Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

Lepi Candra 1, Lili Andriani 2 Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP UNBARI. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS yang peneliti

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian yang terdiri

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Sri Sunarti. Sri Sunarti SD Negeri 1 Pakis

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

Sujariyah. SD Negeri Pagedangan 01 Adiwerna Tegal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ BERBASIS CD PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PGRI ARJOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEKNIK JIGSAW

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMANFAATAN SATUAN PANJANG DAN BERAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK. Sri Handayani

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PICTURE AND PICTURE DENGAN GAMBAR SERI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN SEDEHANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keyword: concept sentence model, flashcard media, writing skills

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

KOREKSI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA (STUDENT CENTERED LEARNING) DALAM PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktekprektek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rini Endah Sugiharti, Tantri Putri Dwi Pratiwi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

Transkripsi:

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 2, Juni 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA SD Negeri Brekat 02 Tarub Tegal *Diterima Januari 2017, disetujui Maret 2017, dipublikasikan Juni 2017 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Scramble berbantu media kartu kata. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Brekat 02. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Melalui model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata dapat meningkatkan aktivitas membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dibuktikan dari peningkatan hasil observasi aktivitas belajar siswa yang pada siklus I memperoleh skor sebesar 16 (62%) kriteria cukup aktif meningkat pada siklus II dengan perolehan skor menjadi 21,7 (83%) kriteria aktif. Dan dengan menggunakan model pembelajaran scramble ini juga dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Kata Kunci: Kartu Kata; Membaca; Scramble 2017 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter PENDAHULUAN Pembelajaran membaca dengan kompetensi dasar yang di sampaikan adalah membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat. Dari hasil observasi yang telah dilaksanakan melalui pengamatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas I SD Negeri Brekat 02 dalam aspek membaca, keterampilan membaca siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan membaca ini didapati dari hasil tes membaca nyaring suku kata dan kata dari 26 siswa terdapat 18 siswa yang membacanya masih belum tepat. Hal ini dikarenakan perhatian siswa hanya terfokus pada 15 menit awal hingga pada kegiatan inti siswa cenderung ramai tetapi tidak dalam situasi belajar sehingga materi yang disampaikan tidak terserap sepenuhnya dan dipahami oleh siswa. Guru juga sudah memberikan penjelasan maksud dari tulisan yang dibacanya dengan lisan dan contoh di papan tulis namun sebagian siswa masih belum paham jika disuruh menjawab soal dari pertanyaan yang terdapat dalam bacaan tersebut. Siswa kelas I idealnya sudah dalam taraf mengenal huruf yang dibacanya, akan tetapi 69,23% atau 18 siswa masih kesulitan dalam membaca suku kata/kata dan intonasi yang tepat serta memahami maksud dari kata yang dibacanya. Ini tercermin dari hasil tes keterampilan membaca permulaan yang telah dilaksanakan dengan siswa di tes untuk membaca beberapa kata, diperoleh nilai rata-rata siswa hanya mencapai 59,6. Terdapat 6 siswa (23,1%) yang keterampilan membacanya sudah mencapai nilai KKM. Sedangkan 20 siswa lainnya (76,9%) belum dapat mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Selain itu, pembelajaran membaca suku kata/kata yang telah diterapkan guru dengan model pembelajaran picture and picture ternyata juga belum mampu meningkatkan aktivitas 1

