BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Indeks LQ 45 berisi 45 saham yang disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan. Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian yaitu perusahaanperusahaan yang terus tercatat dalam index LQ45 selama periode tahun 2011-2014 yaitu sebanyak 26 perusahaan. Berikut daftar dari ke 26 perusahaan tesebut : Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode 2011-2014 No. Kode Efek Nama Emiten 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 2 ADRO Adaro Energy Tbk. 3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 4 ASII Astra Internasional Tbk. 5 ASRI Alam Sutera Reality Tbk. 6 BBCA Bank Central Asia Tbk. ( bersambung)
(sambungan) 7 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 8 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 9 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 11 EXCL XL Axiata Tbk. 12 GGRM Gudang Garam Tbk. 13 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 14 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 15 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk. 16 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 17 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. 18 KLBF Kalbe Farma Tbk. 19 LPKR Lippo Karawaci Tbk. 20 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk. 21 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 22 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 23 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk. 24 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 25 UNTR United Tractors Tbk. 26 UNVR Unilever Indonesia Sumber : www.idx.co.id (olah data penulis) 1.2 Latar Belakang Investasi diartikan sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah melalui pasar modal. Martono dan Harjito (2010:359) menyebutkan bahwa pasar modal adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana surat berharga diperdagangkan, dan pada pasar ini dana
berasal dari arus penjualan surat berharga (sekuritas) dari pembeli sekuritas (investor) kepada perusahaan (emiten) yang menjual sekuritas tersebut. Salah satu produk pasar modal yang paling diminati untuk berinvestasi adalah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak badan usaha dalam suatu perusahaan. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (www.idx.co.id). Pernyataan itu juga didukung dengan data jumlah investor saham di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada gambar berikut : Gambar 1.1 Grafik Jumlah Investor Saham Tahun 2013-2015 Sumber: www.pusatis.com (olah data penulis) diakses 29 Oktober 2015 Gambar diatas menunjukkan pada awal tahun 2013, jumlah investor di Indonesia hanya berjumlah 369.832 orang dan meningkat sebesar 38.787 di tahun selanjutnya yaitu 2014 menjadi 408.619 orang, hingga pada tahun 2015 jumlah investor di Indonesia adalah sebesar 488.248.
Dalam pasar modal Indonesia yang disebut dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) menyediakan indeks saham untuk mempermudah para investor dalam pemilihan perusahaan sebagai tempat berinvestasi. Salah satunya adalah indeks LQ45 yang menunjukkan 45 emiten dengan tingkat likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar. Menurut Tuerah (2013 ) kinerja saham LQ45 adalah saham-saham yang dibentuk dari 45 perusahaan yang memberikan pengaruh terhadap pergerakan IHSG. Untuk itu kita bisa menemukan saham-saham yang sangat likuid dimana perusahaan-perusahaan ini menjadi motor penggerak dari perusahaan tersebut. Kinerja indeks LQ45 dapat dilihat dari harganya seperti pada gambar 1.3 dibawah ini : Gambar 1.3 Harga Saham pada Indeks LQ45 periode 2012-2015 Sumber : www.quote.kontan.co.id diakses pada 29 Oktober 2015 