BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN
|
|
- Yulia Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 57 BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN A. Faktor- Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah Pembiayaan bermasalah tidak muncul begitu saja, selalu ada tandatanda atau indikator awal, seperti debitur tiba-tiba tidak mau membayar karena tidak memiliki I tikad baik. Ini salah satu alasan untuk berhati-hati dalam memberikan pembiayaan, karena waktu untuk mengenal calon debitur sangat terbatas. 1 Tabel 4.1 Tabel pembiayaan bermasalah di BMT SM NU Cabang Bojong pada tahun 2014: No Kolektabilitas Pembiayaan Jumlah 1. Lancar 1507 nasabah 2. Dalam perhatian khusus 12 nasabah 3. Diragukan 8 nasabah 4. Macet 15 nasabah Sumber data: BMT SM NU Bojong Pekalongan 1 Abraham usman, Manajer BMT SM NU Cabang Bojong, Wawancara Pribadi, diambil pada 5 Agustus
2 58 Suatu hal yang sering terjadi dalam suatu BMT adalah manajemen BMT tidak peka terhadap berbagai indikator awal pembiayaan bermasalah yang terjadi di BMT SM NU Bojong tersebut. Hal itu menjadikan terlambatnya penyelesaian awal atas pembiayaan bermasalah tidak dapat dilakukan. Secara umum faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah di BMT SM NU Bojong adalah karena kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapai nasabah, penyebab kesulitan keuangan nasabah dapat dibagi menjadi dua faktor: 2 1. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang ada didalam perusahaan sendiri dan faktor utama yang paling dominan adalah faktor manajerial. Timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan peusahaan yang disebabkan oleh faktor manajerial dapat dilihat dari beberapa hal, seperti anggota kurang menguasai pasar, kelalaian nasabah dalam menggunakan modalnya sehingga nasabah mengalami kerugian, bagian pembiayaan kurang teliti dalam memberikan modal kepada nasabah. Pada umumnya pembiayaan bermasalah yang ada di BMT disebabkan oleh faktor internal dari anggota, seperti: Agustus Abraham Usman, Manajer BMT SM NU CabangBojong, Wawancarapadatanggal 1
3 59 a. Produk yang dihasilkan nasabah kalah persaingan dengan usaha lain dipasaran b. Usaha yang dilakukan nasabah tergolong baru sehingga konsumen belum mengetahui tentang produk anggota c. Anggota pembiayaan tidak berpengalaman dalam berbisnis, sehingga usahanya kurang lancar. d. Nasabah tidak beritikad baik dalam penggunaan dana pembiayaan e. Anggota sakit atau meninggal f. Penggunaan dana tidak digunakan sesuai dengan kesepakatan. Pembiayaan bermasalah juga dapat disebabkan oleh faktor intern dari BMT itu sendiri, seperti: a. Kurangnya pemahaman pihak BMT atas usaha yang dijalankan nasabah b. Kurangnya kunjungan ke lokasi usaha anggota pembiayaan tersebut, pihak BMT SM NU Bojong kurang dalam melakukan pengawasan, apakah laporan yang diberikan nasabah wajar atau tidak dan kurang teliti terhadap laporan keuangan yang disajikan nasabah sehingga masalah yang dihadapi anggota tidak dapat terdeteksi sejak awal. c. Kurangnya perhatian atas keterlambatan pembayaran kewajiban anggota. d. Belum diterapkannya penggolongan pembiayaan secara tertib.