siswa dalam membaca. Pembelajaran menggunakan model picture and picture yang sudah diterapkan masih didominasi siswa tertentu saja, sebagian besar siswa hanya mengamati gambar yang disajikan oleh guru. Tindakan yang dilaksanakan pada keterampilan membaca yang masih rendah ini dengan memberikan pembelajaran yang dapat mengakomodasi setiap siswa dengan memperhatikan perkembangan, kesulitannya dalam membaca serta memberikan media sederhana yang mudah dioperasikan sehingga mampu memberikan daya ingat yang kuat untuk siswa dalam mengenal huruf. Adapun tindakan yang akan dilaksanakan yaitu melalui penggunaan model pembelajaran Scramble berbantu media kartu kata dengan berbagai macam ejaan vokal, konsonan, gabungan konsonan dan diftong yang belum dikuasai siswa. Model pembelajaran Scramble diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan yang terjadi. Dalam penggunaan model pembelajaran Scramble, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diminta untuk mengerjakan soal yang jawabannya telah disediakan secara acak. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru yang dikemas seperti sebuah permainan. Model pembelajaran ini juga menuntut siswa untuk aktif berdiskusi dengan kelompoknya sehingga bisa menemukan jawaban dari soal yang diberikan. Dalam menerapkan model pembelajaran Scramble, peneliti juga memadukan media kartu kata. Media kartu kata dalam penelitian ini yaitu berupa potongan kartu kata dengan ejaan-ejaan yang berbentuk tiga dimensi, dapat dipegang, dilihat dan dibaca secara langsung oleh siswa dan bisa diolah dari kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat. Penggunaan media kartu kata pada pembelajaran membaca dalam penelitian ini diterapkan dengan model pembelajaran Scramble yang langkah-langkah pelaksanaannya siswa berlomba mencari kartu dengan kata yang diberikan guru, dengan panduan guru secara berkelompok siswa dapat berlomba membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat secara tuntas di tiap anggota kelompoknya, kemudian menyusun kartu kata tersebut menjadi sebuah kalimat dan menempelkanya di papan flanel. Dengan kegiatan tersebut dapat memudahkan guru dalam membimbing tiap siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Scramble berbantu media kartu kata. Taylor dalam Miftahul Huda (2013: 303) menjelaskan model pembelajaran Scramble merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam penggunaan model pembelajaran ini, siswa diharuskan untuk menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Siswa tidak hanya diminta untuk menjawab soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak. Adapun kunci dalam model pembelajaran Scramble adalah ketepatan dan kecepatan berpikir dalam menjawab soal, serta kerjasama antar anggota kelompok. Shoimin (2014: 167) mengungkapkan bahwa melalui model pembelajaran Scramble siswa dapat berlatih menyusun kata, kalimat maupun wacana yang acak susunannya menjadi susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya. Scramble terdiri atas 3 macam bentuk, yaitu: 1) Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna; 2) Scramble kalimat, yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak; 3) Scramble wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Scramble berbentuk permainan acak kata, kalimat, dan paragraf. Melalui pembelajaran model pembelajaran Scramble, siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau paragraf yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya. 2

