurussibyan adalah sekolah, keluarga, guru, lingkungan masyarakat dan diri siswa itu sendiri. Kurang Kedisiplinan yang dirasakan oleh guru MI Nurussibyan masih dalam taraf sedang sebagai seorang siswa, karena masih ada beberapa siswa yang berperilaku disiplin, dan semua itu masih dapat diatasi oleh Bapak Ibu guru sebagai seorang pendidik. b. Cara-cara penanaman Kedisiplinan Unsur-unsur penanaman kedisiplinan merupakan hasil pembinaan dan pendidikan yang terbentuk dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Untuk mencapai kedisiplinan yang tinggi diperlukan cara atau metode yang baik. Cara-cara yang dilakukan dalam penanaman kedisiplinan yaitu pertama penanaman kedisiplinan didasarkan cinta kasih, kedua penanaman 41 Wawancara Guru, 14 Maret 2016, hlm. 13 dan 22. 51

kedisiplinan dengan motivasi, ketiga penanaman kedisiplinan dengan hukuman dan hadiah. Supaya penanaman disiplin betul-betul efektif dan menghasilkan disiplin, maka cara-cara penanaman kedisiplinan digunakan secara kombinasi. 42 Cara-cara yang dilakukan dalam penanaman kedisiplinan sudah dilakukan. Menurut Dolet Unaradjan menjelaskan bahwa hal-hal pokok dalam menanamkan kedisiplinan mempunyai empat unsur pokok, yaitu: aturan-aturan, hukuman, imbalan, konsistensi. 43 Dari keempat unsur di atas MI Nurussibyan berupaya untuk memenuhi keempat unsur tersebut. Keempat unsur diatas saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Untuk menciptakan kedisiplinan. 44 Karena aturan merupakan kunci pokok dalam melatih kedisiplinan anak. Aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah harus betul-betul ditaati dan dijalankan oleh semua siswa-siswi MI Nurussibyan. Kemudian hukuman dan penghargaan diberikan untuk memberikan pelajaran bagi anak yang melakukan pelanggaran, dalam rangka memberikan pelajaran terhadap sesuatu yang ia lakukan. Semua unsur-unsur 42 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin,..., hlm. 24. 43 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin,..., hlm. 15-16. 44 Wawancara kepala sekolah, 18 Maret 2016, hlm. 10. 52

disiplin tersebut setelah disusun dan disetujui hendaknya dijalankan sesuai dengan tata tertib yang ada, karena semua itu bagian dari alat-alat pendidikan yang berfungsi sebagai alat motivasi belajar siswa. Selain keempat unsur tersebut terdapat beberapa bentuk kedisiplinan. Adapun bentuk kedisiplinan yang diterapkan di MI Nurussibyan Tawangharjo Grobogan adalah sebagai berikut: 1) Disiplin Belajar Belajar juga membutuhkan kedisiplinan dan keteraturan. Dengan disiplin belajar setiap hari, lama kelamaan kita akan menguasai bahan tersebut. Di dalam pendidikan, kewajiban sebagai guru adalah mendorong anak didik untuk selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, selalu mengembangkan dirinya, dan selalu tertib dalam melaksanakan tugas tanpa terbebani. Di MI Nurussibyan disiplin belajar ditandai dengan himbauan guru selaku pendidik untuk senantiasa mendorong dan memotivasi kepada siswa-siswi untuk senantiasa rajin belajar. Selain dorongan dan motivasi yang diberikan kepada setiap siswanya, Guru juga memberikan tugas kepada siswa-siswi 53

baik di dalam kelas maupun tugas rumah supaya anak dapat belajar di rumah. 45 Himbauan tersebut disambut baik oleh anak-anak, sehingga dengan sadar mereka berusaha untuk mengamalkan sikap ini dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan ini sedikit demi sedikit akan menumbuhkan sikap disiplin belajar bagi anak. 2) Disiplin Waktu Disiplin waktu menjadi sorotan utama terhadap kepribadian seseorang. Waktu juga menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Waktu yang kita miliki itu terbatas hanya 24 jam dalam satu hari satu malam. Jika waktu itu tidak kita gunakan dengan sebaikbaiknya, maka tidak terasa waktu itu telah habis dan terbuang sia-sia. Dalam kegiatan pembelajaran, banyak sekali hal-hal yang dilakukan untuk menanamkan disiplin waktu, diantaranya pembuatan jadwal pembelajaran yang ditata sedemikian rupa agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 45 Wawancara Guru, 10 Maret 2016, hlm. 16. 54