4 60 Untuk mengetahui penyebab pembiayaan bermasalah, BMT SM NU melakukan peninjauan langsung kepada anggota dan mencari tahu kesulitan yang dialami anggota yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermaslaah menjadi faktor utama yang dilakukan oleh tim komite di BMT dalam menentukan langkah-langkah penanganan pembiayaan bermasalah. Jika tidak ingin mengalami kerugian karena pembiayaan yang diberikan menjadi bermasalah, maka BMT harus mampu melihat tanda-tanda akan terjadi pembiayaan bermasalah. Tanda-tanda tersebut antara lain: 3 1) Lancar Pembiayaan dikatakan lancara apabila tidak terjadi tunggakan dalam angsuran setiap bulannya. 2) Dalam pengawasan Apabila dalam jangka waktu 1-4 bulan tidak melakukan kewajibannya untuk membayar angsuran 3) Diragukan Apabila terjadi penunggakan angsuran 5-6 bulan 4) Macet Apabila nasabah tidak melakukan kewajibannya selama lebih dari 6 bulan. 3 Wawancara dengan Abraham usman selaku manajer di BMT SM NU Bojong pada tanggal 1 Agustus 2015
5 61 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar kekuasaaan manajemen perusahaan, seperti bencana alam, selain itu juga ada faktor lain seperti: 4 a. Faktor lingkungan akan ikut berpengaruh dengan nilai permintaan barang yang dihasilkan. Seperti usaha sejenis yang dijalankan pada lingkungan anggota. b. Kondisi ekonomi, dampak ketidakstabilan ekonomi akan berpengaruh pada kenaikan barang atau jasa. Hal ini akan ikut berdampak terhadap usaha nasabah, diantaranya kenaikan biaya produksi, karena adanya kenaikan harga bahan baku produksi dan menurunya daya beli akibat naiknya harga kebutuhan pokok. Dari kesimpulan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah ada dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam perusahaan sendiri dan faktor utama yang paling dominan adalah manajerial, yang meliputi kurangnya perhatian dan kunjungan ke anggota pembiayaan. Sedangkan faktor eksternal yaitu bencana alam, faktor lingkungan dan kondisi perekonomian. 4 Wawancara dengan Nurul Bakri As ad Bagian Pembiayaan, wawancara pribadi pada tanggal 10 Agustus 2015
6 62 B. Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Modal Usaha di BMT SM NU Cabang Bojong Pekalongan Pembiayaan yang bermasalah perlu memperoleh penyelamatan yang khusus, apabila penyelamatannya tidak tepat maka akan berdampak pada kerugian bagi BMT SM NU Cabang Bojong itu sendiri, karena BMT SM NU Cabang Bojong sulit mendapatkan pembiayaan itu kembali. Untuk menentukan langkah yang perlu diambil dalam menghadapi pembiayaan bermasalah, perlu diteliti sebab-sebab terjadinya permasalahan. Bila sebab terjadinya permasalahan adalah faktor eksternal seperti bencana alam, maka BMT SM NU Bojong tidak perlu melakukan analisis lebih lanjut yang penting adalah bagaimana membantu nasabah untuk segera memperoleh penggantian dari perusahan asuransi. Banyak cara yang dapat dilakukan BMT untuk penyelamatan pembiayaan bermasalah, semua tergantung pada berat ringannya masalah yang dihadapi nasabah, serta sebab-sebab terjadinya kemacetan. Apabila pembiayaan itu masih dapat diselamatkan maka BMT dapat memberikan keringanan-keringanan. Dari hasil survei yang telah dilakukan peneliti di BMT SM NU Cabang Bojong, bahwa dalam proses penanganan pembiayaan dilakukan sebagai berikut: 5 5 Wawancara dengan Nurul Bakri As ad selaku Bagian Pembiayaan di BMT SM NU Cabang Bojong tanggal 15 Agustus 2015
7 63 1. Melakukan peninjauan langsung Melakukan peninjauan langsung setiap bulannya untuk mendapatkan setoran tiap bulan. Metode ini dilakukan setiap bulan ataupun mendekati akhir bulan, metode ini dilakukan dengan tahapan: a. Menelepon terlebih dahulu nasabah yang telah melebihi batas tanggal penyetoran angsuran pembiayaan. b. Memastikan tanggal yang dijanjijan anggota untuk melakukan pembayaran angsuran. c. Jika dari tanggal yang dijanjikan tersebut ternyata yang bersangkutan belum juga menyetorkan angsuranya maka petugas penagihan dari BMT SM NU Bojong akan mendatangi tempat tinggal anggota untuk mengambil kewajibanya untuk membayar angsuran. 2. Pemberian surat pemberitahuan Surat pemberitahuan berisi jumlah angsuran yang belum dibayar dengan permintaan kepada anggota untuk segera membayar tunggakan angsuran yang dimiliki. Surat pemberitahuuan ini diberikan oleh BMT SM NU Bojong kepada anggota pembiayaan yang memiliki tunggakan angsuran tetapi pembiayaan belum jatuh tempo. 3. Pemberian surat teguran Surat teguran bertujuan memberitahukan kepada nasabah bahwa pembiayaan yang dimiliki telah jatuh tempo dan berisi rincian jumlah
