STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

STRATEGI PELAKSANAAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, PEMENUHAN NUTRISI

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

MERAWAT PASIEN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORIK : HALUSINASI

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register


LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV

MODUL TERAPI RELAKSASI ZIKIR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PENDERITA GAGAL GINJAL. Disusun Oleh : Anggi Permana

Koping individu tidak efektif

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN. Oleh : DYA SUSTRAMI, S.Kep.,Ns ANTONIUS CATUR SUKMONO, S.Kep.,Ns

BUKU PANDUAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA I

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB III TINJAUAN KASUS

INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II KONSEP DASAR. membahayakan diri sendiri mauupun lingkungan (Fitria, 2009).

BAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)).

Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

INTERVIEW GUIDE DATA PERAWAT RS JIWA GHRASIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

B A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NURSING CARE PLAN (NCP)

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG AYODYA RSJD SURAKARTA

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. Amarah merupakan suatu emosi yang menentang dari sifat mudah tersinggung

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan. Marah merupakan perasaan jengkel yang

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.

SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING ( PERSIAPAN PASIEN PULANG )

: Ns. Nurhalimah, M.Kep., Sp.Kep.J.

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGONDANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL (MENARIK DIRI)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD)

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENYALURAN ENERGI

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,

SILABUS PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA PROGRAM A 2011

BAB II TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

KMSJ Kartu Menuju Sehat Jiwa

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

INAYATUL BAROROH A

ANALISA DATA Tabel 3.10 Analisa data NO TGL DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH. aorta Klien mengatakan mudah merasa lelah jika beraktivitas

PROPOSAL Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN MEMILIKI PADA TN. D DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RSJD SURAKARTA

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN PASIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

Di Unduh dari : Bukupaket.com

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN TEORI BAB II. A. Pengertian. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

Selamat Mengerjakan!!!

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN:

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

Transkripsi:

SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN Pertemuan... Hari, TGL :... A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien : a. Data Subjektif Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab b. Data Objektif Klien tampak tegang saat bercerita Pembicaraan klien kasar jika dia menceritakan marahnya Mata melotot, pandangan tajam Nada suara tinggi Tangan mengepal Berteriak 2. Diagnosa Keperawatan : Risiko perilaku kekerasan 3. Tujuan Tindakan Keperawatan : a. Tujuan Umum Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan secara fisik b. Tujuan Khusus Klien dapat membina hubungan saling percaya Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan Klien dapat mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan

Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan fisik 1: teknik nafas dalam Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian. 4. Tindakan Keperawatan : Bina hubungan saling percaya Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan marahnya Bantu klien mengungkapkan penyebab perilaku kekerasan Bantu klien mengungkapkan tanda gejala perilaku kekerasan yang dialaminya Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama ini Diskusikan dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang dilakukan pada diri sendiri, orang lain/keluarga, dan lingkungan Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik : teknik napas dalam Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal kegiatan harian B. Strategi Komunikasi 1. Fase Orientasi a. Salam Terapeutik Selamat pagi Pak. Perkenalkan nama saya Tiwi, panggil saja Suster Tiwi. Saya adalah mahasiswa dari POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III. Hari ini saya dinas pagi dari pkl. 07.00-14.00. Saya yang akan merawat bapak Nama Bapak siapa dan suka dipanggil apa? Baiklah mulai sekarang saya akan panggil Bapak Jono saja, ya b. Evaluasi/validasi kalau boleh tahu, sudah berapa lama Bapak Jono di sini? Apakah Bapak Jono masih ingat siapa yang membawa kesini? bagaimana perasaan Bapak saat ini? Saya lihat Bapak sering tampak marah dan kesal, sekarang Bapak masih merasa kesal atau marah? c. Kontrak : Topik

Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal-hal yang membuat Bapak Jono marah dan bagaimana cara mengontrolnya? Ok. Pak? Waktu Berapa lama Bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15 menit saja? Tempat Bapak senangnya kita berbicaranya dimana?. Dimana saja boleh kok, asal Bapak merasa nyaman. Baiklah, berarti kita berbicara di teras ruangan ini saja ya, Pak Tujuan Agar Bapak dapat mengontrol marah dengan kegiatan yang positif yaitu dengan latihan fisik 1 : teknik nafas dalam dan tidak menimbulkan kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain. 2. Fase Kerja Nah, sekarang coba Bapak ceritakan, Apa yang membuat Bapak Jono merasa marah? Apakah sebelumnya Bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? Lalu saat Bapak sedang marah apa yang Bapak rasakan? Apakah Bapak merasa sangat kesal, dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot, rahang terkatup rapat dan ingin mengamuk? Setelah itu apa yang Bapak lakukan? Apakah dengan cara itu marah/kesal Bapak dapat terselesaikan? Ya tentu tidak, apa kerugian yang Bapak Jono alami? Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian? Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Bapak. Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah Bapak dapat tersalurkan. Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu? Namanya teknik napas dalam Begini Pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Bapak rasakan, maka Bapak berdiri atau duduk dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan lahan melalui mulut Ayo Pak coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, bapak berdiri atau duduk dengan rileks tarik nafas dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, Bapak sudah bisa melakukannya