Seperti halnya di MI Nurussibyan masuk sekolah pukul 07.00WIB, sebelum masuk ke kelas siap baris, membaca Do a, membaca ayat-ayat suci Al-Qur an, membaca Asmaul Husna, dilanjut pembelajaran, salat berjamaah dan pulang sekolah pukul 12.30WIB. 46 Disiplin waktu menjadi hal yang sangat menentukan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, karena ketika waktu mulai tidak terkontrol secara baik maka kegiatan yang akan berlangsung akan mengalami kendala. 3) Disiplin Ibadah Disiplin ibadah juga ditekankan kepada semua siswa-siswi MI Nurussibyan. Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan untuk menerapkan disiplin ibadah diantaranya adalah dengan melaksanakan salat berjamaah. Penanaman disiplin ibadah ini dilakukan melalui kegiatan salat dhuhur berjamaah dan salat sunah dhuha berjamaah. Kegiatan ini diwajibkan kepada semua peserta didik, baik itu laki-laki maupun perempuan. 47 46 Dokumentasi MI Nurussibyan, hlm. 55 dan 57. 47 Wawancara Guru, 10 Maret 2016, hlm. 17. 55

Kegiatan ini dilaksanakan untuk melatih siswa agar mempunyai kesadaran sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sehingga diharapkan siswa mempunyai hubungan yang baik, baik itu hubungan dengan Sang Pencipta maupun hubungan dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Untuk hubungan sesama manusia, siswa dilatih untuk bersikap jujur baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. 4) Disiplin Sikap Disiplin mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi starting point untuk menata prilaku orang lain. Misalnya, disiplin untuk tidak marah, tergesa-gesa dan gegabah dalam bertindak. Dalam penerapan disiplin sikap MI Nurussibyan masih dirasa belum maksimal karena anak belum mampu mengontrol diri baik dalam mengucapkan maupun dalam bersikap. Hal ini dikarenakan pada usia mereka pengendalian emosinya masih sangat labil, kadang naik kadang turun, bahkan ketika dipaksa anak akan melakukan pemberontakan. Sikap yang diperhatikan guru dalam menanamkan disiplin peserta didik adalah sebagai berikut : a) Kasih sayang terhadap peserta didik b) Memperhatikan kemampuan peserta didik 56

c) Tegas dan sopan d) Bertindak adil. 48 c. Faktor yang mempengaruhi Setiap masalah pasti ada penyebabnya. Problematika penanaman kedisiplinan siswa MI Nurussibyan ada beberapa faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. 1) Faktor Eksternal a) Keluarga, dalam hal ini kurangnya kasih sayang, nasihat, perhatian orang tua dan pembiasaan berperilaku disiplin tidak diberikan kepada anak menjadi salah satu faktor penyebab problematika penanaman kedisiplinan anak. Jika kasih sayang, nasehat, perhatian diberikan lebih maka anak tidak berperilaku seenaknya sendiri, serta pembiasaan berperilaku disiplin dibiasakan secara teratur pada diri anak. 49 b) Sekolah, dalam hal ini sekolah mempunyai tata tertib yang harus ditaati, Maka peran seorang guru dibutuhkan dalam menanamkan kedisiplinan dan tidak menaati tata tertib harus diberi peringatan mengawasi perilaku siswa, jika ada siswa 48 Wawancara Guru, 10 Maret 2016, hlm. 18. 49 Wawancara Kepala Sekolah, 18 Maret 2016, hlm 8. 57