8 64 angsuran yang belum dibayar kepada anggota yang mempunyai tunggakan angsuran dan telah jatuh tempo. 4. Pemberian keringanan Keringanan ini bertujuan untuk membantu anggota yang mengalami kesulitan dalam pelunasan pembiayaan. BMT SM NU Bojong memberikan kepada anggota yang belum bisa melakukan pelunasan terhadap pembiayaan yang telah jatuh tempo, dengan cara memberikan keringanan tenggang waktu 15 hari setelah tanggal jatuh tempo untuk melunasinya. 5. Rescheduling Rescheduling yaitu penjadwalan kembali dengan jangka waktu angsuran serta memperkecil jumlah angsuran dengan syarat perjanjian pembiayaan yang berkenaan apabila anggota belum mampu melunasi tunggakan pembiayaan. BMT SM NU Bojong melihat ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Usaha yang dijalani anggota masih memiliki potensi untuk terus berkembang b. Kemampuan anggota masih ada dan anggota ber i tikad baik untuk membayar kewajibannya. c. Kesulitan yang dihadapi anggota hanya bersifat sementara. Adapun bentuk penjadwalan ulang di BMT SM NU Bojong antara lain: 1. Perpanjangan jangka waktu pelunasan pembiayaan 2. Perpanjangan jadwal angsuran.
9 65 Lembaga keuangan syariah boleh melakukan penjadwalan kembali (Resheduling) tagihan pembiayaan ijarah bagi nasabah yang tidak mampu menyelesaikan atau melunasi pembiayaanya sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah disepakati, dengan ketentuan: a. Tidak menambah jumlah tagihan yang tersisa. b. Pembebanan biaya dalam proses penjadwalan kembali adalah riil. c. Perpanjangan masa pembayaran harus berdasarkan kesepakatan kedua. belah pihak. 6. Reconditioning Merupakan penyelamatan pembiayaan dengan cara melakukan perubahan syarat perjanjian pembiayaan dan tidak terbatas hanya pada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu pembiayaan. Di BMT SM NU Bojong Reconditioning dilakukan dengan cara: a. Perpanjangan jangka aktu pembiayaan b. Memperkecil margin atau bagi hasil yang harus dibayar anggota kepada BMT SM NU Bojong Sedangkan ketentuan lain dalam pemberian Reconditioning antara lain: a. Potensi usaha nasabah masih ada b. Sarana usaha memadai c. Mengalami kesulitan keuangan dan manajemen
10 66 7. Restructuring (Penataan kembali) Merupakan upaya penanganan pembiayaan dengan melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian pembiayaan berupa pemberian pembiayaan. Restructuring ini dilakukan oleh BMT SM NU Bojong apabila potensi usaha yang dimiliki anggota masih baik. Adapun pertimbangan dilakukanya restructuring adalah: a. Nasabah memiliki i tikad baik b. Usaha nasabah masih ada c. Kesulitan keuangan yang dialami hanya sementara Rescheduling, Reconditioning dan Restructuring merupakan strategi penanganan pembiayaan dalam rangka mencegah timbulnya keraguan lebih lanjut atas suatu pembiayaan. Adapun tujuan dari penanganan pembiayaan antara lain: a. Memperkecil kemungkinan kerugian yang lebih besar b. Memperbaiki portepel pembiayaan c. Menetapkan langkah-langkah yang dilakukan untuk penyelamatan pembiayaan Penanganan-penanganan diatas dilakukan terhadap pembiayaan bermasalah yang disebabkan oleh faktor internal. Sedangkan pembiayaan bermasalah yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti bencana alam, penyelamatan pembiayaan yang dilakukan oleh BMT SM NU Bojong adalah memberikan keringanan berupa pengembalian pokok pinjamanya
11 67 saja tanpa bagi hasil. Apabila langkah-langkah penanganan pembiayaan di atas tidak berhasil, maka penanganan pembiayaan bermasalah dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Menjual barang jaminan nasabah Sebelum melakukan penjualan jaminan, pihak BMT SM NU Bojong bermusyawarah dulu dengan nasabah untuk mencari jalan keluar dalam menyelesaikan pembiayaan dengan cara menjual barang jaminan. Apabila nasabah menyetujui penanganan pembiayaan dengan menjual barang jaminan makan BMT SM NU dapat menjual jaminan tersebut. Lembaga keuangan syari ah boleh melakukan penyelesaian pembiayaan ijarah bagi nasabah yang tidak bisa menyelesaikan atau melunasi kewajibanya ssuai dengan jumlah dan waktu yang telah disepakati dengan ketentuan: a. Objek ijarah atau jaminan lain dijual oleh nasabah atau mellui LKS dengan harga pasar yag disepkati b. Nasabah melunasi utangnya kepada lembaga keuangan syari ah dari hasil penjualan. c. Apabila hasil penjualan melebihi sisa utang makan LKS mengembalikan sisa penjualan kepada nasabah d. Apabila hasil penjualan jaminan lebih ekcil dari sisa hutang, maka sisa utang tetap menjadi utang nasabah
