BAB I PENDAHULUAN. melalui pembiayaan yang menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada zaman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kembali dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. 1. sebagai lembaga intermediasi di dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian yang didukung

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya bank konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga

BAB II LANDASAN TEORI. oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Pemilik dana percaya kepada

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. macam kalangan dalam menempatkan dananya secara aman. Di sisi lain, bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan penyaluran dana ke masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran uang, dimana lembaga keuangan memberikan peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai salah satu badan usaha keuangan merupakan lembaga perantara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan kesejahteraan adalah hal yang terpenting bagi setiap orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak pemberi pinjaman dan pihak peminjam. Dalam kesehariannya

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB IV EVALUASI NON PERFORMING FINANCING (NPF) PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN TAHUN 2008/2010

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

BAB I PENDAHULUAN. Penyaluran kredit merupakan salah satu kegiatan utama Bank Perkreditan

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai lembaga keuangan. Kegiatan-kegiatan dunia usaha, baik di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkesinambungan diberbagai bidang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mencari pekerjaan dengan penghasilan sesuai harapan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berperan dalam. bidang keuangan, perbankan menempati posisi yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia perbankan saat ini menyebabkan banyak bank bank mengeluarkan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit serta

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dan dunia usaha maupun jasa lainnya. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian.

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di mana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB II LANDASAN TEORI. waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 1 Berdasarkan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. oleh perbankan dari masyarakat berupa Giro, Tabungan dan Deposito. Dana yang. kredit, surat berharga lainnya dan aktiva tetap.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. bank di suatu Negara dapat dijadikan tolak ukur kemajuan Negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan berhenti meski seseorang tidak produktif lagi berkerja. Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB I PENDAHULUAN. atas asas kekeluargaan. (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 179) dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan sector utama yang menjadi penggerak

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. di indonesia setelah di berlakukannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB IV. ANALISIS PENYELAMATAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK GRIYA ib HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tetap memegang peranan penting dalam lalu-lintas perdagangan

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah. dalam bentuk kredit maupun bentuk lainnya (Kasmir, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. atau kelebihan dana (surplus spending unit-ssu) dan menyalurkan kredit kepada

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Faktor Penyebab Pembiayaan Implan Bermasalah (Pasdu) Di Bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

SISTEM AKUNTANSI PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI TBK KANTOR CABANG PEMBANTU KEMANG PRATAMA BEKASI ADI MULIA TARMIZI

BAB IV PEMBAHASAN. A. Faktor Yang Menyebabkan timbulnya Pembiayaan Bermasalah. diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. membiayai usaha yang dijalankan. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha. permodalan dan pengembangan usaha masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Prosedur Pemberian Kredit..., Astrid Qisti Maharani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan tarif. yaitu riba. Riba tidak sama dengan jual beli dan hukumnya haram sesuai

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat melalui pembiayaan yang menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada zaman modern saat sekarang ini masyarakat akan sangat terbantu dengan adanya lembaga keuangan perbankan. Hal itu karena dengan adanya pembiayaan yang mereka tawarkan atas produk mereka masyarakat dapat terbantu dalam memenuhi kebutuhan mereka. Seperti halnya dengan pembiayaan modal kerja, mereka dapat mengembangkan usaha mereka dengan pembiayaan yang disediakan oleh pihak bank tersebut. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 1 Pembiayaan merupakan penyediaan atau tagihan yang sudah di sepakati antara bank dan pihak lain. Oleh karena itu, setiap pembiayaan yang dipinjamkan oleh bank harus dikembalikan sesuai waktu yang telah di sepakati bersama. 1 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Pers, 2017, hal 72-73) 1

2 Bank Syariah Mandiri Cabang Solok memiliki beberapa produk pembiayaan salah satunya adalah Pembiayaan Warung Mikro. Pembiayaan Warung Mikro adalah pembiayaan yang merupakan pembiayaan yang bersifat produktif kepada nasabah atau calon nasabah perorangan atau badan usaha dengan limit sampai dengan 100 juta. Pembiayaan mikro yang diberikan kepada nasabah yang memiliki usaha mikro yaitunya (pedagang, pedagang kaki lima, tukang dan sebagainya) yang kekurangan dana untuk mengembangkan usahanya. Namun di Bank Syariah Mandiri Cabang Solok dalam memberikan pembiayaan mikro kepada nasabah terdapat berbagai kesulitan yang terjadi oleh nasabah dalam mengembalikan pembiayaan yang diberikan yaitu pembiayaan macet atau disebut juga dengan pembiayaan bermasalah. Secara umum pembiayaan bermasalah disebabkan oleh faktor-faktor intern dan faktor-faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam perusahaan sendiri dan faktor utama yang paling dominan adalah faktor manajerial. Timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh faktor manajerial dapat dilihat dari beberapa hal, seperti kelemahan dalam kebijakan pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan pengeluaran, kebijakan piutang yang kurang tepat, penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap, dan permodalan yang tidak cukup. Faktor ekstern adalah faktorfaktor yang berada di luar kekuasaan manajemen perusahaan, seperti bencana alam, peperangan, perubahan dalam kondisi perekonomian dan perdagangan,