Menurut gambar 1.3 diatas dapat kita lihat harga saham indeks LQ45 pada awal tahun 2012 adalah Rp 692. Harga terendah pada tahun 2012 adalah pada bulan Mei yaitu Rp 646 turun. Selanjutnya mengalami kenaikan terus sampai awal tahun 2013 bulan Januari menunjukkan angka Rp 761. Bulan Mei 2013 harga saham indeks LQ45 menunjukkan penurunan terus, namun akhir tahun 2013 berhasil naik menunjukkan harga penutupan Rp 711 pada Desember 2013. Selanjutnya pada tahun 2014 harga saham pada indeks LQ45 menunjukkan kenaikan secara konstan menunjukkan tren bullish dengan angka Rp 742 pada Januari 2014 dan Rp 898 harga penutupan pada akhir tahun 2014. Terdapat
fenomena yang terjadi pada pasar modal pada tahun ini karena keadaan politik di Indonesia yang dikenal para investor sebagai Jokowi Effect memberikan pengaruh terhadap indeks LQ45. Mulai tahun 2008-2013 kinerja indeks LQ-45 selalu berada di bawah IHSG dan juga dari indeks non-lq-45. Seperti tahun 2013, nilai IHSG berada di atas nilai indeks LQ-45. Namun tahun 2014 lalu, indeks LQ- 45 dapat mencapai nilai melebihi IHSG, yaitu 24,6% berbanding 20,4% (http://kolom.kontan.co.id diakses pada tanggal 11 Oktober 2015). Fenomena tersebut adalah salah satu dari risiko sistematis yang mempengaruhi harga saham di pasar yaitu keadaan politik. Hal ini berada di luar kendali perusahaan dan semua emiten terpengaruh atau terkena dampak dari hal tersebut. Hal tersebut mempengaruhi para investor untuk melakukan investasi saham terutama di perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 dan mengharapkan return yang optimal. Return adalah hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2013:205). Untuk mencapai return yang optimal para investor harus memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi return dalam investasi sahamnya. Dalam artikelnya yang berjudul An Analysis of Risk and Return on Equity Investment in Banking Sector, Sinha (2013) mengatakan bahwa pasar saham India terutama pada sektor perbankan memiliki volatilitas dan jumlah perdagangan dengan level yang sangat tinggi. Di Indonesia saham-saham penggerak pasar saham Indoneisa ditunjukkan oleh indeks LQ45. Aktifitas perdagangan saham pada indeks LQ45 dapat dilihat dari jumlah volume perdagangannya di pasar modal. Volume perdagangan saham-saham pada indeks LQ45 periode 2011-2014 dapat dilihat pada Tabel 1.2 :
Tabel 1.2 Volume perdagangan saham pada index LQ45 periode 2011-2014 (satuan milyar) 2011 2012 2013 2014 Januari 39,27 29,29 33,20 22,41 Februari 23,71 29,33 44,33 25,48 Maret 37,13 21,24 39,25 31,10 April 30,48 27,49 41,22 27,47 Mei 68,48 24,02 42,02 19,98 Juni 35,38 33,52 30,65 21,54 Juli 36,90 25,29 24,53 30,27 Agustus 49,58 28,69 22,13 20,39 September 32,64 38,76 30,78 19,11 Oktober 49,32 32,63 23,24 22,28 November 26,66 26,23 22,23 16,19 Desember 26,01 24,57 18,12 19,26 AVG 37,96 28,421 30,975 22,956 Sumber : investing.com (olah data penulis) diakses 26 September 2015 Sinha (2013) mengatakan bahwa nilai saham-saham di pasar akan naik dan turun tergantung pada kinerja keuangan emiten dan kondisi ekonomi, politik, pajak, pasar umum, suku bunga, kurs valuta asing dan lain-lain. Pada tahun 2013, sebagian besar imbal hasil saham-saham yang masuk indeks saham LQ45 mencatatkan penurunan. Hanya 18 saham yang mencatatkan imbal hasil positif dari 45 saham yang masuk indeks saham LQ45. (www.bisnis.liputan6.com/ diakses pada tanggal 31 Oktober 2015). Tabel 2.1 di atas juga menunjukkan jumlah saham LQ45 yang diperdagangkan berfluktuasi naik turun selama tahun 2011-2014. Walaupun saham pada indeks LQ45 merupakan saham yang dinilai baik namun tidak ada kepastian saham-saham tersebut akan memberikan return yang selalu positif terhadap investor.
Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak dapat mengetahui dengan pasti hasil dari investasi yang mereka lakukan, dalam keadaan inilah dikatakan investor menghadapi risiko dalam melakukan investasinya. Gumanti (2011) mengemukakan bahwa risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian yang akan dialami investor atau ketidakpastian atas return yang akan diterima pada masa yang akan datang. Terdapat dua jenis resiko yang dikenal dalam saham yaitu resiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Perhitungan risiko dalam penelitian ini menggunakan risiko sistematis karena risiko ini akan selalu ada dan tidak dapat dihilangkan atau dikurangi dengan diversifikasi. Perusahaan juga tidak dapat mengendalikan risiko sistematis atau dengan kata lain risiko ini berada di luar kendali perusahaan, risiko ini akan berpengaruh ke semua perusahaan oleh sebab itulah risiko ini perlu diperhitungkan oleh investor. Dalam melakukan investasinya investor juga harus memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau disebut profitabilitasnya yang dapat dilihat dari laporan keuangan. Menurut Brigham dan Houston (2010:85-86) kaitan antara laporan keuangan dan investasi saham adalah sebagai berikut : Laporan keuangan tahunan merupakan sebuah laporan yang diterbitkan perusahaan bagi para pemegang sahamnya. Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan prospek di masa depan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu meramalkan laba dan dividen di masa depan. Brigham dan Houston (2010 :133) juga mengatakan bahwa Return on Equity merupakan rasio yang paling penting bagi pemegang saham karena menunjukkan tingkat pengembalian yang diterima pemegang saham dari modal yang mereka berikan kepada manajemen perusahaan. Semakin tinggi ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham juga tinggi. Return on Equity biasanya juga diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut sehingga investor dapat menerima return berbentuk capital gain. Penelitian tentang pengaruh Return on Equity (ROE) dan pengaruhnya terhadap Return saham telah banyak dilakukan, namun hasilnya berbeda-beda disetiap penelitian. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hutami
(2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ROE baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan Wijaya (2008) dimana salah satu variabel penelitiannya adalah ROE dalam melihat pengaruh terhadap tingkat pengembalian saham menyatakan bahwa bahwa ROE secara signifikan dan positif tidak memberikan pengaruh terhadap return saham. Hal ini dikarenakan terdapat keterbatasan dalam penelitian yaitu keterbatasan sampel perusahaan dan periode penelitian yang hanya satu tahun. Sesuai saran penelitian sebelumnya yaitu Wijaya (2008) dengan periode penelitian 1 tahun, Koluku et al dengan periode penelitian 3 tahun yaitu 2010-2012 penulis ingin meneliti kembali pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap return saham dengan memperpanjang periode penelitian menjadi 4 tahun yaitu 2011-2014, hal ini untuk meneruskan penelitian terdahulu yang periodenya sampai 2012, dan untuk melihat apakah hasil penelitian terdahulu sama untuk periode baru yang diperpanjang. Perbedaan hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh risiko sistematis terhadap return saham ditunjukkan oleh penelitian Supadi (2012) yang memasukkan risiko sistematis sebagai salah satu variabel bebas dalam penelitiannya dalam mempengaruhi return saham menunjukkan bahwa risiko sistematis tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nike Kurnia (2013) yang juga meneliti pengaruh risiko sistematis terhadap return saham menunjukkan hasil bahwa risiko sistematis berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas dan adanya bukti empiris yang berbeda, maka peneliti ingin melakukan penelitian terhadap saham-saham pada indeks LQ45 di bursa efek Indonesia periode 2011-2014. Selain karena data yang dipakai data terbaru, penelitian terdahulu yang bersangkutan dengan variabelvariabel penelitian ini belum ada pada periode 2011-2014 sehingga diharapkan penelitian ini menyumbang ilmu pengetahuan dan referensi literatur baru lewat hasil penelitian ini nantinya. Dan hasil penelitian ini akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul : PENGARUH RISIKO SISTEMATIS (β) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (studi kasus
pada perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014) 1.3 Perumusan Masalah Investor saham menginginkan investasi yang mereka lakukan akan menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi di masa mendatang. Harga saham-saham perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 mengalami fluktuasi namun memiliki tren bullish dari tahun tahun 2012 sampai 2015. Namun analisis saham dinilai perlu dilakukan oleh setiap investor yang menanamkan modalnya di sebuah perusahaan sebagai acuan pemilihan saham perusahaan apa yang harus dipilih dan dihindari dalam suatu periode. Saham-saham pada indeks LQ45 juga akan selalu terkena risiko sistematis dan tidak dapat dikendalikan dari internal perusahaan maka para investor dinilai perlu memperhitungkan risiko dan melihat profitabilitas perusahaan dalam hal ini diukur dengan menggunakan ROE. Beberapa studi terdahulu yang terkait dengan variabel-variabel ini tidak menunjukkan hasil yang konsisten karena keterbatasan scope penelitian dan periode penelitian yang singkat sehingga pertimbangan investor dalam melakukan investasi saham belum bias dipastikan. 1.4 Pertanyaan Penelitan Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan diatas maka pertanyaan penelitian dari pengaruh likuditas saham dan ROE perusahaan terhadap return saham antara lain : 1. Bagaimana pengaruh risiko sistematis (β) saham terhadap return saham pada perusahaan yang berada pada indeks LQ45 periode 2011-2014 yang tedaftar di BEI? 2. Bagaimana pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan yang berada pada indeks LQ45 periode 2011-2014 yang tedaftar di BEI? 3. Bagaimana pengaruh risiko sistematis (β) dan Return on Equity (ROE) perusahaan secara simultan terhadap return saham pada perusahaan yang berada pada indeks LQ45 periode 2011-2014 yang terdaftar di BEI?