12 68 e. Apabila anggota tidak mampu membayar sisa utangnya, maka LKS dapat membebaskanya. 2) Menyita barang yang senilai dengan barang jaminan Langkah ini hanya dapat dilakukan jiak sebelumnya telah ada perjanjian secara tertulis untuk menyita barang yang senilai dengan nilai peminjaman, masalah penyitaan atau eksekusi jaminan di BMT SM NU Bojong sangat tergantung pada kebijakan manajemen. Di BMT SM NU Bojong cara menyita barang yang senilai dengan nilai pinjaman belum pernah dilakukan karena BMT SM NU Bojong lebih mengutamakan dengan cara kekeluargaan atau musyawaroh dan dengan Resheduling dan pembiayaan ulang dalam benuk Qardul Hasan. Dari kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa BMT SM NU Bojong dalam melakukan penanganan pembiayaan bermasalah yang disebabkan oleh faktor Internal dapat dilakukan dengan cara Pendekatan persuasif atau melakukan musyawarah dengan anggota, kemudian mencari solusi yang terbaik, jika belum berhasil juga maka pihak BMT SM NU Bojong akan memberikan surat pemberitahuan pertama, kedua dan ketiga, surat teguran, pemberian keringanan, penjadwalan kembali, Reconditioning, Restructuring. Sedangkan penanganan pembiayaan yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti kebakaran, bencana alam, penyelamatan pembiayaan yang dilakukan oleh BMT SM NU Bojong adalah memberikan
13 69 keringanan berupa pengembalian pokok pinjamanya saja tanpa bagi hasil. Namun apabila langkah diatas tidak berhasil juga maka pihak BMT SM NU Bojong akan melakukan penjualan jaminan. Dari hasil survey yang dilakukan peneliti kepada nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah, pihak BMT melakukan kunjungan dan musyawarah kepada nasabah untuk mencari jalan keluar yang terbaik, ketika nasabah memang sudah tidak bisa melaksanakan kewajibanya maka pihak nasabah bersedia menjual barang jaminan yang diberikan kepada BMT SM NU Bojong. 6 6 Hasil wawancara dengan nasabah pembiayaan bermasalah pada tanggal 20 Agustus 2015
BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah di KJKS BTM Kajen, kabupaten Pekalongan Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN A. Analisis Penanganan Pembiayaan Bermasalah di KJKS Madani Kota
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Risiko Pembiayaan di KSPPS Marhamah Cabang Wonosobo Dalam setiap pembiayaan yang terjadi di lembaga keuangan baik Bank maupun
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SYARI AH SURABAYA A. Aplikasi Penyelesaian
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Upaya Pencegahan Pembiayaan Bermasalah di BMT Al Hikmah Ungaran BMT Al Hikmah merupakan sebuah lembaga keuangan syariah non bank yang menghimpun dana dari masyarakat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL
BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL A. Analisis Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BMT NU Sejahtera Cabang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Bermasalah di BMT Amanah Mulia Magelang Setelah melakukan realisasi pembiayaan ijarah, BMT Amanah Mulia menghadapi beberapa resiko
Lebih terperinciBAB IV. Studi Pengelolaan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah di BMT Mina. Lana. A. Pengelolan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah
BAB IV Studi Pengelolaan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah di BMT Mina Lana A. Pengelolan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah Pengelolaan pembiayaan mudharabah bermasalah adalah usaha yang dilakukan oleh BMT
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab terjadinya Pembiayaan Bermasalah di BMT Amanah Usaha Mulia Magelang Menurut informasi yang diperoleh penulis melalui wawancara dengan karyawan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang Dalam proses pengajuan pembiayaan murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang, terdapat beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara maju dan berkembang di Indonesia, sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangannya. Mereka menganggap bank merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo Dalam sebuah lembaga keuangan pembiayaan bermasalah bukanlah hal yang baru atau asing lagi untuk didengarkan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang Pembiayaan merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Menyadari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah. Dalam suatu pembiayaan memang mengandung resiko, meskipun BMT Citra Keuangan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan
BAB V PEMBAHASAN A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan Menurut Muhammad bahwa pembiayaan bermasalah merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi oleh setiap lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI NON PERFORMING FINANCING (NPF) PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN TAHUN 2008/2010
75 BAB IV EVALUASI NON PERFORMING FINANCING (NPF) PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN TAHUN 2008/2010 A. Evaluasi Pembiayaan Qardhul Hasan di BNI Syariah Cabang Pekalongan Tahun 2008/2010
