LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat dari Biji Buah Pala Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat

dokumen-dokumen yang mirip
I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metoda-Metoda Ekstraksi

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

METODE EKSTRAKSI Ekstrak Ekstraksi 1. Maserasi Keunggulan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

REKRISTALISASI REKRISTALISASI

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN

Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

KIMIA ORGANIK BIOLOGI. Oleh :

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN IX PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT (REKRISTALISASI, SUBLIMASI, DAN TITIK LELEH)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI

Optimalisasi Proses Isolasi Etil Parametoksisinamat (EPMS) Dari Rimpang Kencur dengan Variasi Proses dan Konsentrasi Pelarut

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK REKRISTALISASI Tujuan Percobaan : Mempelajari teknik rekristalisasi untuk pemurnian senyawa organik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

EKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat dari Biji Buah Pala Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat Oleh: Nabila Fatin Aisiah M0614026 S1 Farmasi 2014 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2016

Percobaan V Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat dari Biji Buah Pala Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat I. Tujuan Dapat melakukan isolasi trimiristin dan asam miristat dari biji buah pala dengan metode sokletasi II. Dasar Teori Myristica fragrans umumnya dikenal sebagai pala, terdiri dari dua bagian yaitu gada dan pala. Pala adalah kernel biji dalam buah sedangkan gada adalah renda merah yang menutupi kernelnya. M. fragrans merupakan famili dari Myristicaceae ordo Magnoliales yang terdiri dari sekitar 150 genera dan lebih dari 3000 spesies. Spesies Myristica merupakan spesies asal Maluku dan asli di India, Indonesia dan Sri Lanka dan sekarang telah banyak dibudidayakan di banyak negara tropis hingga Afrika Selatan (Asgarpanah, 2012). Dalam biji pala, terutama biji yang tua, di samping minyak atsiri, terdapat komponen yang bersifat tidak menguap yang disebut fixed oil atau disebut mentega pala. Fixed oil adalah bahan-bahan yang dapat larut dalam pelarut organik, tetapi tidak dapat didestilasi. Biji pala mengandung fixed oil sebesar 20 40% yang tersusun dari asam miristat, trimiristin dan gliserida dari asam laurat, stearat dan palmitat. Sementara itu, penelitian isolasi trimiristin dari sisa penyulingan biji pala, hasilnya menunjukkan rendemen trimiristin sebesar 21,60 % dengan kemurnian 89,86%. Trimiristin merupakan suatu jenis lemak yang banyak digunakan dalam pembuatan kosmetik kulit sebagai pemutih (whitening agent) dan harganya sangat tinggi. Selama ini lemak trimiristin hanya dihasilkan dari minyak kelapa (coconut oil), minyak inti sawit (palm kernel oil), dan minyak babassu (babassu oil) (A mun, 2013). Sokletasi adalah suatu metode/proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang - ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi (Drastinawati, 2013). Prinsip kerja sokletasi yaitu penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan di dalam slongsong yang telah dilapisi kertas

saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam slongsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali kelabu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan (Ansel, 1989). Syarat - syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi ialah pelarut yang mudah menguap seperti: n-heksana, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol, titik didih pelarut rendah, pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan. Merupaka pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan, sifat pelarut sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar (Voight, 1995). III. Alat dan Bahan A. Alat 1. Rangkaian alat soxhlet 1 set 2. Corong gelas 1 buah 3. Erlenmeyer 1 buah 4. Statif 1 buah 5. Klem 2 buah 6. Labu alas bulat 1 buah 7. Heater 1 buah 8. Waterbath 1 buah 9. Gelas beaker 1 buah 10. Pipet tetes 2 buah 11. Batang pengaduk 1 buah 12. Sendok tanduk 2 buah 13. Neraca analitik 1 buah 14. Kertas saring 3 buah 15. Batu didih 3 buah

B. Bahan 1. Serbuk biji pala 80 gram 2. N-Heksana 425 ml 3. Aseton 45 ml 4. HCL Pekat 12 ml 5. NaOH 6M 12 ml 6. Etanol 12 ml 7. Aquadest 100 ml C. Gambar Alat