3 perubahan-perubahan teknologi dan lain-lain. 2 Pembiayaan bermasalah merupakan pembiayaan yang disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi di dalam perusahaan maupun di luar perusaahaan. Oleh karena itu, pembiayaan bermasalah harus di selesaikan oleh perusahaan secara baik agar pembiayaan yang diberikan secara sistematis lancar dan tidak mengalami masalah dalam perusahaan tersebut. Untuk menentukan langkah yang perlu diambil dalam menghadapi pembiayaan bermasalah terlebih dahulu perlu diteliti sebab-sebab terjadinya pembiayaan bermasalah. Apabila pembiayaan bermasalah disebabkan oleh faktor eksternal seperti bencana alam, bank tidak perlu lagi melakukan analisis lebih lanjut. Suatu hal yang perlu adalah bagaimana membantu nasabah untuk segera memperoleh penggantian dari perusahaan asuransi. Namun demikian, yang perlu diteliti adalah faktor internal, yaitu yang terjadi karena sebab-sebab manajerial. Apabila bank telah melakukan pengawasan secara seksama dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, lalu timbul pembiayaan bermasalah, sedikit banyak terkait pula dengan kelemahan pengawasan itu sendiri. Kecuali apabila aktivitas pengawasan telah dilaksanakan dengan baik, masih juga terjadi kesulitan keuangan, perlu diteliti sebab-sebab pembiayaan bermasalah secara lebih mendalam. 2 Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di Bank Syariah, (Jakarta : Sinar Grafika, 2012) hal 65-73

4 Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa pembiayaan bermasalah muncul dari adanya penyaluran dana atau pembiayaan yang dilakukan oleh bank kepada nasabahnya. Pembiayaan ini didasarkan kepada transaksi-transaksi bisnis yang tidak tunai, sehingga menimbulkan kewajiban-kewajiban pembayaran. Dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah harus terdapat beberapa langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan prinsip syariah. Penyelesaian pembiayaan warung mikro bermasalah yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Solok dalam menangani pembiayaan bermasalah terbukti efektif untuk diterapkan. Dalam proses penanganan pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Solok, terdapat prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan, yakni sebagai berikut : a. Bank tidak membiarkan atau menutup-nutupi adanya pembiayaan bermasalah. b. Bank tidak melakukan penyelesaian pembiayaan bermasalah semata-mata dengan cara plafondering. c. Bank tidak melakukan pengecualian dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah, termasuk pembiayaan kepada group. d. Bank melakukan pengawasan khusus sebagai upaya meningkatkan pemantauan secara dini terhadap pembiayaan yang akan atau diduga akan merugikan bank. e. Bank harus melakukan penilaian secara berkala terhadap daftar pembiayaan dalam pengawasan khusus termasuk hasil penyelesaiannya.

5 f. Bank harus mampu menetapkan dan atau memilih bentuk metode penyelamatan atau penyelesaian pembiayaan bermasalah yang berdasarkan pembuktian secara kuantitatif merupakan alternatif terbaik. Prinsip-prinsip penanganan pembiayaan bermasalah di atas, merupakan hal-hal yang tidak boleh luput dari perhatian dalam proses penanganan pembiayaan bermasalah. Hal itu karena penanganan pembiayaan bermasalah dengan tidak memperhatikan hal tersebut, maka dikhawatirkan langkah penanganan yang akan diambil selanjutnya tidak tepat untuk dilaksanakan. Dalam prakteknya, pembiayaan-pembiayaan yang telah disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Solok kepada masyarakat/nasabah mengalami permasalahan dalam pengembalian (macet). Hal ini bisa dilihat dari data pembiayaan pada warung mikro bermasalah selama 3 tahun terakhir pada Bank Syariah Mandiri Cabang Solok.

6 Tabel I.I Data Pembiayaan Pada Warung Mikro Bermasalah 31 Desember 2015-2016 Dan 31 Februari 2017 Tahun Jumlah PembiayaanWarung Mikro (Rp) Jumlah Nasabah (orang) Data Pembiayaan Warung Mikro Bermasalah Persentase Nominal Jumlah Nasabah Bermasalah 2015 8,629,977,890 159 3.04 262,235,189 35 2016 9,444,995,143 116 5.72 540,290,480 28 2017 8,750,253,314 108 2.90 253,640,873 25 Sumber : Bank Syariah Mandiri Cabang Solok Data di atas adalah data nasabah pembiayaan warung mikro yang bermasalah mulai dari kolektabilitas kurang lancar, diragukan dan macet. Pemberian pembiayaan pada sebagian dari nasabahnya tidak mampu dan tidak mau melunasi angsuran pembiayaan pada saat jatuh tempo yang telah disepakati sebelumnya dengan berbagai alasan. Bank Syariah Mandiri Cabang Solok telah berusaha untuk melakukan tindakan penyelesaian bagi nasabah yang tidak mampu dan tidak mau melunasi kewajibannya tersebut. 3 Data pembiayaan pada warung mikro bermasalah di Bank Syariah Mandiri Cabang Solok, merupakan data pembiayaan nasabah yang bermasalah dalam beberapa tahun terakhir yang mengalami kesulitan dalam pembiayaannya. 3 Buku Besar Cabang Pembantu Bank Syariah Mandiri Cabang Solok