Lebih terperinciGUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/17/PBI/2005 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA BENCANA ALAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KABUPATEN NIAS, PROVINSI SUMATERA UTARA
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Faktor Yang Menyebabkan timbulnya Pembiayaan Bermasalah. diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan
BAB IV PEMBAHASAN A. Faktor Yang Menyebabkan timbulnya Pembiayaan Bermasalah Sebagaimana diketahui bahwa dalam setiap pemberian pembiayaan diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan
Lebih terperinciRESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN
BAB IV ANALISIS PENENTUAN PEMBAYARAN MARGIN PADA PROSES RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan penulis pada pembiayaan qardhul hasan di
93 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pemaparan penulis pada pembiayaan qardhul hasan di BNI Syariah Cabang Pekalongan, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal terkait evaluasi terhadap NPF pada
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah
BAB III PEMBAHASAN A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS Suriyah 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah Salah satu akad yang paling populer digunakan oleh perbankan syari ah adalah
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, adalah penyedianaan uang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor-faktor yang menyebabkan Pembiayaan KPR bermasalah pada Bank BTN Syariah Cabang Semarang Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan staff bagian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit secara umum, kredit adalah sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis pada saat sekarang ini atas dasar kepercayaan sebagai pengganti
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung
BAB V PEMBAHASAN A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung Berdasarkan paparan hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat diketahui dalam pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA A. Analisa Hukum Islam Terhadap Sanksi Denda Pada Nasabah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pembiayaan yang menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada zaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat melalui pembiayaan yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI
BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU MOJOKERTO A. Analisis Mekanisme Penanganan Pembiayaan Macet
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN A. Kondisi Analisis Kelayakan Debitur Pada Pembiayaan Murabahah Di BMT ANKASA Kabupaten Pekalongan Dalam pemberian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra
47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra Sejahtera Subah-Batang Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK MURABAHAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG
BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK MURABAHAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG A. Faktor Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Murabahah Di KJKS BMT Walisongo Semarang. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA
102 BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD MURA@BAH}AH DAN PENYELESAIANNYA A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Bermasalah Produk KPR Akad Mura@bah}ah Faktor-faktor
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG
BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG A. Analisis Pembiayaan Bermasalah di Kospin Jasa Layanan Syariah Pemalang Keluarnya Keputusan Menteri Negara
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank dan Produk Bank 2.1.1 Pengertian Bank Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan disalurkan dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA A. Mekanisme Akad Murabahah Dalam Pembiayaan Kendaraan Pembiayaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Persyaratan dalam Mengadakan Akad Murabahah di BMT-UMY
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Persyaratan dalam Mengadakan Akad Murabahah di BMT-UMY 1. Syarat Akad Murabahah Produk Pembiayaan di BMT-UMY diantaranya adalah Murabahah, Musyarakah dan Ijarah.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Faktor Penyebab Pembiayaan Implan Bermasalah (Pasdu) Di Bank Syariah
BAB IV PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Pembiayaan Implan Bermasalah (Pasdu) Di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Painan Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan implan bermasalah di
Lebih terperinciMura>bah}ah oleh BMT Dana Mentari, sebagaimana diterbitkan dalam