Menurut Shoimin (2014: 167), secara umum pembelajaran Scramble terdiri dari 3 kegiatan, yaitu persiapan, kegiatan inti, dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatannya tidak jauh berbeda dengan yang diungkapkan oleh Mifathul Huda. Kegiatan persiapan meliputi menyiapkan bahan dan media. Kegiatan Inti meliputi diskusi kelompok untuk mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, kemudian diskusi kelompok besar untuk menganalisis dan mendengar pertanggungjawaban dari setiap kelompok atas hasil kerjanya. Kegiatan tindak lanjut meliputi kegiatan pengayaan dan kegiatan mengoreksi. Media kartu kata merupakan kata-kata yang dituliskan pada potongan-potongan suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis (tripleks). Potongan-potongan kata tersebut dapat dipindahpindahkan sesuai keinginan pembuat suku kata, kata maupun kalimat. Penggunaan kartu kata ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran membaca permulaan. Selain itu kartu kata juga melatih kreatif siswa dalam menyusun kata-kata sesuai dengan keinginannya (Imas dan Berlin, 2015:46) Model pembelajaran Scramble ini sesuai diterapkan dalam pembelajaran membaca di kelas I. Model pembelajaran Scramble sangat sesuai dengan karakteristik siswa yang suka berkelompok dengan teman sebaya, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, dan memandang nilai sebagai ukuran prestasi. Adanya pembagian kelompok dalam model pembelajaran Scramble sesuai dengan karakteristik siswa yang suka berkelompok dengan teman sebaya. Model pembelajaran seperti ini meniadakan persaingan individu, menumbuhkan sikap demokratis dan melatih kemampuan memecahkan suatu tugas yang diberikan (Tangguh Putra Nursetiaji, A., & Supraptono, E, 2015:53). Hal ini akan membuat siswa saling bertukar informasi serta saling mengajari satu sama lain. Adanya kompetisi dan penghargaan di akhir kegiatan akan membuat siswa tertantang untuk mendapatkan nilai terbaik yaitu dengan mengerjakan soal yang diberikan dengan sebaik mungkin. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Brekat 02 Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 26 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Peneliti mengambil subjek penelitian ini dikarenakan aktivitas dan keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia tergolong masih rendah. Penelitian dirancang melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dengan mengacu pada tujuan penelitian. Sanjaya (2013:26) mengungkapkan bahwa PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui kegiatan refleksi diri dengan cara melakukan berbagai tindakan terencana dalam situasi nyata serta menganalisis dampak dari perlakuan tersebut. Secara garis besar, terdapat empat tahapan yang dilalui dalam melaksanakan penelitian ini yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Adapun gambaran penelitian secara umum dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tahap perencanaan, dirancang dalam setiap siklus untuk memperbaiki proses pembelajaran. Sehingga tidak hanya berisi tentang kompetensi yang harus dicapai tetapi juga menonjolkan perlakuan khusus yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, perencanaan yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; 2) Menyusun alat tes keterampilan membaca; 3) Merencanakan dan membuat media kartu kata yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran; 4) Menyiapkan alat observasi yang meliputi lembar observasi aktivitas belajar siswa; 5) Menyiapkan alat dokumentasi. Tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus penelitian dengan tiap siklus penelitian dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Tindakan yang dilakukan 3

peneliti dalam proses pembelajaran pada tiap siklus penelitian sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah disusun, antara lain: 1) Melakukan apersepsi, guru menunjukkan kartu kata untuk dan membacakan bersama untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa untuk membaca kemudian menyanyikannya; 2) Guru membuka pelajaran dengan menunjukkan beberapa kartu kata di depan kelas dan siswa menirukan ejaan yang dicontohkan guru dengan lafal dan intonasi yang tepat; 3) Siswa menirukan kata yang terdapat dalam bacaan, misalnya dengan kata tertawa ; 4) Guru membagi siswa secara berkelompok; 5) Siswa mengambil tiga kartu kata yang di siapkan guru setiap kelompok membacakan kata pertama dengan lafal daan intonasi yang benar dan dilanjutkan membaca individu secara bergiliran dalam kelompok; 6) Guru membimbing siswa yang dapat membaca dengan benar agar memberikan contoh membaca pada temannya yang belum tepat, kelompok yang sudah dapat membaca semua kata dengan benar dapat bertukar kartu kata dengan kelompok lain; 7) Guru membimbing dalam kelompok, pelafalan kata yang susah dikuasai oleh siswa untuk diulangi lagi dengan contoh kata yang berbeda; 8) Siswa menyusun kata-kata tersebut hingga membentuk sebuah kalimat yang benar dan satu kelompok melakukan gerakan sesuai dengan kalimat tersebut; 9) Siswa menempelkan kartu kata tersebut kemudian di bacakan secara bersama dan individu; 10) Siswa melakukan tes keterampilan membaca dengan membaca kartu kata yang telah disusun dalam papan flanel dengan memperhatikan lafal, intonasi, serta ketepatan dan kelancaran dalam membaca, di sisi lain siswa mengerjakan tes tertulis membaca memahami bacaan pada kartu kata. Tahap observasi ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung adapun subjek observasi yang diamati adalah observasi aktivitas siswa dalam menanggapi dan mempergunakan media kartu kata serta keterampilan siswa dalam membaca permulaan. Dan yang terakhir yaitu tahap refleksi. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data yang telah terkumpul dari hasil observasi, dari hasil observasi siklus I ini didapati siswa masih kesulitan dalam membaca dengan huruf vokal, konsonan, dan gabungan huruf konsonan, media kartu kata ukurannya kurang besar sehingga siswa yang di belakang masih jalan ke depan untuk pandangannya, suara siswa dalam membaca masih kurang jelas dalam pengucapannya. Dari hasil observasi tersebut perlu adanya revisi untuk memperbaiki pada tindakan siklus II. Revisi yang dilakukan yaitu kartu kata yang digunakan menggunakan kata dengan ejaan yang belum dikuasai siswa dan dibantu pemenggalan suku kata yang dipisahkan dengan warna yang berbeda. Peneliti melakukan refleksi, yaitu mencoba mengkaji efektif tidaknya proses pembelajaran dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja aspek aktivitas siswa, dan keterampilan belajar siswa pada tiap siklusnya serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan tiap siklusnya. Kemudian bersama kolaborator membuat perencanaan tindak lanjut perbaikan untuk siklus berikutnya dengan mengacu pada siklus sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari kondisi awal dan dua siklus penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasil perbandingan antara kondisi awal (pra siklus), siklus I, dan siklus II terkait aktivitas belajar siswa dan keterampilan membaca siswa. Hasil penelitian dari kondisi awal sampai siklus II adalah sebagai berikut: Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa tiap siklus penelitian adalah sebagai berikut: 4