yang, nasehat dan sanksi agar siswa-siswi kapok tidak melanggar tata tertib. 50 c) Lingkungan. Teman dan masyarakat yang mengajari kurang baik dalam kehidupan sehari-hari. 51 d) Faktor Internal. Faktor sikap, seseorang mempunyai sikap berbeda-beda ada yang sudah berperilaku disiplin ada yang belum. Khamidah, S. Pd. I, mengatakan: Siti Nur saya sering mengingatkan dan menasehati anak jika anak tidak berperilaku disiplin tetapi anaknya ada yang nurut ada yang tidak namanya juga anak ada yang bandel ada yang tidak. 52 2. Cara Meningkatkan Kedisiplinan siswa Pendidikan merupakan suatu wadah untuk mengajar dan mendidik siswa, dari siswa belum tahu menjadi tahu, dari siswa tidak berlaku disiplin menjadi berperilaku disiplin. Sesuai dengan VISI MI Nurussibyan Perilaku disiplin. 53 50 Wawancara Guru, 10 Maret 2016, hlm. 16. 51 Wawancara Masyarakat, 16 Maret, 2016, hlm. 32. 52 Wawancara Guru, 14 Maret 2016, hlm. 20. 53 Dokumentasi MI Nurussibyan, hlm. 37. 58

Untuk itu tidak ada pendidikan yang membiarkan anak didiknya tidak berakhlak dan berperilaku disiplin. Dalam kesempatan, Ibu Darmi juga menaruh harapan besar kepada MI Nurussibyan : Agar anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah, berakhlakul karimah, disiplin, cerdas, terampil, serta mandiri disaat problematika penanaman kedisiplinan merajalela. 54 Di MI Nurussibyan dalam mengatasi problematika penanaman kedisiplinan siswa punya cara tersendiri dalam berbagai bentuk model pendidikan, yang semuanya cocok dengan karakter siswa MI Nurussibyan. Menurut Masamah S. Ag, berikut ini adalah model pendidikan dalam cara meningkatkan penanaman kedisiplinan siswa MI Nurussibyan yaitu Pertama, guru. diharapkan seorang guru membuat pembelajaran semenarik mungkin dan lebih tegas ketika melihat siswa siswi tidak berperilaku sesuai dengan aturan. Kedua keluarga lebih memperhatikan anaknya, ketiga teman, diharapkan sebagai orang tua harus mengawasi temannya, memberikan dampak positif atau dampak negatif untuk perkembangan anak. keempat masyarakat menanamkan nilai moral dan agama. 55 54 Wawancara Wali Murid, 15 Maret 2016, hlm. 31. 55 Wawancara Kepala Sekolah, 18 Maret 2016, hlm. 10. 59

Menurut siti Nur Khamidah, S. Pd.I, berikut ini cara meningkatkan penanaman kedisiplinan siswa MI Nurussibyan yaitu: pertama memberikan motivasi. kedua nasehat, ketiga kerjasama dengan lingkungan sekitar. Keempat Pemberian hadiah dan hukuman. 56 Menurut Qomariyah, S. Pd. I berikut ini cara meningkatkan penanaman kedisiplinan siswa MI Nurussibyan yaitu: Pertama pemberian cinta kasih. Kedua, bimbingan, ketiga, harus adanya pengawasan dari orang tua. Keempat membiasakan anak berdisiplin waktu, ibadah, sikap, dan belajar. 57 Menurut Nur sahid, S. Pd. I, berikut ini cara meningkatkan penanaman kedisiplinan siswa MI Nurussibyan yaitu: Pertama membuat skenario pembelajaran yang semenarik mungkin dala proses pembelajaran, Kedua, Pemberian bimbingan diluar KBM dilakukan seinggu 2x/3x. ketiga, sosialisai dengan orang tua murid, keempat diharap siswa mau berperilaku disiplin. 58 56 Wawancara Guru, 14 Maret 2016, hlm. 22. 57 Wawancara Guru, 10 Maret 2016, hlm. 18 58 Wawancara Guru, 10 Maret 2016, hlm. 14. 60

