BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua industri manufaktur dan jasa semakin meningkat pesat dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang merupakan rangkaian

EVALUASI PENERAPAN 5S PADA PT JAMU BOROBUDUR SEMARANG SKRIPSI

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. pada perusahaan UKM Dian Rubber Semarang adalah sebagai berikut: a. Pemilahan sesuai dengan frekuensi (rendah, sedang, tinggi)

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat diletakan barang sesuai posisi yang benar. Data yang digunakan dalam penelitian meliputi :

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini?

UPAYA PENGHEMATAN WAKTU BAKU MELALUI PENERAPAN PROGRAM 5S PADA BAGIAN LINI PRODUKSI (Studi Kasus Di Mujahid Meubel Kadipiro Solo)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017

IMPLEMENTASI PROGRAM 5S SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk.

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #14 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sosialisasi PROGRAM 5R RINGKAS - RAPI - RESIK - RAWAT - RAJIN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah istilah dalam bahasa Jepang berarti perbaikan terus-menerus (continuous

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan

PERANCANGAN 5S PADA HOME INDUSTRY PEMBUATAN TEMPE PAK SAPTO SKRIPSI. Katolik Soegijapranata Semarang.

Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha, pekerja dan pemerintah. Berdasarkan data dari Bereau of

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS Pada CV ARCON S INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons.

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK TAHU DAN PENERAPAN METODE 5S

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

HOUSEKEEPING & PRODUKTIVITAS KERJA PERTEMUAN KE-7

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari beberapa individu

Bacaan Harian BUDAYA KERJAKU

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, apabila suatu perusahaan didukung dengan Sumber Daya Manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

MATERI III GUGUS KENDALI MUTU (GKM) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING

PERENCANAAN 5 S PADA PERUSAHAAN PERCETAKAN CV. SUMBER BAHAGIA SEMARANG

PERANCANGAN FASILITAS PABRIK TAHU UNTUK MEMINIMALISASI MATERIAL HANDLING

Bab 3. Analisis Data. Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理,

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

STUDI DESKRIPTIF MANAJEMEN KUALITAS DENGAN METODE 5S DI GUDANG HYPERMARKET X SURABAYA

Silabus Program Online Training With Expert Personal Coach

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Bab 7 Kesimpulan dan Saran

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

USULAN PERBAIKAN BERDASARKAN METODE 5S (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE) UNTUK AREA KERJA LANTAI PRODUKSI DI PT.X *

PENGARUH KAIZEN TERHADAP OPERASIONAL BENGKEL DI NEW ARMADA MAGELANG

IMPLEMENTASI PRINSIP KERJA 5S PADA BAGIAN PABRIKASI I UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI WAKTU PRODUKSI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN

IMPLEMENTASI METODE KAIZEN PADA PERUSAHAAN TAHU NIGARI AMPUH

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. memproduksi produk khusus seragam olahraga. Produk yang diproduksi oleh

ANALISIS PENDEKATAN 5S UNTUK MENGHILANGKAN PEMBOROSAN (KASUS: PT. DIAN SEMANGAT INSANI)

PENGKAJIAN PENERAPAN 5S DI PT.CONBLOC INDOTAMA SURYA

PENINGKATAN KONDISI AREA BAHAN LABORATORIUM PRODUKSI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB 1 PENDAHULUAN. pada cara pembuatan produknya, khususnya produk yang dimaksudkan adalah

TF KITA. Selamat Menempuh EAS KOLOM KOMUNIKASI DAN ASPIRASI. Kontribusi tulisan (tema bebas) dapat dikirim melalui ke

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS HUBUNGAN KONDISI GUDANG TERHADAP TIDAK BERJALANNYA PRINSIP 5S DI PT. YASUNLI ABADI UTAMA PLASTIK

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK TAHU DAN PENERAPAN METODE 5S

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan menggunakan kemampuan secara maksimal tanpa. mempedulikan kepentingan pribadi demi tercapainya keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

1 Pendahuluan. Quality Engineering & Management Konsep Kaizen Untuk Meningkatan Kualitas Secara Terus Menerus Pada Industri Sarung Tangan Kesehatan

Written by Administrator Monday, 28 February :18 -

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur

WHAT IS LEAN MANAGEMENT?

