KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III STANDAR OPERATIONAL PROSEDURE BLADDER TRAINING

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

TUGAS MANDIRI 1 Bladder Training. Oleh : Adelita Dwi Aprilia Reguler 1 Kelompok 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkemih adalah pengeluaran urin dari tubuh, berkemih terjadi

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Pengkajian : Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada individu yang mengalami masalah eliminasi urine : 1. inkontinensia urine 2.

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

*) Mahasiswa PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 2006). Kateterisasi urin ini dilakukan dengan cara memasukkan selang plastik

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anita Widiastuti Poltekkes Semarang Prodi Keperawatan Magelang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari 12% pasien yang ada di rumah sakit akan terpasang kateter (Rahmawati,

LAPORAN NURSING CARE INKONTINENSIA. Blok Urinary System

(Informed Consent) yang berjudul Pengaruh Bladder Training Terhadap Pola Berkemih Pada Pasien Post

Lucky Angelia Shabrini*), Ismonah**), Syamsul Arif***)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini

BAB I PENDAHULUAN. keluar kandung kemih melalui kateter urin secara terus menerus. kemih yang disebut dengan bladder training.

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

BAB III METODE PENELITIAN. setelah dilaksanakan intervensi ( Arikunto, 2006) dengan menggunakan. Intervensi A 1. Bladder training

Penyebab BPH ini masih belum diketahui, penelitian sampai tingkat biologi molekuler belum dapat mengungkapkan dengan jelas terjadinya BPH.

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke rumah sakit untuk menjalani perawataan dan. pengobatan sangat berharap memperoleh kesembuhan atau perbaikan

STUDI KOMPARASI NYERI PADA PASIEN YANG DIPASANG KATETER MENGGUNAKAN JELLY DENGAN LUBRICATION ADEKUAT DI IGD RSUD

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan pelayanan kesehatan.perawat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kelenjar prostat dikenal dengan Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema

BAB V PEMBAHASAN. bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan dan membuktikan antara

BAB I PENDAHULUAN. Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Papyrus Ebers (1550 SM), dengan terapi menggunakan buah beri untuk

TUGAS INDIVIDU MONITORING DAN EVALUASI KINERJA

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) PERAWATAN LUKA POST OPERASI APPENDIKTOMI PADA ANAK

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar/jaringan fibromuskular yang menyebabkan penyumbatan uretra pars

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

ABSTRAK HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol VI, No I, Maret 2014 ISSN

BAB 7 KESIMPULAN dan SARAN

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA Tn. ASDENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OP. CLOSE FRAKTUR FEMUR DI RS SITI KHODIJAH

6. Botol kecil steril untuk bahan pemeriksaan steril

HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUDZA BANDA ACEH TAHUN 2012

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

INFORMED CONSENT. Medan, September Sri Wulandari. Universitas Sumatera Utara

GANGGUAN MIKSI DAN DEFEKASI PADA USIA LANJUT. Dr. Hj. Durrotul Djannah, Sp.S

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasal 1 dinyatakan bahwa seorang dikatakan lansia setelah mencapai umur 50

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,

INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI IRNA B (BEDAH UMUM) RSUP DR M DJAMIL PADANG TAHUN

HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS. Sutomo

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak

INKONTINENSIA URIN. Dr. Budi Iman Santoso, SpOG (K) Divisi Uroginekologi Rekonstruksi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/ RSCM Jakarta

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

BAB I PENDAHULUAN. jaringan lunak yang menyebabkan jaringan kolagen pada fasia, ligamen sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINDAKAN PEMBEDAHAN SOP. 1. Pengertian. 2. Tujuan. 3. Kebijakan

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFARK MIOKARD AKUT DENGAN MASALAH PENURUNAN CURAH JANTUNG DI RUANG ICU RSUD IBNU SINA GRESIK

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

BAB I PENDAHULUAN. etika-moral. Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan

SILABUS DAN KONTRAK BELAJAR

BLADDER TRAINING MODIFIKASI CARA KOZIER PADA PASIEN PASCABEDAH ORTOPEDI YANG TERPASANG KATETER URIN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak selanjutnya (Nursalam dkk, 2008).

SILABUS PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA PROGRAM A 2011

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK ASMA BRONKIAL DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI RS. MUHAMMADIYAH SURABAYA DAN RS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

PENGARUH PEMBERIAN KEGEL EXERCISE TERHADAP INKONTINENSIA URIN PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA KENANGA DAN KANTHIL DI DESA DELANGGU

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta


BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah salah satu penyakit infeksi dengan angka

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu dianggap berasal dari endoderm. Pertumbuhan dan. perkembangan normal bergantung kepada rangsang endokrin dan

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PEMASANGAN KATETER URIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL.