7 Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas pembiayaan warung mikro bermasalah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Solok yang dituangkan dalam bentuk tugas akahir yang berjudul Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Cabang Solok. B. Rumusan Masalah Karena keterbatasan waktu, dana, dan pikiran maka masalah yang akan di bahas dalam tugas akhir ini adalah bagaimana penyelesaian pembiayaan warung mikro bermasalah di Bank Syariah Mandiri Cabang Solok? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyelesaian pembiayaan warung mikro bermasalah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Solok. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : a. Sebagai tambahan informasi bagi pembaca tentang metode penyelesaian pembiayaan warung mikro bermasalah. b. Sebagai referensi mahasiswa D III Manajemen Perbankan Syariah yang mengadakan penelitian berkenaan dengan pembiayaan bermasalah.

8 c. Memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) program D III pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. D. Penjelasan Judul Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul, maka penulis perlu mengemukakan maksud dari kata-kata yang terdapat dalam judul tersebut. Penyelesaian : Merupakan suatu usaha memecahkan masalah dalam pembiayaan macet. 4 Pembiayaan macet merupakan pembiayaan yang harus diselesaikan. Oleh karena itu, pembiayaan harus terlaksana sesuai dengan ketentuan yang telah di sepakati antara kedua belah pihak. Pembiayaan Bermasalah : Pembiayaan yang kualitasnya berada dalam golongan kurang lancar, diragukan, dan macet. Warung Mikro : Merupakan pembiayaan yang bersifat produktif kepada nasabah atau calon nasabah perorangan atau badan usaha dengan limit sampai dengan 100 juta. Bank Syariah Mandiri : Salah satu bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syari ah. 4 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Pers, 2007, hal 103)

9 Untuk penjelasan judul diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah Cara-Cara atau Usaha yang dilakukan dalam Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Cabang Solok. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode yang dipakai adalah pendekatan deskriptif kualitatif, yakni mendeskripsikan, mencatat, menganalisa dan menafsirkan data yang diperoleh secara tepat di lapangan kemudian membandingkannya dengan landasan teori yang berkaitan dengan hal tersebut, selanjutnya mengambil suatu kesimpulan bagaimana sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti. 2. Sumber Data a. Data Primer yaitu penelitian langsung pada perusahaan. Dimana dilakukan praktek lapangan (magang) yaitu di Bank Syariah Mandiri Cabang Solok. b. Data Sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung, yaitu data yang di peroleh dari data yang tersedia pada Bank Syariah Mandiri Cabang Solok, kemudian penulis menbaca buku-buku dan sumber lainnya yang berhubungan dengan pembiayaan.

10 3. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan langsung mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diteliti. Dalam hal ini pengamatan langsung kepada pembiayaan-pembiayaan bermasalah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Solok. b. Wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya, penulis melakukan wawancara langsung dengan Micro Banking Manager Bank Syariah Mandiri Cabang Solok. Dalam prakteknya penulis melakukan wawancara tidak terstruktur dengan Micro Banking Manager tersebut. F. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai pembahasan ini, maka penulis membagi laporan ini menjadi lima bab, diantaranya : Bab I : Pendahuluan yang berisikan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Penjelasan Judul, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II : Landasan teori yang berisikan tentang Pengertian Pembiayaan, Pengertian Pembiayaan warung mikro, Penilaian Pemberian

11 Kualitas Pembiayaan, Penyebab Pembiayaan Bermasalah, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah. Bab III : Profil perusahaan yang berisikan tentang sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri, Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri, Produkproduk dan Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri. Bab IV : Merupakan hasil dari pembahasan dari penelitian, berisikan tentang Pembiayaan Bermasalah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Solok terdiri dari Proses Pemberian Pembiayaan warung mikro, Penyelamatan Pembiayaan warung mikro Bermasalah dan Penyelesaian Pembiayaan warung mikro Bermasalah yang dilakukan pihak Bank Syariah Mandiri Cabang Solok terhadap Pembiayaan Bermasalah. Bab V : Penutup yang berisikan Kesimpulan dari permasalahan yang penulis teliti dan Saran untuk perbaikan dimasa yang akan datang.