B. Analisis Data Dari Observasi, wawancara dan dokumentasi yang peneliti lakukan di MI Nurussibyan, peneliti dapat memberikan analisis data mengenai Problematika Penanaman Kedisiplinan Siswa MI Nurussibyan sebagai berit. 1. Analisis Problematika Penanaman Kedisiplinan Problematika penanaman kedisiplinan ialah masalah-masalah yang berkaitan membentuk sikap disiplin. Dalam dunia pendidikan problematika penanaman kedisiplinan siswa menjadi hantu bagi sekolah, khususnya MI Nurussibyan sendiri. Di MI Nurussibyan pada Tahun Ajaran 2015/2016 kedisiplinan anak didik sedikit berkurang hal ini dipicu oleh Pertama, keluarga. Diantaranya kurangnya pendidikan dari orang tua. Perhatian serta pengawasan kepada anak mengakibatkan anak kurang bersikap disiplin di sekolah. 59 Kedua, sekolah. Dalam pendidikan dan penanaman yang dialami di sekolahan, dalam pembina atau pendidik, yaitu guru. 60 Dalam hal ini guru kurang memperhatikan siswa yang kurang disiplin dikelas, kedua dalam pembelajaran guru kurang menarik dalam mengajar Ketiga, 59 Wawancara Kepala Sekolah, 18 Maret 2016, hlm. 8. 60 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin..., hlm. 22. 61

masyarakat. Masyarakat mempunyai norma-norma untuk mengatur kehidupan masyarakat. Diantaranya adalah norma agama dan moral. Penanaman kedisiplinan perlu dilakukan menurut norma-norma tersebut. 61 Masyarakat sekitar dapat mempengaruhi perilaku siswa yaitu ketika masyarakat sekitar berperilaku disiplin maka secara tidak langsung anak akan terbiasa hidup disiplin sesuai dengan peraturan yang ada dimasyarakat. Keempat, faktor intern siswa karena sudah didisiplinkan oleh guru tetapi siswa tidak berperilaku disiplin dari sikap siswa itu sendiri mengakibatkan siswa banyak melanggar tata tertib di sekolah. 62 Dari gambaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa di MI Nurussibyan memiliki kekurangan dalam hal menangani problem kedisiplinan yaitu a. Keluarga kurang perhatian dan pengawasan pada anak. b. Guru kurang memperhatikan sikap dan perilaku peserta didiknya saat proses pembelajaran. Oleh karena itu diharapkan pendidik lebih jeli dan sungguh-sungguh dalam mendisiplinkan peserta didik. c. Masyarakat karena masyarakat yang tidak taat peraturan sehingga memberi contoh perilaku tidak disiplin. 61 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin..., hlm. 23. 62 Wawancara Kepala Sekolah, 18 Maret 2016, hlm. 9. 62

d. Siswa karena siswa terbiasa tidak berprilaku disipin 2. Analisis Cara Penanaman Kedisiplinan Cara-cara yang dilakukan dalam penanaman kedisiplinan yaitu pertama penanaman kedisiplinan didasarkan cinta kasih, kedua penanaman kedisiplinan dengan motivasi, ketiga penanaman kedisiplinan dengan hukuman dan hadiah. 63 Atas dasar inilah MI Nurussibyan berupaya untuk menanamkan kedisiplinan kepada peserta didiknya melalui kegiatan pembelajaran. Dengan modal kedisiplinan tersebut diharapkan mampu membentuk dan menghasilkan anak-anak bangsa yang mempunyai sikap dan karakter yang baik. Ada empat nilai kedisiplinan yang diterapkan di MI Nurussibyan Tawangharjo tersebut, yakni disiplin waktu, disiplin ibadah, disiplin dalam menaati peraturan, disiplin sikap. Pertama adalah disiplin belajar. Belajar juga membutuhkan kedisiplinan dan keteraturan. Dengan disiplin belajar setiap hari, lama kelamaan kita akan menguasai bahan tersebut. 64 Di MI Nurussibyan disiplin belajar ditandai dengan himbauan Guru kelas selaku pendidik untuk senantiasa mendorong dan memotivasi kepada semua peserta didik 63 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin..., hlm. 24-25. 64 Purwanto, Orang Muda Mencari Jati...,hlm. 147. 63