BAB I PENDAHULUAN. dimana pasien yang di rawat disini adalah pasien-pasien yang berpenyakit

Transkripsi:

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III STANDAR OPERATIONAL PROSEDURE Disusun oleh : 1. Amalia Nurika P17320312005 2. Mirza Riadiani Surono P17320312041 Tingkat II A POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR Jl. Dr. Semeru No. 116 Bogor Barat, Kota Bogor

Kata Pengantar Alhamdulillah, penulis mengucapkan puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan petunjuk-nya yang berlimpah sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini. Adapun judul dari Makalah ini adalah tentang Konsep Satuan Operasional Prosedur Blader Training. Penyusunan Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi tugas Keperawatan Medikal Bedah III. Dalam menyelesaikan makalah, penyusun mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik berupa saran, bimbingan dan dukungan moril dan materil akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penyusun mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri dan semua pihak yang membacanya. Penyusun Bogor, April 2014

Daftar Isi Kata Pengantar...i Daftar Isi...ii BAB I...3 PENDAHULUAN...3 A. Latar Belakang...3 B. Rumusan Masalah...4 C. Tujuan Makalah...4 BAB II...5 TINJAUAN TEORI...5 A. Definisi...5 B. Tujuan...5 C. Indikasi...5 Daftar Pustaka...11

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Individu dapat mengalami gangguan dalam berkemih karena adanya sumbatan atau ketidak mampuan sfingter uretra untuk berelaksasi, sehingga perlu dilakukan tindakan untuk dapat mengeluarkan urin dari kandung kemih,salah satu tindakannya adalah dengan pemasangan kateter. Kateterisasi kandung kemih dilakukan dengan memasukkan selang plastik atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih.kateter memunkinkan mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan. (perry poter) Pada saat kateter terpasang, kandung kemih tidak terisi dan berkontraksi, pada akhirnya kapasitas kandung kemih menurun atau hilang (atonia).apabila atonia terjadi dan kateter dilepas, otot detrusor mungkin tidak dapat berkontraksi dan pasien tidak dapat mengeluarkan urinnya,sehingga terjadi komplikasi gangguan fungsi perkemihan.untuk itu perludilakukan bladder training sebelum melepas kateter urinari. Setelah kateter dilepas, terdapat beberapa kemungkinan yang akan dialami oleh pasien berhubungan dengan proses dan reflek berkemihnya. Efek samping dari pemasangan kateter adalah terjadinya inkontnensia urin dan retensi urine. Inkontinensia urin ialah kehilangan kontrol berkemih. Hal ini dapat bersifat sementara atau menetap. Klien tidak dapat mengontrol sfingter uretra eksterna. Merembesnya urin dapat berlangsung ters-menerus atau sedikit-sedikit. Denganpengelolaan yang baik,diharapkan pasien yang terpasang kateter tidak mengalami perubahan pola berkemih sesudah kateternya dilepas. Pengelolaan yang baik disini adalah dengan cara dilatih tehnik bladder training. Bladder training (melatih kembali kandung kemih) ialah tindakan yang bertujuan untuk mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengluaran air kemih. Tindakan ini dapat membantu klien yang menderita inkontinensia untuk memperoleh kembali kontrol berkemihnya dan merupakan bagian dari perawatan rehabilititatif dan restorasi.

B. Rumusan Masalah 1. Apa itu bladder training? 2. Apa prosedur pelaksanaan bladder training? 3. Bagaimana cara melakukan bladder training? C. Tujuan Makalah Tujuan Umum Tujuan umum makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tentang bladder training. Tujuan Khusus Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah agar penulis dapat : a. Mampu mendeskripsikan tentang bladder training. b. Mengetahui prosedur pelaksanaan bladder training. c. Mengetahui cara melakukan bladder training.