BAB IV IMPLEMENTASI AKAD BAI AL-MURA>BAH}AH PADA BMT-BMT DI KECAMATAN PURWOKERTO UTARA A. Implementasi Akad Bai al-mura>bah}ah di BMT Dana Mentari Cabang Karangwangkal. 1. Praktek Akad Mura>bah}ah di BMT
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH
BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. A. Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah Pada akad Murabahah di KSPS BMT BUS Cabang Kanjengan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA A. Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah Pada akad Murabahah di KSPS BMT BUS Cabang Kanjengan a) Dari Pihak Anggota 1 1. Karakter (watak) nasabah yang tidak mau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan
60 BAB IV HASIL PENELITIAN Pembiayaan merupakan salah satu diantara produk yang ditawarkan pada bank syariah. Di Bank Syariah Mandiri Cabang Solok, pembiayaan warung mikro syariah merupakan diantara produk
Lebih terperinciGUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 8/ 10 /PBI/2006 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT BANK PASCA BENCANA ALAM DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN DAERAH SEKITARNYA DI PROPINSI JAWA TENGAH GUBERNUR
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan mengenai Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada Unit Usaha Syariah PT. Bank Jatim Pusat Tbk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. BMT adalah gabungan dari Baitul Mal dan Baitul Tamwil. Baitul
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BMT adalah gabungan dari Baitul Mal dan Baitul Tamwil. Baitul Mal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang bersifat non-profit. Sumber dananya
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Minimalisasi Risiko Pembiayaan Murabahah Di Bank. Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.
1 BAB V PEMBAHASAN A. Implementasi Minimalisasi Risiko Pembiayaan Murabahah Di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung. Manajemen risiko adalah proses membangun kontrol untuk meminimalir kemungkinan
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. penyajian data. Data yang dihasilkan merupakan hasil dari penelitian
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Setelah data yang yang diperlukan terkumpul, langkah berikutnya adalah penyajian data. Data yang dihasilkan merupakan hasil dari penelitian dilapangan
Lebih terperinciBAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di
BAB IV ANALISIS DEFAULT PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Akad Murabahah di BMT Harapan Umat Juwana Secara umum pembiayaan murabahah di BMT Harapan Umat dilakukan untuk pembelian secara pesanan dimana pada umumnya
Lebih terperinciMUD}A>RABAH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG JOMBANG
BAB IV ANALISIS PENCEGAHAN DAN STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUD}A>RABAH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG JOMBANG A. Pencegahan Pembiayaan Mud}a>rabah Bermasalah BMT UGT Sidogiri Cabang Jombang Sebagai lembaga
Lebih terperincikemudian hari bagi bank dalam arti luas;
KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah Dalam kasus kredit bermasalah, debitur mengingkari janji membayar bunga dan pokok pinjaman mereka yang telah jatuh tempo, sehingga dalam hal ini
Lebih terperinciKEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA
KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka mencapai Tujuan pendirian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mengenai pelaksanaan akad pembiayaan musyarakah di BMT Beringharjo. Yogyakarta, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pelaksanaan akad pembiayaan musyarakah di BMT Beringharjo Yogyakarta, maka dapat dikemukakan kesimpulan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/9/PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPENANGANAN KREDIT BERMASALAH. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM
PENANGANAN KREDIT BERMASALAH KREDIT BERMASALAH Non-Performance Loan / NPL KONDISI DIMANA DEBITUR MENGINGKARI JANJINYA MEMBAYAR BUNGA DAN / ATAU KREDIT INDUK YANG TELAH JATUH TEMPO, SEHINGGA TERJADI KETERLAMBATAN
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Aisyah Khoirun Nisa 2. Tempat, Tanggal Lahir : Blora, 30 Maret 1996 3. Alamat : Ds. Kadengan Rt.02 Rw. 01 Randublatung-Blora, Jawa Tengah. 4. No. HP
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dan dunia usaha maupun jasa lainnya. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam memacu perkembangan kegiatan perekonomian Indonesia, fungsi dan peranan perbankan dewasa ini semakin menduduki tempat penting, hal ini disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Seperti yang telah diketahui bukan hanya lembaga perbankan syariah saja, bahkan lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian, maka bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data beserta pembahasannya. Hasil penelitian tersebut untuk menjawab