Tabel 1. Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus Penelitian No Indikator yang diamati Siklus I Siklus II skor % skor % 1 Siswa berani bertanya dan mengungkapkan pendapatnya pada guru atau teman 12,5 48% 20 77% 2 Siswa menyimak penjelasan dari guru 19 73% 24 92% 3 Siswa menirukan bacaan yang diucapkan oleh guru 16,5 63% 21 81% Jumlah 48 185% 65 250% Skor rata-rata 16 62% 21,7 83% Kriteria Cukup aktif Aktif Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat peningkatan aktivitas belajar siswa setiap siklus penelitian. Pada siklus I aktivitas belajar siswa memperoleh skor rata-rata sebesar 16 (62%) kriteria cukup aktif, dan pada siklus II perolehan skor rata-rata menjadi 21,7 (83%) kriteria aktif. Terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 5,7 (21%). Rincian peningkatan aktivitas belajar siswa tiap indikator pengamatan adalah sebagai berikut: Aktivitas belajar siswa indikator siswa berani bertanya dan mengungkapkan pendapatnya pada guru atau teman di siklus I memperoleh skor 12,5 (48%), meningkat pada siklus II dengan perolehan skor menjadi 20 (77%). Terdapat peningkatan skor sebesar 7,5 (29%) dari siklus I ke siklus II. Aktivitas belajar siswa indikator siswa menyimak penjelasan dari guru di siklus I memperoleh skor 19 (73%), meningkat pada siklus II dengan perolehan skor menjadi 24 (92%). Terdapat peningkatan skor sebesar 5 (19%) dari siklus I ke siklus II. Aktivitas belajar siswa indikator siswa menirukan bacaan yang diucapkan oleh guru di siklus I memperoleh skor 16,5 (63%), meningkat pada siklus II dengan perolehan skor menjadi 21 (81%). Terdapat peningkatan skor sebesar 4,5 (18%) dari siklus I ke siklus II. Untuk lebih jelasnya, peningkatan aktivitas belajar siswa tiap indikator penelitian dapat dilihat pada grafik berikut: 100% 80% 77% 73% 92% 63% 81% 60% 48% Siklus I 40% Siklus II 20% 0% Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Gambar 1. Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus Keterangan indikator: 1 = Siswa berani bertanya dan mengungkapkan pendapatnya pada guru atau teman 2 = Siswa menyimak penjelasan dari guru 3 = Siswa menirukan bacaan yang diucapkan oleh guru 5