A. Definisi Kusyati, 2004) BAB II TINJAUAN TEORI Suatu latihan yang dilakukan dalam rangka melatih otot-otot kandung kemih (Eni Bladder training (melatih kembali kandung kemih) ialah tindakan yang bertujuan untuk mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengluaran air kemih. D. Tujuan a. Melatih klien untuk melakukan BAK secara mandiri b. Mempersiapkan pelepasan kateter yang sudah terpasang lama c. Mengembalikan tonus otot kandung kemih yang sementara waktu tidak ada karena pemasangan kateter d. Mengembalikan pola kebiasaan berkemih E. Indikasi Latihan ini diperuntukkan bagi: a. Orang yang mengalami masalahdalam hal perkemihan. b. Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin. c. Orang dengan pemasangan kateter yang relative lama d. Klien dengan inkontinentia urin.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR 1. TUJUAN 1.1 Melatih klien untuk melakukan BAK secara mandiri. 1.2 Mempersiapkan pelepasan kateter yang sudah terpasang lama. 1.3 Mengembalikan tonus otot kandung kemih yang sementara waktu tidak ada karena pemasangan kateter. 1.4 Mengembalikan pola kebiasaan berkemih 2. RUANG LINGKUP Indikasi dilakukan pada : 1.1 Orang yang mengalami masalahdalam hal perkemihan. 1.2 Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin. 1.3 Orang dengan pemasangan kateter yang relative lama. 1.4 Klien dengan inkontinentia urin. 3. ACUAN Perry, Potter. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. 2006. EGC: Jakarta Kusyati, Eni. Keterampilan dan Prosedur Laboraturium. 2004. EGC: Jakarta. Nursalam. Asuhan Kpeerawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. 2006. Salemba Medika: Jakarta 4. DEFINISI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR 4.1 Bladder training (melatih kembali kandung kemih) ialah tindakan yang bertujuan untuk mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengluaran air kemih. 5. PROSEDUR 5.1 Tanggung jawab dan wewenang. 5.1.1 Bagian akademik sebagai penanggung jawab pembelajaran {Coordinator mata pelajaran KMB 1 yang bertanggung jawab dalam pengelola ketercapaian prosedur terapi oksigen. 5.1.2 Pembimbing praktik pendidkan dan lahan yang bertanggung jawab dalam membimbing dan menilai ketercapaian pelaksanaan. 5.1.3 Prosedur tindakan setiap peserta didik secara objektif baik di laboratorium maupun lahan praktik. 5.2 Pelaksanaan 5.2.1 Pastikan kebutuhan klien untuk dilatih bladder training. 5.2.2 Persiapan pasien dan keluarga 5.2.2.1 Sampaikan salam (lihat SOP Komunikasi Teurapetik). 5.2.2.2 Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan 5.2.3 Persiapan alat Jam Air minum dalam tempatnya Handscoon Arteri Klem Kassa 5.2.3.1 Catatan perawatan persiapan lingkungan : jaga privacy klien dan ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. 5.2.3.2 Perawat mencuci tangan. 5.2.3.3 Jelaskan prosedur 5.2.4 Tahap Kerja.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR 5.2.4.1 Tingkat masih dalam kateter : Prosedur 1 jam : a. Cuci tangan b. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200cc dari jam 07.00 s.d jam 19.00. setiap kali habis diberi minum kateter di klem c. Kemudian setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 08.00 s.d jam 20.00 dengan cara klem dibuka d. Pada malam hari (setelah jam 20.00) kateter dibuka (tidak diklem) dan klien boleh minum tanpa ketentuan sepeti pada siang hari. e. Prosedur tersebut diulang untuk hari berikutnya sampai program tersebut berjalan lancar dan berhasil. Prosedur 2 jam : e. Cuci tangan. f. Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d, jam 19.00. Setiap kali habis diberi minum kateter klem. g. Kemudian setiap 2 jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 09.00 s.d, jam 21.00 dengan cara klem kateter dibuka. h. Pada malam hari (setelah jam 20.00) katete dibuka (tidak diklem) dan klien boleh minum tanpa ketentuan seperti pada siang hari. i. Prosedur tersebut diulang untuk hari beikutnya sampai program tesebut bejalan lancar dan berhasil. 5.2.4.2 Tingkat bebas kateter prosedur ini dilaksanakan apabila prosedur 1 sudah berjalan lancar selama 3-7 hari : a. Cuci tangan b. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam 07.00 s.d, jam 19.00, lalu kandung kemih dikosongkan c. Kemudian kateter dilepas

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR d. Atur posisi yang nyaman untuk klien, bantu klien untuk konsentrasi BAK, kemudian lakukan penekanan pada area kandung kemih dan lakukan pengosongan kandung kemih setiap jam dengan menggunakan urinal atau komode e. Berikan minum terakhir jam 19.00, tidakboleh diberi minum sampai jam 07.00 pagi untuk menghindari klien dari basahnya urine pada malam hari f. Beri tahu klien bahwa pengosongan kandung kemih selanjutnya dijadwalkan setiap 2 jam sekali, apabila ada rangsangan BAK sebelum 2 jam klien diharuskan menahannya 5.2.5 Tahap Terminasi. a. Alat- alat dibereskan b. Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan tindakan c. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan d. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya e. Beri reinforcement sesuai dengan kemampuan klien. f. Mengakhiri kegiatan dengan salam g. Mencuci tangan 5.2.6 Dokumentasikan hasil tindakan. Catat urin dan atau bladder kosong. 6. Pengendalian/Pemantauan 6.1 Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditanda tangani. 6.2 Dokumentasi laporan asuhan keperawatan. 6.3 Format penilaian pemberian terapi bladder training telah ditanda tangani dan diberi nama jelas instruktur yang menilai dan peserta didik yang bersangkutan. 6.4 Pedoman penilaian kompetensi. 7. Dokumentasi 7.1 SOP No... tentang mencuci tangan. 7.2 SOP No...tentang komunikasi terapeutik.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR 8. Pengesahan Disusun Oleh : Disusun Oleh : Diperiksa Oleh: Disetujui dan disahkan Oleh: Tim Mata Ajaran : Tanggal : Unit Akademik : Tanggal : Ketua Pengelola : Tanggal :

Daftar Pustaka Diakses rabu 2 maret 2014 dari kasa-habibi.blogspot.com posingan Rabu, 25 Februari 2009. Kusyati, Eni. Keterampilan dan Prosedur Laboraturium. 2004. EGC: Jakarta Nursalam. Asuhan Kpeerawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. 2006. Salemba Medika: Jakarta Perry, Potter. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. 2006. EGC: Jakarta