1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang dipaparkan maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh risiko sistematis (β) saham terhadap return saham pada perusahaan yang berada pada indeks LQ45 periode 2011-2014 yang tedaftar di BEI. 2. untuk mengetahui pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan yang berada pada indeks LQ45 periode 2011-2014 yang tedaftar di BEI. 3. Untuk mengetahui pengaruh risiko sistematis (β) dan Return on Equity (ROE) perusahaan secara simultan terhadap return saham pada perusahaan yang berada pada indeks LQ45 periode 2011-2014 yang terdaftar di BEI. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian pengaruh risiko sistematis dan Return on Equity (ROE) perusahaan terhadap return saham ini diharapkan akan menghasilkan nilai yang bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat, baik dari sisi perusahaan khususnya yang terdaftar pada indeks LQ45 dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai informasi dan peningkatan efektifitas pengelolaan perusahaan yang dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi kewajibannya dan menghasilkan laba, maupun sisi investor sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan keputusan investasi saham. Jika dilihat dari sisi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berguna untuk perkembangan ilmu dan referensi untuk mengembangkan atau memperbaharui literatur-literatur khususnya mengenai akuntansi, pasar modal dan topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dan jika dilihat dari sisi praktis, penelitian ini diharapkan menjadi publikasi kepada semua pihak yang terlibat dalam hal pengaruh risiko sistematis dan Return on Equity (ROE) terhadap return saham yang diperlukan perusahaan sebagai informasi dan khususnya untuk masukan bagi investor dan calon investor yang
akan menginvestasikan dananya pada saham-saham yang berada pada indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan khusus untuk meneliti pengaruh risiko sistematis dan Return in Equity (ROE) terhadap return saham. Mengingat perusahaan-perusahaan yang dinilai sebagai penggerakan IHSG tergabung dalam salah satu indeks pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu indeks LQ45 dan secara umum nilai saham pada indeks LQ45 mengalami peningkatan dari tahun 2012-2015. Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan periode tahun 2011 hingga 2014 untuk dipergunakan dalam perhitungan Return on Equity (ROE). Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014 dan memenuhi syarat tersebut adalah sebanyak 26 perusahaan. 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Untuk memudahkan dalam pembacaan, maka penelitian ini dibuat dalam 5 bab, yang terdiri dari : BAB I : Pendahuluan Berisi tentang gambaran umum penelitian, latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian ini, seperti pasar modal Indonesia, teori investasi, teori saham, teori laporan keuangan perusahaan, teori ROE dan return saham. Selain itu, berisi tentang penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini, kerangka penelitian, hipotesis penelitian, dan rincian objek penelitian.
BAB III : Metode Penelitian Berisi tentang jenis penelitian yang digunakan, variabel-variabel yang terdapat pada penelitian ini, populasi dan sampel, pengumpulan data penelitian dan teknik analisi data. BAB IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh, dijabarkan dan data yang didapatkan ditabulasi. BAB V : Penutup Berisi tentang hasil kesimpulan dari hasil penulisan skripsi serta saran untuk penelitian selanjutnya.