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua industri manufaktur dan jasa semakin meningkat pesat dari waktu ke waktu sehingga setiap pelaku industri harus siap berkompetisi. Hal ini tidak terjadi pada perusahaan yang memproduksi barang atau jasa sejenis tetapi hampir secara keseluruhan mengalami persaingan. Karena setiap perusahaan berusaha untuk menguasai pangsa pasar dari produk yang mereka hasilkan guna mencapai keuntungan yang besar. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang besar, perusahaan tidak hanya harus menyediakan infrastruktur yang memadai dalam kegiatan proses produksi tetapi juga harus didukung oleh budaya kerja yang baik. Rendahnya budaya kerja yang baik dari tenaga kerja Indonesia menyebabkan rendahnya tenaga kerja yang terserap di dunia industri, terutama industri yang berbasis teknologi tinggi yang menuntut banyak persyaratan terhadap tenaga kerja. Sebagai contoh disekitar industri manufaktur, masih banyak sekali yang belum mereka ketahui tentang sikap dan perilaku kerja yang baik, kerapian, disiplin, ketelitian, kualitas. Perilaku pekerja ataupun karyawan disuatu perusahaan masih ada yang kurang mendukung dalam kemajuan suatu perusahaan. Dimana ada beberapa karyawan yang datang tidak tepat waktu mengakibatkan target produksi yang tidak sesuai, hal ini menjadikan efisiensi

16 waktu dalam melakukan pekerjaan kurang maksimal. Beberapa permasalahan di atas disebabkan karena perusahaan belum menerapkan budaya kerja yang baik. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan efisiensi waktu kerja adalah dengan menerapkan budaya kerja 5S. Pada dasarnya perbaikan budaya proses kerja merupakan tindakan dalam perusahaan guna meningkatkan produk melalui peningkatan efektifitas dan efisien kerja. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kebersihan proses produksi dan peningkatan efisiensi waktu kerja PT. Jamu Borobudur Semarang, dengan menerapkan budaya kerja 5S. Budaya kerja 5S ini berasal dari Jepang, 5S terdiri dari Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Takashi Osada menyampaikan bahwa 5s adalah serangkaian aktivitas ditempat kerja seperti kegiatan pemisahan, penataan, pembersihan, pemeliharaan, dan pembiasaan, yang semuanya diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. (Osada 2004). Konsep tersebut sering terlupakan oleh beberapa perusahaan manufaktur maupun perusahaan besar dalam kebersihan proses produksi dan peningkatan efisiensi waktu kerja. PT. Jamu Borobudur Semarang merupakan salah satu industri jamu yang memiliki area kerja yang baik, dimana untuk mengatur kinerja karyawan dan segala hal yang berhubungan dengan area kerja menggunakan metode 5S. 5S merupakan singkatan dari Seiri (pemilahan), Seiton (Penataan), Seiso (Pembersihan), Seiketsu (Pemantapan), Shitsuke (Pembiasaan). 5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang yang digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatkan kinerja

17 perusahaan secara menyeluruh (https://id.wikipedia.org/wiki/5s). Adapun penerapan metode 5S di PT.Jamu Borobudur Semarang yaitu mengembangkan kemandirian karyawan dalam hal pemeliharaan tempat kerja dan menciptakan kenyamanan di tempat kerja. Dapat dilihat PT. Jamu Borobudur Semarang telah menerapkan 5S dengan baik. Tapi sejauh mana penerapan 5S dan sudah efektifkah 5S yang berjalan, hal ini yang belum dapat diketahui. Sehingga pada kesempatan ini peneliti tertarik untuk membuat penelitian mengenai Penerapan Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke (5S) di Area Kerja PT. Jamu Borobudur Semarang. PT Jamu Borobudur Semarang merupakan perusahaan industri jamu yang didirikan tahun 1979 dengan mengembangkan usahanya melalui home industri dan memproduksi bentuk sediaan pil. Pada tahun 1981-1996 mulai memproduksi bentuk sediaan kapsul, tablet, cream, cairan oabt luar, serbuk seduhan. Dan PT Jamu Borobudur Semarang menempati lokasi yang lebih luas di Jl. Hasanudin No.1 Semarang. Pada tahap Seiri, perusahaan sudah melakukan pemilahan dengan cara membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, seperti pada tempat penyimpanan dokumen maupun loker perlengkapan pekerja yang telah tertata rapi dan merupakan barang yang sangat diperlukan oleh pekerja. Namun masih terdapat permasalahan pada tahap seiri yaitu masalah yang terjadi tidak sesuai dalam meletakan barang yang tidak diperlukan pada tahap seiri (pemilahan). Pemilahan yang dilakukan PT Jamu Borobudur Semarang masih kurang teliti dan masih terdapat kaca bekas yang tidak diperlukan pada ruangan