Keterampilan Membaca Siswa Ketrampilan membaca siswa yang diperoleh dari pelaksanaan tes membaca dari kondisi awal samapai siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Keterampilan Membaca Siswa Tiap Siklus Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II Nilai rata-rata 59,6 69,2 79,6 Jumlah siswa yang tuntas belajar 6 19 23 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar 20 7 3 Persentase siswa yang tuntas belajar 23,1% 73,1% 88,5% Persentase siswa yang tidak tuntas belajar 76,9% 26,9% 11,5% Nilai terendah 40 50 60 Nilai tertinggi 80 90 90 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil penelitian aspek keterampilan membaca siswa. Indikator nilai rata-rata pada kondisi awal hanya mencapai 59,6. Setelah menerapkan model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata pada siklus I, nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 69,2 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,6. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya juga mengalami peningkatan. Siswa dikatakan tuntas belajar jika nilai yang diperoleh siswa mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebeasr 70. Pada kondisi awal siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 6 siswa (23,1%), pada siklus I siswa yang tuntas meningkat menjadi 19 siswa (73,1%), dan pada siklus II siswa yang tuntas menjadi 23 siswa (88,5%). Agar lebih jelas, hasil penelitian tiap siklusnya dapat dilihat pada grafik berikut: 100 80 60 40 20 60 50 40 79.6 69.2 59.6 90 90 88.5 80 73.1 23.1 76.9 26.9 11.5 K. Awal Siklus I Siklus II 0 Nilai terendah Nilai ratarata Nilai tertinggi % siswa yang tuntas % siswa yang tidak tuntas Gambar 2. Keterampilan Membaca Siswa Tiap Siklus Pembahasan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca siswa melalui model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata. Sebelum dilakukan penelitian tindakan dengan menggunakan model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata, aktivitas belajar siswa terlihat masih rendah dalam pembelajaran membaca. Hal ini berdampak pada keterampilan membaca siswa kelas I SD Negeri Brekat 02. Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal, keterampilan membaca siswa dengan penggunaan lafal dan intonasi masih rendah. Siswa dalam membacanya masih dengan suara yang belum jelas dan belum tepat pengucapannya. Rendahnya keterampilan membaca ini didapati dari 6

hasil tes membaca dari 26 siswa terdapat 20 siswa (76,9%) yang membacanya masih belum tepat. Hal ini dikarenakan perhatian siswa hanya terfokus pada 15 menit awal hingga pada kegiatan inti siswa cenderung ramai tetapi tidak dalam situasi belajar sehingga materi yang disampaikan tidak terserap sepenuhnya dan dipahami oleh siswa. Guru juga sudah memberikan penjelasan maksud dari tulisan yang dibacanya dengan lisan dan contoh di papan tulis namun sebagian siswa masih belum paham jika disuruh menjawab soal dari pertanyaan yang terdapat dalam bacaan tersebut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keterampilan membaca permulaan masih rendah. Hal ini karena aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran membaca permulaan masih kurang. Pada saat pembelajaran membaca permulaan berlangsung, banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran masih bersifat konvensional. Pada siklus I, peneliti selaku guru melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata. Dalam penelitian ini diperoleh data hasil observasi aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi yang berlangsung pada siklus I dan siklus II aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran terjadi peningkatan ke arah yang lebih baik. Aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh skor rata-rata sebesar 16 (62%) dengan kriteria cukup aktif, dan meningkat pada siklus II dengan perolehan skor sebesar 21,7 (83%) dengan kriteria aktif. Model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata yang di gunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek membaca sudah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan membaca siswa. Namun hasil penelitian pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam penelitian. Oleh karena itu pada siklus II dengan mengacu pada hasil refleksi pada siklus I, peneliti melakukan perbaikan. Hal-hal yang diperbaiki antara lain: perubahan pembentukan kelompok belajar siswa yang pada siklus I hanya 5 kelompok belajar, pada siklus II di ubah menjadi 7 kelompok belajar. Selain itu, pembuatan media kartu kata masih diperbesar dengan menggunakan kartu berukuran 24 cm x 8 cm. Pada siklus II, aktivitas belajar dan keterampilan membaca siswa mengalami peningkatan sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata pada siklus II membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pelajaran membaca. Hal ini dibuktikan dengan lebih hasil observasi aktivitas belajar siswa yang meningkat sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Walaupun masih terdapat siswa yang tidak tuntas dalam belajarnya, penelitian ini dikatakan sudah berhasil karena sudah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Pada kondisi awal, indikator nilai rata-rata hanya mencapai 59,6. Setelah menerapkan model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata, pada siklus I nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 69,2 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,6. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya juga mengalami peningkatan. Siswa dikatakan tuntas belajar jika nilai yang diperoleh siswa mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70. Pada kondisi awal siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 6 siswa (23,1%), pada siklus I siswa yang tuntas meningkat menjadi 19 siswa (73,1%), dan pada siklus II siswa yang tuntas menjadi 23 siswa (88,5%). Langkah-langkah yang digunakan dalam menerapkan model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Guru memanfaatkan benda konkret yang ada di sekitar siswa untuk dijadikan sumber belajar siswa dalam membaca. Kemudian siswa menyusun kartu kata berdasarkan nama-nama benda-benda konkret yang ditemukannya sehingga membentuk kalimat. Siswa membaca/mengeja kata-kata atau kalimat yang telah ditemukannya. Guru menempel kartu kata di papan flanel, kemudian meminta siswa untuk mengulangi mengucapkan kata tadi bersama-sama. Selanjutnya, guru menyuruh siswa berlatih membaca kata- 7