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMANTAUAN TINGKAT KOLEKTIBILITAS PEMBIAYAAN
BAB IV ANALISIS PEMANTAUAN TINGKAT KOLEKTIBILITAS PEMBIAYAAN A. Prosedur Pemantauan Kolektibilitas Pembiayaan 1. Identifikasi Pembiayaan Pembiayaan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi BMT atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2007 hingga 2010 proporsi jumlah bank gagal dari jumlah bank yang ditetapkan dalam pengawasan khusus cenderung meningkat sesuai dengan Laporan Tahunan Lembaga
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet dengan menggunakan empat variabel yaitu margin, jangka waktu pinjaman, stabilitas penjualan, dan komitmen
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PRNELITIAN
BAB IV ANALISIS HASIL PRNELITIAN A. Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah di KSPPS BMT BUS Cabang Kendal a. Dari Pihak Anggota 1 1. Karakter (watak) nasabah yang tidak mau membayar Pada program PKL
Lebih terperinciBAB 11 LANDASAN TEORI
BAB 11 LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo Para calon penerima dana bergulir yang ingin mendapatkan fasilitas kredit dana bergulir dari Dinas
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka kesimpulan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka kesimpulan yang diperoleh: 5.1.1 Implementasi Sistem Manajemen Risiko Pada Bank BTN KCS Malang Sistem implementasi
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang
BAB III PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang PT. BPRS Suriyah Semarang dalam memberikan Produk Pembiayaan, termasuk Pembiayaan Murabahah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Mekanisme Akad Wakalah Di BMT Hudatama Semarang Hubungan antara BMT Hudatama dengan anggota adalah sebagai pihak yang mewakilkan dan pihak yang diwakili, anggota
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.
BAB III PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat Kudus a. Prosedur Pengajuan Pembiayaan 1 1. Pemohon a. Telah masuk sebagai anggota b. Membuka simpanan sirkah sebesar Rp.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MEKANISME PELELANGAN AGUNAN ATAS NON PERFORMING FINANCE DI BANK SYARIAH MANDIRI PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS MEKANISME PELELANGAN AGUNAN ATAS NON PERFORMING FINANCE DI BANK SYARIAH MANDIRI PEKALONGAN A. Pengawasan Risiko Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah Mandiri Pekalongan Sudah menjadi maklum
Lebih terperinciFaktor yang paling sering terjadi yaitu bangkrut yaa pada perusahaan, kita mensurveynya kurang tepat, karakter nasabah yang susah,
Wawancara dengan pihak Account officier No Tanggal Nama Profesi Pedoman Pertanyaan Isi Wawancara Wawancara Responden 1 14 juli 2017 Mas Taufik Account Officier 1. Seperti apa mekanisme penyaluran pembiayaan
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS PENYELAMATAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK GRIYA ib HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA
BAB IV ANALISIS PENYELAMATAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK GRIYA ib HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA A. Analisis Kreteria Pembiayaan Bermasalah pada Produk Griya ib Hasanah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini, peran perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Prinsip Kehati-hatian (Prudential) dalam pemberian pembiayaan di KJKS BINAMA 1. Analisis pembiayaan Sebagai lembaga keuangan yang berusaha
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Pembiayaan Bermasalah dan Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di KSPPS Tamzis Bina Utama Wonosobo KSPPS Tamzis Bina Utama Wonosobo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian Indonesia secara
Lebih terperinciBAB IV. Restrukturisasi dalam. Setiap usaha penyelesaian pembiayaan bermasalah yang terjadi di industri
BAB IV ANALISIS TERHADAP RESTRUKTURISASI PADA PROSES PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH HUNIAN SYARIAH AKAD MUSYA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH A. PENGERTIAN PEMBIAYAAN Dalam kamus perbankan konsep yang dimaksud biaya adalah pengeluaran atau pengorbanan yang
Lebih terperinciSTRATEGI PENYELAMATAN KREDIT BERMASALAH DI BANK JATIM CABANG BOJONEGORO RANGKUMAN TUGAS AKHIR
STRATEGI PENYELAMATAN KREDIT BERMASALAH DI BANK JATIM CABANG BOJONEGORO RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : UMI ALFIAH NIM : 2012110158 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015 RANGKUMAN 1. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Risiko Pembiayaan dengan Akad Murabahah di BTM Wiradesa
