BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

dokumen-dokumen yang mirip
3. METODE PENELITIAN

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Survei dan Pendataan

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

Gambar 1. Skema penggolongan HIV-1 [Sumber: Korber dkk. 2001: ]

Isolasi dan Karakterisasi Gen Penyandi Protein Permukaan VP28 White Spot Syndrome Virus (WSSV) pada Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius, 1798)

ANALISIS GEN PENYANDI HEMAGLUTININ VIRUS HIGHLY PATHOGENIC AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5N1 ISOLAT UNGGAS AIR

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Waktu dan Tempat Materi Sampel DNA Primer

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Metode Penelitian

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

BABm METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

3. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BAHAN DAN METODE. Produksi Protein Rekombinan Hormon Pertumbuhan (rgh)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN POHON FILOGENETIK BAKTERI XILANOLITIK SISTEM ABDOMINAL RAYAP TANAH BERDASARKAN 16S rrna

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

Gambar Penerapan metode..., Anglia Puspaningrum, FMIPA UI, 2008

III. Bahan dan Metode

PERAN ISOFORM TAp73 DAN STATUS GEN p53 TERHADAP AKTIFITAS htert PADA KARSINOMA SEL SKUAMOSA RISBIN IPTEKDOK 2007

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini, pelaksanaan sistem jaminan halal menjadi isu global.

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI REAL TIME PCR VIRUS INFLUENZA A ANTARA METODE GUANIDIUM,-THIOCYANATE-PHENOL- CHLOROFORM DAN METODE SPIN KOLOM

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan III. 2 Alat

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

II. BAHAN DAN METODE

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria

Gen Kitinase. A. tumefaciens. Transformasi. T. harzianum DT38. Transforman. -PCR -Southern blot. Aktivitas enzim kitinase pd transforman

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyediaan Isolat dan Karakterisasi Bakteri Xanthomonas campestris

1. Kualitas DNA total Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) Hasil. Tangkapan dari Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah dengan

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

Identifikasi Type Human Papillomavirus (HPV) pada Penderita Kanker Serviks

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang identifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE)

OPTIMASI SUHU ANNEALING PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI DNA GEN LINAMARASE

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang

DETEKSI FRAGMEN DNA RENDAH PENGKODE GEN SITOKROM B (cyt b) BABI PADA SAMPEL MIE INSTAN MENGGUNAKAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN. Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Penelitian

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

Isolasi DNA Total Dan Optimasi Suhu Annealing Untuk Primer COX2 Pada Ikan Ompok eugeneiatus (Vaillant 1893) Asal Sungai Indragiri Hulu Riau

3 BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi

Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian

Transkripsi:

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan terhadap sampel yang dikoleksi selama tujuh bulan mulai September 2009 hingga Maret 2010 di Kabupaten Indramayu. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Virologi FKH IPB. Bahan dan Alat Media transport yang digunakan adalah brain heart infusion (BHI) dalam tabung eppendorf berukuran 2 ml. Virus (A/chicken/Indonesia/SmiWN18/2009); JF302895 digunakan sebagai kontrol positif. Sampel usap diambil menggunakan cotton swab steril. Untuk isolasi genom virus digunakan MagMAX AI/ND Viral RNA Isolation kit dari Ambion, plat ekstraksi 96 sumuran, dan magnetic stand. RT-PCR konvensional menggunakan SuperScript III One Step RT-PCR with Platinum Taq dari Invitrogen dengan strip tabung PCR pada mesin BIO- RAD MJ Mini, sedangkan RRT-PCR dilakukan menggunakan Ag-Path ID One-Step RT-PCR kit dari Ambion dengan plat optik 96 sumuran pada mesin Applied Biosystems 7500 Real Time PCR System. Peralatan dan bahan yang juga diperlukan selama penelitian antara lain mikropipet, tips mikropipet, titer plate shaker, vortex, alkohol, dan reservoir reagen. Sampel Sampel berasal dari sentinel dan non-sentinel yang ditempatkan di enam peternakan itik yang dibedakan berdasarkan cara itik memperoleh makanan, yaitu (tipe 1) peternakan itik angon; (tipe 2) peternakan itik dengan sistem angon dan pemberian pakan tambahan; (tipe 3) peternakan itik dengan pemberian pakan tanpa diangon dan hanya disediakan pekarangan untuk mencari makan tambahan. Pada masing-masing tipe, sentinel ditempatkan di dua peternakan dan bila terjadi kematian atau tanda terlepas maka sentinel diganti dengan itik yang ada di peternakan. Sampel yang diuji dalam penelitian ini meliputi sampel usap kloaka dan usap orofaring dari itik sentinel dan non-sentinel masing-masing sebanyak 30 ekor