IV. Cara Kerja A. Isolasi Trimiristin dari Biji Buah Pala 80 gram serbuk biji buah pala Ditambah Dibungkus kertas saring dan dimasukkan alat soxhlet 465 ml N-Heksana dan 3 batu didih Sampel Dirangkai Alat Soxhlet Disoxhletasi selama 2 jam (7 siklus) Ekstrak Cair Diuapkan hingga pelarut menguap Dicuci Ekstrak Kental 45 ml Aceton Filtrat panas Disaring selagi panas Kristal Didinginkan di lemari es selama 1 hari Ditetesi Aceton secukupnya (2-4 tetes) Disaring, ditunggu kering dan ditimbang Kristal Trimiristin Dihitung %Rendemen

B. Penyabunan Trimiristin Menjadi Asam Miristat 0,80 g (0,001) trimiristin Ditambah Dimasukkan labu alas bulat. dirangkai alat refluks dan direfluks 1 jam Larutan Panas Didinginkan Diaduk 12ml NaOH 6M dan 12ml Etanol Air Es Larutan dingin Ditambah Diuji kertas lakmus Endapan asam miristat Didinginka n Diuapkan dengan corong buchner HCL Pekat 12ml hingga asam Air es Kristal miristat Dicuci 10ml air dingin Kristal kering dikeringkan dihitung %Rendemen, Dibandingan teori 1 mol trimiristin= 3 mol asam miristat V. Hasil 1. Organoleptis Organoleptis Bentuk Bau Warna Tekstur Hasil Kristal Khas Pala Putih Kekuningan Lembut 2. Rendemen Hasil Berat Bahan Berat Hasil Rendemen 80g 31,8392g 39,8%

VI. Pembahasan Pada percobaan, dilakukan isolasi trimiristin dan asam miristat dari biji pala. Tujuan dari percobaan ini ialah untuk dapat melakukan isolasi trimiristin dan asam miristat dari biji buah pala dengan metode sokletasi. Sokletasi merupakan suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang-ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Prinsip sokletasi ialah penyarian yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyarian ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersaring. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi diuapkan dengan rotari evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan (Drastinawati, 2013). Pada alat sokletasi, terdiri dari beberapa komponen diantaranya kondensor, timbal/slongsong, pipa f, sifon, dan labu alas bulat. Kondensor berfungsi sebagai pendingin balik dan juga untuk mempercepat proses pengembunan. Uap dari pelarut yang telah melewati pipa f akan di embunkan pada kondensor dan berubah menjadi tetesan dan jatuh pada sampel. Pipa f berfungsi sebagai tempat lewatnya uap bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan. Sifon berfungsi sebagai indikator perhitungan siklus dimana bila pada sifon telah penuh larutan maka akan jatuh ke labu alas bulat dan menandai telah terjadi 1 siklus. Timbal/slongsong berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang akan diambil zatnya dan labu alas bulat berfungsi sebagai wadah untuk pelarut dan senyawa yang telah tersari. Pada percobaan, digunakan sampel berupa biji pala sebanyak 80g dimana di haluskan terlebih dahulu hingga berbentuk serbuk. Tujuan dari penyerbukan biji pala ialah untuk memperbesar luas permukaan kontak antara sampel dengan pelarut sehingga semakin banyak senyawa yang dapat tersari oleh pelarut. Digunakan pelarut N-heksan sebanyak 465ml dalam proses penyarian. Pemilihan pelarut berdasarkan prinsip like dissolve like dimana senyawa polar akan mudah tersari dan terlarut oleh pelarut polar dan begitupula sebaliknya. N-heksan merupakan pelarut non polar