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Risiko Pembiayaan dengan Akad Murabahah di BTM Wiradesa Pekalongan Kegiatan lembaga keuangan bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya
Lebih terperinciBy : Angga Hapsila, SE.MM
By : Angga Hapsila, SE.MM BAB VI MANAJEMEN KREDIT 1. PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT 2. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT 3. KUALITAS KREDIT 4. TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BTM KEDUNGWUNI. A. Profil Umum KJK Syariah BTM Kedungwuni
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BTM KEDUNGWUNI A. Profil Umum KJK Syariah BTM Kedungwuni 1. Sejarah Singkat KJK Syariah BTM Kedungwuni Koperasi Jasa Keuangan Syari ah (KJKS) Baitut
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA. A. Wawancara Kepada Koordinator BKM Rukun Makmur pada tanggal 14
84 Lampiran 1 DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA A. Wawancara Kepada Koordinator BKM Rukun Makmur pada tanggal 14 November 2016 di Kelurahan Tambakbayan 1. Selamat siang pak, maaf mengganggu waktunya
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah pada pembiayaan pertanian kentang KJKS Baituttamwil Tamzis Cabang Kejajar. Pembiayaan merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah dalam bentuk lembaga keuangan syari ah, yang sudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BTM (Baitut Tamwil Muhammadiyah) merupakan amal usaha Muhammadiyah dalam bentuk lembaga keuangan syari ah, yang sudah berdiri selama 14 tahun, dan melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Beberapa pendapat yang menulis tentang pengertian prosedur salah satunya Ardiyos (2004:73) menyatakan bahwa: Prosedur adalah suatu bagian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur untuk Mengajukan Pembiayaan Murabahah pada produk ib
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur untuk Mengajukan Pembiayaan Murabahah pada produk ib Hasanah yang dilakukan oleh BNI Syariah Cabang Pekalongan. Tujuan pembiayaan murabahah pada produk ib Hasanah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Koperasi Serba Usaha KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dalam memberikan kredit
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha Bank Perkreditan
Lebih terperinciPENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH MENURUT UNDANG - UNDANG NOMOR 04 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN
PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH MENURUT UNDANG - UNDANG NOMOR 04 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN Oleh Jatmiko Winarno Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Lamongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini tidak hanya lembaga keuangan perbankan, namun juga dijalankan oleh lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi Islam di Indonsia ditandai dengan perkembangan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Lembaga Keuangan di Indonesia sekarang ini tidak hanya lembaga
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih
BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro Pembiayaan mikro adalah pembiayaan yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah yang sudah mempunyai usaha lebih dari 2 tahun
Lebih terperinciA. MEKANISME PENGELOLAAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT DI UPK PNPM MANDIRI PEDESAAN KEC. SEMANDING KAB. TUBAN
84 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT DALAM PEMBERIAN PINJAMAN DI UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN KEC. SEMANDING KAB. TUBAN A. MEKANISME
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menyerasikan dan mengembangkan perekonomian dan pembangunan nasional.
Lebih terperinciPERTANYAAN WAWANCARA UNTUK PIHAK BMT MITRA USAHA UMMAT. Dilakukan pada tanggal 10 Desember 2011, di BMT Mitra Usaha Ummat
LAMPIRAN PERTANYAAN WAWANCARA UNTUK PIHAK BMT MITRA USAHA UMMAT Dilakukan pada tanggal 10 Desember 2011, di BMT Mitra Usaha Ummat 1. Bisa perkenalkan nama Bapak? Bapak Agus Sulistiono 2. Sudah berapa lama
Lebih terperinciBAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).
78 BAB IV Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo). A. Analisa Aplikasi Penentuan Margin Dalam Pembiayaan Mud}a>rabah Mikro
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Dari hasil wawancara langsung yang penulis lakukan pada pihak BNI
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data 1. Data Informan Dari hasil wawancara langsung yang penulis lakukan pada pihak BNI Syariah Cabang Banjarmasin diperoleh data yang diuraikan sebagai
Lebih terperinci