32 di enam peternakan (P1-P6). Sampel sentinel berasal dari bulan pengambilan 0-6 sedangkan sampel non-sentinel berasal dari bulan pengambilan 0 dan 6. Sehingga jumlah total sampel adalah 3240 sampel usap kloaka dan orofaring. Sampel ditangani secara individual, dikemas, dan diberi kode berdasarkan jenis, asal, dan tanggal pengambilan sampel. Seluruh sampel ditransportasikan dalam rantai dingin (4-8 C) sebelum sampai ke laboratorium untuk dilakukan pengujian. Sampel usap disimpan pada kondisi deep freezer -80 C. Metode Pertama dilakukan pengujian untuk membandingkan PCR konvensional dan real time dalam mendeteksi VAI H5. Kontrol positif H5 diencerkan secara serial dengan menambahkan sampel kedalam dh 2 O dengan perbandingan 1:1. Sampel usap kloaka dan usap orofaringeal diuji keberadaan gen matriks dan VAI H5 dengan RRT-PCR. Sampel usap dipool di laboratorium sesuai jenis, peternakan asal, dan nomor individu dengan jumlah maksimal 5 sampel per pool sebelum pengujian matriks (uji tapis influenza A). Sedangkan pengujian H5 dilakukan terhadap individu dalam pool yang positif influenza A. Semua proses penanganan sampel dilakukan dalam biological safety cabinet class II. Pooling Sampel usap dikelompokkan berdasarkan bulan pengambilan (0-6), asal peternakan, dan jenis (kloaka atau orofaring). Sampel usap dari tiap peternakan/bulan yang terdiri atas 30 individu (1-30) dikelompokkan menjadi 6 pool yang masing-masing terdiri atas 5 individu. Pool kloaka pertama terdiri atas sampel kloaka individu 1-5 yang masing-masing diambil 100 µl, pool kloaka kedua terdiri atas sampel kloaka individu 6-10 yang masing-masing diambil 100 µl, dan seterusnya. Setelah didapatkan pool, sampel individu kembali disimpan dalam deep freezer untuk pengujian H5 individu bila pool didapati positif influenza A. Uji tapis yang mendeteksi gen matriks dilakukan terhadap sampel pool sedangkan deteksi gen H5 dilakukan terhadap individu dalam pool yang teridentifikasi positif uji tapis.

33 Isolasi RNA Sebanyak 50 µl sampel dimasukkan kedalam 100 µl buffer lisis pada plat ekstraksi 96 sumuran kemudian ditambahkan larutan beads magnetik sebanyak 20 µl. Plat kemudian diagitasi selama 4 menit lalu didiamkan di atas magnetic stand selama 2 menit untuk mengendapkan beads, setelah itu supernatan dibuang dengan cara disedot menggunakan mikropipet. Plat diturunkan dari magnetic stand kemudian ditambahkan 100 µl buffer pencuci I lalu diagitasi selama 30 detik dan didiamkan di atas magnetic stand selama 1 menit, setelah itu supernatan dibuang. Proses pencucian ini dilanjutkan menggunakan buffer pencuci II sebanyak dua kali setelah itu beads dikeringkan dengan cara agitasi selama 2 menit. Buffer elusi 50 µl ditambahkan untuk melarutkan RNA kemudian plat diagitasi selama 3 menit lalu didiamkan di atas magnetic stand selama 1 menit untuk mengendapkan beads, setelah itu supernatan (RNA) diambil dan dipindahkan kedalam plat 96 sumuran yang baru untuk nantinya digunakan sebagai template PCR atau disimpan pada suhu -80 C hingga digunakan. Untuk setiap proses isolasi RNA sampel disertakan satu kontrol positif (A/chicken/ Indonesia/SmiWN18/2009, accession number: JF302895) dengan nilai C t 35 dan 1-2 kontrol negatif. RT-PCR Konvensional Campuran PCR disiapkan dalam di atas cold block dalam biosafety cabinet (BSC). Secara berurutan reagen PCR dicampur kedalam tabung eppendorf kemudian disimpan pada -20 o C hingga digunakan dengan urutan dan volume/reaksi sebagai berikut: RNAse-free dh 2 O 1,5 µl, buffer 2X 12,5 µl, primer forward (20 M) 1,0 µl, primer reverse (20 M) 1,0 µl, enzim mix 1,0 µl. Sekuens primer yang digunakan sebagai berikut: H5 forward (J3): 5 -GAT AAA TTC TAG CAT GCC ATT CC-3 dan H5 reverse (B2a): 5 -TTT TGT CAA TGA TTG AGT TGA CCT TAT TGG-3 Kedalam tabung PCR dimasukkan 17 µl campuran PCR kemudian ditambahkan 8 µl RNA template hasil isolasi. Tabung ditutup kemudian di tempatkan pada thermo cycler BIO-RAD dengan kondisi sebagai berikut:

34 1. Tahap 1 (1 ): Reverse transkripsi 50 o C 30 menit; denaturasi 94 o C 4 menit. 2. Tahap 2 (35 ): Denaturasi 94 o C 45 detik; annealing 50 o C 45 detik; ekstensi 72 o C 2 menit. Hasil PCR selanjutnya dielektroforesis menggunakan agarose 1% pada 120V selama 45 menit. Hasil elektroforesis dibaca di atas uv iluminator. Real Time RT-PCR Campuran PCR disiapkan dalam di atas cold block dalam biosafety cabinet (BSC). Secara berurutan reagen PCR dicampur kedalam tabung eppendorf kemudian disimpan pada -20 o C hingga digunakan dengan urutan dan volume/reaksi sebagai berikut: RNAse-free dh 2 O 1,08 µl, buffer 2X 12,50 µl, primer forward (20 M) 0,25 µl, primer reverse (20 M) 0,25 µl, enzim mix 25X 1,00 µl, probe (6 M) 0,25 µl, dan detection enhancer 1,67 µl. Sekuens primer/probe yang digunakan sebagai berikut: matriks forward (M+25): 5 -AGA TGA GTC TTC TAA CCG AGG TCG-3 ; matriks reverse (M- 124): 5 -TGC AAA AAC ATC TTC AAG TCT CTG-3 ; probe AIV Matrix (M+64): 5 d FAM-TCA GGC CCC CTC AAA GCC GA-BHQ1-3 ; H5 forward (IVA-D148H5): 5 -AAA CAG AGA GGA AAT AAG TGG AGT AAA ATT-3 ; H5 reverse (IVA-D149H5): 5 -AAA GAT AGA CCA GCT ACC ATG ATT GC- 3 ; probe IVA-H5a: 5 d FAM-TCA ACA GTG GCG AGT TCC CTA GCA- BHQ1-3. Kedalam masing-masing sumuran plat optik 96 sumuran dimasukkan 17 µl campuran PCR kemudian ditambahkan 8 µl RNA template hasil isolasi. Plat ditutup dengan seal optik kemudian di tempatkan pada mesin Applied Biosystems 7500 Real Time PCR System dengan kondisi berbeda untuk PCR matriks dan H5. Untuk PCR matriks, mesin diatur agar siklus PCR berjalan sebagai berikut: 1. Tahap 1 (1 ): Reverse transkripsi 45oC 10 menit; denaturasi 95oC 10 menit. 2. Tahap 2 (45 ): Denaturasi 94oC 1 detik; annealing + ekstensi 60oC 30 detik. Sedangkan untuk PCR H5, mesin diatur agar siklus PCR berjalan sebagai berikut: 1. Tahap 1 (1 ): Reverse transkripsi 45 o C 10 menit; denaturasi 95 o C 10 menit. 2. Tahap 2 (40 ): Denaturasi 94 o C 1 detik; annealing 57 o C 30 detik; ekstensi 72 o C 5 detik.

35 Untuk setiap run disertakan satu kontrol positif amplifikasi berupa RNA hasil isolasi dengan nilai C t 25 dan satu kontrol negatif. Hasil PCR dianalisis menggunakan Applied Biosystems 7500 Real-Time PCR System software. Hasil dinyatakan layak bila diperoleh nilai C t kontrol positif isolasi RNA 35, kontrol positif PCR 25, dan tidak satupun kontrol negatif memiliki nilai C t (undetected). Sampel positif MA ditetapkan pada C t 38 dan H5 36. Analisis Data Seluruh data yang didapatkan dari studi ini dianalisa secara deskriptif.