Nah.. Bapak Jono tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas dalam, sebaiknya latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul Bapak sudah terbiasa melakukannya 3. Fase Terminasi a. Evaluasi Subyektif Bagaiman perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang dan melakukan latihan teknik relaksasi napas dalam tadi? Ya...betul, dan kelihatannya Bapak terlihat sudah lebih rileks. Obyektif Coba Bapak sebutkan lagi apa yang membuat Bapak marah, lalu apa yang Bapak rasakan dan apa yang akan Bapak lakukan untuk meredakan rasa marah. Coba tunjukan pada saya cara teknik nafas dalam yang benar. Wah...bagus, Bapak masih ingat semua... b. Rencana Tindak Lanjut (RTL) Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan di tulis dalam jadwal kegiatan harian Bapak. c. Kontrak yang akan datang Topik : Nah, Pak. Cara yang kita praktikkan tadi baru salah 1 nya saja. Masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah Bapak. Cara yang ke-2 yaitu dengan teknik memukul bantal. Waktu : Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke-2 ini besok, Bagaimana kalau 15 menit lagi saja? Tempat : Kita latihannya dimana, Pak? Di teras ruangan ini saja lagi, Pak. ok, Pak. Geplaas 14th April deur tiwi sapitrii SP 2 Prilaku Kekerasan

Strategi Pelaksanaan (Prilaku Kekerasan II) A. Proses keperawatan 1. Kondisi klien/keluarga Data subjective: Ibu klien mengatakan anaknya kadang marah dan membentak ibunya,namun apabila sedang baik maka baik Ibu klien mengatakan anaknya jika sedang marah dalam jangka yang lama hingga satu minggu inginya marah marah. Klien mengatakan emosi klien datang secara tiba tiba dan sulit untuk di control dan bila sedang marah ingin mencelakai orang yang tidak di sukainya. Klien mengatakan sudah melakukan latihan napas dalam dan telah di tulis dalam jadwal harian klien Data objective: Klien tampak melakukan latihan napas dalam dan menulisnya di jadwal harian klien Klien tampak kooperatif saat berinteraksi. 2. Masalah/diagnosa keperawatan Resiko mencederai diri dan orang lain 3. Tujuan khusus Melatihan cara fisik ke dua dengan cara melakukan kegiatan atau aktifitas seperti membersihkan rumah, jalan jalan dan berolah raga. 4. Tindakan keperawatan Mengevaluasi klien dalam melakukan latihan napas dalam Mengajarkan Latihan cara fisik ke dua yaitu dengan melakukan pekerjaan atau kegiatan (contoh : membersihkan rumah,memasak,olah raga, jalan-jalan Menyusun jadwal kegiatan harian cara ke dua. B. Proses pelaksanaan tindakan 1. Fase orientasi Assalamualaikum wr.wb. selamat siang mas..masih ingat dengan saya suster niken mahasiswa dari dari STIkes Binawan Jakarta, sesuai dengan kontrak kemarin saya akan berbincang bincang dan melakukan dengan mas K cara mengontrol marah secar a fisik yang ke dua.bagaimana mas K sudah dilakukan latihan napas dalam yang kemarin? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan tersebut?, coba saya lihat jadwal harianya. Nah kalau tarik napas dalamnya dilakukan sendiri maka di tulis M, artinya mandiri, jika diingatkan suster baru dilakukan maka di tulis B, artinya di bantu atau di ingatkan, nah kalau tidak dilakukan maka di tulis T.Bagaimana jika sekarang kita berbincang bincang dan latihan cara mengontrol marah yang ke dua yaitu secara verbal dan memasukan ke dalam jadwal kegiatan. kita berbincang bincangnya di ruangan ini saja kurang lebih 30 menit saja. 2. Fase kerja Sekarang mas K kita akan melakukan latihan cara mengontrol marah secara fisik yang ke dua, yaitu dengan cara melakukan pekerjaan atau kegiatan (contoh : membersihkan rumah,olah raga, jalan-jalan. Kalau mas K ada yang menyebabkan marah atau perasaan kesal,

berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam mas K dapat melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, berolah raga atau jalan jalan. Nah sekarang coba kita lakukan cara efektif tersebut. Ayo suster bantu untuk merapikan ruangan mas K, jadi nanti kalau marah mas K muncul maka mas K bisa melakukan kegiatan tersebut. Nah cara inipun harus dilakukan secara rutin sekalipun tidak dalam keadaan marah, agar terbiasa pada saat timbul rasa marah ya mas K. 3. fase terminasi Bagaimana perasaan mas K setelah kita berbincang bincang dan melakukan latihan cara mengontrol marah secara fisik dua, yaitu dengan melakukan kegiatan. Bagaimana perasaan mas K setelah melakukan cara meredakan marah tadi? Kita sudah dua kali melakukan cara mengontrol marah yang baik, coba mas K sebutkan kembali cara mengontrol marah yang sudah kita latih.? Bagus sekali mas K, bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan dan di tulis dalam jadwal kegiatan harian. Besok pagi saya akan datang kembali untuk melakukan latihan cara mengontrol marah secara verbal yaitu dengan cara bicara yang baik. baiklah mas K saya pamit pulang dulu. Sik(strategi Interaksi Keperawatan) Jiwa sp 3, perilaku kekerasan. Strategi Interaksi Keperawatan III A. Proses keperawatan 1. Kondisi klien/keluarga Data subjective: Ibu klien mengatakan anaknya kadang marah dan membentak ibunya,namun apabila sedang baik maka baik Ibu klien mengatakan anaknya Klien mengatakan emosi klien datang secara tiba tiba dan sulit untuk di control dan bila sedang marah ingin mencelakai orang yang tidak di sukainya. Klien mengatakan sudah melakukan latihan napas dalam dan melakukan kegiatan harian dan telah di tulis dalam jadwal harian klien Data objective: Klien tampak kooperatif saat berinteraksi. 2. Masalah/diagnosa keperawatan Resiko mencederai diri dan orang lain 3. Tujuan khusus Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara social atu verbal: 4. Tindakan keperawatan Mengevaluasi klien dalam melakukan latihan napas dalam dan melakukan kegiatan harian Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal:menolak dengan baik, meminta dengan baik, dan mengungkapkan perasaan dengan baik.

Menyusun jadwal kegiatan harian cara ke dua. B. Proses pelaksanaan tindakan 1. Fase orientasi Assalamualaikum wr.wb. selamat siang mas..masih ingat dengan saya suster niken mahasiswa dari dari STIkes Binawan Jakarta, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita akan bertemu kembali.bagaimana mas K sudah dilakukan latihan napas dalam dan melakukan kegiatan yang kita latih kemarin? Apa yang di rasakan setelah melakukan kegiatan secara teratur?bagus..nah kalu latihan napas dalamnya sudah dilakukan jangan lupa di tulis dalam jadwal kegiatan harian.bagaimana sekarang kita akan melakukan latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah.?dimana enaknya kita berbincang bincang?bagaimana kalau di tempat ini saja sama seperti kemarin?berapa lama mas K mau berbincang bincang? bagaimana kalau 15 menit saja.. 2. Fase kerja Sekarang mas K kita akan melakukan latihan cara berbicara yang baikuntuk mencegah marah.kalau marah sudah disalurkan melalui latihan napas dalam dan melakukan kegiatan maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah ada tiga caranya mas? Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata kata kasar. Kemarin mas K bilang kalau penyebab marah adalah karena tidak di beri uang sama ibu mas K, nah sekarang kita coba melakukan cara meminta yang baik dengan ibu mas K. Bu saya perlu uang untuk memiliki usaha sendiri, saya boleh meminta uang untuk melakukan usaha bu..??. coba mas K ulangi..nah bagus sekali mas K Menolak dengan baik, jika keponakan mas K meminta uang sama mas K dan mas K menolak maka bicara dengan baik baik, maaf uang saya akan saya tabung jadi tidak bisa di minta karena untuk modal usaha saya nanti.. ayo coba ulangi kembali mas K..iya bagus sekali.. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat mas K jengkel atau kesal maka mas K bilang saya tidak suka dengan apa yang kamu lakukan karena Nah coba mas K ulangi kembali kata kata saya 3. fase terminasi Bagaimana perasaan mas K setelah kita berbincang bincang dan melakukan latihan cara mengontrol marah dengan berbicara yang baik, coba mas K sebutkan kembali car bicara yang baik yang telah kita pelajari, bagus sekali..nah sekarang bagaimana kalau kita masukan ke

dalam jadwal kegiatan harian.besok saya akan kembali lagi untuk berbincang bincang tentang cara mengontrol marah yang ke empat yaitu dengan cara beribadah dengan mas K di sini kembali, kurang lebih 30 menit saja. baiklah mas K saya pamit pulang dulu.