untuk senantiasa rajin belajar baik di dalam kegiatan pembelajaran maupun diluar kegiatan pembelajaran. Selain dorongan dan motivasi yang diberikan kepada semua peserta didik tersebut, Guru juga memberikan tugas kepada mereka baik di dalam kegiatan pembelajaran maupun tugas rumah supaya anak dapat belajar di rumah. 65 Imbauan tersebut disambut baik oleh anak-anak, sehingga dengan sadar mereka berusaha untuk mengamalkan sikap ini dalam kehidupan mereka seharihari. Dengan ini sedikit demi sedikit akan menumbuhkan sikap disiplin belajar bagi anak. Kedua adalah disiplin waktu. Dalam kegiatan pembelajaran diajarkan bagaimana memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. 66 Penerapan Disiplin waktu di MI Nurussibyan ditandai dengan mematuhi waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan sekolah, yakni masuk sekolah pukul 07.00WIB, sebelum masuk ke kelas siap baris, membaca Do a, membaca ayat-ayat suci Al-Qur an, membaca Asmaul Husna, dilanjut pembelajaran, salat berjamaah dan pulang sekolah pukul 12.30WIB. 67 65 Wawancara Guru, 10 Maret 2016, hlm. 16. 66 Jamal Ma mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif..., hlm. 94. 67 Dokumentasi MI Nurussibyan, hlm. 55 dan 57. 64

Penerapan disiplin waktu ini dimaksudkan agar siswa sadar akan manfaat dalam menghargai waktu. Karena dalam ajaran islam juga dianjurkan untuk senantiasa menghargai waktu yang telah diberikan, sehingga waktu tersebut tidak terbuang dengan sia-sia. Ketiga adalah disiplin Ibadah. Menjalankan ibadah adalah hal yang sangat penting bagi setiap insan sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Ketaatan seseorang kepada Tuhannya dapat dilihat dari seberapa besar ketaatan mereka dalam menjalankan ibadah. 68 Disiplin ibadah juga ditekankan kepada semua siswa-siswi MI Nurussibyan. Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan untuk menerapkan disiplin ibadah diantaranya adalah dengan melaksanakan sholat berjamaah. 69 Dengan ini diharapkan peserta didik mempunyai kesadaran sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sehingga dalam aktivitas sehari-hari tidak lepas dari aturan-aturan dari Sang Pencipta. Bentuk disiplin ibadah di MI Nurussibyan ditandai dengan rutinitas salat dhuhur secara berjamaah, membaca asmaul Husna, dan salat dhuha secara berjamaah. Penerapan disiplin ibadah ini diharapkan mampu 68 Jamal Ma mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif...,,hlm 95. 69 Dokumentasi MI Nurussibyan, hlm. 56. 65

membentuk pribadi siswa yang taat akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk ciptaan Allah. Keempat adalah disiplin sikap. Disiplin mengontrol perbuatan diri sendiri menjadi starting point untuk menata perilaku orang lain. 70 Sikap positif wajib dimiliki oleh setiap peserta didik sehingga mampu menjadi insan yang mempunyai prinsip dan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin sikap ini dapat dilatih dengan tindakan tidak menyinggung perasaan orang lain, selalu menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda. Dalam penerapan disiplin sikap MI Nurussibyan masih dirasa belum maksimal karena anak belum mampu mengontrol diri baik dalam mengucapkan maupun dalam bersikap. Hal ini dikarenakan pada usia mereka pengendalian emosinya masih sangat labil, kadang naik kadang turun, bahkan ketika dipaksa anak akan melakukan pemberontakan. Beberapa disiplin yang diterapkan di MI Nurussibyan diatas adalah bentuk upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah khususnya Guru untuk dapat menghasilkan peserta didik yang mempunyai sikap dan budi pekerti yang baik. karena mengingat disiplin merupakan kunci utama dalam meraih kesuksesan. 70 Jamal Ma mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif...,hlm 95. 66