sehingga dapat menyari senyawa trimiristin yang bersifat non polar. Struktur dari trimiristin ialah: Proses sokletasi dilakukan selama 2 jam hingga mencapai 7 siklus untuk memaksimalkan penyarian senyawa. Dilakukan penambahan batu didih pada proses pemanasan pelarut untuk mempercepat proses pemanasan dan agar pemanasan terjadi secara merata pada labu. batu didih bekerja dengan cara memperluas bidang pemanasan sehingga proses ekstraksi dapat berlangsung lebih cepat. Serbuk pala dibungkus dengan kertas saring agar tidak ada serbuk yang jatuh dan menyumbat bagian-bagian dari pipa pada alat soklet. Setelah 7 siklus, pelarut dalam labu alas bulat dipindahkan dan disaring untuk memisahkan pengotor-pengotor yang mungkin masih terdapat pada larutan. Filtrat kemudian diuapkan dengan tujuan untuk menghilangkan pelarut sehingga hanya tertinggal senyawa yang diinginkan. Pelarut N-heksan memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan trimiristin sehingga pada saat proses penguapan hanya pelarut saja yang menguap dan menyisakan senyawa isolasi dalam bentuk minyak cair. Dalam keadaan panas, dilakukan penambahan 45ml aseton dan langsung disaring kembali dalam keadaan panas. Penambahan aseton bertujuan untuk mengikat senyawa-senyawa pengotor yang tidak diinginkan. Penyaringan haruslah dalam keadaan panas karena aseton dapat mengikat zat pengotor apabila dalam keadaan panas. Selanjutnya dilakukan proses kristalisasi dari sampel. Kristalisasi merupakan proses pemurnian senyawa dari pengotornya dimana akan terjadi pembentukan kristal pada senyawa dan memisah dari zat-zat pengotornya. Sampel minyak pala kemudian dikristalkan dalam lemari pendingin selama 24 jam dan didapatkan kristal trimiristin kotor berwarna putih kekuningan. Kristal kotor dicuci kembali dengan tetesan aseton untuk memisahkan pengotor yang sifatnya polar. Aseton yang digunakan hanya sedikit karena apabila terlalu banyak maka sampel akan terlalu basah dan dapat memperlama proses pengeringan. Kristal yang telah dicuci kemudian dikering anginkan beberapa saat untuk menghilangkan zat pembasah agar didapatkan berat yang konstan pada saat penimbangan. Dilakukan penimbangan dan didapatkan hasil berat kristal sebesar

31,8392g dengan nilai rendemen sebesar 39,8%. Berdasarkan literatur, didapat rendemen dari trimiristin pada biji pala sebesar 79,55%. Terdapat perbedaan hasil rendemen yang didapatkan. Hal ini kemungkinan karena proses penghalusan biji pala yang kurang sehingga serbuk yang dihasilkan kurang halus dan luas permukaan kontak dengan penyari berkurang sehingga kandungan trimiristin yang dapat tersari kurang maksimal. Selain itu dapat pula karena perbedaan asal sampel yang digunakan dimana tanaman yang ditumbuhkan di tempat yang berbeda tentunya akan memiliki persentase kandungan yang berbeda pula sehingga dimungkinkan terjadi perbedaan rendemen yang dihasilkan dengan literatur. Pada percobaan selanjutnya ialah isolasi asam miristat pada trimiristin yang telah diperoleh namun percobaan tidak dilaksanakan karena keterbatasan waktu. Prinsip dari percobaan ini adalah penyabunan yaitu reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah. Hasil dari saponifikasi senyawa trimiristin adalah gliserol dan natrium miristat (sabun). Dalam proses isolasi digunakan metode refluks yaitu pemanasan terus menerus senyawa dengan adanya kondensor sehingga senyawa tidak menguap dan mengembun kembali. Perlu digunakan beberapa reagen seperti etanol yang berfungsi sebagai pelarut, HCL pekat dan NaOH sebagai pembentuk asam miristat dan gliserol, dimana HCl akan bereaksi dengan ion Na dari sabun miristat membentuk garam NaCl yang bersifat netral. Penambahan HCl juga menyebabkan larutan yang dihasilkan bersifat asam. HCl ditambahkan sedikit demi sedikit secara hati-hati agar larutan dapat bercampur sempurna dan kristalnya dapat cepat terbentuk dengan adanya pendingingan dari air es. Reaksi saponifikasi dari trimiristin ialah:

VII. Kesimpulan Dapat dilakukan isolasi trimiristin dan asam miristat dari biji buah pala dengan metode sokletasi dimana prinsip dari sokletasi ialah penyarian berulang-ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Dihasilkan rendemen trimiristin sebesar 39,8% dengan berat kristal 31,8392g dari 80g sampel. VIII. Daftar Pustaka A mun, M. 2013. Karakteristik Minyak dan Isolasi Trimiristin Biji Pala Papua (Myristica argentea). Jurnal Littri. Vol 19. No. 2: 72-77. Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press Asgarpanah, J., Nastaran K. 2012. Phytochemistry and Pharmacologic Properties of Myristica fragrans Hoyutt. African Journal of Biotechnology. Vol 11(65) :12787-12793 Drastinawati, Rozanna S. 2013. Pemanfaatan Ekstrak Nikotin Limbah Puntung Rokok Sebagai Inhibitor Korosi. Jurnal Teknobiologi. Vol. 6(2) :91-97 Voight. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press Mengetahui, Asisten Praktikum Surakarta, 7/4/2015 Praktikan Ardian Dewangga Nabila Fatin A