18 penyimpanan alat, troli pengangkut barang pada area gudang yang tidak ditempatkan kembali pada tempatnya. Gambar 1.1 Barang yang Tidak Diperlukan Sumber Data : Data Primer 2016 Gambar 1.2 Troli pengangkut barang Sumber Data : Data Primer 2016 Pada tahap Seiton, perusahaan telah menghilangkan pemborosan waktu yang dipergunakan untuk mengambil dan meyimpan barang agar mudah

19 ditemukan. Dengan melakukan pemberian nama lokasi barang disetiap area kerja, rambu-rambu pada area kerja dan rak penyimpanan, yang terdapat label nama barang sesuai dengan penempatannya. Permasalahan pada tahap seiton yaitu masih terdapat garis line yang tidak jelas pada tempat produksi yang seharusnya diperbarui. Gambar 1.3 Garis yang Tidak Jelas Sumber Data : Data Primer 2016 Pada tahap Seiso, perusahaan telah melakukan pembersihan menggunakan peralatan kebersihan yang memadai dan perawatan pada area kerja maupun pada mesin produksi dengan memberikan tanggung jawab pada setiap individu/ pekerja, terdapat peta tanggung jawab individu dan pergantian tanggung jawab di PT Jamu Borobudur Semarang. Permasalahan pada tahap seiso yaitu tempat sampah diluar ruang produksi/ area kerja produksi yang tidak memenuhi kriteria tempat sampah dan sampah yang berserakan pada area luar tempat sampah. Pada area gudang karyawan belum sepenuhnya melakukan pemeriksaan pembersihan

20 yang seharusnya dilakukan agar area gudang PT Jamu Borobudur Semarang terawat. Gambar 1.4 Tempat Sampah yang Berserakan Sumber Data : Data primer 2016 Tahap Seiketsu di PT Jamu Borobudur Semarang yaitu memelihara pemilahan, penataan, dan pembersihan secara terus-menerus dan berulang-ulang sebagai kesadaran dan aktivitas tetap untuk memastikan bahwa keadaan 5S dipelihara. Dengan memberikan peraturan kepada karyawan agar memelihara kebersihan dari hal yang tidak terlihat/ sulit dijangkau agar tetap dikontrol. PT Jamu Borobudur Semarang sudah melakukan penerapan seiketsu dengan baik dengan memasang poster penerapan 5S pada area kerja karyawan agar mengingat dan menaati peraturan, pemberian label bersih pada mesin yang telah bersih, meteran mesin yang diberi label dengan benar. Permasalahan pada tahap seiketsu yaitu masih terdapat karyawan yang tidak memelihara area kerja dengan baik yaitu terdapat kabel mesin yang tidak rapi pada bagian bawah mesin dapat

21 membahayakan ketika pekerja membawa barang yang mengakibatkan terlilit kabel yang tidak rapi dan membahayakan karyawan. Gambar 1.5 Kabel Mesin yang Tidak Rapi Sumber data : Data Primer 2016 Tahap Shitsuke (Pembiasaan) membiasakan 4S sebelumnya, seperti yang telah diterapkan PT Jamu Borobudur Semarang yang telah melakukan breafing dengan cara tim berkumpul setengah jam sebelum pekerjaan dimulai. Untuk memastikan atau mengingatkan kepada karyawan untuk memiliki tanggung jawab dalam bekerja agar tidak terjadi kesalahan maupun kecelakaan kerja. Permasalahan yang saya temukan pada saat melakukan wawancara dengan beberapa karyawan masih terdapat karyawan yang belum mengerti tentang penerapan 5S dan arti penting dari penerapan 5S. Oleh karna itu didalam penelitian ini maka perlu adanya mengevaluasi penerapan 5S untuk memperbaiki dan meningkatkan penerapan yang telah dilaksanakan oleh PT Jamu Borobudur Semarang.

22 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana evaluasi penerapan 5S pada PT. Jamu Borobudur Semarang? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah dicantumkan di atas maka tujuan dari peneliti ini adalah : Untuk mengevaluasi penerapan 5S pada PT. Jamu Borobudur Semarang. 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran yang bermanfaat bagi PT. Jamu Borobudur Semarang sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan penerapan 5S dalam menciptakan lingkungan tempat kerja yang lebih aman, nyaman, besih dan sehat, sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal. b. Bagi Peneliti Melalui penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang penerapan 5S di PT. Jamu Borobudur Semarang serta memberikan gambaran penelitian mengenai pentingnya penerapan 5S yang baik untuk

23 perusahaan, yang telah diperoleh selama perkuliahan khususnya untuk studi manajemen operasi. c. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan penerapan 5S kepada pembaca untuk kepentingan ilmiah yang dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.