3. Analisis Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi problematika penanaman kedisiplinan siswa ada 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal. Faktor internal yang mempengaruhi hanya ada satu, yaitu sikap. sikap yang dapat menjadi penghalang usaha pembentukan disiplin diri. 71 Karena siswa yang belum berperilaku disiplin berasal dari diri sendiri kadang anak ada yang bandel dan malas untuk menaati aturan yang ada di sekolah. 72 b. Faktor eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi ada tiga, yaitu Pertama, keluarga. Keluarga sebagai tempat pertama dan utama penanaman pribadi merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Ia mempengaruhi atau menentukan perkembangan pribadi tersebut dikemudian hari. 73 Tetapi kenyataannya kurangnya perhatian, nasehat dari orang tua dan pembiasaan berperilaku disiplin tidak diberikan kepada anak menjadi salah satu faktor penyebab problematika penanaman kedisiplinan anak. Sebaiknya Nasehat, 71 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin..., hlm. 32. 72 Wawancara Kepala Sekolah, 18 Maret 2016, hlm. 9. 73 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin..., hlm. 28. 67

perhatian diberikan lebih maka anak tidak berperilaku seenaknya sendiri, serta pembiasaan berperilaku disiplin dibiasakan secara teratur pada diri anak. Kedua, sekolah, Pembinaan dan pendidikan disiplin di sekolah ditentukan oleh kesadaran sekolah tersebut. 74 Pihak sekolah sudah memberikan bimbingan, nasihat, dan peringatan kepada siswanya agar siswanya dapat berperilaku disiplin. Ketiga, lingkungan masyarakat. Masyarakat sebagai suatu lingkungan yang luas dari pada keluarga dan sekolah turut menentukan berhasil tidaknya penanaman dan pendidikan disiplin diri. 75 Masyarakat sekitar dapat mempengaruhi perilaku siswa yaitu ketika masyarakat sekitar berperilaku disiplin maka secara tidak langsung anak akan terbiasa hidup disiplin. Namun jika masyarakat sekitar tidak terbiasa hidup disiplin maka anak akan cenderung meniru hal yang sama. 76 4. Analisis Cara Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Di MI Nurussibyan ada beberapa cara dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, baik yang masih diharapkan atau yang sudah dijalankan. 74 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin..., hlm. 28. 75 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin..., hlm. 28. 76 Wawancara Masyarakat, 16 Maret, 2016, hlm. 32. 68

Berikut ini adalah cara meningkatkan Kedisiplinan, yaitu: a. Sekolah 1) Aturan yang ketat dari pihak sekolah 2) Monitoring kepala sekolah terhadap guru 3) Monitoring guru terhadap siswa b. Guru 1) Pemberian cinta kasih 2) Pemberian Bimbingan dan motivasi 3) Pemberian Nasehat dan peringatan jika siswa melanggar tata tertib. 4) Bersikap tegas ketika siswa melanggar peraturan. 5) membuat skenario pembelajaran yang semenarik mungkin dalam proses pembelajaran, 6) pemberian hukuman dan hadiah 7) Adanya kerjasama dengan lingkungan sekitar, terutama kepada wali murid untuk mengawasi dan mendidik. c. Keluarga 1) Pemberian kasih sayang 2) perhatian dan pengawasan kepada anak 3) Pemberian Motivasi 4) mengawasi teman bermain. 5) Membiasakan anak untuk disiplin waktu, ibadah, belajar dan sikap saat di rumah 69

6) Adanya kerjasama dengan lingkungan sekitar, terutama kepada guru dan masyarakat. d. Masyarakat 1) menanamkan norma agama dan moral 2) Ikut pemberian bimbingan dan mengawasi siswa 3) Adanya kerjasama dengan lingkungan sekitar, terutama kepada keluarga, sekolah untuk mengawasi dan mendidik C. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang telah dilakukan ini disadari masih terdapat banyak kendala, kekurangan, dan hambatan, diantaranya: 1. Keterbatasan Kemampuan. Peneliti tidak terlepas dari pada suatu teori, pemahaman dan kemampuan peneliti dalam menyusun serta menganalisis hasil penelitian. Kemungkinan besar terdapat banyak perbedaan hasil penelitian ini dilakukan oleh orang lain. 2. Tempat Penelitian. Penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada suatu tempat, yaitu MI Nurussibyan Tawangharjo Grobogan yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Kemungkinan besar terdapat banyak perbedaan hasil penelitian, bila dilaksanakan ditempat lain. 3. Objek Penelitian. Peneliti ini hanya meneliti tentang Problematika Penanaman Kedisiplinan Siswa MI Nurussibyan Tawangharjo Grobogan. 70