kata yang tertempel di papan flanel dalam hati. Bagi siswa yang belum bisa membaca diperbolehkan bertanya kepada teman di sebelahnya. Guru membagi siswa di kelas menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok mencari kelompok lain sebagai pasangan bermain. Satu kelompok mengambil dua atau tiga kata dari yang tertempel di papan, kemudian kelompok lainnya membuat kalimat berdasarkan kata-kata yang dipilihkan oleh kelompok lain. Harus dipastikan bahwa setiap kelompok mendapatkan giliran memilih kartu kata dan membuat kalimat berdasarkan kartu kata terpilih. Merujuk pada hasil yang telah diperoleh dari kedua siklus penelitian menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca siswa. Hal ini senada dengan pendapat Miftahul Huda (2013: 306) yang menyatakan bahwa model pembelajaran scramble dapat membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dengan bantuan siswa lainnya. Selain itu, siswa secara mandiri dan kelompok berperan aktif dalam belajar membaca. Hal ini sependapat dengan Yusufhadi Miarso (2007: 458-460) yang mengemukakan bahwa kegunaan media dalam pembelajaran salah satunya adalah membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar serta media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri. Berlandaskan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca siswa. Hal itu dapat terlihat dari aktivitas siswa dan keterampilan membaca siswa melalui model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata yang terus meningkat jika dibandingkan dengan sebelum dilakukan penelitian tindakan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Melalui model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata dapat meningkatkan aktivitas membaca siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dibuktikan dari peningkatan hasil observasi aktivitas belajar siswa yang pada siklus I memperoleh skor sebesar 16 (62%) kriteria cukup aktif meningkat pada siklus II dengan perolehan skor menjadi 21,7 (83%) kriteria aktif; 2) Melalui model pembelajaran scramble berbantu media kartu kata dapat meningkatkan keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dibuktikan dari banyaknya siswa yang tuntas belajarnya dari kondisi awal yang hanya terdapat 6 siswa (23,1%) yang tuntas, meningkat pada siklus I menjadi 19 siswa (73,1%) yang tuntas, dan pada siklus II meningkat menjadi 23 siswa (88,5%) yang tuntas belajarnya. DAFTAR PUSTAKA Imas, K & Berlin, S. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena. Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Tangguh Putra Nursetiaji, A., & Supraptono, E. (2015). PENERAPAN METODE COOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN MERAKIT INSTALASI KOMPONEN PC DI SMK. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 16(1). Yusfhadi, Miarso. (2007). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Cetakan. Ketiga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 8